You are on page 1of 2

Pendahuluan

Di masyarakat luas, masih banyak diantara kita yang menggunakan botol bekas
air minum untuk peralatan sehari-hari. Contohnya seperti tukang jamu yang menyimpan
jamunya di botol plastik, para siswa dan mahasiswa yang mengisi ulang botol plastik
untuk bekal minum ke sekolah atau kampus, atau keluarga kita sendiri yang memakai
botol plastik sebagai tempat minum permanen yang dimasukkan dalam lemari es, ada
juga beberapa ibu-ibu yang memakai botol plastik untuk tempat menyimpan minyak.
Menurut Ahli gizi RSU dr Soetomo Surabaya Fx Wahyurin Mitano, SKM. Ada
standar kesehatan yang harus dipenuhi produsen AMDK (Air Mineral Dalam Kemasan).
Standar ini bertujuan meminimalkan bakteri yang ada di dalam kemasan. Kalau
segelnya sudah dibuka, hendaknya botol tidak dipakai lagi. Sebab, kemasan air mineral
tersebut dibuat dari bahan Polyethylene Terephthalate atau PET yang mengandung
karsinogen (penyebab kanker). Zat itu membahayakan kesehatan tubuh bila terminum.
Melalui serangkaian standar sterilisasi botol, saat masih tersegel, zat tersebut bersifat
tidak aktif. Jumlah bakteri yang ada dalam AMDK pun dipastikan tak melampaui
ambang batas toleransi, ujarnya. Namun jangan salah, botol air minum bukan hanya bisa
dibuat dengan PET, tapi juga dengan bahan PVC (Poly Vinyl Chloride), dan PVC ini
jauh lebih berbahaya karena bisa menimbulkan hujan asam bila dibakar. Bahkan PVC
berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan.
Produk plastik yang dimaksud bukan hanya botol plastik air mineral yang banyak
beredar di pasaran, tetapi juga plastik wadah makan, penutup makanan, hingga botol susu
untuk anak kecil. Sebelum menggunakan kembali botol dari bekas minuman kemasan
tersebut, hendaknya masyarakat mengetahui bahan dasar dari plastik-plastik yang aman
untuk dipakai. Caranya dengan dengan melihat simbol atau kode yang biasanya tertera di
bawah produk plastik tersebut. Kode dan simbol tersebut sangat penting untuk diketahui
karena berkaitan dengan jenis bahan serta cara dampak pemakaiannya. Kode-kode yang
menandakan bahan pembuatan plastik kemasan tersebut dikeluarkan oleh The Society of
Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga
pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standarization).
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berada di dasar atau bagian bawah

kemasan, berbentuk segi tiga yang didalamnya tercantum angka yang menunjukkan arti
tertentu, serta nama jenis plastik di bawah segitiga.
Tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok :

You might also like