You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi
anak-anak usia prasekolah dengan tujuan agar anak dapat mengembangkan
potensi-potensinya sejak dini sehingga mereka dapat berkembang secara
wajar sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini adalah agar anak
memperoleh rangsangan-rangsangan intelektual,sosial, dan emosional sesuai
dengan tingkat usianya.
Masitoh (2005 : 1) mengungkapkan bahwa Pendidikan di Taman
Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang
memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak
serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan di Taman Kanak-Kanak merupakan jembatan antara lingkungan
keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan
lingkungan lainnya. Sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini,
lembaga ini menyediakan program pendidikan dini bagi sekurang-kurangnya
anak usia empat tahun sampai memasuki jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak pada
dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau
menekankan

pada

pengembangan

seluruh

aspek

kepribadian

anak

sebagaimana dikemukakan oleh Anderson (1993), "Early childhood education


is based on a number of methodical didactic consideration the aim of which is
provide opportunities for development of children personality". Artinya,
pendidikan

Taman

Kanak-Kanak

memberi

kesempatan

untuk

mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak


usia dini khususnya di Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai
kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
(Masitoh dkk, 2005 :2).
Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek
pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan
kognitif di Taman Kanak-Kanak (2007:3) disebutkan bahwa pengembangan
kognitif

adalah

suatu

proses

berpikir

berupa

kemampuan

untuk

menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga


dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk
mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.
Salah satu

aspek dalam pengembangan kognitif ini

adalah

pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah dikemukakan


oleh Sriningsih (2008:1) bahwa praktek-praktek pembelajaran matematika
untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini baik jalur
formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang
dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang
menyebutnya

sebagai

pengembangan

kecerdasan

logika-matematika.

Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini


dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan
keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan
bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan
memecahkan masalah.
Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk
mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1). Berhitung di Taman
Kanak-Kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif
saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam

pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan secara menarik


dan bervariasi.
Berkenaan dengan pembelajaran matematika dikembangkan pada anak
taman

kanak-kanak,

berdasarkan

hasil

pengamatan

dan

observasi

pembelajaran di dapat bahwa sebagian siswa kelompok B TK SARASWATI


BIMA II, masih ada yang belum mampu mengenal konsep bilangan, anak
mengalami kesulitan dalam berhitung yang diberikan. Disamping itu TK
SARASWATI BIMA II masih menekankan pengajaran yang berpusat pada
guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu
menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa
memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan
sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran
berhitung.
Berhasilnya tujuan

pembelajaran di tentukan oleh banyak faktor

diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,


karena

guru

secara

langsung

dapat

mempengaruhi,

membina

dan

meningkatkan kecerdasan serta keterampilan anak. Untuk mengatasi


permasalahan diatas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal,
peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara mengajar yang
baik dan mampu memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai yang
akan disampaikan.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di TK SARASWATI BIMA II tersebut
maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pengenalan konsep bilangan pada anak masih rendah
2. Anak masih kesulitan dalam menghitung 1 sampai 20
3. Motifasi belajar anak masih rendah
4. Guru belum menggunakan media yang berfariasi dalam mengajar

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka dapat dianalisis


penyebabnya adalah :
1. sangat minimnya kemampuan berhitung pada anak
2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belum menggunakan metode dan
media pengajaran yang tepat dalam penyampaian materi untuk
meningkatkan pengembangan kognitif khususnya kemampuan berhitung
dan kemampuan mengenal angka
3. adanya kejenuhan dalam proses belajar mengajar, untuk itu dibutuhkan
variasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat
anak dalam belajar khususnya dalam kemampuan berhitung dan
kemampuan mengenal angka

B. PERUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan yang terdapat dalam latar belakang diatas, maka
dirumuskan masalah sebagai berikut Bagaimana upaya meningkatkan
kemampuan berhitung anak Kelompok B2 TK SARASWATI BIMA II
melalui pemanfaatan media kartu angka dan gambar.

