Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Derajat Infeksi Malaria Falsip Arum Pada Sediaan Darah Tepi Dengan Derajat Beratnya Penyakit Secara Klinis
Hubungan Derajat Infeksi Malaria Falsip Arum Pada Sediaan Darah Tepi Dengan Derajat Beratnya Penyakit Secara Klinis
1ry*+99
Oleh
MUHAMMITS FAFIT
9&120058
t'
''
'l
D au.lrtx.
adantg
-r
2AA2
.,$A'DIAA!{, .?ffiAg
'
SiPsi
Oleb,:
i:,.
i,.i,!: -
DS
'Bf Sf,f
MUHAMMAD.TADIL
NBP:98120058
:
retabAiii.i
unr+$6s
Ifarna
tiralryrye .Fa&ult*'K4oktero
rcarg44g1rsgryl9fm ' t. ;, :;.;.;..,
Jab*r*
Anegp-f*II
,
,.
,Tanda.fanpnr:
ABSTRACT
THE RELATION OF FALSIFARUM MALARIA INFECTIOUS DEGREE
ON PERIPHE,RAL SMEARWITH CLINICAL SIGNS OT'MAI.ARIA
DECREE
Bv
ltluhammad Fadil
Malaria is the most founded infectious disease in tropical area, causes 12,5 million death annually. Plasmodium falsiparum is responsible for this dea&
which causing severe malaria.
The Cross-sectional shrdy was performed
on
as falsiparum
maluia
in February, March and April 20A2, selected by simple random sarrpling method,
to know the relation of frlsipanrm malaria infectious degree on peripheral smsr
by counting the amount of parasites, with clinical signs of malaria degree basd
on WHO's preferences. Data were taking from medical record and conformed
straightly to parasite count data in Pamsitologlr Laboratory of Medical School,
University of Andalas.
There were three groups classified according to parasite count, low grade
malaria (43,7W, mitldle grade malaria (46,9/s\, and high grade malaria tgA%r.
Patients with severe ane,nia complications 3,la/a, with hyperpyrexia 6,37o, with
aware less 16%. Patients with sweating
fever
is
59,4o/o.
ABSTRAK
HUBUNGAT{ DERAJAT INFEKSI MALARIA FALSIPARUM PADA
tropik
ini
disebabkan
inap bagipn penyakit dalam RSUP dr.M. Djamil yang terdiagnosa malaria
falsiparum selama bulan Februari, Maret dan April sebanyak 64 sampel dipilih
dengan metode simple random sampling, untuk mengetahur hubungan antara
derajat infeksi malaria falsipanrm pada sediaan darah tepi msnurutPdrasite count
dengan beratrya penyakit secira klinis berdasarkan
yang diperlukan diambil dmi status pasien dan dikonfirmasikan dengan hitmg
pmasit di Laboratorium Parasitologi FK.UNAND.
Berdasarkan parasite count
o/o.
Va'
dengan
penunrnan kesadaran 16%. Kriteria demarn pasien dengan ciri berkeringat muncul
pada 48 sampel
(75'/t
infeksi malaria falsiparum pada sediaan darah tepi dengan beratnya penyakit
secara klinis, terbukti dangan didapatkannyaYJ
.3,84.
KATA PENGANTAR
Bi smill ahirralrm anirrahim
ini
II sekaligus penasehat
akademik,
memberikan
2.
iii
ffi,
Hj Rismawati
Yaswir Sp.PK dan Ibu Dra. Hasmiwati M.Kes, selaku tim penguji
skipsi ini.
4.
Pak
Papa dan lnama tercinta atas segala nasehat, dorongan dan do'a yang
Teman terbaik yang pernah ada, John, Mia, Udin, Tataw, Dimas,
Miya, Niman, Najib, Beben, Riri, Pail, Yopi, Irwan, Roza, Et, Romi,
Yani, Uci, Wahyu, Ajo, teman teman angkatan 98, pengunts BEM dan
atas
Ibu dr. Hj Erly, Pak drg. Mustafa, Ibu dr. Eryanti, Ibu DR. Justicia,
Bapak DR. dr. Rusdi Aziz, terima kasih atas perhatian, bimbingan,
kritikan, saran dan pertemanan yang bapak dan ibu berikan pada saya,
Insya Allah saya takkan pernah lupa dan akan berusaha unfuk menjadi
lebih baik laei di masa yang akan datang.
