Professional Documents
Culture Documents
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Beranda
Beranda
Paparazzi ( IPA4 Crazy but Amazing)
digg
Share
[Get Widget]
Yana Aprilina
Yana Aprilina
Mengenai Saya
yana aprilina
Lihat profil lengkapku
Calendar
Clock
Pengikut
Blogger templates
Archives
o
2012 (5)
Desember (3)
Makalah Fermentasi
Artikel Sejarah Internet
Cerpen Do Re Mi Cinta Mawar
November (2)
Makalah Fermentasi
Diposkan oleh yana aprilina |
undefinedundefined
undefined
Kata Pengantar
Segala puji hanyalah patut tercurah bagi Allah Swt yang telah
memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat. Penulis haturkan ribuan terima kasih juga atas setiap
komponen yang mendukung terselesaikannya makalah ini dan penulis
juga menghaturkan ribuan maaf atas setiap kesalahan dalam makalah ini,
sebagai kontribusi untuk penulis, sangat diharapkan kritik dan saran
yang membangun guna pembetulan kesalahan.
Makalah ini penulis rangkai guna berbagai pengetahuan
sehingga kita sama-sama tahu bagaimana proses pembuatan kecap, tape,
yoghurt dan keju. Makalah ini mengangkat pembahasan tentang
Fermentasi Kecap, Tape, Yoghurt dan Keju. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri dalam menambah
ilmu pengetahuan.
FERMENTASI KECAP
Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau,
daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering.
Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani
lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang
berasal dari 157,14 gram kedelai.
Kedelai dapat diolah menjadi tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya.
Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang
sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah
tangga, kecuali mesin
pengupas, penggiling, dan cetakan.
Tabel 1. Komposisi Kedelai per 100 gram Bahan
KOMPONEN
KADAR (%)
Protein
35-45
Lemak
18-32
Karbohidrat
12-30
Air
7
Tabel 2. Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain
BAHAN MAKANAN
PROTEIN (% BERAT)
Susu skim kering
36,00
Kedelai
35,00
Kacang hijau
22,00
Daging
19,00
Ikan segar
17,00
Telur ayam
13,00
Jagung
9,20
Beras
6,80
Tepung singkong
1,10
Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat kehitaman, serta memiliki rasa
dan aroma yang khas.
Cara Membuat Kecap
Bahan yag digunakan untuk Cara Membuat Kecap:
Membuat Kecap :
Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam.
Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak. Tiriskan, dinginkan di tampah.
Beri ragi tempe pada kedelai yang didinginkan.
Aduk hingga rata dan simpan pada suhu ruang (25-30 Celcius) selama 3-5 hari.
Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam.
Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu ruang.
Batas maksimum Cara Membuat Kecap dalam proses penggaraman ini adalah dua bulan.
Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring.
Cara Membuat Kecap dengan memasukkan kembali hasil saringan, tambahkan gula merah dan
bumbu-bumbu.
Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan serai) digiling halus dulu dan campur hingga rata.
Banyaknya pemakaian gula merah tergantung untuk kecap asin atau kecap manis (lihat: catatan).
Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk.
Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi.
Setelah adonan tersebut masak, dinginkan dan saring dengan kain saring.
Selesailah Cara Membuat Kecap
Kecap siap untuk dikemas.
FERMENTASI KEJU
1.
Latar Belakang
Pada Mata Kuliah Tekhnologi Pangan, mempelajari proses Fermentasi. Pembuatan tempe dan
tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat
dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna,
mulai dari makanan sampai obat-obatan. Kemudian salah satu produk makanan yang juga hasil
dari fermentasi adalah keju. Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat
yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu
PEMBAHASAN
A. Keju
Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan
pembuatan keju pertama kali dilakukan. Masyarakat prasejarah mulai meninggalkan gaya hidup
nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi. Karena kebersihan yang
kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam
bejana tersebut menjadi asam dan kental. Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat
dimakan, dan itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).
Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan. Sebuah legenda
yang menceritakan bahwa beberapa pemburu yang membunuh seekor anak sapi, kemudian
membuka perutnya dan menemukan sesuatu berwarna putih yang memiliki rasa yang enak.
Adanya enzim rennet di dalam perut sapi menyebabkan susunya menjadi kental, sehingga
menjadi apa yang kita sebut keju saat ini. Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan
pertama kali di Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab. Pengembara tersebut
melakukan perjalanan di padang gurun mengendarai kuda dengan membawa susu di pelananya.
Setelah beberapa lama, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan gumpalangumpalan putih. Karena pelana penyimpan susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing
ataupun domba) yang mengandung rennet, maka kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan
guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu menjadi keju, dan setelah
itu orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk membuat keju.
