You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini,
meskipun beberapa negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang
sampah sembarangan, namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan
menjadi jera, apalagi dengan negara berkembang yang bahkan belum memiliki undang-undang
yang jelas mengenai permasalah ini.
Pada dasarnya permasalahan tentang sampah tidak bisa kita

hindari dari

kehidupan sehari-hari. Semakin hari jumlah sampah di permukaan bumi ini terus bertambah
banyak. Sampah ini masih menjadi masalah utama di dunia. Banyak dampak negatif yang
ditimbulkan oleh sampah. Salah satunya sebagai tempat berkembang biaknya parasit dan bakteri
penyebab penyakit di masyarakat.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan tersebut telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini di sebabkan karena masih sangat banyaknya sampah yang dibuang di
sembarang tempat yang dekat dengan pemukiman masyarakat, sehingga mengakibatkan parasit
dan bakteri dari sampah tersebut dapat dengan mudah menyebarkan penyakit di masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian mengenai sampah menurut beberapa ahli :
"Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau
utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan". (Kamus Istilah Lingkungan,
1994).
"Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemilikya atau pemakai semula".
(Tandjung, Dr. M.Sc., 1982)
"Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai". (Radyastuti, W. Prof. , Ir, 1996). "Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun

proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan untuk Manajeman,
Ecolink, 1996).
Di sampah terdapat banyak parasit dan tempat berkembangnya vector penyakit.
Kata parasit berasal dari bahasa Yunani yaitu parasitos (para-, di sisi, di samping, + sitos,
makanan). Parasit adalah hewan renik yang menggantungkan sebagian atau seluruh hidupnya
pada organisme atau hewan yang lain(inang). Selain hewan, parasit juga ada dalam bentuk
tumbuhan. Tumbuhan parasit sama juga dengan hewan parasit, ia adalah tumbuhan yang untuk
kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada
tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan
energi (Wikipedia). Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia, ia dapat menempel pada kulit, makanan, organ pencernaan dan organ lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Parasit apa saja yang terdapat pada sampah ?
2. Apa penyakit yang ditimbulkan oleh parasit itu ?
3. Bagaimana penularan parasit tersebut ?
4. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan parasit tersebut ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memberitahukan kepada pembaca menenai parasit yang terdapat pada sampah.
2. Untuk memberitahukan mengenai penyakit yang diakibatkan oleh parasit pada sampah.
3. Menjelaskan tentang penularan parasit penyakit paca sampah.
4. Untuk menjelaskan cara pencegahan dan penanggulangan parasit pada sampah.

1.4 Manfaat
1. Wawasan para pembaca mengenai sampah dan penyakit yang disebabkannya bertambah luas.

2. Informasi para pembaca mengenai penularan, pencegahan dan pemberantasan dari penyakit yang
disebabkan oleh sampah tersebut semakin bertambah.

BAB II
PEMBAHASAN

PARASIT PADA SAMPAH


2.1 Nemathelminthes
Nemathelminthes ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada manusia.
Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek dan di dasar perairan, berperan untuk
menguraikan sampah organik, sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan

memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampr seluruh hewan
dapat menjadi inang bagi Nemathelminthes.
Terdapat sekitar 80 ribu spesies Nemthelminthes yang telah diidentifikasi, dan yang
belum teridentifikasi juga sangat banyak. Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas yaitu
nematoda, dan nematophora.
Beberapa nematoda yang menjadi parasit pada manusia adalah:
Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit ascariasis

Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di daerah pertambangan. Cacing tambang


jika melekat pada kulit, akan mengakibatkan gatal-gatal yang sangat terasa, yang disusul dengan
timbulnya ruam gelembung dan berkeropeng. Serangan pada tahap yang parah akan
mengakibatkan muka pucat, berat badan menurun, daya pikir otak menurun, pertumbuhan
terutama pada anak akan menjadi terganggu, pada wanita dewasa akan menyebabkan tidak
terjadinya menstruasi, timbul edema (pengumpulan cairan) pada kaki atau di badan, kurang
darah, dan lain-lain.
Agar terhindar dari terjangkitnya penyakit cacing tambang dapat dilakukan antara lain :

1.

Membiasakan diri pada anak maupun orang dewasa untuk selalu menggunakan alas kaki bila
berjalan di tempat kotor.