Pak Mas, Bu Emi, Ni Nur, Ni Mar, Bu Rat, Da Mon, Pak Udin, PaIi
Ambo,
lv
atas segala bantusr dan perlakuan khusus yang telah diberikut kepada
sala-
keterbarasan yangilnmlis ndtiki. Untuk inr penulis mohon saran dan *ritikan yang
- besarnS'a
kepadakita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
........
ABSTRAK
KATAPENGAI.{TAR...
DAFTAR ISL..
ABSTRACT
ii
.....'1.:....:.' iii
vr
viii
DAFTARTABEL
BAB
I PENDAHULUA}i
l.l.Latar Belakang
Masalah
l.3.TujuanPenelitian
l.4.Manfaat Penelitian
l.2.Rumusan
BAB
II TINJAUA}{
.'..."""
PUSTAKA
2.1.Malaria
2.1.1.Pengertian...
2,1.2.Sejarah
Geogafik
2.1.5.DaurHidup.......
2.1.6.Caralnfeksi...
2.1.7.Diagnosis......
2.l.4.Distribusi
2.2.Malaria Falsiparum
2.2. l .Ptasmodium falsiPanrm
vl
I
".'.'..'.'
.'..."
BAB
III
2.2.3.Malaria Berat
13
15
l8
METODE PENELITIAN
3.l.Desain Penelitisn
18
18
l9
l9
3.4.
3.4.
2l
3.4.2.Natdan Bahan
?t
IV
HASIL PENELITIAN
BAB
DISKUSI
))
23
BAB
19
24
29
33
6.l,Kesimpulan ...
33
6.2.Saran
34
DAFTAR KEPUSTAIi{A}I
35
LAMPIRAN
39
DAFTARRIWAYAT HIDUP
40
vii
DATTAR TABEL
Halaman
count
*:
Tabel IV.2 Distribusi frekuensi sampel menurut Hb
Tabel IV.3 Distribusi frekuensi sampel menurut suhu
Tabel
IV.l Distribusi
kesadaran
demam
25
25
26
26
27
prasite
kriteriawH0
27
vltl
BAB
PENDAHULUAT{
1.1. Latar
Betakang Masalah
!fia
j*a
hanya 200 orang akan terinfeksi oleh Plasrnodium, dan krnang lebih 100 orang
akan memperlihatkan gejala klinis khas malaria, sedangkan yang menjadi malaria
benthanya2Yo2"
di
menimbulkan hiperparasitemia
dan
perkembangan komplikasi-komplikasi
sistenrik yang serius. Peiryakit ini me,mpunyai gffinbaran klinis ymg luas dan
sesuai dengan pola organ yang terinfeksi4. WHO, menetapkan kriteria diagnosa
malaria berat yaitu adanya satu atau lebih komplikasi sebagai berilqri
muntah-
nnrnteh pada terapi peroral dan hemoglobinuria pada penderita dengan benfift
rsdsual
P.
falciparums.
ffirdiatas
pdasit per tahun malaria di pulau Jawa dan Bali pada ahun 1997 iatah 0,120 I
1000 penduduk, sedangkan diluar pulau Jalra parasite rate (PR) atau persentase
@ufuk
tertenfi
tetap
tinggi yaitu 4,78olo pada tahun 1997, tidak banyak berbda dengan PR tahrn 1990
(4,S4@.SpesiesyangterbanyakdirjumpaiadalahP.falcilnrumdanvivus.
