You are on page 1of 14

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SOSIALISASI

OLEH :
DAVID A. MANDALA
SISWANTO
SUBHAN
R. KHOIRIATUL
RAHAYU BUDI UTAMI
RIDAWATI SULAIMAN

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDOENESIA


PROGRAM STUDI S 1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002

TOPIK
: TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA
SOSIALISASI
1.

TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain dalam suatu kelompok
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan
d. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f. Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok
sosialisasi

2.

LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di R-Mawar dan Melati serta
berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai
masalah utama menarik diri (5 dari 8 klien kelolaan). Dari fenomena tersebut
kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik
sosialisasi.

3.

LANDASAN TEORI
Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada
berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan
saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi
dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif
dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai
respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama,
hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518).
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses
tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk

mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan


sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.
Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon
lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya
diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain
4.

KRITERIA KLIEN
1. Klien menarik diri yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
3. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
5. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
6. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang

5.

KARAKTERISTIK KLIEN
1. Nn. E, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada,
aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan
orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah :
Menarik Diri
2. Nn. H, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
sikap tubuh agak miring bila berjalan, suka menyendiri, malas melakukan
aktifitas, selalu di tempat tidurnya, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas dilakukannyajika ada motivasi dari perawat. Masalah :
Menarik Diri
3. Nn. N, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain bila terlambat minum obat.
Sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat, mempunyai tanggung
jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah :
Menarik Diri, resti menciderai diri dan orang lain
4. Ny. S, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai
pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan
perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Menarik
Diri

5. Nn. L, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai


komunikasi, tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah :
Menarik Diri.
6. Nn. E.S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu mengambil
dan membagikan makanan, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina
hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah : harga diri rendah
7. Ny.S, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol
halusinasi sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk
berhubungan, mampu memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik
Diri, Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
8. Nn. R, penampilan bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak
kacau, waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk
berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Waham,
Menarik Diri
6.

PROSES SELEKSI
1. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan
2. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien shari-hari dan
kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan
3. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan
dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya
4. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan
tempat kegiatan

7.

URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


1. Hari /Tanggal

: Jumat, 7 Mei 2002

2. Tempat

: Di Ruang Mawar

3. Waktu

: 16.00 s/d 16.50 WIB

4. Lama Kegiatan
-

Perkenalan dan pengarahan (5 menit)

Role play (5 menit)

Permainan dan diskusi (25 menit)

Evaluasi (10 menit)

Penutup (5 menit)

5. Jumlah peserta

: 8 orang

6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien

a. Klien dapat melakukan permainan


b. Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan
c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan
pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain
d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan
8.

PENGORGANISASIAN
Leader : David A. Mandala
Co-Leader
: Siswanto
Fasilitator

: Subhan
R. Khoiriatul
Rahayu Budi Utami

Observer
9.

: Ridawati Sulaiman
METODE DAN MEDIA

Metode
Media
10.

: Role Play dan Diskusi


: Tape Recorder , Kaset Dangdut, dan kotak kecil
URAIAN PEMBAGIAN TUGAS

1. Leader
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
b. Mampu

memotivasi

anggota

untuk

aktif

dalam

kelompok

dan

memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
4

11.

PROSES PELAKSANAAN
1. Perkenalan dan pengarahan
a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)
b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di
depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan
klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Pembukaan
a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat
tinggal
b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan
berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika
klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila
ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan
dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk
leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan
memulai permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama musik masih
berbunyi para fasilitator mengedarkan kotak dari fasilitator satu ke fasilitator
berikutnya. Bagi fasilitator yang memegang kotak pada saat musik dihentikan,
fasilitator

diminta

untuk

memperkenalkan

diri,

dan

menyampaikan

pengalamannya yang paling menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk


menanggapi dan mengajukan pertanyaan.
4. Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia.
Selanjtnya bermain sesuai dengan role play diatas
5. Evaluasi
a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
b. Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c. Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan

6. Penutup

a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah


mengikuti permainan
b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang
mengikuti permainan
12.

ANTISIPASI MASALAH
1. Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan
memberikan motivasi oleh fasilitator
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan
alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali
mengikuti permainan
3. Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien
tersebut bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada
klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka

13.

DENAH RUANG

Keterangan :
1.
F = Fasilitator
= Observer
X = Leader
= Co-Leader

O = Klien

14.

KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator
dan 2 observer
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c. Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik
d. Tersedia kotak kecil
e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
d. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
b. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi non verbal : bergerak mengikuti
intruksi, ekpresi wajah cerah, berani kontak mata)
c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien
lain/perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat)
d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai)
e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat/klien lain)

DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999.
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC,
Jakarta 1995.

LAPORAN APLIKASI THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


DENGAN TOPIK SOSIALISASI
OLEH KELOMPOK V
DI RUANG MELATI DAN MAWAR
Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pada pukul 17.00 WIB dan
klien sudah siap mengikuti terapi aktivitas kelompok. Hal ini dimungkinkan karena
therapist telah melakukan kontrak dengan klien sehari sebelumnya secara jelas dan
adanya hubungan saling percaya yang sudah terbina antara perawat dan klien.
Dari rencana terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang ditujukan kepada delapan
klien ternyata pada pelaksanaannya satu orang klien tidak dapat megikuti terapi.
Namun ada satu klien baru dengan masalah menarik diri dengan sengaja
diikutsertakan oleh perawat di ruangan. Adapun klien yang diobservasi hanya tujuh
orang.
IMPLEMENTASI
1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Menyiapkan lingkungan : menggeser tempat tidur sehingga ruangan tampak
luas untuk terapi bermain, mengatur kursi, menyediakan tape recorder.
b. Memperkenalkan diri
c. Menyebutkan tujuan
d. Menjelaskan peraturan permainan
e. Menghidupkan tape recorder
f. Role play oleh fasilitator
g. Memimpin dan memfasilitasi permainan : permainan dilakukan selama + 20
menit.
h. Melakukan ekpresi perasaan selama 10 menit, posisi duduk berjajar di kursi
masing-masing, perawat berdiri di depan klien dipimpin oleh leader dengan
kegiatan sebagai berikut :
-

Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti therapi aktivitas kelompk


sosialisasi

Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya


dan memberikan tanggapan terhadap apa yang telah diungkapkan klien
lain

Memberi kesempatan klien untuk memberikan usulan atau saran tentang


terapi aktivitas kelompok sosialisasi

10

2. Penutup
a. Leader mempersilahkan klien untuk beristirahat dan membagikan snack pada
klien
b. Leader menjelaskan bahwa terapi aktivitas hari ini telah selesai
3. Evaluasi
a. Evaluasi Input
-

Tim berjumlah enam orang yang terdiri dari leader 1 orang, co leader 1
orang, fasilitator 3 orang, observer 1 orang dan dibantu oleh 1 orang
perawat ruangan, operator tape dan kaset dirangkap oleh co leader

Lingkungan memenuhi syarat luas, cahaya dan ventilasi cukup, lantai


tidak licin dengan suasana tenang namun ceria.

Peralatan : tape dengan kaset dangdut berfungsi dengan baik dan kursi

Klien : tidak ada kesulitan dalam memilih klien yang sesuai dengan
kriteria terapi aktivitas kelompok sosialisasi

b. Evaluasi Proses
-

Leader dibantu oleh co leader menjelaskan aturan main dengan jelas

Fasilitator menempatkan diri di sela-sela klien dan aktif memotivasi klien


yang kurang aktif dan diam

Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk


mengamati jalannya aktivitas kelompok, menetap pada posisi tertentu
sehingga observer dapat mengawasi secara keseluruhan jalannya
permainan yaitu observer berada diantara klien dan para fasilitator

Kronologis pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi sebagai


berikut :
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dimulai pukul 17.00 WIB dengan
rencana peserta 8 orang namun 1 orang tidak mengikuti dengan alasan ada
pekerjaan yang harus diselesaikan. Satu orang klien diikutkan tanpa
rencana awal sehingga total klien tetap 8 orang namun yang diobservasi
hanya 7 orang klien. Lima menit dilakukan role play dengan diiringi
musik dangdut. Sesuai dengan rencana.permainan dilakukan dalam 25
menit namun permainan berlangsung hanya 20 menit karena klien
mengeluh kelelahan. Selama dalam proses kegiatan ada 1 orang klien yang
keluar dalam permainan tetapi kembali lagi setelah dimotivasi yaitu : Nn E
keluar sementara, meminta izin ke fasilitator setelah ditanya alasannya
klien mengatakan ingin mengisi air dikamar mandi,setelah dimotivasi

11

klien mau ikut lagi kegiatan seperti semula.


Ekspresi perasaan selama 10 menit dipimpin oleh leader yang didampingi
oleh co leader. Kelompok klien duduk dimasing-masing kursi yang telah
disediakan sambil menikmati snack didampingi oleh 3 orang fasilitator.
Peserta

aktivitas

kelompok

sosialisasi

diminta

mengungkapkan

perasaannya menyampaikan kesan dan pendapatnya setelah mengikuti


permainan tadi yaitu :

Klien M, saat diminta mengungkapkan perasaannya klien mengatakan


senang, gembira, lupa dengan masalah dan mengungkapkan harapan
agar kegiatan seperti ini dilakukan sesering mungkin.

Nn.L, mengungkapkan perasaannya selain merasa gembira ia dapat


berkenalan dengan teman-teman dalam satu kelompok.

c. Evaluasi Output
Setelah melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada tanggal 30 April
1999 dengan 7 klien yang diamati didapatkan hasil sebagai berikut :
-

80% klien dapat mengungkapkan komunikasi non verbalnya, bermain


mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, ekpresi wajah ceria, tertawa
lepas

100% klien dapat mengikuti komunikasi secara verbal : menyebutkan


nama lengkap dan panggilan, mengungkapkan perasaan dengan kelompok
maupun secara pribadi, menyebutkan hobynya dan melaksanakan perintah
permainan

80% klien dapat meningkatkan kemampuan dalam kelompok : mengikuti


kegiatan dari awal sampai akhir, ikut berpartisipasi dalam kelompok dan
ikut mengungkapkan perasaannya, memberikan tanggapan dan applaus
terhadap klien lain

80% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya :


klien mau berinteraksi dengan perawat, dengan klien lain, melakukan
kegiatan bernyanyi

d. Evaluasi Umum
Keberhasilan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi di ruang
Mawar terjadi karena adanya beberapa faktor pendukung yang meliputi : luas
tempat pelaksanaan TAK yang cukup memadai, ventilasi cukup, peralatan
tersedia, gerakan sederhana, irama musik ceria, mudahnya mencari klien

12

sesuai kriteria dan hubungan saling percaya perawat klien yang sudah terbina.
Sedangkan hambatan yang ditemui selama pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok sosialisasi meliputi : terpaksa mengikutsertakan 1 orang klien oleh
karena klien ingin mengikuti kegiatan tersebut, sedangkan satu orang yang
telah dipilih tidak bisa mengikuti kegiatan karena menyelesaikan tugasnya.

13

You might also like