2. Menjaga kebersihan kulit tubuh, terutama kaki dan tangan

Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi

Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah

Trichinella spiralis, penyebab penyakit trichinosis

Penularan Nemathehelmintes

Penyebaran jenis-jenis cacing ini melalui telur-telurnya yang keluar bersamaan


dengan keluarnya feses/tinja. Kemudian termakan oleh hewan bersamaan rumut atau makanan
lainnya yang kemudian akan menetas di dalam pencernaan hewan tersebut. Cacing-cacing muda
ini kemudian akan beraksi dengan membuat lubang masuk ke dalam bagian tubuh hewan sampai
akhirnya berhasil membentuk kista dan hidup di dalam tubuh hewan. Oleh karena itu, jika daging
mentah atau daging yang cara memasaknya kurang matang lalu dikonsumsi oleh manusia.
Setelah berada di dalam tubuh manusia, kista tersebut akan menjadi cacing dewasa dalam usus

dan hidup di dalam tubuh manusia dengan menyerap darah atau zat makanan yang terdapat pada
usus manusia, disamping juga menimbulkan penyakit.

Pencegahan Nemathehelmintes

Untuk menghindari tertularnya cacing kremi dapat dilakukan hal-hal berikut ini :

v Usahakan agar anak-anak mandi setiap hari minimal 2 kali.


v Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun terutama setelah buang air besar atau sebelum
makan.
v Hindari kebiasaan anak menggigit-gigit kuku.
v Mengganti pakaian setiap hari, terutama pakaian dalam.
v Bila memungkinkan, gantilah sprei setiap hari.Cacing Tambang

2.2 Lalat
Lalat adalah jenis serangga yang umumnya berukuran kecil, sedang sampai
berukuran besar. Secara morfologi lalat mempunyai struktur berbulu dan berantena pendek,
umumnya mempunyai sepasang sayap asli di bagian depan serta sepasang sayap kecil (halter)
yang terdapat di bagian belakang dan digunakan untuk menjaga stabilitas atau keseimbangan saat
terbang.

Jenis jenis lalat

a. Lalat Rumah, Musca domestica


Sebarannya di seluruh dunia. Berukuran sedang, panjang 6-8 mm, berwarna hitam
keabu-abuan. Mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain. Di daerah
tropika lalat rumah membutuhkan waktu 8-10 hari pada suhu 30 C dalam satu siklus hidupnya
dari telur larva, pupa dan dewasa. Telurnya berbentuk seperti pisang,berwarna putih kekuningan
dan panjangnya kira-kira 1 mm, menetas dalam waktu 10-12 jam pada suhu 30 C. Larvanya

tumbuh mulai dari 1 mm hingga menjadi 12-13 mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 C. Dalam
kondisi alami, lalat rumah hidup hanya sekitar satu minggu.
b. Lalat Kandang, Stomoxys calcitrans
Lalat ini bentuknya menyerupai lalat rumah tatapi berbeda pada struktur mulutnya.
Banyak dijumpai di pemukiman tetapi sangat umum pada peternakan sapi perah atau sapi yang
selalu dikandangkan. Lalat ini merupakan penghisap lalat ternak yang dapat menurunkan
produksi susu. Lalat dewasa menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar rumah di
tempat yang terpapar sianar matahari. Lalat kandang termasuk penerbang yang kuat dan bisa
melakukan perjalanan jauh dari tempat perindukannya.
c. Lalat Hijau, Calliphoridae
Lalat ini terdiri lebih banyak jenis umumnya berukuran dari sedang sampai besar,
berwarna hijau, abu-abu, perak mengkilat atau abdomen gelap. Lalat ini berkembang biak di
bahan yang cair/semi cair yang berasal dari hewan, termasuk daging , ikan, bangkai, sampah
ikan, sampah dan tanah yang mengandung kotoran hewan.
d. Lalat Daging, Sarcophaga sp.
Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm,lalat
ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya seperti
daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini
berlangsung 2-4 hari,umumnya ditemukan di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah
dan kotoran tetapi jarang memasuki rumah.
e. Mimik
Lalat ini berukuran kecil,jumlahnya bisa sangat banyak, khmengganggu dan kesehatan
manusia karena ketertarikannya terhadap buah atau sayuran terutama bahan yang mengalami
fermentasi, lalat ini menjadi pengganggu utama perusahaan pengalengan, minuman dari anggur
serta pasar buah dan sayuran. Termasuk lalat penerbang yang kuat dan seringkali aktif saat fajar
menyingsing dan menjelang malam.
f. Lalat Rumah Mungil, Fannia sp.
Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas
atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih sejuk dan
lebih lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam hunian manusia. Lalat ini
tidak pernah melimpah populasinya di daerah tropika.