Di propinsi
Sumatera Barat
Kesehatan Tahun
Bua tahm
ftoe
malmiometrik Sumatera
(SPR) atau persentase sediaan danh yang positif 28,4o/o, dari 7058 sediaan
II
trmg , diikuti
9/l
orangT.
yaitt
itterus ditambah
ikterik
36,8Vo,
malria
ikterik dengan komplikasi lain36,9a/o, malaria serebral 21pyo dan malaria dengm
gagal grnjal akut 20,67o. Mortatitas malaria berat selama tahun 1998 di RSUP
Manado adalah ll,4yo,sdangkan tahrm 1995 ialah 15,87o3.
fal cipnrm
atau resiste,n
obaf
itu
melahrkan penilaian menyehnuh pada setiap kasus malaria. Salah satu ptrtrlefer
porilaian malaria adalahparasite count atau hitung jenis parasite.
dengan
13. Tujuan
Penelitian
13.1. Umum
Mengetrhui jumlah parasit dalam darah pada pasien rawat inap
RSUP DR. M. Djamil Padang, yang terdiagnosa malaria falsiparun
13.2. Khusus
a'
pada
1.4. ManfaatPenelitian
Dengan penelitian ini diharapkan
aee
ber*
sedinimungfuin
2.
sehingga penanganamira
3.
4.
BAB
II
TINJAUAN KEPUSTAKAAI{
Ll.
Malarh
Ll.L. Pengsrtian
Malaria berasal dari bahasa Italia yaitu "Mel Aere = udara buruk
dffih
bad
prakntn
Cruci&ids,
gerws plasmodium.
Finl
dengan
?'J'J. Seiarah
Sejarah ditemukannya siklus hidup malaria dimulai oleh Laveran
pada
Sdaifilya
6 Cdli
ahuo 1880
pada
di Al
IEgl-1898
filannrm
H@ prasit
mi
termg
tahun 1947-1953 oleh Garnham, shst, Malmos, covell dan shute, dengm
mengrrraikan siklus eksoeritrositik dali. berbagai spesies plasmodium pada
jaringan hati manusial2
p.
vivax, p. malariae,ilaa
d;y1i
tribas
anopheles (Ross, 19f37). Dari sekitar 400 spesies nyamuk anopheles tslah
ditemukan
67
ditmukan di Indonesial
2.1.4. Distribusi
24
diantaranya
3.
eografi
peiryebran malaria adalah 64u lintang utara (Rusia) dan 32o lintang selatan
(Argcdina)..
diirnpai
adarah p.
falciprum
dan
p. vivax. p.
56"
Tenggara Timurs
siklus hidup semua spesies parasit malaria pada manusia adalah sam4
yaitu mengalami shdium-stadium
vmg bspindah dari vektor nyamuk ke manusia
dan kembali ke nyamuk lagi. Terdiri dari siklus seksual (sporogoni) yang
berlangsung pada nyamuk arnplwles, dan siklus aseksual yang berlangsung pada
manusia yang terdiri dari fase
2.1.6. Cara
Infelsi
Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dm bukan
alamiah-
arnpheles.
b. Penularan
ialah:
2. Penularan
janln sunuk
ali pusar
secaf,a mekanik
pencandu obat bius yang menggrmakan janrm suntik yang tidak steril.
(P.
yang sakit malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala Hiniss.
2.1.7. Diagnosis
Diagnosis malaria sebagaimana penyakit pada umumnya didasarkan pada
manifestasi
seringkali tidak kha$ dan menyerupai pe'lryakit infeksi lain tdsnam dmgo",
demarn tifoid) sehingga menyulitkan para klinisi untuk mendiagnosis malaria
dengan mengnndalkan pffigamaan manifestasi klinis saja, untuk
itu diperlukm
P. folciparum\
l.
terakhir ini dikembangkan sidik DNA de,ngan berbagai teknik mulai dari DNA
lengkap (entire genome probe) sampai porymemse chain Reaction
@cR) yang
sangat sensitif sehingga dapat mende,teksi pototrgan DNA parasit plasmodiumzs.
dm
berkomplikasi, diketahui
atanr
estivoautummal2s.
deng;an
P falciparum
2 laomatin mti
(double
ditenrukan skizon dalam darah tepi hal ini merupakan anda malaria berat. Bentuk
gametositnya sangat
dengan
Hb berupa bintik merah kasar dalan sitoplasma eritosit terinfeksi yang disebut
btntikMaurert6-
tanpa
klinik
dan
11
s$rnrra
40t.
gejala
walaupun
tztt. G"jul.
menjadi berat dan diikuti kelainan paru
malaia
oatuk)
dikelinrkan de,ngnn influenza" hepatitis, gnogguan
ini
sering
tinbul
t2
kadang tidak teraba. Pembesaran hati jugn sering dijurrpai, bahkan pada malaria
di
juga dapat terjadi sebagai komplikasi malaria falsipanrm. Pada urinalisis dijumpai
albuminuria granular dan cast hiaka urin klorida reirdah walaupun tidak
dehidrasi, ini menuqiukkan adanya ganggun fungsi tubulusr?'l8.