Keju merupakan suatu produk pangan yang berasal dari hasil penggumpalan (koagulasi) dari
protein susu. Susu yang digunakan untuk pembuatan keju adalah susu sapi walaupun susu dari
hewan lain juga dapat digunakan. Selain dari kasein(protein susu), komponen susu lainnya
seperti lemak, mineral-mineral dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak juga terbawa dalam
gumpalan partikel-partikel kasein. Sedangkan komponen-komponen susu yang larut dalam air
tertinggal dalam larutan sisa dari hasil penggumpalan kasein yang disebut whey.
Dewasa ini, terdapat berbagai macam dan jenis keju, tergantung dimana keju tersebut dibuat,
jenis susu yang digunakan, metode pembuatannya dan perlakuan yang digunakan untuk proses
pemeraman atau pematangannya. Cara yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan adalah
berdasarkan tekstur dan proses pemeraman atau pematangan. Berdasarkan teksturnya keju
diklasifikasikan menjadi: keju sangat keras, keju keras, keju semi keras dan keju lunak.
Berdasarkan pemeramannya keju di bagi menjadi dua yaitu keju peram dan keju tanpa peram.
Keju peram sendiri di bagi menjadi keju di peram dengan bakteri dan keju diperam dengan
kapang.
Oleh karena terdapat berbagai jenis keju tahap-tahap terperinci dalam proses pembuatannya
juga sangat bervariasi. Tahap-tahap yang terpenting dalam proses pembuatan keju adalah:
pasteurisasi, penggumpalan kasein(protein susu), pemisahan whey, pencetakan dan pengepresan
serta pemeraman.
Pemeraman keju dilakukan dengan cara menyimpan keju yang telah dilapisi dengan parafin
pada suhu 2-15 C dengan kelembapan sekitar 70-80% selama 3-7 bulan. Semakin lama
pemeraman dilakukan, semakin kuat cita rasa keju yang terbentuk.
Selama pemeraman, keju mengalami berbagai perubahan yang membuntuk cita rasa, aroma
dan teksturnya yang spesifik. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut:
Pemecahan protein menjadi peptida dan asam amino yang lebih sederhana.
Pemecahan lemak menjadi berbagai asam lemak yang mudah menguap seperti asam asetat
dan propionat.
Pemecahan laktosa, sitrat dan senyawa-senyawa organik lainnya menjadi bermacam-macam
asam, ester, alkohol dan senyawa-senyawa pembuntuk flavor dan aroma yang mudah menguap.
Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh bermacam-macam enzim yang ada dalam
renin, dan oleh bakteri, jamur dan ragi yang tumbuh di dalam atau pada keju. Perlakuan yang
diberikan pada tahu susu sebelum pematangan dan lingkungan dimana keju itu disimpan,
mempengaruhi atau menentukan perubahan-perubahan yang terjadi. Beberapa jenis keju
diinokulasikan dengan jasad renik penghasil cita rasa dan sifat-sifat lain yang khas. Misalnya
keju requefort ditambahkan spora jamur Penicillium requefortii dan waktu untuk 15 C. Dalam
pemeraman keju camembert digunakan Penicillium camembertii dan dalam pemeraman keju
Swiss diperlukan bakteri Propionibacterium shermanii.
Masukkan 500ml susu segar ke dalam gelas erlenmeyer, lalu tutup rapat dengan kapas.
b. Panaskan susu segar tersebut pada butir a dalam autoclav pada suhu 250 F (121 C) selama 15
menit.
c.
Setelah dingin, tambahkan bubuk starter keju sebanyak 0,1% berat per volume, lalu aduk dengan
pengaduk steril sampai homogen.
Starter yang dihasilkan pada butir disebut starter induk yang harus disimpan di lemari pendingin
pada suhu 30 C.
f.
Apabila akan di gunakan untuk pembekuan keju, starter induk pada butir e harus diperbarui
kembali dengan cara yang sama seperti pembuatan starter induk.
a.
Apabila rennet berbentuk tepung atau tablet, larutkan dalam sejumlah tertentu air destilata sesuai
petunjuk.
Tambahkan 1 ml larutan rennet yang telah dipersiapkan kedalamnya dan segera aduk sampai
homogen. Catat waktunya pada waktu menambahkan larutan rennet.
f.
Gerakkan sepotong lidi halus secara perlahan-lahan dalam susu tersebut pada butir e.
g.
Rasakan adanya kesukaran untuk menggerakkan lidi dalam susu tersebut pada butir e. Catat
waktunya pertama kali terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu tersebut pada butir e.
h. Hitung lamanya antara waktu penambahan larutan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama
kali terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu.
i.
