You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ortodonti telah berkembang pesat berkat pengalaman ortodonti dalam
pencapaian hasil yang optimal. Semakin berkembang ortodontik, semakin banyak
pula orang yang mencari pertolongan untuk memperbaiki posisi gigi mereka yang
tidak teratur. Maloklusi atau ketidakteraturan gigi pada lengkung rahang
merupakan masalah bagi beberapa individu karena bisa menyebabkan problem
fungsi mulut, gangguan sendi temporomandibula, pengunyahan, penelanan dan
bicara (Susilowati, 2007).
Pengertian Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi
lengkung geligi (rahang) diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi
juga bisa merupakan variasi biologi sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada
bagian tubuh yang lain, tetapi karena variasi letak gigi mudah diamati dan
menggangu estetik sehingga menarik perhatian dan memunculkan keinginan
untuk melakukan perawatan (Mavreas, 2008).
Kebanyakan pasien memerlukan perawatan orotodontik untuk memperbaiki
estetik muka dan geligi yang bisa diperoleh bila gigi-gigi terletak teratur dalam
lengkung geligi yang menjadikan muka pasien menyenangkan. Susunan geligi
yang teratur dalam lengkung geligi tetapi bila insisivus atas maupun bawah dalam
keadaan proklinasi menyebabkan muka yang tidak menyenangkan. Dengan
adanya gigi-gigi yang terletak baik dalam lengkung dan juga hubungannya dengan
lengkung geligi antagonis memberikan fungsi yang lebih baik daripada gigi yang
tidak teratur. Hasil perawatan ortodontik harus menjamin bahwa letak gigi-gigi
sesudah perawatan ortodontik akan stabil dan tidak cenderung terjadi relaps. Hal
ini dapat dicapai dengan menempatkan gigi-gigi sesuai dengan ketentuan dan
mempunyai hubungan yang baik dengan gigi antogonisnya (Susilowati, 2007).
Dalam melakukan perawatan ortodontik, seringkali diperlukan penambahan
ruang untuk mengatur gigi-gigi yang malposisi, sehingga setelah perawatan, gigi

dapat tersusun dalam lengkung yang baik. Pelebaran dengan alat ekspansi dapat
digunakan untuk menambah ruang tersebut. Pelebaran lengkung gigi sangat
efektif dilakukan pada periode gigi bercampur, waku suturan palatina belum
menutup dan pertumbuhan pasien masih aktif sehingga selain lengkung gigi
melebar, maka lengkung basal juga mengalami pelebaran (Sulandjari, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan maloklusi?
2. Bagaimana prosedur pemeriksaan sebelum melakukan perawatan
ortodontik?
3. Apa saja jenis perawatan dalam ortondonti?
4. Apa yang dimaksud degan alat ekspansi dan apa saja jenisnya?
5. Apa saja indeks yang digunakan dalam perhitungan maloklusi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang maloklusi.
2. Untuk mengetahui tentang prosedur pemeriksaan sebelum melakukan
perawatan ortodontik.
3. Untuk mengetahui tentang jenis perawatan dalam ortondonti.
4. Untuk mengetahui tentang alat ekspansi dan jenisnya.
5. Untuk mengetahui tentang indeks yang digunakan dalam perhitungan
maloklusi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Memberi pengetahuan tentang maloklusi.
2. Memberi pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan sebelum melakukan
perawatan ortodontik.
3. Memberi pengetahuan tentang jenis perawatan dalam ortondonti.
4. Memberi pengetahuan tentang alat ekspansi dan jenisnya.
5. Memberi pengetahuan tentang indeks yang digunakan dalam perhitungan
maloklusi.

BAB IV
PETA KONSEP
PASIEN DATANG

Pemeriksaan

ANALISIS
UMUM
- Pasien
perempuan 13 th
- Ingin merapikan
giginya yang
tidak teratur.

ANALISIS LOKAL

ANALISIS
FUNGSIONAL

1. Pemeriksaan
Intraoral
- Gigi anterior RA &
RB berdesakan
- Gigitan silang
anterior
2. Pemeriksaan
Ekstraoral

ANALISIS
MODEL
-

Diskrepansi
model RA
-8mm, RB
-4mm
Overjet -2
mm, overbite
3mm

DIAGNOSA
Maloklusi Angle Kelas I

1.

2.

3.

RENCANA PERAWATAN
Rahang bawah
- Plat ekspansi mandibula
Alternatif
- Enamel stripping anterior &
posterior
- Alat orto lepasan
Rahang Atas
- RME (Rapid Maxillary
Expansion)
Koreksi crossbite anterior : Incline
bite plane anterior

ANALISIS
SEFALOMETRI

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung
geligi (rahang) diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Analisa yang
digunakan dalam pemeriksaan maloklusi adalah analisa umum, lokal,
fungsional, model, dan sefalometri.
2. Perawatan dalam ortodontik dibedakan menjadi perawatan dengan ekstraksi
dan non ekstraksi. Ekspansi merupakan salah satu perawatan non ekstraksi,
dimana dilakukan pelebaran lengkung gigi maupun lengkung basal. Alat
ekspansi dapat berupa RME (Rapid Maxillary Expansion), Quad helix, dan
plat akrilik.
3. Terdapat beberapa macam indeks untuk mengukur maloklusi. IOTN (Index
of orthodontic Treatment Need) dan PAR indeks (The peer Assesment
Rating index) merupakan indeks yang sering digunakan. ICON (Index of
Complexity Outcome and Need) adalah indeks maloklusi yang merupakan
gabungan dari IOTN dan PAR.

6.2 Saran
Kepada dokter gigi, diharapkan melakukan prosedur pemeriksaan atau analisaanalisa ortodontik dengan baik, agar diperoleh diagnosa yang tepat dan rencana
perawatan yang tepat, sehingga tercapainya keberhasilan dalam perawatan
ortodontik.

1. Susilowati, Sulastry. 2007. Korelasi antara lebar mesiodistal gigi dengan


kecembungan profil jaringan lunak wajah orang bugis-makassar.
Dentofacial, 2(6): 73
2. Mavreas dimitrious, Athanasiou Arhanasiouus E. 2008. Factor affecting
the duration of orthodontic treatment: a systemic review. University of
theddoloniki, (30): 387, 393
3. Sulandjari, H.S. 2008. Buku Ajar Ortodonsia I KGO I. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada

You might also like