You are on page 1of 16

A.

Pengertian Laba ditahan


Laba ditahan (retained earnings) adalah laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai
dividen tetapi diakumulasikan selama masa usaha perusahaan dan dilaporkan pada bagian
kekayaan bersih atau ekuitas dalam neraca. Laba ditahan digunakan untuk investasi kembali
dalam bisnis atau untuk melunasi kewajiban keuangan dan bisa bersaldo negatif jika terjadi
kerugian.
Rumus laba ditahan adalah:
Laba ditahan awal periode +/ laba/rugi periode berjalan dividen yang dibayarkan =
laba ditahan akhir periode
Sumber dasar laba ditahan (laba yang ditahan untuk digunakan dalam aktivitas bisnis)
adalah laba dari operasi. Pemegang saham menanggung resiko terbesar dalam operasi
perusahaan dan memikul setiap kerugian atau mendapat keuntungan dari aktivitas
perusahaan. Seiap laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham akan menjadi
tambahan ekuitas pemegang saham.
Laba bersih = sumber laba + setiap kegiatan yang bersifat meniadakan + hasil dari
pos-pos luar biasa dan tidak biasa. Semua hal itu dapat menambah laba bersih yang
kemudian meningkatkan laba ditahan.
Transaksi Yang Memenuhi Laba Ditahan:
Laba Ditahan
Laba bersih

Rugi bersih

Penyesuaian

periode

Penyesuaian periode sebelumnya

sebelumnya (koreksikesalahan)

(koreksi

perubahan tertentu pada prinsip

perubahan tertentu pada prinsip

akuntansi.

akuntansi.

Dividen tunai atau dividen skrip

Penyesuaian

kesalahan)

akibat

dan

kuasi

reorganisasi

Dividen property

Dividen saham

Beberapa

transaksi

saham

treasuri

B. Kebijakan dan Legalitas Dividen

Kebijakan Deviden
Penentuan jumlah deviden yang tepat yang harus dibayarkan merupakan keputusan

manajemen yang sulit. Perusahaan yang membayar deviden secara ekstrim enggan untuk
mengurangi devidennya karena tindakan ini akan dipandang negatif oleh pasar sekuritas.
Adapula alasan utama yang menyebabkan sangat sedikit perusahaan yang membayar
deviden dalam jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara legal antara lain:

Persetujuan atau kontrak obligasi dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atas
bagian laba, dalam bentuk aktiva guna membentuk proteksi tambahan terhadap
kemungkinan kerugian.

Beberapa hukum perseroan negara bagian masyarakat bahwa laba yang ekivalen
dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai deviden.

Keinginan untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai deviden guna
membiayai pertumbuhan atau ekspansi.

Keinginan untuk memperlancar pembayaran deviden dari tahun ke tahun dengan


mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan
akumulasi itu untuk membayar deviden dalam tahun-tahun yang buruk.

Keinginan untuk membentuk pelindung terhadap kemungkinan kerugian/kesalahan


dalam kalkulasi laba.

Legalitas Deviden
Legalitas dividen hanya dapat ditentukan dengan melihat hukum negara bagian yang

berlaku. Terdapat tiga klasifikasi untuk tujuan perbandingan pembagian deviden kepada
pemiliknya:
1. Kelompok terbesar mengijinkan pembagian deviden kepada pemegang saham selama
perusahaan berada dalam keadaan tidak insolven.
2. Kelompok kedua mengikuti baik Revised Model Business Corporation tahun 1984
maupun pelarangan pembagian yang mirip dengannya yaitu perusahaan harus solven
dan pembagian tidak boleh melebihi nilai wajar aktiva besih.
3. Negara bagian lainnya menggunakan berbagai larangan campuran yang terdiri dari
pengujian solvensi dan neraca atas likuiditas dan risiko.