10
: adalah 10 menit lamanya waktu yang diharapkan terjadinya koagulasi atau
penggumpalan protein kasein susu
1
: adalah 1 ml larutan rennet yang ditambahkan ke dalam 100 ml susu untuk pengujian
t
: adalah lamanya antara waktu penambahan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama
kali terasa kesukaran menggerakkan lidi dalam susu
X
: adalah volume susu (ml) yang dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh 1 ml larutan
rennet dalam waktu 10 menit.
3. Cara Pembuatan Keju
a.
Pasteurisasi susu yang akan diolah pada butir 2 pada suhu 65 C selama 15 menit.
Tambahkan kalsium khlorida 25% sebanyak 2 ml per liter susu yang diolah dan larutan rennet
sebanyak sesuai dengan hasil pengujian aktifitas rennet, aduk dan diamkan sampai terjadi
koagulasi atau penggumpalan tahu susu dengan sempurna dalam waktu 10-15 menit.
d.
e.
Panaskan kembali tahu susu yang telah dipotong-potong pada butir d sampai temperatur 40 C
agar cairan whey keluar sempurna.
f.
Persiapkan alat cetakan keju, lapisi dasarnya dengan kain penyaring, lalu tuangkan tahu susu ke
dalam cetakan keju tersebut dan kemudian tekan selama 2-3 jam sampai sisa wheynya keluar
seperi cetakan keju yang digunakan.
g. Rendam keju yang terbentuk dalam larutan garam jenuh selama 12-24 jam.
h. Setelah perendaman dalam larutan garam, angin-anginkan pada suhu kamar selama 1 hari sampi
terbentuk kulit pada permukaannya.
i.
Setelah kulit terbentuk, lapisi permukaan dengan parafin dengan cara mencelupkan ke dalam
parafin cair.
j.
Setelah dilapisi parafin, peram keju tersebut pada suhu 3-4 C, kelembapan relatif 70-75% selama
6 bulan.
Reaksi Kimia dalam Keju
Laktosa terdegradasi menjadi asam laktat
C12H22O11 + 0,7453H2O 3,4855CH3CHOHCOOH + CH1,67 + O0,835
Laktosa asam laktat + biomass
Dengan adanya bakteri asam propanoat (sabagaimana dalam keju Emmental), asam laktat
berubah menjadi asam propanoat, asam asetat dan CO2, berdasarkan reaksi berikut:
3CH3CHOHCOOH 2CH3CH2COOH + CH3COOH + CO2
Asam laktat asam propanoat + asam asetat
FERMENTASI TAPE
A.
Tujuan
1.
2.
B.
Landasan Teori
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik atau
membutuhkan sedikit oksigen. Fermentasi juga merupakan kegiatan mikroba pada bahan pangan
sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki melalui respireasi anaerob. Gula adalah bahan
yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan
hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti
asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi
untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.
Mikroba yang terlibat dalam kegiatan fermentasi antara lain bakteri, khamir, dan kapang.
Pada proses fermentasi, mikroorganisme menghasilkan produk dengan enzim yang mengubah
suatu zat menjadi zat lain. Pada kondisi anaerob (sedikit oksigen), fermentasi dapat mengubah
karbohidrat menjadi glukosa, dan lain sebagainya.
Sacharomyces cerivisiae yang mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana dan diubah lagi
menjadi karbondioksida dan alkohol. Melalui fermentasi dapat membuat produk-produk bahan
pangan seperti dalam pembuatan tape.
C.
TAPE SINGKONG
Alat
1.
2.
3.
D.
Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyiapkan semua peralatan yang digunakan dalam pembuatan tape dalam keadaan bersih
Merendam singkong selama semalam
Mengukus rendaman singkong
Membiarkan singkong yang telah masak dingin
Mencampur singkong yang sudah dingin dengan ragi tape
Menutupnya dengan kain yang bersih
Memfermentasikan singkong yang sudah dicampur dengan ragi tape selama 3 hari di tempat
yang teduh, tidak lembab dan tidak terkena sinar matahari langsung
8.
Membungkus singkong dalam daun pisang dan difermentasikan selama kurang lebih 2 hari
TAPE KETAN
Alat
1) Panci untuk mengkukus
2) Dandang
3) Baki/tampah
4) Toples
5) Baskom
Bahan
1) Ketan hitam
2) Ragi tape
3) Daun pisang
Langkah Kerja :
1. Beras ketan hitam yang telah dibersihkan dari kotoran dicuci dengan air bersih dan direndam
dalam air selama satu malam (tiap 1 kg ketan hitam dibutuhkan 1,5 liter air untuk merendam).
