Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Upah minimum
Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
Komponen upah sendiri terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap. 4)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di
setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi.
komponen
gaji/upah
ditetapkan
oleh
masing-masing
perusahaan. Yang jelas, gaji tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum
Propinsi (UMP) yang ditetapkan pemerintah.
3
Besaran upah atau gaji dan cara pembayarannya merupakan salah satu isi
dari perjanjian kerja (Pasal 54 ayat 1 huruf e UU No. 13/2003). Akan tetapi
dalam perjanjian kerja, tidak dijabarkan secara detail mengenai sistem penggajian,
hal tersebut akan dituangkan lebih lanjut dalam Peraturan Perusahaan (PP) atau
Perjanjian Kerja Bersama (PKB), atau dibuat dalam bentuk struktur dan skala
upah menjadi lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari PP/PKB. PP dan PKB merupakan kesepakatan tertulis dan hasil
perundingan antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha. 5)
tertulis
antara
pekerja/serikat
pekerja
dengan
pengusaha.
Dari
perundingan
bipartit
tersebut
kemudian
melahirkan
2.2.
Perusahaan
(PP),
atau
Perjanjian
Kerja
Bersama
(PKB).
PEMOTONGAN GAJI
Upah kotor adalah gaji pokok dan tunjangan tetap yang kita terima
sebelum dilakukan pemotongan-pemotongan. Upah bersih yang didapat pekerja
tiap bulan biasa kita kenal dengan istilah take home pay. 6) Perbedaan antara
upah kotor dan upah bersih disebabkan oleh adanya pemotongan-pemotongan
gaji, seperti :
1. Pemotongan Pajak Penghasilan Menurut pasal 4 ayat 1 huruf a UU No.
36/2008 tentang Pajak Penghasilan, Yang menjadi objek pajak adalah
penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
5) Markus Sidauruk, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia dan Anggota Dewan
Pengupahan Nasional
6) Suber lainnya : www.detiknews.com
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, termasuk penggantian atau imbalan berkenaan
dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini
2.
3.
alasan yang jelas secara hukum, apabila pekerja tidak bekerja, maka upah tidak
dibayar (Pasal 93 ayat 1 UU No.13/2003). Namun, pemotongan upah pekerja
yang tidak masuk kerja tidak dapat dilakukan begitu saja, karena berdasarkan
Undang-Undang 13 tahun 2003, pekerja dilindungi haknya untuk mendapatkan
upah penuh untuk hari atau hari-hari ia tidak masuk bekerja, antara lain dalam hal
pekerja tidak masuk kerja karena sakit, menjalani cuti yang merupakan haknya,
menikah, menikahkan anaknya, sedang haid bagi pekerja perempuan, atau ada
anggota keluarga (orang tua, mertua, keluarga dalam satu rumah) meninggal
dunia.
Pemotongan
upah
karena
pekerja
melakukan
pelanggaran
Pemotongan upah mengenai denda atas pelanggaran yang dilakukan pekerja dapat
dilakukan apabila hal tersebut diatur secara tegas dalam suatu perjanjian tertulis
atau perjanjian perusahaan (Pasal 20 ayat 1 PP No. 8 Tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah)
Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.
2.3.
TUNJANGAN
yaitu dengan menghitung masa kerja yang sedang berjalan dibagi 12 (dua belas)
bulan dikali satu bulan upah. 7)
Dalam pasal 95 Undang Undang Nomor 13 ditulis bahwa penguasaha
yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah
pekerja.
Pekerja tetap berhak mendapatkan upah apabila tidak masuk kerja karena
sakit, menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri
melahirkan, atau ada anggota keluarga yang meninggal.
Dalam pasal 93 ayat 4 UU no.13/2003 tentang Tenaga Kerja, upah tidak
masuk kerja karena halangan adalah sebagai berikut :
PEMBAYARAN UPAH
10
uang asing, kemudian pembayaran dilakukan berdasarkan kurs resmi pada hari
dan tempat pembayaran.
Apabila upah terlambat dibayar, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari hari pembayaran upah, perusahaan wajib membayar
sanksi keterlambatan yakni sebesar 5% dari gaji untuk tiap hari keterlambatan.
Diatas hari kedelapan, sanksi keterlambatan menjadi 1%/hari keterlambatan.
Apabila sesudah satu bulan upah masih belum dibayar, maka disamping
berkewajiban untuk membayar tambahan upah, perusahaan diwajibkan membayar
bunga yang ditetapkan oleh bank untuk kredit perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasal 95 UU no 13/2003 tentang Tenaga Kerja, pemerintah
mengatur pengenaan denda kepada perusahaan dan/atau pekerja dalam
pembayaran upah.
Perusahaan dapat mengenakan denda kepada pekerja yang melakukan
pelanggaran, sepanjang hal itu diatur dalam secara tegas dalam suatu perjanjian
tertulis/peraturan perusahaan. Besarnya denda untuk setiap pelanggaran harus
ditentukan dan dinyatakan dalam perjanjian tertulis/peraturan perusahaan.
Apabila untuk satu perbuatan sudah dikenakan denda, perusahaan dilarang
untuk menuntut ganti rugi terhadap pekerja yang bersangkutan. Ganti rugi dapat
diminta oleh perusahaan dari pekerja, apabila terjadi kerusakan barang/kerugian
lainnya baik milik perusahaan maupun milik pihak ketiga oleh pekerja karena
kelalaian/kesengajaan. Ganti rugi harus diatur terlebih dahulu dalam perjanjian
tertulis/peraturan perusahaan dan setiap bulannya tidak boleh lebih dari 50% dari
upah
Denda yang dikenakan oleh perusahaan kepada pekerja tidak boleh
dipergunakan untuk kepentingan pengusaha atau orang yang berwenang untuk
menjatuhkan denda tersebut.
11
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
Upah minimum
Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
Komponen upah sendiri terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka
besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap. (Pasal 94 UU No. 13/2003).
12
Kebijakan
komponen
gaji/upah
ditetapkan
oleh
masing-masing
perusahaan. Yang jelas, gaji tidak boleh lebih rendah dari Upah Minimum
Propinsi (UMP) yang ditetapkan pemerintah.
3.2.
SARAN
Hendaknya Pemerintah dan para Pengusaha saling bekerja sama dan terus
memperhatikan kehidupan para pekerja Indonesia. Memberikan pelatihan kembali
secara berkelanjutan dan juga terus meningkatkan upah atau gaji sebagai syarat
taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
13
14