Untuk menghindari pembagian yang ilegal atas aktiva perusahan kepada pemegang
sahm hukum perseroan negara bagian yang relevan harus dipelajari dan meminta nasehat
hukum.
Kondisi keuangan dan Pembagian Deviden
NERACA
AKTIVA

$ 500.000

MODAL SAHAM

$ 400.000

$ 500.000

LABA DITAHAN

$ 100.000

PABRIK

$ 500.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan likuiditas

NERACA
KAS

$ 100.000

KEWAJIBAN

$ 60.000

LANCAR
AKTIVA

$ 460.000

MODAL SAHAM

$ 400.000

$ 560.000

LABA DITAHAN

$ 100.000

PABRIK
$ 500.000
$ 560.000
KETERANGAN : neraca yang menunjukan kas tetapi modal kerja minimal

C. Bentuk-bentuk Dividen

Dividen Tunai
Dewan direksi menetapkan untuk penyusunan pengumuman dividen kas. Setelah

persetujuan resolusi, dewan megumumkan dividen. Sebelum membayar itu, bagaimanapun,


perusahaan harus menyiapkan daftar pemegang saham saat ini. Untuk alasan ini, biasanya ada
jeda waktu antara pengumuman dan pembyaran.
Dividen kas ,menurut para ahli:
Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham, perusahaan
memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash
dividen (M. Munandar, 1983: 312).
Perusahaan hanya berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut
mengumumkan akan membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang

namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh
perusahaan sendiri atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang
dipilih perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan
pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia (Arief Suaidi, 1994:
230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman
adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen
tersebut.
Pada intinya sendiri, pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan, karena
pembayaran biasanya dilakukan dengan segera, maka biasanya disebut sebagai kewajiban
lancar. Ayat jurnal berikut ini diperlukan untuk mencatat pengumuman dan pembayaran
hutang dividen tunai.

Contoh:
Roadway Freigh Corp, pada tanggal 10 Juni mengumumkan dividen tunai sebesar 50
sen per saham atas 1,8 juta lembar saham yang dibayarkan tanggal 16 Juli kepada semua
pemegang saham yang tercatat per 24 Juni.

Ayat Jurnal:
Pada tanggal pengumuman (10 Juni)

Laba Ditahan (Dividen Tunai yang Diumumkan)

$ 900.000a

Hutang Dividen

$ 900.000
Pada tanggal pencatatan (24 Juni)

Tidak ada ayat jurnal


Pada tanggal pembayaran (16 Juli)
Hutang Dividen

$ 900.000

Kas

$ 900.000

( $0,5 x 1,8 juta lembar saham)

Dividen Properti
Dividen dibayarkan dalam aset perusahaan selain kas disebut dividen properti atau

dividen dalam bentuk barang. Dividen properti mungkin dapat berupa barang dagangan, real
estate, investasi, atau bentuk apapun yang dewan direksi tetapkan.
Pembagian dividen berupa barang tentu lebih sulit dibanding pembagian dividen
uang. Perusahaan melakukannya karena uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi
4

saham perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila
jumlahnya cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan turun,
sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi, 1994 : 233).
Ketika dividen properti diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai
wajar properti yang akan dibagikan, dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian
sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku property pada tanggal pengumuman.
Dividen yang diumumkan kemudian dapat dicatat sebagai debet ke Laba Ditahan (atau
Dividen Properti yang diumumkan) dan kredit ke hutang Dividen Properti pada jumlah yang
sama dengan jumlah wajar property yang akan dibagikan. Pembagian dividen ini dilakukan
dengan mendebet Hutang Dividen Properti, dan akun yang berisi aktiva yang dibagikan
(ditetapkan kembali pada nilai wajar) dikredit.

Contoh:
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam
bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti tanggal 12
Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari 2013 kepada pemegang saham yang
tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman, sekuritas tersebut memiliki nilai
wajar Rp 200.000,000.
-

Ayat Jurnal:

Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)


Unrealized Holding Gain or LossKerugian

Rp. 100.000.000a

Investasi ekuitas
Laba ditahan

Rp. 100.000.000
Rp. 200.000.000

Utang dividen properti

Rp. 200.000.000

Tanggal distribusi (22 Januari 2013)


Utang dividen properti
Investasi ekuitas

Rp. 200.000.000
Rp. 200.000.000

(a Rp. 300.000.000 Rp 200.000.000)

Dividen Likuiditas
Dividen selain didasarkan pada saldo laba kadang-kadang digambarkan sebagai

dividen likuidasi. Istilah ini menyiratkan

bahwa dividen tersebut daerah pengembalian

pemegang saham, investasi daripada keuntungan. Dengan kata lain, dividen tidak didasarkan

pada pendapatan mengurangi jumlah disetor oleh pemegang saham dan oleh karenanya itu
disebut liquidating dividend.
Menurut M. Munandar, (1983: 314) Liquidating Dividen adalah dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham, dimana sebagian dari jumlah tersebut
dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba (Cash Dividen), sedangkan sebagian lagi
dimaksudkan sebagai pengembalian modal yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para
pemegang saham ke dalam perusahaan tersebut.