Anemia sering terjadi mulai dari iler4jat ringan sempai berat, hemolisis
jarang terjadi dan kasus dengan demanr kurcing hitam jarang dilaporkan. Anemia
biasanya normositik dan sumsum tulang normoblastik Leukope,nia biasanya
staditln ase*sual. WHO menebpkan kriteria diagnosa nalilia benat yaitu adanya
satu atau lebih komplikasi sebagai berikut
a.
b.
c.
d.
(delirirn,
stnpor, koma)
gf&
13
f-
Gagal glnjal akut, kadar kreatinin serum > 3,0 g/dl, urin kgrang
<lz
ml,rlcg
dari,m
BB pada anak-ad
g.
h.
i.
3fC
j.
hipertermia;
k.
Asidemia (pH
I'
mmovl)
m. Diagnosa post-mortem
n. Syok, hipotsmflJ'E
15
a'5.
interaksi yang kompleks anmra antigen parasit yang bervariasi dan mudah
berubah, dengan reqpon imun individu2e. interaksi
patologis. Sejumlah
frktor seeerti
dampak
t4
untnk mendapatkan diagnosa yang tepat dan penanganan yang akurat. Walaupn
demikian keterlambatan penderita tiba di RS yang mampu melalcukan penanganan
malaria berat merupakan frktor yang penting jugn. Mortalibs malaria bsrat
tergantung dari jenis organ dan jumlah organ yang terlibat dalam komplikasi.
Cangguan kesadaran yang dalam, peningkatan respirasi (> 35 :r/menit), asidosis,
gagal ginjal, hipoglikemia dan admya leukositosis me,nrpakan faktor utama yang
l0,sYo, dengan
47
terkena
mortalitas 88,9o41e.
2.2.4.
IJiprpa rasitemia
Hubungan antara tingkat parasitemia dan mortalitas akibat malaria
falsipanrm pertama kali dilaporkm oleh Field dan Niven- Mortalitas dilaporkan
meningkat pada parasitemia 100.0001pL dan bila parasitemia 500.000/pL maka
angka kematian mencapai 50o/or5. Tingkat parasitemia dapat digunakan untrk
menilai berabya penyakitl5'2O. Meskipun demikian, pada daerah endemis malaria,
pmasitemia yang
tingg sering
Dilain pihak terdapat kasus kematian akibat malmia dengan tingkat parasitemia
ini
l5
burukI.
dengan
ialah
50o1o
(kecuali
di
bila
daerah
di
hipoglikemia dan gagal respirasi akut dalam beberapa jam. Adanya perdaratran
16
ini disebabkan
admya
l7
BAB
III
METODtr PENELTTIAN
3.1. Dcsain
Penclitial
deskiptif korelatif. Penulis nelalqukan observasi dah pada suatu periode t,fiffhl
kemudian data yang didapat dianalisis hubungan anttra satu keadaan dengan
keadaan lainnya berdasadan toori.
Sampl Penelitian
ini
adalah pasien
malaria falsiparum dari bagian penyakit dalam RSUP dr. M. Djamit Padang pada
dimbil berdasartm
No= 4P.q
Nr=
Ns
1+No/N
:
p :
No
jilo
o/
/o
q:
L :
Nr :
100%-p
derajat ketepa'tan yang dipergunakaa lazimnya 5 7o
jilnlah
18
N:
jumlahpopulasilo
Didapatkan
ro-
a.
Sediaan darah tebal adalah tetesan damh pada kaca objek yang dilebarkan
dm
dffiat
pada sediaan
b.
