You are on page 1of 12

LAPORAN FAAL 1

HUKUM POISEUILLE DAN SISTEM


KARDIOVASKULER

Kelompok
Ketua
Sekertaris
Anggota

: A10
: Dharmaning Estu Wirastyo (NPM: 1102013081)
: Annisa karla Arini Sesunan (NPM: 1102013035)
: Desi Haryani Putri (NPM: 1102013075)
Devinta Dhia (NPM: 1102013077)
Dhara Wirasudaningrum (NPM: 1102013080)
Fitri rahmadani (NPM: 1102012090)
Dewi Setianingsih (NPM: 1102013079)
Bagus Dian Pranata (NPM: 1102013052)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574

K-1
HUKUM POISEUILLE
1. Tujuan Percobaan
1. Memahami karakteristik aliran fluida.
2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter sertavariabel yang
berbeda-beda.
2. Alat-alat Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tabung gelas yang panjangnya 80 cm


Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertical
Gelas ukur
Stopwatch
Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3
Pipa karet
NaCl

3. Teori Dasar
Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang
mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling luar
fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa "menahan" gerak
lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya,
begituseterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan kecepatan
paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding
pipa.

Gambar 1. (a) Gaya terhadap elemen silindris fluidakental, (b) Distribusi kecepatan, (c)
Pandangan dari ujung
1

Misalkan dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir
fluida yang viskositasnya 1j secara laminer (gambar 1). Sebuah silinder kecil beradius r
berada dalam kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gayadorong
yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta gayakekentalan
yang menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah

(1)

Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka


gayakekentalan adalah

=-x2

rL x

(2)

di mana
ialah gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda (-) negatif
diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkangaya-gaya dan
mengintegrasikannya akan diperoleh persamaan parabola. Garis Iengkung, pada Gambar
1(b) adalah grafik persamaan ini. Panjang anak-anak panahsebanding dengan kecepatan di
posisis masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r sembarang merupakan kemiringan
garis Iengkung ini yang diukur terhadap sebuahsumbu vertikal. Kita katakan bahwa aliran ini
mempunyai profil kecepatan parabola.

Gambar 2. Menghitung debit aliran Q melalui rumus Poiseuille dengan:


a)
b)
c)
d)

panjang pipa sama, tekanan berbeda


panjang pipa berbeda, tekanan sama
panjang pipa sama, viskositas berbeda
panjang pipa sama, diameter berbeda

Untuk menghitung debit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang
penampang pipa per satuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsur ini
waktu dt ialah v dA dt, di mana v adalah kecepatan pada radius r dan dA ialah luasyang
diarsir sama dengan 2rdr Dengan mengambil rumusan v dari persamaan (2)kemudian
2

mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, dan membagi dengandt, maka


diperoleh debit aliran Q sebagai berikut:
(

)( )( )( )

(3)

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum Poiseuille.
Kecepatan aliran volum atau debit aliran berbanding terbalik denganviskositas, dan
berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat
Apabila kecepatan suatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampauiharga
kritis tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), makasifat
aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahandengan
dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masih laminer. Kecepatan aliran didalam
lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar. secarauniform di
dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sangat penting sekali dalammenentukan tahanan
terhadap aliran, dan dalam menetukan perpindahan panas ke ataudari fluida yang sedang
bergerak itu.
Di luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbularus
pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam inidisebut
aliran yang turbulen. Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor yang
menentukan apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi ini
dikenal sebagai bilangan Reynold, NR , dan didefinisikan sebagai:
(4)
di mana p ialah rapat massa fluida, v ialah kecepatan aliran rata-rata, rl ialah viskositas,dan
D ialah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui penampang
lintang yang menimbulikan kecepatan pengosongan yang sama. BilanganReynold ialah
besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama dalamsetiap sistem satuan
tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold Iebih kecil dari kirakira 2000, aliran akan laminer, dan jika Iebih dari kira-kira3000, aliran akan turbulen. Dalam
daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dari laminer
menjadi turbulen atau sebaliknya
4. Prosedur Percobaan
A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertikal pada statif yang tersedia.
2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda
kemudian isilah air sampai batas yang ditentukan.
3. Taruhlah aruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untuk menampung air yang
keluar.
4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 10
detik secara serentak dan bersama-sama.
5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.
3

6. Ulangi percobaan no.4 dan 5 sebanyak 5 kali.


B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertikal pada statif yang tersedia.
2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100 %). Ukurlah massa jenisnya p
dengan aerometer dan isikan pada tabel data.
3. Isilah larutan NaCL ke dalam tabung sampai batas yang ditentukan.
4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.
5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 25 detik secara serentak dan
bersama-sama.
6. Hitunglah volume yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.
7. Ulangi percobaan untuk larutan kecap sebanyak 3 kali.
8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan kecap dengan pengenceran 50%.
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radius I jari-jari yang berbeda,caranya
sama dengan bagian (A).