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitan adalah untuk Meningkatkan kemampuan belajar berhitung
melalui penggunaan kartu angka

dan gambar di kelompok B TK

SARASWATI BIMA II
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait diantaranya:
1.Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami upaya peningkatan


kemampuan berhitung di Taman Kanak-Kanak melalui media kartu angka dan
gambar
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam
meningkatkan kemampuan berhitung.

b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih media yang tepat dan
menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak Taman
Kanak-Kanak.
c. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta masukan dalam
menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pengembangan media kartu angka dan gambar
dalam peningkatan kemampuan berhitung anak Taman Kanak-Kanak.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian tentang kemampuan


Standar kompetensi AUD adalah standar kemampuan anak usia 0-6
tahun yang di dasarkan pada perkembangan anak yang terdiri dari aspek
moral, nilai agama, sosial dan kemandirian serta kemampuan berbahasa,
kognitif, fisik motorik dan seni.
Kemampuan atau kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
( Mendiknas, 2004:2). Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indikator yang dapat di ukur dan di amati kemampuan yang dapat
dicapai. Pengalaman belajar yang di kaitkan dengan bahan kajian dan bahan
pelajaran secara kontekstual.
Menurut

Mulyasa

kompetensi

merupakan

perpaduan

dari

pengetahuan, ketrampilan,nilai dan sikap yang di reflesikan dalam kebiasaan


berpikir dan bertindak.
Kemampuan menurut Lubis ( 1986:1.29) sering di sebut dengan
potensi yaitu pembawaan sejak lahir atau kesanggupan untuk berkembang
yang dimiliki seorang anak manusia sejak lahir. Pada saat ini banyak orang
tua yang menganggap bahwa kognitif anak harus dikembangkan semaksimal
mungkin sejak kanak-kanak. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya
persaingan dalam era globalisasi. Persaingan yang ketat menyebabkan hanya
orang-orang yang tangguh saja yang mampu bertahan. Orang tua sangat
menyadari

ini

sehingga

mereka

berlomba-lomb`a

mengembangkan

kemampuan kognitif anak dengan menyekolahkan dan member kegiatan les


sedini mungkin merupakan cara yang dilakukan orang tua untuk
mengembangkan kemampuan tersebut. Untuk mengakomodasi keinginan

orang tua maka pendidik harus memahami metode yang tepat yang harus
digunakan untuk merangsang kemampuan kognitif anak.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk merangsang
perkembangan kognitif anak adalah bermainan. Bermainan adalah media yang
amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang intelektual melalui
pengalaman yang memperkaya daya piker anak-anak. Penyelidikan Vygotsky
(1976) menyatakan adanya hubungan yang erat antara bermain dengan
perkembangan kognitif. Para pakar mengatakan bahwa dunia anak adalah
dunia bermain. Dengan bermain anak dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada pada dirinya dan member peluang pada anak untuk perkembangan
seutuhnya baik secara fisik, intelektual, bahasa dan perilaku sehingga panca
inderanya (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba)
terlatih dengan baik dan akhirnya menimbulkan motivasi anak untuk
mengetahui sesuatu lebih mendalam.
Mengingat kepentingan tersebut maka kita perlu mengkaji, berlatih,
merancang dan menerapkan metode pengembangan kognitif anak usia TK
dengan berdasarkan pada berbagai teori. Dalam penelitian ini akan diteliti
mengenai dampak permainan dalam peningkatan pembelajaran kognitif.
1. Two Factor
Teori

ini

dikembangkan

Charles

Spearman

(1904).

Dia

berpendapat bahwa kognitif meliputi kemampuan umum yang


diberi kode g (general factor) dan kemampuan khusus diberi
kode s (specific factor). Setiap individu mempunyai kemampuan
ini yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku.
2. Teori Primary mental Ebilities
Teori ini dikemukakan oleh Thurston yang berpendapat bahwa
kognitif merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu:

a. Bahasa (verbal comprehension)


b. Mengingat (memori)
c. Nalar atau pikiran logis (reasining)
d. Pemahaman ruang (spatial factor)
e. Bilangan (numerical ability)
f. Menggunakan kata-kata (word fluency)
g. Mengamati dengan cepat dan cermat (pecetpul speet)

3. Teori Multiple Intellegence


Teori ini dikembangkan oleh Guilford dan Howard Garner.
Guilford berpendapat bahwa kognitif dapat dilihat dari tiga
kategori dasar atau faces of intellect yaitu operasi mental,
content dan konstan. Ketiga teori atau kemampuan intelektual
tersebut melahirkan 180 kemampuan.
Sedang Gardner membagi kognitif dalam tujuh jenis yaitu
kecerdasan logika matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan
musik, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestik, kecerdasan
interpersonal dan kecerdasan antarpersonal.

4. Teori Trichic of Intellegence


Teori ini dikemukakan oleh Robert Stanberg (1985). Teori ini
merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami kognitif.
Stanberg mengartikan sebagai suatu diskripsi tiga bagian
kemampuan mental (proses berfikir, mengatasi pengalaman atau
masalah dan menyesuaikan terhadap situasi yang sedang dihadapi)
yang menunjukkan tingkah laku kognitif. Dengan kata lain tingkah
laku kognitif merupakan produk (hasil) dari hasil penerapan
strategi berfikir mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan

cepat dan menyesuaikan terhadap konteks dengan menyeleksi dan


beradaptasi dengan lingkungan
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah perpaduan antara pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan
indikator yang dapat di ukur dan diamati dari kemampuan yang
hendak di capai dan kemampuan ini telah dimiliki anak sejak
lahir.