2. Beras ketan yang telah direndam satu malam dikukus selama 15 menit lalu dibasahkan dengan
200-250 ml air untuk tiap kg beras ketan dan dikukus kembali selama 15 menit.
3.Beras ketan yang telah masak dipindahkan secara aseptik ke atas baki/tampah yang dialasi
plastik/daun pisang sambil ditebarkan dan dibiarkan hingga dingin.
4. Setelah dingin ditaburi ragi tape yang telah digerus menggunakan saringan teh. Untuk 1 kg beras
ketan dibutuhkan 1 butir ragi tape.
5. Dimasukkan ke dalam toples (jangan terlalu penuh), ditutup dan disimpan pada suhu kamar.
6. Setelah dua malam diperiksa isinya, bila sudah berbau alkohol dan mengeluarkan air berarti
fermentasi sudah berlangsung.
E.
Hasil Pengamatan
Tape ketan
Hari ke-
Suhu
Bau
Rasa
Tekstur
Warna
Suhu kamar
Menyengat
Agak manis
Keras
Putih
Suhu kamar
Manis
Agak
kekuningan
Tape singkong
Hari
F.
ke-
Bau
Warna
Tekstur
Rasa
Singkong rebus.
Putih
Keras
Singkong
Tape singkong
Putih
kekuning- Keras
kuningan.
lembek
agak
Tape singkong
Pembahasan
Tabel pengamatan tape singkong di atas merupakan percobaan yang kedua. Percobaan
yang pertama kami lakukan gagal, faktornya antara lain singkong yang dibuat tape bukan
singkong yang berkualitas baik dan faktor kekurangbersihan juga berpengaruh dalam gagalnya
pembuatan tape
yang pertama. Selain itu salah dalam aturan pembuatan karena singkong yang akan
dibuat tape kami masukkan ke lemari pendingin sebelum ditaburi ragi. Sehingga kami
melakukan percobaan yang kedua kalinya dan hasilnya lebih baik dari yang pertama,
ditunjukkan pada tabel di atas.
Hasil akhir dari fermentasi yaitu ada yang berupa alkohol dan karbon dioksida, hasil ini
terllihat pada tape. Dalam bioteknelogi terdapat beberapa komponen yaitu bahan yang diproses
yang mengandung karbohidrat dalam hal ini yaitu singkong, mahluk hidup yang berproses,
dalam pembuatan tape yaitu ragi atau khamir, dan produk yaitu tape serta ilmu yang mendasari
yaitu fermentasi.
Dari percobaan yang telah dilakukan, hari pertama baik dalam pembuatan tape singkong
maupun tape ketan menunjukkan kedauanya belum mengalami perubahan yaitu masih sama
dengan bahan awalnya, hal ini disebabkan karena bakteri yang digunakan dalam pembuatan tape
belum bereaksi dengan baik. Pada hari ketiga baik pada pembuatan tape ketan maupun singkong,
keduanya telah mengalami perubahan baik dari segi bau, warna, tekstur maupun rasa.
Fermentasi tape ketan maupun tape singkong bereaksi dengan baik pada hari ketiga.
Semakin lama proses fermentasi semakin kuat alkoholnya. Terbukti pada hari ketiga baik dalam
pembuatan tape singkong maupun tape ketan baunya asam dan beralkohol. Begitu juga pada
warna dan rasa, semakin lama proses fermentasi maka rasanya akan semakin manis dan
warnanya semakin kuning pada tape ketan maupun tape singkong. Tekstur pada hari
pertamamasih keras sedangkan pada hari ketiga mejadi lunak dan berair. Semakin lama proses
fermentasi, semakin berubah bau, rasa, warna dan tekstur tape
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Singkong
G.
Kesimpulan
1.
FERMENTASI YOGHURT
Pendahuluan
A. Latar belakang
Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia.Protein ini dapat diperoleh
dari bahan nabati ataupun hewani.Dari bahan hewani salah satunya adalah dari susu.Susu
dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai pola menu empat sehat lima sempurna.Susu mengandung
protein yang langsung diserap.
Didaerah yang menghasilkan susu cukup tinggi,kadang kadang sering terjadi kerusakan karena
tidak cepat terjual hal ini sangat merugikan bagi peternak susu.Untuk itu perlu adanya
penanganan susu yang sederhana dan menjanjikan keuntungan yang lumayan adalah pegolahan
yoghurt.Dan saat ini yoghurt dalam bentuk flavoured yoghurt cair dingin atau pun beku sangat
digemari dikalangan anak anak ataupun remaja,khususnya dikota kota besar.