Penularan

Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau
(Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari
keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang paling dikenal sebagai pembawa penyakit. dan
banyak dijumpai di tempat-tempat yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga,
terutama yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk. Di lalat mencari makanan dan
berkembang biak.
Bermacam-macam mikroorganisme penyebab penyakit menempel di kaki lalat dan
rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya
berhubungan dengan saluran pencernaan. karena perpindahan kuman dan mikroorganisme dari
lalat ke dalam tubuh manusia terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk
kemudian hinggap di makanan sehingga makanan terkontaminasi. Mikroorganisme akan masuk
ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan itu.

Pencegahan dan Penanggulangan

v Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi populasi lalat antara lain dengan menggunakan alat
perangkap, umpan, dan alat pembunuh elektrik. Namun, cara ini hanya efektif untuk
penanggulangan pada skala kecil, seperti rumah, kantor, dan hotel.
v Cara terbaik untuk menghindari gangguan lalat adalah dengan selalu menjaga kebersihan di
lingkungan sekitar tempat tinggal dan tidak membuang sampah organik sembarangan.

2.3 Plasmodium
Infeksi oleh parasit Plasmodium yang ditularkan dari satu manusia yang lain dengan
gigitan nyamuk malaria yang dikenal dengan nyamuk Anopheles menyebabkan penyakit

malaria. Pada manusia, parasit tersebut bermigrasi ke hati di mana mereka melepaskan bentuk
lain. Jika ini terjadi, mereka dapat memasuki aliran darah dan menginfeksi sel-sel darah merah.
Parasit sebagai penyebab penyakit malaria berkembang biak di dalam sel darah
merah, yang kemudian pecah dalam waktu 48 sampai 72 jam, menginfeksi sel darah merah.
Gejala pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah infeksi, meskipun mereka dapat
muncul pada awal 8 hari atau selama setahun kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada
siklus 48 sampai 72 jam.

v Penanggulangan nyamuk yang paling umum dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan
lingkungan melalui gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur sarang nyamuk) dan
pengasapan. Tujuannya adalah untuk memutus mata rantai perkembangbiakan jentik nyamuk.
v Untk dirumah agar tidak terkena gigitan nyamuk bisa dengan cara memakai kelambu saat tidur ,
menggunakan obat anti nyamuk oles saat di luar rumah

2.4 Tikus
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang
paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi; juga
merupakan hewan peliharaan yang populer.

Jenis-jenis penting

mencit (Mus sp.)

tikus rumah (Rattus rattus)

tikus got (Rattus norvegicus)

tikus sawah (Rattus argentiventer)

wirok (Bandicota sp.)

Beberapa jenis parasit yang hidup di dalam tubuh tikus :

1)

Cacing ini banyak ditemukan di usus halus dan usus besar tikus. Hal ini disebabkan habitat
cacing jenis ini berada diusus karena diusus merupakan tempat makanan bagi cacing jenis
Ascaris lumbricoides untuk dapat mempertahankan hidupnya yaitu dengan menyerap sari-sari
makanan pada usus inangnya.

enularan

Nama Penyakit

Host

: Tikus Rattus norvegicus

: Penularan ascariasis pada tikus sama halnya pada manusia dapat dilihat dari siklus hidup
cacing: telur dikeluarkan melalui tinja dalam lingkungan yang sesuai akan berkembang menjadi
embrio dan menjadi larva yang infektif dalam telur. telur tertelan oleh manusia dalam usus larva
akan menetas larva keluar dan menembus dinding usus halus menuju sistem peredaran darah
larva menuju ke paru trakea, faring, dan tertelan masuk ke esofagus hingga ke usus halus
menjadi dewasa di usus halus. (Siklus hidup cacing belangsung selama 65-70 hari).
Pencegahan

2)

enularan

ahan

Ascaris Lumbricoides

: Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi.

Enterobius vermicularis
Hasil yang didapat dari pembedahan tubuh tikus Rattus norvegicus yang dilihat dibawah
mikroskop dengan perbesaran 40 x10 terlihat cacing parasit dengan ukuran tubuh kecil yaitu 1-3
mm, warna tubuh putih banyak ditemukan di usus halus dan rectum tikus. Pada ujung posterior
jantan melingkar ke ventral, Pada ujung posterior betina ekor berbentuk lurus dan runcing. Dari
ciri-ciri tersebut diduga bahwa cacing parasit ini tergolongan jenis Enterobius vermicularis dari
filum nematoda.
Nama Penyakit