B. Kajian tentang Berhitung


Kemampuan berhitung adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk menjumlah,mengalikan maupun melakukan segala hal yang berkaitan
dengan perhitungan. Kemampuan seseorang untuk berhitung tidak sama
karena memang IQ kita juga mempunyai keterbatasan mungkin ada orang
yang lemah dalam berhitung tapi memiliki kelebihan dalam menghafal dan
sebagainya.
Anak usia 4-6 tahun sudah mulai di ajarkan berhitung, konsep-konsep
yang di ajarkan pada usia ini merupakan konsep dasar angka dan berhitung
belum masuk pada operasi hitung yang lebih kompeks. Menurut Flavell
(1993(, ada 5 cara yang dapat diterapkan pada saat mengajarkan mereka
berhitung yaitu :
1. The one-one principe artinya dalam mengajarkan berhitung pada
anak, angka yang hendak diajarkan hendaknya disebutkan semua,satu
persatu,tanpa pengulangan,pengurangan atau perhentian.

2. The Stable-Order Principe artinya bila kita hendak mengajarkan


anak berhitung jumah maka urutan satu,dua,tiga dan seterusnya harus
diucapkan dengan benar sesuai dengan urutannya.
3. The Cardinal Principle artinya guru harus ingat untuk selalu
mengulang angka terakhir atau jumlah benda yang dihitung
4. The Abstraction Principe : Prinsip ini menekankan apa yang dapat
dihitung.umumnya anak usia 4-6 tahun sangat aktif mencoba
menghitung semua benda yang ada disekitarnya.
5. The Order-Irrelevance Principle : benda mana yang harus dihitung
terlebih dahulu tidaklah menjadi masalah sehingga anak tidak terpaku
pada bendanya melainkan terbiasa dengan angka 1.

Kemampuan berhitung merupakan salah satu kecerdasan matematislogis, yaitu kemampuan untuk menggunakan angka dengan baik dan
melakukan penalaran yang benar. Kemampuan ini meliputi kemampuan
menyelesaikan

masalah,mengembangkan

masalah

dan

berhitung

Amstrong,1999)

C. Kajian tentang kartu angka


Kartu angka merupakan media pembelajaran yang digunakan di Tk
yang berupa kertas tebal yang biasanya berbentuk empat persegi panjang
dengan angka 1-10. Kartu angka ini digunakan untuk mempermudah dalam
belajar mengenal angka pada anak terutama anak kelompok A di Taman
kanak-kanak. Penggunaan kartu angka ini bisa bervariasi untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal angka jadi guru dituntut untuk
menggunakan berbagai metode pembelajaran agar penggunaan kartu angka
dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia TK.

Carl Witherington mengemukakan bahwa kognitif

adalah pikiran

melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi
situasi untuk memecahkan masalah. Dengan demikian meningkatkan
kemampuan mengenal angka dan berhitung pada anak akan membantu dalam
proses berpikir dan bertindak untuk memecahkan persoalan.
Menurut Piaget, pada usia 3-6 tahun anak berada pada masa pra
operasional. Pada masa ini anak sudah dapat berpikir dalam symbol, namun
belum dapat menggunakan logika. Menurut Piaget tujuan pembelajaran
matematika untuk anak usia dini sebagai logico-mathematical atau belajar
berpikir logis matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit.
Jadi tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu,
tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berfikir. Maka
dari itu sangat cocok bila penggunaan kartu angka diterapkan di TK sebagai
upaya pengenalan angka dan belajar berhitung pada anak usia TK.

D. Kajian tentang media gambar


Media gambar adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik
misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau obyek lainnya yang
ada kaitannya dengan bahan atau isi tema yang diajarkan.
Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gambar antara
lain :Media ini dapat menerjemahkan ide atau gagasan yang sifatnya abstrak
menjadi lebih konkrit.
1) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan
sebagainya.
2) Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.
3) Tidak mahal, bahkan mungkin tidak mengeluarkan biaya.
4) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan dan memilih


media gambar di TK, diantaranya sebagai berikut :
a. Kesesuaian dengan perencanaan pembelajaran TK, yaitu SKH dan SKM.
b. Kesesuaian dengan sasaran belajar, yaitu anak yang akan mempelajari
tema melalui media gambar tersebut . Media gambar yang dipilih harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, misalnya dari segi
simbol-simbol yang digunakan , cara menyajikannya, dan waktu yang
digunakan.
c. Kesesuaian dengan tingkat keterbatasan media, maksudnya apakah media
pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syaratt teknis, seperti
kejelasan gambar dan hurufnya, pengaturan warna, ukuran, dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.(2004). Standar kompetensi TK/RA.Jakarta


