Professional Documents
Culture Documents
dan
mesin, kesalahan ini bisa menyebabkan adanya kerugian finansial yang terus
menerus selama proses tersebut berjalan, dan berakhir bila proses
dan
mesin tersebut diganti dengan alternatif lain yang lebih efisien. Oleh karena
itu pada bab ini akan dipelajari bagaimana membuat perencanaan kerja
terkait dengan penentuan Proses dan Mesin.
A. Kompetensi Dasar
Mampu membuat suatu perencanaan kerja untuk pembuatan benda kerja
sesuai dengan gambar kerja (engineering drawing) dengan format production
routing.
B. Indikator
Dapat membuat perencanaan kerja untuk pembuatan benda kerja sesuai
dengan gambar kerja (engineering drawing) dengan format production
routing.
C. Manfaat
o Mahasiswa akan dapat membuat perencanaan kerja dengan memilih
proses, mesin dan alat bantu yang diperlukan untuk membentuk benda
yang akan dikerjakan.
o Mahasiswa akan dapat menghitung kelonggaran (Allowance) dan
effisiensi waktu Kerja
o Mahasiswa
akan
memiliki
dasar-dasar
ilmu
sebagai
seorang
kontraktor.
6.1 Gambar Kerja
Sebagaimana dijelaskan dalam BAB 3, fungsi gambar kerja secara umum
memberikan informasi kepada
produk sesuai dengan yang dikehendaki pihak perancang dengan cara yang
efektif dan efisien.
Dari gambar kerja (Gambar 6.1 Komponen Landasan), seorang
perencana dengan segala pengetahuannya tentang proses pembentukan
.
Gambar 6.1 Komponen Landasan
boring mill
DT ST 100%
60 D
E 1
( DT ST )
60
D
DT ST
60 D
E 1 p %
dengan:
E
DT
ST
MT
1 P %
Contoh:
Hitunglah Allowance, Effisiensi kerja, dan standard time apabila diketahui
Down time selama satu hari kerja DT= 70 [min/hari]
Setting time selama satu hari kerja ST= 16 [min/hari]
Machining time per unit MT= 15 min/unit
Perhitungan:
Allowance
Allowance
DT ST 70 16
60 D
60 8
0,18
Effisiensi kerja
E 1
70 16
60 8
0,82
Standard time
STT
MT
15
18,29
1 P% 1 0,18
Product
: Alat Pemeras Jeruk
Prepared by : Ageng Setyanugraha
Oper.
NO
Operation Description
10
Cut To Lenght16x104x104
20
Facing 6 sides
100x100x12
30
40
PRODUCTION ROUTING
Part : Landasan
Date : 13 Oktober 2011
Auxiliary
Equipment
Machine
Power hack
saw
Vertical Milling
Machine
Engine Lathe
Drilling
Machine
Setting
time
16
hari
70
unit
0,18
(18%)
15
Standard
time
min
unit
18,29
Untuk Oper. No 20, 30, dan 40 perhitungan setting time, Down time, allow, mach. time, dan standard time ditetapkan sendiri.
Catatan: Untuk pembentukan produk di atas dapat juga diselesaikan dengan mengganti Oper. No. 30 dan 40 dengan 1 operasi
yang menggunakan CNC Milling, sehingga urutan proses menjadi 3 nomor operasi (10, 20, dan 30), namun ini sengaja tidak
dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami penggunaan mesin-mesin konvensional (sebagaimana dibahas dalam
BAB 5) secara lebih mendalam.
6.3 Rangkuman
6.3.1 Production Routing
Production Routing (Tabel 6.1) memuat kolom-kolom sebagai berikut: Nomer
Operasi (Operation Number), Deskripsi Operasi (Operation Description),
Mesin (Machine), Alat Bantu (Auxilary Equipment), Waktu Setting (Setting
Time), Waktu Nganggur (Down Time), Waktu Pemesinan (Machining Time),
dan Waktu Standard (Standard Time). Production Routing ini boleh diubah
sesuai dengan kebutuhan karena ini bukan sesuatu yang sifatnya sakral.
6.3.2 Kelonggaran (Allowance) dan Effisiensi waktu Kerja:
Kelonggaran dan effisiensi waktu kerja dapat dihitung dengan menggunakan
rumus-rumus yang secara matematis dituliskan sebagai berikut:
DT ST
Allowance
60 D
DT ST
60 D
MT
1 P %
6.4 Evaluasi
1) Hitunglah Allowance, Effisiensi kerja, dan standard time apabila diketahui
Down time selama satu hari kerja DT= 75 [min/hari]
Setting time selama satu hari kerja ST= 24 [min/hari]
Machining time per unit MT= 18 min/unit
2) Tentukan urutan deskripsi operasi pembentukan, mesin yang digunakan,
auxiliary equipment, dan production routing untuk gambar 009 dan 015
tersebut di bawah ini (untuk sementara Setting time, Down time, allowance
time, machining time, dan standard time diabaikan).