: Enterobiasis

Host

: tikus Rattus norvegicus

: Cara penularan penyakit cacing kremi adalah melalui telur yang tertelan. Larva menetas dalam
usus, yang kemudian menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi dewasa. Cacing
dewasa akan mengembara ke sekitar dubur dan bertelur.
: Mengingat bahwa Enterobiasis adalah masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup
keluarga harus diperhatikan, selain itu kebersihan perorangan merupakan hal yang sangat penting
dijaga. Perlu ditekankan pada anak-anak untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah
buang air besar danmembersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan sebelum

makan. Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan. Hendaknyadihindarkan dari
debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing E.vermicularis
3)

ahan

enularan

Trichinella spiralis
Nama penyakit

: Trichinosis

Host

: Tikus

Cara penularan

: Tidak langsung dengan cara memakan hewan pemakan tikus

: Kontrol ketat terhadap binatang pengerat, khususnya tikus yang merupakan reservoir infeksi
penting pada ternak babi dan Sanitasi pada pemeliharaan babi yang baik dan hewan liar.

4)

Leptospira
Nama Penyakit

: Leptospirosis

Host

: Tikus

: Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori
oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia
melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang
terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

Pencegahan

Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.

Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.

Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/

kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.

Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani,

petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.

Menjaga kebersihan lingkungan

Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.

Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.

Menghindari pencemaran oleh tikus.

Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus

Meningkatkan penangkapan tikus.

5)

Capillaria hepatica
Jenis nematoda ini sering ditemukan dalam hati tikus. Cacing dewasa ini dan telur-telurnya
menyebabkan reaksi granulomatosa intensif dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya.
Nama Penyakit

: Capillariasis

Host

: TIkus

Cara penularan

: Cacing dewasa memproduksi telur yang matang dan hidup di hati

hingga binatang hospes mati. Ketika hati yang terinfeksi ini dimakan, maka telur-telur dilepas
melalui proses pencernaan, mencapai tanah melalui tinja dan berkembang menjadi infektif dalam
waktu 2 4 minggu. Ketika hospes yang tepat memakan telur yang telah menjadi embrio, telur
kemudian menetas didalam saluran pencernaan, larva bergerak menuju dinding usus dan melalui
sistem vena portae menuju ke hati. Disana larva menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Infeksi
semu terjadi pada manusia ketika ditemukan telur cacing dalam tinja sesudah mengkonsumsi hati
yang terinfeksi, baik mentah maupun matang. Karena telur-telur tidak menjadi embrio, maka
penularan tidak terjadi.
Pencegahan

: Hindari tertelannya debu tanah, yang mencemari makanan atau

yang mengotori tangan. Kebiasaan menutup makanan dan mencuci tangan sebelum menjamah
makanan adalah kebiasaan yang baik yang membantu mencegah penularan. Lindungi persediaan
air minum dan makanan dari kontaminasi tanah.

6)

Angiostrongylus cantonensis
Angiostrongylus cantonensis adalah cacing yang hidup di paru-paru tikus dan diotak tikus.
Nama Penyakit

: Angiostongiliasis

Host

: Tikus

Cara penularan

: Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang perantata

penyakit ini
Pencegahan & Pemberantasan :
1).

Memberi penyuluhan kepada masyarakat umum tentang cara-cara

menyiapkan

makanan mentah dan makanan yang berasal dari siput baik siput darat maupun laut. 2).
Pengendalian tikus. 3).

Rebus siput, udang, ikan dan kepiting selama 3 – 5 menit atau

bekukan pada – 15 oC (5oF) selama 24 jam; tindakan ini efektif membunuh larva.
4). Hindari makan makanan mentah yang terkontaminasi oleh siput dan mollusca,

membersihkan salada dan sayur-sayuran dengan seksama untuk menghilangkan mollusca tidak
selalu dapat menghilangkan larva yang infektif. Radiasi dan pasturisasi akan sangat efektif.
7)

Hymenolepis nana
Cacing ini dikenal sebagai cacing pita kerdil pada manusia, walaupun biasa hidup pada tubuh
tikus.

enularan

Nama Penyakit

: Himenolepiasis nana

Hospes

: Manusia dan tikus

: Infeksi oleh cacing pita ini umumnya terjadi secara langsung dari tangan ke mulut. Pada
manusia infeksi selalu disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda yang terkontaminasi tanah,
dari tempat-tempat defekasi atau langsung dari anus ke mulut.

han

: Karena penularan cacing pita ini secara langsung dan manusia sebagai sumber infeksi utama
maka pencegahannya agak sulit dilakukan. Untuk menekan dan menghindari infeksi cacing pita
ini, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan, kebersihan perorangan terutama pada keluarga
besar, meningkatkan kesadaran dan higienes pada anak-anak, mengobati penderita sehingga
tidak menjadi sumber penularan serta memberantas hospes reservoar sebagai sumber infeksi
seperti tikus dan hewan pengerat lainnya.