DEPDIKBUD ( 1997). Metodik Khusus Pengembangan Daya pikir anak di TK.
Jakarta. Depdikbud
DEPDIKNAS (2007). Pedoman pembelajaran Bidang Pengembangan kognitif
di TK.Jakarta. Dinas Dikpora Prop DIY
DEPDIKNAS (2008). Pengembangan Model Pembelajaran di Taman KanakKanak. Jakarta. Dinas Dikpora Prop DIY
Luluk Asmawati.( 2008) Pengelolaan kegiatan pengembangan AUD.
Jakarta : Universitas Terbuka
Setiawan,Denny.(2008).Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.
Jakarta :Universitas Terbuka

Widarmi DW, ( 2008). Kurikulum PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka


Yuliani Nuraji Sujiono,Dkk (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :
Universitas Terbuka

BAB III
METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas atau PTK Penelitian ini
bertujuan

untuk

meningkatkan

kemampuan

berhitung

anak

melalui

penggunaan media kartu angka dan gambar pada siswa kelompok B2 di Tk


saraswati bima 2

B. Subjek Penelitian
Rencana penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelompok B2 di TK
Saraswati bima 2 yang terdiri dari 17 siswa. Siswa laki laki 9 anak dan siswa
perempuan 8 anak.

C. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelompok B2 TK
SARASWATI BIMA 2 waktu pelaksanaan semester I tahun ajaran
2013/2014.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi,
dokumentasi dan tes. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati
aktifitas anak dalam kegiatan pembelajaran dan juga untuk mengamati
kemampuan siswa.
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah seluruh bahan rekaman selama
penelitian berlangsung. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang kegiatan pembelajaran melalui foto.

Tes pada penelitian ini berupa tes lisan, sehingga peneliti dan observer
melakukan tanya jawab ketika kegiatan sedang berlangsung maupun ketika
kegiatan sudah selesai.

E. Faktor Yang Diteliti.


Faktor yang diteliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang
diteliti adalah :
1. Anak didik, yaitu kemampuan berhitung anak melalui penggunaan media
kartu angka dan gambar yang disesuaikan pada tema saat pembelajaran
tersebut.
2. Guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan cara berhitumg
melalui media kartu angka dan gambar pada anak dengan pembelajaran yang
menyenangkan.

F. Rancangan dan Pelaksanaan Tindakan.


Rencana dan Pelaksanaan dalam penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilaksanakan yaitu:
1. Persiapan Tindakan
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan merupakan sebuah
proses pembelajaran dalam meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
anak melalui kegiatan kelompok dalam kegiatan berhitung melalui media
gambar

dan

angka..

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus, tiap tiap


siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan partisipasi dan kompetensi
yang dicapai, berdasarkan perencanaan yang telah didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode tersebut dilakukan
prosedur penilaian serta kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan
guru selanjutnya didiskusikan dengan guru lain yang mengamati terhadap
kegiatan yang dilaksanakan untuk didiskusikan hasilnya dengan tujuan

sebagai perbaikkan. Sedangkan untuk mengetahui partisipasi anak dalam


KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan pengamatan keterlibatan
anak

selama

proses

kegiatan

berlangsung

disekolah.

a. Perencanaan Tindakan.
Penelitian dilakukan di TK SARASWATI BIMA 2 Kelompok B2
yang berjumlah 17 anak. Kegiatan yang dilaksanakan

dalam

penerapan pembelajaran yaitu meningkatkan kemampuan berhitung


melalui media kartu angka dan gambar.. Rencana tindakan tersebut
meliputi hal hal sebagai berikut :
1. Pembuatan lembar instrument penelitian.
2. Membuat SKM (Satuan Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana
Kegiatan Harian).
3. Mempersiapkan media pembelajaran.
4. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk dibagikan kepada anak.
5. Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui
hasil dari penelitian tindakan kelas.
6. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran yang sesuai
tema pada hari itu.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan kelas dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di TK
SARASWATI BIMA 2 dengan melibatkan anak didik secara langsung guna
membahas pembelajaran yang sesuai dengan tema tersebut agar anak aktif
dalam kegiatan berhitung melalui media kartu angka dan gambar.
Dengan proses pembelajaran tidak hanya didalam ruangan kelas atau
lingkungan kelas, namun juga kegiatan diluar, yaitu seperti orientasi yang
dilaksanakan satu bulan sekali.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas


dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan.