Mengkonsumsi susu sangat bermanfaat bagi kecukupan gizi masyarakat karena yoghurt memiliki
gizi yang cukup tinggi.Selain gizinya yang cukup tinggi juga bermanfaat bagi orang orang
yang tidak tahan gula susu ( laktosa ) atau sering dikenal dengan istilah lactose intolerance maka
keterbatasannya dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi dengan mengkonsumsi yoghurt.
TUJUAN PELATIHAN
B. Tujuan Pemelajaran Umum
Setelah pelatihan peserta diklat mampu mengolah bahan hasil hewani menjadi produk yoghurt
dengan kriteria cita rasa yang cukup asam,flavour yang baik.
C. Tujuan Pemelajaran Khusus
Setelah pelatihan peserta diklat mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti
Mycobacteriumtubercolis, micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri stater.
Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan
diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup padat.
Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain sebagai berikut :
Susu dipanaskan pada suhu tinggi (dibawah suhu didih) dalam jangka tertentu hingga volumenya
berkurang menjadi 2/3 dari jumlah semula, patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak
sampai mendidih
Susu dipanaskan dengan menggunakan kombinasi suhu dan waktu sebagai berikut :
85C 90C selama 10 15 menit
80C 85C selama 15 20 menit
Pendinginan
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri
Starter , pendinginan dikerjakan sampai suhu 43-45 derajat C, kemudian
Setelah suhu tercapai ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu
Pemeraman atau Inkubasi
Pemeraman dapat dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam inkubator dengan
suhu 45 derajat C selama 4-6 jam , Incubasi dihentikan bila telah tercapai keasaman 4 4,5.
Setelah pemeraman ini biasanya yoghurt bisa langsung dikonsumsi sebagai plain yoghurt.
Mutu Yoghurt
Produksi yoghurt yang baik ditentukan oleh cita rasa dan tektur yang baik, untuk mengetahui
mutu yoghurt dapat dilakukan uji organoleptik dan uji Ph. Yoghurt mempunyai kandungan gizi
sebagai berikut
Tabel.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Yoghurt
NO
J ENIS- JENIS ZAT MAKANAN JUMLAH
1
Kalori
52.00 kal
Protein
3.30 gram
Lemak
2.50 gram
Karbohidrat
4.00 gram
Kalsium
120.00 mgr
Fosfor
90.00 mgr
Zat Besi
0. 10 mgr
Vit A
73.00 SI
Vit. B1
0.05 mgr
10
Air
88.00 gram
Pengemasan yoghurt
Pengemasan diperlukan untuk menghindari produk dari kontaminasi atau pencemaran,
disamping itu juga diperlukan kemasan yang menarik bagi konsumen. Jenis atau macam
kemasan tergantung pada custumer atau konsumen. Biasanya untuk yoghurt digunakan bahan
kemasan : Plastik, Cup , Botol.
LEMBAR KERJA
Judul : Memproduksi Yoghurt
Tujuan : Peserta diklat mampu memproduksi yoghurt bila disediakan alat dan Bahan dengan cita
rasa yang enak
Alat
:
1.Kompor
2. Panci
3. Penyaring
4. Mixer / Blender
5. Incubator
6. Gelas Ukur
7. Pengaduk
8. Baskom Plastik
9. Kemasan ( plastik, cup, botol )
10. Termometer
11. Label
12. Kulkas
13. Ph Digital
Bahan :
1. Susu segar 2 l
2. Starter 40-60 ml
3. Gula pasir 300-400 gram ( dilarutkan dalam air mendidih 350 ml )
4. Essence
Langkah Kerja
1. Lakukan penyaringan pada susu segar dengan menggunakan kain saring atau penyaring lain untuk
menghilangkan kotoran pada susu
2. Panaskan susu dengan menggunakan suhu 82 derajat C pertahankan selama 20 menit, sambil
diaduk sesering mungkin agar tidak terjadi bau sangit pada susu
3. Dinginkan sambil dilakukan pemisahan Cream susu, suhu akhir pendinginan adalah 43 derajat C
4. Tambahkan Starter sebanyak 2-3 % dari jumlah susu ( 30 ml setiap 1 liter susu ), diaduk sampai
homogeny
5. Lakukan incubasi pada suhu ruang selama 24 jam, atau pada suhu 45 derajat C selama 4-6 jam
6. Untuk produk flavoured yughurt langkah berikutnya adalah;
KEUNTUNGAN FERMENTASI
1) Menghilangkan atau mengurangi zat antinutrisi
2) Meningkatkan kandungan nutrien
3) Meningkatkan kecernaan
4) Lebih menyehatkan
5) Lebih awet