Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan
colare yang artinya merembes. Secara umum dapat dinyatakan sebagai
proses dimana obat yang sudah halus diekstraksi dalam pelarut yang cocok
dengan cara melewatkan perlahan-lahan melalui obat dalam suatu kolom.
Perkolasi dilakukan dalam wadah silindris atau kerucut (perkolator), yang
memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan ekstraksi yang
dimasukkan secara kontinu dari atas mengalir lambat melintasi jamu yang
umumnya berupa serbuk kasar. Hasil ekstraksi berupa bahan aktif yang
tinggi, ekstraksi yang kaya ekstrak. Dengan demikian keuntungan perkolasi
adalah pemanfaatan jamu secara optimal serta memerlukan waktu yang
singkat (Ansel, 1989; Voight, 1994).
Bentuk percolator ada 3 macam yaitu percolator berbentuk tabung,
percolator berbentuk paruh, dan percolator berbentuk corong. Pemilihan
percolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan di sari.
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan
yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah,
sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.
b. Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk salutran
tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler
tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan
batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan kosentrasi.
Ukuran perkolator yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jumlah
bahan yang disari. Jumlah bahan yang disari tidak lebih dari 2/3 tinggi
perkolator. Perkolator dibuat dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain
yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau cairan penyari.
Perkolator dilengkapi dengan tutup dari karet atau bahan lain, yang
berfungsi untuk mencegah penguapan. Tutup karet dilengkapi dengan
lubang bertutup yang dapat dibuka atau ditutup dengan menggesernya. Pada
beberapa perkolator sering dilengkapi dengan botol yang berisi cairan
penyari yang dihubungkan ke perkolator melalui pipa yang dilengkapi
dengan keran. Aliran perkolator diatur oleh keran. Pada bagian bawah, pada
leher perkolator tepat di atas keran diberi kapas yang di atur di atas sarangan
yang dibuat dari porselin atau di atas gabus bertoreh yang telah dibalut
kertas tapis.
Keuntungan perkolasi adalah tidak memerlukan langkah tambahan
yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah
kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi
sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.
II.2 Uraian Tanaman
A. Klasifikasi Tanaman (Dalimartha, 2006) :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Urticales
Famili
: Moraceae
Genus
: Artocarpus
Spesies
: Arthocarpus integra
B. Morfologi
Pohon Arthocarpus integra memiliki tinggi 10-15 m. Batangnya
tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun Arthocarpus
integra tunggal, berseling, lonjong, memiliki tulang daun yang menyirip,
daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5
cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga
nangka merupakan bunga majemuk yang berbentuk bulir, berada di
ketiak daun dan berwarna kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah
dengan tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada di batang baru di
antara daun atau di atas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika
masak, oval, dan berbiji coklat muda (Heyne, 1987).
II.3 Uraian Bahan
1. Alkohol (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi
: Aethanolum
Nama Lain
: Etanol, alcohol
RM / BM
: C2H6O / 46,07
Rumus Struktur
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
Kegunaan
Penyimpanan
BAB III
METODE KERJA
III.1
III.1.1 Alat
Gelas ukur
Bejana silinder
Neraca Ohaus
Selang infus
Sendok tanduk
Wadah Kaca
Wadah Stainless
III.1.2 Bahan
Alkohol 70 %
Daun nangka
(Arthocarpus integra)
III.2
Sekat berpori
Lakban hitam
Tissue
Cara Kerja
Dimasukkan sampel ke
dalam bejana silinder
Dimasukkan cairan
penyari ke dalam
bejana silinder
BAB V
PENUTUP