Contoh:
McChesney Mines Inc., menerbitkan dividen kepada para pemegang saham biasanya
sebesar $1.200.000. Pengumuman dividen tunai itu menyatakan bahwa $ 900.000 harus
dipertimbangkan sebagai laba dan sisanya merupakan pengembalian modal. McChesney
Mines mencatat dividen sebagai berikut:

Ayat Jurnal:
Pada tanggal pengumuman

Laba Ditahan

$ 900.000

Tambahan Modal Disetor

$ 300.000

Hutang Dividen

$ 1.200.000
Pada tanggal pembayaran

Hutang Dividen
Kas

$ 1.200.000
$ 1.200.000

Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran

kepada para pemegang saham sebanding dengan saham yang dimilikinya.


Perusahaan kadang-kadang mengeluarkan dividen saham. Dalam hal ini, perusahaan
mendistribusikan aset. Setiap pemegang saham mempertahankan persis bagian proporsional
yang sama dalam perusahaan dan total nilai buku yang sama setelah masalah perusahaan
dividen saham atau deviden saham diterbitkan.

Contoh:
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai pari Rp 200 dan
laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen dividen saham,

maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang saham.
Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka pencatatannya adalah:

Ayat Jurnal

Tanggal Pengumuman
Laba Ditahan

Rp 60 juta

Saham biasa yang dapat didistribusikan

Rp 40 juta

Agio saham biasa

Rp 20 juta

Tanggal Distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan

Rp 40 juta

Saham Biasa

Rp 40 juta

Berikut ini adalah pengaruh dividen saham kecil sebesar 10%. Disini menggambarkan
bahwa total ekuitas pemegang saham tidak berubah sebagai hasil dari dividen saham, dan
proporsi total saham beredar yang dipegang setiap pemegang saham juga tidak berubah.

Sebelum dividen diumumkan:


Modal saham, 1.000 lembar, nilai pari $100
Laba ditahan
Total ekuitas pemegang saham

$ 100.000
50.000
$ 150.000

Hak Pemegang saham:


A. 400 saham, hak 40%, nilai buku

$ 60.000

B. 500 saham, hak 50%, nilai buku

75.000

C. 100 saham, hak 10%, nilai buku

15.000
$ 150.000

Setelah pengumuman tetapi sebelum pembagian dividen saham 10%:


Jika nilai wajar ($130) digunakan sebagai dasar untuk ayat jurnal:
Modal saham, 1.000 lembar pada nilai pari $100
Saham biasa yang dapat dibagikan, 100 lembar pada nilai pari $100
Agio saham
Laba ditahan ($50.000 - $13.000)
Total ekuitas pemegang saham

$ 100.000
10.000
3.000
37.000
$ 150.000

Setelah pengumuman dan pembagian dividen saham 10%:


Jika nilai wajar ($130) digunakan sebagai dasar untuk ayat jurnal:
Modal saham, 1.000 lembar pada nilai pari $100

$ 100.000

Saham biasa yang dapat dibagikan, 100 lembar pada nilai pari $100

10.000

Agio saham

3.000

Laba ditahan ($50.000 - $13.000)


Total ekuitas pemegang saham

37.000
$ 150.000

Hak Pemegang saham:


A. 400 saham, hak 40%, nilai buku

$ 60.000

B. 500 saham, hak 50%, nilai buku

75.000

C. 100 saham, hak 10%, nilai buku

15.000
$ 150.000

D. Pemecahan Saham

Definisi Pemecahan Saham


Pemecahan saham atau stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi

lembar lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah
perlembarnya secara proporsional. Tujuan di lakukan pemecahan saham adalanh untuk
menjaga harga pasar saham agar tidak terlalu tinggi sehingga saham nya lebih memasyarakat
dan lebih banyak di perdagangkan.
Dengan pemecahan saham pemegang saham harus menukarkan saham dengan saham
baru yang memiliki nilai nominal lebih rendah. Sebab jika batas waktu penukaran yang di
tetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai nomnal lama tidak bisa di perdagangkan di
bursa.
Hal-hal berikut perlu di ketahui oleh pemegang saham/investor sehubungan dengan
pemecahan saham:
1. Rasio Pemecahan Saham,Perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama
misalnya rasio 2:1 artinya dua saham baru di tukar dengan satu saham lama.
2. Tanggal Terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa.
3. Tanggal di mulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa
4. Tanggal terakhir di lakukan penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.