Sediaan darah tipis adatah tetesan darah pada kaca objek yang dilebmkan
dengan objek lain setipis mungftin sehingga penyebaran erifrosit dapat
ditihat denganjelas.
c.
Hitung parasit atavpa msi te count terbagi dua yaitu, menghitung jumlah
parasit yang dapat dilihat pada sediaan d31'ah tbal per 200 leukosit dmt
menghitung jumlah parasit yang dapat dilihat pada sediaan darah tipis
pu
1000 eritrosit.
d. Klasifikasi
19
per 1 lapangan
25
jumlah leukosit
lapangan setara de,ngnn 10 leukosit dan dikalikm dengan
normal rat*rata,yainr 800025. Maka dengAn dernftian metoda semikuantitatif dapat diinterpretasikan kedalam
htuk
kuantitatif.
keloryo{yaiar:
berat : ++-Fl,.ffi
setara dengan
>88m parasit/pl
2A
a.
April
b.
Mikroskop binokuler
c. Mioyak emersi
d.
Stopwatch
f.
g.
h.
sampel yang
tspilih
pe,mbesaran 10
2.
Hitung
jais
X 100,
3.
jmlah
21
4.
untuk mengetahui
leukosif6.
6.
wHols
Penelitian dilalilkm pada bulan Mei srmpai bulan Juni 20a2, dengan
status pasien
fa*?t inap bagian penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil dan data
April
2002.
22
3,7.
Teloik Anatisis
squffre
DatN
ffia
deirgan
rntr*
diaan
hi-
ffii
23
BAB
IV
IIASIL PDNELITIAN
korelmif longitudinal tertadap pasien fawat inap bagim petryakit dalam RSUP
dr.M. Djamil selama bulan Februari, Maret dan April sebanyak 64 sampel, unttrk
mengetahui hubnmgan antara dCIajat infeksi malaria falsiparum pada sediam
darah tepi menurut parasite count dwgAn beramya penyakit secara klinis
berdasarkm laiteria WHO"
di
sebanyak
5lS %
WHO unttft malaria berat yainr }Ib, Suhg, lama dan laiteria de'maq peilrurun
kesadaran, dan qplenomegnli.
pada tabet
IV.l
falsipom
Tabel
IV.l. Disfrtusi
Derajat Infeksi
Malaria Falciparum
Ringan
Sampel
Frekuensi (f)
28
Prosentase (%o)
Sedang
30
Brd
46,875
9,38
Jumlah
&
100^00
43,75
kriteriaWHO
Tabel IV.2 Di$fibusi frekuensi sanrpel menurut Hb
Sampei
Frekuensi
{f}
Prosentase (%)
96,875
3,125
100,00
62
Dmi tabel IV.2 tslihat hanya 2 Q,l25W saja yang menderita anerria beraf,
denganHb<7.1 grldl.
2s
pada tabel IV.3 dapat dilihat frekuensi sampel dalam Hasifikasi beratnya
wHo.
Frekuensi
60
Berat
62s
ffi
100.00
Jumlah
Sampel
(fl
Prosentase
93,75
(oi)
6,25% )
da
koma
Tabel IV.4 Distribusi frekuensi sampel menurut penufunan kesadaran
Beratnya penyakit Malaria
Falciparum secara klinis
Tidak brdt
Berat
5'.7
Frosentase (%)
84
16
Jumlah
&
100.00
Pada tabel
Sarnpel
Frekuensi
{fl
pasie'n
16 %
26
mengnlmi
Pada tabel IV.5 terpapar data frekuensi lriteria demam yang diderita
pirsirl-
Kriteria demam
(fl
Prosentase {7o)
38
59,375
75
Terus menerus
48
20
Hilang timhl
Turun naik
Menggrgil
Berkeringd
Pada tabel
312s
21375
l4,t)6
t4
bervariasi, bahkan untuk kategori malaria dongan pryebab spesies yang sam4
periode demaro pun tidak bisa menjadi acuan lagi. Namun demam dengan ciri
berkeringat muncul pada 48
(75
o/o
sampel.