d. Refleksi
Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa catatan yang diperoleh dari
pengamatan penelitian, sehingga dapat mengetahui apakah penggunaan media
kartu angka dan gambar dapat membantu mengembangkan kemampuan
berhitung anak. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengetahui titik
kelemahan maupun kelebihan sehingga dapat menentukan upaya perbaikan
pada setiap siklus berikutnya. Proses ini akan berlangsung dua siklus, sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Tahapan Siklus
Adapun tahapan siklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Siklus Satu
Tahapan Perencanaan pada siklus satu diawali dengan melakukan langkah
langkah pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian yang
dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada siklus
satu dilaksanakan lima kali pertemuan dalam satu minggu.
Tahapan Pelaksanaan dalam siklus satu dilaksanakan proses belajar mengajar
berhitung dengan menggunakan kartu angka dan gambar.. Guru memberikan
contoh

kepada

anak.

Tahapan observasi pada siklus satu dilaksanakan dengan menggunakan


lembar

observasi.

Tahapan Refleksi pada siklus satu merupakan kegiatan untuk mengemukakan


apa yang sudah dilakukan. Kegiatan mengevaluasi, analisis, penjelasan,
penyimpulan, dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus
selanjutnya. Pada siklus satu anak masih belum meyelesaikan tugas latihan
yang dicontohkan guru.

b. Siklus Dua
Tahapan Perencanaan pada siklus dua diawali dengan melakukan langkah
langkah
pembelajaran dengan membuat Rencana Kegiatan Harian yang dipersiapkan
sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pada siklus dua dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam Rencana Kegiatan
Harian dan menyiapkan sarana pendukung.
Tahapan Pelaksanaan pada siklus dua dilaksanakan proses belajar mengajar
dengan aspek kegiatan menganyam. Guru menunjukkan peragaan dan
mencontohkan berhitung dengan kartu angka dan gambar agar anak lebih
semangat mengikuti kegiatan keterampilan menganyam. Dalam pelaksanaan
peneliti dibantu satu orang guru dan satu orang kepala sekolah.
Tahapan Observasi pada siklus dua dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi, Tanya jawab kepada anak tentangkemampuan berhitung
menggunakan

kartu

angka

dan

gambar

Tahapan Refleksi pada siklus dua merupakan kegiatan mengevaluasi, analisis,


penjelasan,

penyimpulan.

Perhatian

anak

tercurah

pada

pekerjaan

keterampilan menganyam,anak dapat mengikuti dan bisa menyelesaikan tugas


yang diberikan oleh guru.
3. Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian disusun dalam bentuk matrik yang menggambarkan
urutan kegiatan dari awal hingga akhir sebagai berikut:

4. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam memahami penelitian ini, akan didiskripsikan
sistematika - sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
a.

Bagian Muka
Bagian ini memuat beberapa sub pokok hal yang meliputi halaman
judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan,halaman motto dan
halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi,

b. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II

: KAJIAN PUSTAKA

BAB III

: METODE PENELITIAN

BAB IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V

: PENUTUP

5. Bagian Akhir
Memuat daftar pustaka, lampiran lampiran dan daftar riwayat
pendidikan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI


PENGGUNAAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK USIA
DINI
DI TK SARASWATI BIMA 2 NGEMPLAK
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat membuat skripsi
Guna memperoleh gelar sarjana pendidikan

Di susun Oleh:
Nama : Dwi Hatiningsih
NPM : 1226051
Jurusan : PG PAUD

PROGRAM SARJANA (S1)


KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP VETERAN SEMARANG
2013

PERSETUJUAN
Proposal Skripsi dengan judul Peningkatan kemampuan berhitung melalui
penggunaan kartu angka dan gambar pada anak usia dini di TK Saraswati
Ngemplak 2013 / 2014 Telah disetujui oleh Dosen pembimbing 1 dan Dosen
pembimbing II, diketahui oleh PSKGJ Paud, dan disahkanoleh Dekan
Fakultasilmu pendidikan IKIP Veteran Semarang

Hari

Tanggal

Disetujui :

Dosen Pembimbing I

Drs Agustinus S Hadi, MSi.

Disahkan:
Dekan FIP IKIP Veteran Semarang

Dosen Pembimbing II

Nurul Huda, SPd.,MPd.

Diketahui :
Ketua PSKGJ PAUD
IKIP
Veteran Semarang

Dra. Sri Sayekti, MPd.

Maulidya ulfa,SPdi.MPdi

You might also like