5. Tanggal di mulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru, dan


distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam.rekening efej perusahaab efek
(Bank Kustodian)
Pengaruh pemecahan saham terhadap kerja saham di bursa akan di koreksi sesuai
dengan rasio dari pemecahan saham atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai
nominal yang lama.
Rumus:
FAKTOR KORELASI = SAHAM LAMA : SAHAM BARU

HARGA TEORITIS = FAKTOR KORELASI x HARGA SAHAM LAMA PADA NILAI


AKHIR

Secara matematis apabila rasio pemecahan saham di ketahui, maka akan dapat di
hitung berapa faktor koreksinya dan akhirnya harga yang akan terjadi secara teoritis dapat di
ketahui, jika harga teoritis tersebut di ketahui, maka investor dapat memprediksi berapa
kisara harga awwal hari pertama perdagangan dengan nominal baru.

Jenis Pemecahan Saham

Jenis pada pemecahan saham dibagi menjadi dua, yaitu:

Split Up

Split Down

Split Up
Pemecahan saham yang mengakibatkan peningkatan jumlah saham yang beredar
dengan cara mengurangi nilai saham tersebut. Rumus yang digunakan:
a/b x harga nominal
b/a x jumlah lembar saham
Ket:
a= perbandingan terkecil
b= perbandingan terbesar

Contoh:
Seandainya satu lembar saham dengan nilai pari Rp. 5 dipecah menjadi 2 lembar
saham dengan nilai pari Rp. 2,50. Diketahui jumlah lembar saham sebesar 800.000 lembar.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
2/1 x 800.000 = 1.600.000 lbr
x Rp. 5 = Rp. 2,5,-

Tabel 4-3 Pemecahan Saham 1 Menjadi 2


Sebelum

Sesudah

Saham Biasa
(Rp. 5 x 800.000 lbr)

Saham Biasa
Rp. 4.000.000

Tambahan:

(Rp. 2,5 x 1.600.000 lbr)

Rp. 4.000.000

Tambahan:

Modal

Rp. 2.000.000

Modal

Rp. 2.000.000

Laba Ditahan

Rp. 14.000.000

Laba Ditahan

Rp. 14.000.000

Total Modal Sendiri

Rp. 20.000.000

Total Modal Sendiri

Rp. 20.000.000

Terlihat bahwa yang berubah adalah nilai pari dan jumlah saham yang beredar,
sedang nilai semua rekening tidak berubah. Pemecahan saham atau alternatif deviden saham
persentase besar biasanya dimaksudkan untuk mengurangi nilai pasar per lembar saham
biasa. Tujuan yang prinsip adalah menempatkan saham tersebut dalam perdagangan yang
lebih populer sehingga menarik lebih banyak pembeli. Perusahaan jarang dapat memelihara
kas deviden per lembar saham yang sama, antara sebelum dan sesudah pemecahan saham.
Kemungkinan, pemecahan saham dapat meningkatkan deviden efektif kepada para
pemegang saham. Sebagai contoh, perusahaan memberi deviden Rp. 2,- per lembar saham
sebelum pemecahan saham. Setelah pemecahan saham, perusahaan memberi deviden Rp. 1,2
per lembar saham. Seorang pemegang memiliki 100 lembar saham sebelum pemecahan
saham, menerima deviden Rp. 200,-. Setelah pemecahan saham, dia akan menerima deviden
sebesar Rp. 1,2 x 200 = Rp. 240,- setiap tahun.
Split Down
Split down atau reverse split adalah kebijakan menurunkan jumlah lembar saham
dengan cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikit dengan
penambahan harga nominal per lembar secara proposional. Rumus yang digunakan:

10

b/a x harga nominal


a/b x jumlah lembar saham
Ket:
a= perbandingan terkecil
b= perbandingan terbesar

Contoh:
Seandainya 2 lembar saham dengan nilai pari Rp. 2,5 dipecah menjadi 1 lembar
saham dengan nilai pari Rp. 5. Diketahui jumlah lembar saham sebesar 800.000 lembar.
Adapun perhitungannya sebagai berikut:
1/2 x 800.000 = 400.000 lbr
2/1 x Rp. 5 = Rp. 10