Tabel IV.6 Uji Kemaknaan Hubungan Derajat Infeksi h{alria Falsiprum pada
Sediaan Darah Tepi menurut Parasite Count de,ngan neratnlra Pryakit Ssara
Klinis Berdasarkan Kriteria WHO
Kriteria
Malaria Berat
\rms
\
Kriteria
MalariaTidak
Jumlah
Berd
Laboratoris
Ringan
SedangiBrat
25
28
36
53
&
Jumlah
11
Didapatkan
28
X2 :1,6
27
Berdasarkan
tabllzx}
o/omal<a didapatkm
dengan derajat kepercayaan 95
maka dapat ditarik kesimputan bahwa tidak teda@ hubrmgan yang befinakna
antara derajat infeksi
28
alarah
tpi
dengnn bcafnya
BAB V
DISK['SI
Tujuan penelitian Cross-Sectional ini adalah rmtuk mengetahui hubungan
anttra derajat infbksi malaria falnprum pada sediaru da.ah tepi menurut hitung
parasit ataa parasite count dengan bera6ya poyakit scara kiinis berdasa*an
laiteria WHO. Gotd staruisrd unnrk menegakkan diagrcsis mairia sampai sa6
tepi dan
berdasarkan
pengamatan peneliti beberapa bulm yang dimulai pada awal tahun ini, permintaan
meningkat.
Sampel yang digunakan dalam penelitian
bagtan penyakit daiam RSUP dr. M. Djamil yang terdiagnosa malaria fuisiparun
dari bulan Februari sampai de,ngan bulan April 2002dipilih dengro metode simple
randam sompling. Data -data yang diperlukan diambil dari status pasieo daa
dikonfirmasikan dengan hitung parasit di LaboratoriumParasitologi FK.UNAND.
29
lpl.
Dari tabel IV.2 terlihat hanya 2 (3,125W saja yang me'nderita anemia
berat, dengan Hb < 7.1 grldl. Tabel IY.3 menunjulkan bahwa
terdapat
4(
diatas 39
6,25ah
og
),
da1gl
64 sampel
malria berat
suhu
berdasarkas lsiteria
IVHO. Suhu yang diarnbil adalah suhu pasien ketika prtama kali masuk rumah
sakit. Pada tabel IV.4 dapat dilihat, ? orang pasien
kesadaran, sisanya
16 o/")mengalami penunman
59,37 5 %
Uji
dengnn pe'nyebab
malilia
(75 % ) smpel
dan meirggigil
) sampel.
chi-squtre menunjukkan
hgbrmgan yang
dim
dffih
tpi
Hal ini menraparkan dugaan yang tua; bahqa tsrdryd multi faktor
mempe,nguuhi patofisiologi dm perke,mbang& penyakit
yang
vivo.
Pada penelitian ini, kriteria
30
jika terdapat
sahl
pada
atau lebih komplikasi dm faktor penyulit dari laiteria yang dipaparkan
ber*'
yang bermakna. Mungkin hal ini disebabkan 3 lsiteria ini tidak mewakili kritria
yang lain, atau dengan tidak menghiraukan kriteria lain berarti menghilangkan
kemungkinan penegakan diagnosa untuk malaria beraf pada mmpel sehinggn
seharusnya
saja.
interaksi yang kompleks antara antigen parasit yang bervariasi dan mudah
berubah, dengan respotr imun individu2n. inte"aksi
palaria bera( .
derajat infeksi malaria fatsipmnn pada sediaan darah tepi dengan beratnya
penyakit secara klinis selain didugn disebabkan karena kurang menyeluruhnya
pendataan yang diambil sesuai dengan laiteria malaia berat WHO, mungkin juga
3l
@a
rumah sakit saja nemun tidak memantau secaxa keseltnuhan dari perjalaom
penyakit sipasien.
32
BAB
VI
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilalarkan pada pasien rawat inap di Bagian
Penyakit Dalam RSUP
falsiprum pada bulan Februari sampai dengan April 2002, dapat disimpulkan
bahwa:
l.
2. Berdasarkan
4.
5.
Derajat infeksi malaria falsiparum pada sediaan darah tepi menurut parasrte
count tidak berbanding lurus dengan kriteria Hinis malaria berat menunrt
hemoglobin, suhu dan penunrnan kEsadarm'
33
6J"
$ran
Berdasadru pmgit*m
sebagai
inf
pslu dipsrhatikan
Utm Bettfu,yain:
smra klini
s herdasarkan
Z.