8)

Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis,
yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat diseluruh sel tubuh tikus
kecuali sel darah merah.
Nama Penyakit

: Toxoplasmosis.

Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan
dari hewan ke manusia.
Hospes

: Tikus. Selain tikus, Toxoplasma Gondii juga ada pada sapi, anjing,

hamster, burung, domba, kuda, kucing, ayam, babi.


Cara penularan

:Cara pertama merupakan penularan terbanyak, yaitu manusia

memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup. Yang dimaksud adalah Manusia tertular
toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau daging yang tidak
dimasak dengan sempurna,dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma.

Pencegahan

: Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan sempurna,

minimal dengan suhu 70 derajat celcius.

Penularan

Penularannya bisa melalui gigitan, kencing dan kutu yang terdapat pada tubuhnya :
1.

Penyakit Leptospirosis (Penyakit Kencing Tikus)


Urine tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis dapat mencemari air di kamar mandi
atau makanan yang tidak disimpan pada tempat yang aman. Penyakit ini dijangkiti melalui kutu
yang terdapat pada badan tikus (Xenopsylla cheopis) berupaya melompat dan bergantung pada
bulu roma manusia.

2.

Riketsia
Penyakit ini berlaku akibat terjangkit bakteria yang dipindahkan melalui melalui gigitan tungau
yang terdapat pada badan tikus. Tanda-tandanya ialah demam, radang paru-paru, benkak kelenjar
linfa, alahan dan kekeliruan mental.

3.

Leptospirosis
Tikus bertindak sebagai pembawanya di mana bakteri yang dipindahkan melalui makanan dan
minuman tercemar oleh kencing bisa mengakibatkan penyakit ini. Diantara tanda terjangkitnya
ialah kencing berdarah, pembengkakkan limpa dan hati, sakit saraf dan otot, demam panas yang
kuat, menggigil serta loya dan muntah-muntah. Jika tidak dirawat segera ia bias mengakibatkan
kerusakkan hati, buah pinggang dan kematian.4. Demam Gigitan Tikus (rat bite fever)Bakteri
yang menyebabkan terjangkitnya penyakit ini masuk ke badan manusia melalui gigitan tikus,
makanan yang tercemar dengan gigitan tikus dan dimakan oleh manusia.

Pencegahan dan Penanggulangan

Cara penaggulangan bahaya tikus yakni dengan membersihkan rumah dan sekitar tempat
pembuangan sampah agar tidak menjadi sarangnya

2.5 Kecoa
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500
spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah
kutub.
Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana,
yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang 1 cm, dan
kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1 cm. Kecoa sering dianggap
sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk
dalam kategori ini.

Penularan

Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal. Ia memakan hampir segala macam
makanan yang ditemukannya untuk bertahan hidup. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan
kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai
indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor
menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh
karena itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus,
toksoplasma, hingga penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.

Pencegahan dan Penanggulangan

Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
insektisida. Atau dengan menyiramkan air panas pada telur kecoa agar tidak menetas dan
berkembang biak.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

v Parasit yang terdapat pada sampah adalah Cacing Nemathelminthes, Lalat, Plasmodium, Tikus,
dan Kecoa.
v Beberapa nemahelmhintes (nematoda) yang menjadi parasit pada manusia :

Ascaris lumbricoides (cacing perut), penyebab penyakit ascariasis


Ancylostoma duodenale (cacing tambang), banyak di daerah pertambangan. Oxyuris

vermicularis (cacing kremi), dapat melakukan autoinfeksi


Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki gajah
Trichinella spiralis, penyebab penyakit trichinosis
v Beberapa parasit pada sampah :

Ascaris Lumbricoides

Enterobius vermicularis

Trichinella spiralis

Leptospira

Capillaria hepatica

Angiostrongylus cantonensis

Hymenolepis nana

Toxoplasma gondii

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat menyadari seberapa penting
kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bebas dari sampah yang merupakan sumber penyakit.
Timbul kesadaraan diri masing-masing dalam mengelola sampahnya. Baik membuang sampah
pada tempatnya dan mendaur ulang sampah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://doktersehat.com/penyakit-tifus/
http://tunsa.wordpress.com/tag/penyakit-sampah/
http://doktersehat.com/penyakit-tifus/#ixzz29aTFc9Do

http://www.kesehatan123.com/1868/penyebab-malaria-plasmodium/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus
http://www.hdindonesia.com/info-kesehatan/serangga-pembawa-penyakit
http://adgunners.blogspot.com/2009/05/awas-bahaya-tikus-kecoa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecoa
http://id.wikipedia.org/wiki/Nemathelminthes

You might also like