Professional Documents
Culture Documents
SOSIALISASI
OLEH :
DAVID A. MANDALA
SISWANTO
SUBHAN
R. KHOIRIATUL
RAHAYU BUDI UTAMI
RIDAWATI SULAIMAN
TOPIK
: TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA
SOSIALISASI
1.
TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f. Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok
sosialisasi
2.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di R-Mawar dan Melati serta
berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai
masalah utama menarik diri (5 dari 8 klien kelolaan). Dari fenomena tersebut
kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik
sosialisasi.
3.
LANDASAN TEORI
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada
berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan
saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi
dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif
dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai
respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama,
hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses
tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk
KRITERIA KLIEN
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang
5.
KARAKTERISTIK KLIEN
1. Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada,
aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan
orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah :
Menarik Diri
2. Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
sikap tubuh agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan
aktifitas, selalu di tempat tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah :
Menarik Diri
3. Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat.
Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung
jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah :
Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain
4. Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai
pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik
Diri
PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan
kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan
dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan
tempat kegiatan
7.
2. Tempat
: Di Ruang Mawar
3. Waktu
4. Lama Kegiatan
-
Penutup (5 menit)
5. Jumlah peserta
: 8 orang
PENGORGANISASIAN
Leader : David A. Mandala
Co-Leader
: Siswanto
Fasilitator
: Subhan
R. Khoiriatul
Rahayu Budi Utami
Observer
9.
: Ridawati Sulaiman
METODE DAN MEDIA
Metode
Media
10.
1. Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
b. Mampu
memotivasi
anggota
untuk
aktif
dalam
kelompok
dan
memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
4
11.
PROSES PELAKSANAAN
1. Perkenalan dan pengarahan
a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di
depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan
klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Pembukaan
a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat
tinggal
b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan
berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika
klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila
ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan
dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk
leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan
memulai permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama musik masih
berbunyi para fasilitator mengedarkan kotak dari fasilitator satu ke fasilitator
berikutnya. Bagi fasilitator yang memegang kotak pada saat musik dihentikan,
fasilitator
diminta
untuk
memperkenalkan
diri,
dan
menyampaikan
6. Penutup
ANTISIPASI MASALAH
1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan
memberikan motivasi oleh fasilitator
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan
alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali
mengikuti permainan
3. Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien
tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada
klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka
13.
DENAH RUANG
Keterangan :
1.
F = Fasilitator
= Observer
X = Leader
= Co-Leader
O = Klien
14.
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator
dan 2 observer
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c. Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik
d. Tersedia kotak kecil
e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
d. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak mengikuti
intruksi, ekpresi wajah cerah, berani kontak mata)
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien
lain/perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat)
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat/klien lain)
DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC,
Jakarta 1995.
10
2. Penutup
a. Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada
klien
b. Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai
3. Evaluasi
a. Evaluasi Input
-
Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1 orang, co leader 1
orang, fasilitator 3 orang, observer 1 orang dan dibantu oleh 1 orang
perawat ruangan, operator tape dan kaset dirangkap oleh co leader
Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan baik dan kursi
Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang sesuai dengan
kriteria terapi aktivitas kelompok sosialisasi
b. Evaluasi Proses
-
11
aktivitas
kelompok
sosialisasi
diminta
mengungkapkan
c. Evaluasi Output
Setelah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April
1999 dengan 7 klien yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut :
-
d. Evaluasi Umum
Keberhasilan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang
Mawar terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas
tempat pelaksanaan TAK yang cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan
tersedia, gerakan sederhana, irama musik ceria, mudahnya mencari klien
12
sesuai kriteria dan hubungan saling percaya perawat klien yang sudah terbina.
Sedangkan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi meliputi : terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh
karena klien ingin mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang
telah dipilih tidak bisa mengikuti kegiatan karena menyelesaikan tugasnya.
13