N4dslqrkao
pelitian
prasite carrl
dengan beratnya
kiffiia
menyelurft dari prbffi ma$ft rumah salft saryai puleg, dengan dffiikisn
variabel- variabel penggnn$r dapat disingkirkan-
3. Menyarankan kryda $hak rumab sakit agar membenahi dan menaa rekam
medik agar lehih trkordioir dengan baik sehingga populasi dao sanpel yang
didapaCkan lebih rqresenCmif se,xrai dengnn mgka kqiadianysg seUenarnya
agar mmeriksakao
falsipruq
34
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1.
seYere
3.
4.
5.
Warrell DA, Clinical features of malaria. In: Gilles HM, Warrell. DA (Eds)
Brucs Chwatt's essential malariolory, 3rdkl, Edward Arnold, Great Britain,
1993,37 -48.
6.
1.
Djohar
I,.
1990.
8.
dari:
10.
kesehatan
3s
-*
12. Nugroho
13. Wemsdorfer
14. Takken
15. WHO, Mataria action progatn. In: Severe md complicated Malaria. Traasc.
of the royal of Tropical Medicine and hygtene, 1990, 84 ( Suppl. 2):31 -3216. Shute GT, The microscopic diagnosis of malaria. In: Gregor M, Wernsdorfer
WH (Eds) Malaria principles and practice of malariolory. Volume I, Churchill
Living Stone, London, 1988 : 781 - 813.
18. Harinasuta
19.
2000:8:151-165.
20. Silamut K, White N.J. The relation of the stage of parasite, development in the
peripheral blood to prognosis in severe falcipartrm Malaria. Trans. R. Soc.
Trop. Med. Hyg. 1993; 87 .436 - M3.
21. Gilles HM. Diagnosis of Malaria" In: Management of severe and complicated
malaria. World Health Organization, Geneva l99l :39-46.
Dolin R" (
EW, Allen SD, Blood and tissue parasite. h : eolour atlas and
textbook of diagnostic microbiolory, fourth editicn. TB Lippincott Company,
1992:926 -930.
23. Koneman
36
24. Harijanto PN, Rotty L . Penurunan parasitemia pada diagnosa kasus malaria
berat dengan pengobatan tambahan transfusi ganti. Makalah Lengkap
KOPAPDI X, Padang, 1996.
25. Pribadi
26. Purwaningsih
27. Cohen S, Lambert PH, Malaria. In: Cohen S, Wrre,n KS (eds), Immunolory
28. Mmcial
1355"
37
(', (t
o
q c) (o
\t) o)o
N s
t.
(o
q c!
3 o
$
l--
z:l
00
t-
o)
f.-
(o
r.r)
(t)
f.-
N
ce
$
8u
ut<
F3
60
<a
EJ
<I
o-(J
6]
(\t
33
e.)
(! 6t
@l (o (o
lr,l ro (n
I
4Z
au
<:
(ot ro (o
N] N tN] c{ t!.
r.-
1&s
1u.tZ
c)
tf)
m:l
E <Y
c4
?g*
-r <o
As
=H
^t
+l
a\l
\l
t[I
-l
ltl
Al,.r
TI
fiY
2i
Ful
<(L
3f
ruf
ok
zd
<uJ
oc$
zt:)<
rs
fo-r
;H
xz
z9
f;H
Y
f
ol
vl
t^]
il
><
N
I
c..l
ct)
o?
r? ca
N
c.i
cti
ul
i
o
UJ
I
c! N
oq
qJ
c\t c\l
oq oq
oq
I
q.
N F F N
f
uJ
o
E
o
o
q o
..t cj o,
(')
rJ)
co c(
(D
C{
C{
._t
:l:!'r
WARNTWAYATHIDUP
i,.:
!!:
' +1'
:-.
t,sqa
TEmpatltans$l
libir
M&ryad
Fadil
Agatna
Nama OrangTna
Islan
Ayah
Ibu
: Yardek
BA
Riwayat Fendidikan