Tabel 4-3 Pemecahan Saham 2 Menjadi 1


Sebelum

Sesudah

Saham Biasa

Saham Biasa

(Rp. 2,5 x 800.000 lbr) Rp. 2.000.000

(Rp. 5 x 400.000 lbr)

Tambahan:

Tambahan:

Rp. 2.000.000

Modal

Rp. 2.000.000

Modal

Rp. 2.000.000

Laba Ditahan

Rp. 14.000.000

Laba Ditahan

Rp. 14.000.000

Total Modal Sendiri

Rp. 18.000.000

Total Modal Sendiri

Rp. 18.000.000

Perbedaan Pengaruh Pemecah Saham dan Dividen Saham


Tabel ini merupakan membandingkan pengaruh dari berbagai jenis dividen dan

pemecah saham terhadap berbagai unsur laporan keuangan:


Dampak
pada

Pengumuman
dividen kas

Pembayaran
dividen kas

Laba ditahan

Berkurang

Modal
saham
Agio saham

Pengumuman dan distribusi


Dividen
saham kecil

Dividen saham
besar

Share split

Tetap

Berkuranga

Berkurangb

Tetap

Tetap

Tetap

Bertambahb

Bertambahb

Tetap

Tetap

Tetap

Bertambahc

Tetap

Tetap

11

Jumlah
ekuitas
Working
capital
Jumlah aset

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Berkurang

Tetap

Tetap

Tetap

Jumlah
saham
beredar

Tetap

Tetap

Bertambah

Bertambah

Bertambah

Ket:
a
Harga pasar
b
Nilai par/dinyatakan
c
Nilai lebih harga pasar dengan nilai par

E. Penyajian Laba ditahan


Pencatatan laba ditahan hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar dapat diketahui
sumber masing-masing modal. Dalam Neraca jumlah laba ditahan terdiri dari dua golongan
rekening yaitu:
1.

Laba ditahan yang masih bebas

2.

Laba ditahan yang sudah mempunyai tujuan penggunaan

Perhitungan laba ditahan adalah laba bersih dikurangi deviden yang dibagikan. Laba
ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan peningkatan laba perusahaan pada tahun
mendatang. Laporan ini digunakan investor untuk menilai usulan kebijakan manajemen
perusahaan mengenai deviden. Pembagian deviden yang merupakan hak pemegang saham
yang diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) biasanya tidak dibagikan
seluruhnya, tetapi sebagian digunakan kembali untuk berinvestasi. Sebagian yang digunakan
untuk berinvestasi inilah menjadi laba ditahan perusahaan. Semakin besar laba ditahan
perusahaan akan semakin besar aset perusahaan, dan dapat dikatakan perusahaan tersebut
sehat.

Contoh Kasus:
Buatlah laporan laba rugi langkah ganda untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Agustus 2010, dengan menyimpulkan laba per saham. Dalam menghitung laba per saham,
diasumsikan rata-rata jumlah saham biasa yang beredar adalah 45.000 dan dividen untuk
saham preferen adalah Rp9.000.000. Diasumsikan bahwa laba atas penyerahan tanah

12

merupakan pos luar biasa. Buatlah laporan laba ditahan untuk dua bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Agustus 2010 serta neraca per 31 Agustus 2010.
Data Jawaban:

13

Jawaban:

14

15

DAFTAR PUSTAKA

Kieso,Donald E ,dkk.2007. Akuntansi Intermediate, Jilid 2 Edisi Keduabelas. Erlangga


http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-macam-macam-dividen.html, diakses pada
tanggal 6 November 2014.
http://wahyutatag89.blogspot.com/2013/06/ekuitas-pemegang-saham-laba-ditahan.html,
diakses pada tanggal 9 November 2014.
http://kamusbisnis.com/arti/laba-ditahan/, diakses pada tanggal 9 November 2014.
http://ayumegadarmaberlianlestari.blogspot.com/2013/07/pemecahan-saham-split-stock.html,
diakses pada tanggal 7 November 2014.
http://prodimanajemen.wordpress.com/2013/04/02/07-pajak-penghasilan-laporan-laba-rugi/,
diakses pada tanggal 8 November 2014.
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/.../AK2-Pertemuan-3-Ekuitas.pptx,
diakses
pada
tanggal 10 November 2014.

16

You might also like