5. Tugas pada Laporan Akhir


1. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara simpulkan?
Pada percobaan ini debit air yang dihasilkan oleh pipa 1 lebih besar diabndingkan
debit air yang dihasilakn oleh pipa 2 karna pada pipa 1 mendapatkan tekanan yang
lebih besar dibandingakn pipa 2
2. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing percobaan.
3. Hitunglah bilangan Reynold (NR) pada masing-masing percobaan
4. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.
Pustaka
1. Sears, dan Zemansky, " Fisika Untuk Universitas", jilid I.
2. Cameron, J.R, James G. Skofronick, and R.M. Grant, "Physics of TheBody", Medical
Physics Pub., 2nd ed., 1999
3. Giancoli, D.C., Physics, Principles with Applicatios", Prntice HallInternational, Inc, 5th
ed., 1995

Bagian Fisika
Universitas YARSI, Fakultas Kedokteran
Data percobaan K-1 : Hukum Poiseuille
Hari/tanggal : Selasa / 2 Desember 2014
A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.
No. Waktu (s)
1
2
3

15
15
15

Volume (ml)
Pipa 1 (atas)
140
140
140

Pipa 2 (bawah)
350
350
350

Debit aliran (ml/s)


Pipa 1 (atas) Pipa 2 (bawah)
9,4
23,4
9,4
23,4
9,4
23,4

B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.
1. Konsentrasi NaCL 100%
No. Waktu (s)

Volume (ml)

Debit aliran (ml/s)

1
2
3

200
200
200

5,2
5,7
5,4

No. Waktu (s)

Volume (ml)

Debit aliran (ml/s)

1
2
3

200
200
200

5,2
5,7
5,4

37
35
33

2. Konsentrasi NaCl 50%

38
35
37

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda
No. Waktu (s)
1
2
3

15
15
15

Volume (ml)
Pipa 1 (atas)
230
230
230

Pipa 2 (bawah)
100
100
100

Debit aliran (ml/s)


Pipa 1 (atas) Pipa 2 (bawah)
15,4
6,6
15,4
6,6
15,4
6,6

Kesimpulan :
Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Tekanan: makin besar tekanannya maka makin besar pula debitnya.
Panjang pipa: makin panjang pipanya maka makin kecil debitnya.
Viskositas: makin besar viskositasnya maka makin kecil debitnya.
5

III. SISTEM KARDIOVASKULER


III. 1. PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA
ORANG

TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengukur tekanan arteri brakhialis dengan cara auskultasi dengan penilaian
menurut metode lama dan metode baru The american Heart Association (AHA)
2. Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi
3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan cara palpasi
4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap
berbaring duduk dan berdiri
5. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah
pada ketiga sikap tersebut diatas.
6. Membandingkan hasil pengukuran darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja
otot
7. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan
sesudah kerja otot.

Alat yang diperlukan:


1. Sfigmomanometer
2. Stetoskop

TATA KERJA
I. Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring
duduk dan berdiri
Berbaring terlentang:
1. Suruhlah o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit
2. Selama menunggu, pasanglah manset sfignomamnometer pada lengan op
P.III,1,1 Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset ?
Jawab: diperhatikan dengan pasti pemasangannya jangan sampai ada selang yang
terbelit belit juga pemasangan manset agar tidak terlalu kencang
3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachialis pada fossa cubiti dan denyut
a.brachialis pada pergelangan tangan kanan o.p.
P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut arteri brachialis dan arteri radialis
o.p.?
6

Jawab: agar memudahkan saat mengukur berapa tekananan darfah pasien saat
sistole
4. Setelah op berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase korotkoff dalam pengukuran
darah op tersebut.
P.III.1.3. Tindakan apa yang sodara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur
tekanan darah ini?
Jawab: Dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri
brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya
aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada
arteri brachialis. Saat auskultasi harus diperhatikan bahwa terdapat jarak lebih
kurang 5 cm antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian
pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolik (yang
diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil
meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mula-mula tidak
terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika
darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah
turbulensi.

P.III.1.4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff


dalam pengukuran tekanan darah dengan penilaian metode lama dan baru?
Jawab:
F1 = Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir
melalui pembuluh nadi (sistolik),berbunyi auskultasi, sifatnya lemah,
nadanya agak tinggi terdengar.
F2 = Suara itu terdengar seperti terhambat dan mungkin menghilang,
berubahnya ukuran pembuluh karena tekanan yang baru dilepaskan dapat
mengakibatkan suara itu seperti terhambat, menghilangnya suara disebut
auskulatory gap, bunyi seperti K1 disertai bising.
F3 = Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar,
pembuluh nadi tetap terbuka/mengembang selama terjadinya kuncup
jantung(bunyi

berubah

menjadi

keras,

nada

rendah,

tanpa

bising.merupakan bunyi yang paling kuat terdengar


F4 = Bunyi Melemah
F5 = Fase diastolic
Seluruh suara menghilang karena nadi tetap terbuka selama siklus
jantung

Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan catat
hasilnya.
P.III.1.5 Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan
darah?apa sebabnya?
Jawab : pasien dibiarkan untuk istirahat kembali sejenak sekitar 2-5 menit agar
kembali dalam keadaan relaksasi dan juga tidak tegang agar pembuluh darahnya
tidak rusak atau pecah
Duduk:
5. Tanpa melepaskan manset o.p disuruh duduk. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi
tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran selama 3
kali untuk mendapat nilai rata-rata da catatlah hasilnya.
P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri?
Jawab Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu usia,
berat badan, emosi, hereditas, jenis kelamin, viskositas darah, kondisi pembuluh
darah. Karna faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan tekanan darah
meningkat (hipertensi) dan menurun (hipotensi)
Berdiri:
6. Tanpa melepaskan manset o.p disuruh berdiri setelah ditunggu 3menit ukurlah
tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ualngi pengukuran sebanyak
3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.
P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri ?
Jawab: agar hasil yang didapat lebih maksimal dimana tekanan darah di ukur dari
keadan setelah melakukan aktifitas bukan ketika sedang melakukan aktifitas agar
tidak terjadi kecelakaan

7. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah o.p pada ketiga sikap yang berbeda
diatas.!

II. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot


1. Ukurlah tekanan darah a,brachialis op dengan penilaian menurut metode baru pada
sikap duduk (o.p tidak perlu yang sama).
2. Tanpa melepaskan manset suruhlah op berlari ditempat dengan frekwensi kurang
lebih 120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai op disuruh
duduk dan ukurlah tekanan darahnya.
3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali
seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.
P.III.1.8 Bagaimana tekanan darah seseorang setelah melakukan kerja otot ?
Jawab:

Tekanan darahnya lebih tinggi,karana ini merupakan suatu mekanisme kompesnsasi


tubuh dimana ketika sedang beraktifitas berat tubuh akan membutuhkan pasokan
02 yang lebih bannyak sehingga memacu jantung untuk memompa lebih kencang
yang mengakibatkan tekanan darah pasien meningkat Saat berolahraga, terjadi
peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi tekanan darah, dan
termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab olahraga menyebabkan:
a.
Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme
menggunakan lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif
c.
Peningkatan asam lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari
peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi
penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah
jalur glikolitik.
d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan
kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat,
menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.
e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya
pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.
f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism
atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.
g. Pengeluaran prostaglandin

Data percobaan pengukuran tidak langsung tekanan darah arteri pada orang
Hari/tanggal : Selasa / 2 Desember 2014
I. Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan berdiri
Berbaring terlentang:
Fase
1
2
3
4
5

I
110
100
90
80
70

Pengambilan (mmHg)
II
120
100
90
80
70

I
110
100
80
75
70

Pengambilan (mmHg)
II
110
100
80
75
70

I
130
120
110
100
90

Pengambilan (mmHg)
II
130
120
110
100
90

III
115
100
90
80
70

Rata-rata
(mmHg)
115
101,6
90
80
70

III
110
100
80
75
70

Rata-rata
(mmHg)
110
100
80
75
70

III
130
120
110
100
90

Rata-rata
(mmHg)
130
120
110
100
90

Duduk:
Fase
1
2
3
4
5
Berdiri:
Fase
1
2
3
4
5

II. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot


Menit
I
II
III
IV

Tekanan Darah (mmHg)


130/90
120/80
120/70
110/70

10

Kesimpulan:
Sirkulasi darah bertujuan untuk memberikan berbagai bahan makanan pada tubuh dab
dengan lingkungan eksternal melalui anyaman pembuluh darah yang mengankut darah ke
dan dari semua organ , oleh karna itu pastinya dalam menyalurkan darah keseluruh tubuh
mengakibatkan adanya laju aliran darah ,dimana laju ini melalui suatu pembuluh berbanding
lurus dengan gradient tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi dimana tekanan
yang lebih tinggi di awal pembuluh dihailkan oleh tekanan yang ditimbulkan pada darah
oleh kontraksi jantung ,tekanan yang lebih rendah diakir pembuluh disebabkan oleh
gesekan sewaktu darah mengalir mengesek dinding pembuluh darah
Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa hasil pemeriksaan tekanan darah pada op lebih
cenderung meningkat ketika pada saat berdiri dan melakukan aktifitas dibandingkan
tekanan darah wal sebelum melakukan aktifitas, selain itu tekanan darah pada saat duduk
dan berdiri juga berbeda dimana saat berdiri tekanan darah pasien lebih tinggi dibandingkan
pada saat duduk hal ini mungkin di pengaruhi oleh gaya gravitasi , selain itu meningkatnya
tekanan darah pasien pada saat olah raga merupakan kompensasi tubuh dimana aat olah
raga system rangka,organ organ dan jaringan perifer lainnya lebih bannyak membutukan
pasokan 02 sehingga keadaan ini memacu jantung untuk berkontraksi lebih cepat yang
mengakibatkan tekanan darah pasien menjadi meningkat
Pustaka
1. Sherwood L.(2014) .From Cells to System .Human Physiology .Sixth Edition Brooks
cole,Thompson Learning Inc.Belmont b.USA.p; 369- 414

11

You might also like