You are on page 1of 1
Becta Seabhtn NEUROLOGI Edisi 5 ‘Thisisatrasiion of NEUROLOGY (Copyright © 1994 Willams & Wiins BUKU SAKUNEUROLOGI Anbahas el Hastono Telepon 63M BES Anges API Dean ale mk: Samson Bara Hak cpa ding) Usang Unda ‘iarang nent empty Sm enejemabn ehagan sau ‘ela bul i aap eri ar pene Cetakan F: 2001 ‘eps kan Nasional: Katalog Daas Teebitaa KOT) Weane, Howard. ‘Boku Sa sei /Howaed L. Weiner, Lawrence P inbahasa Hanoos seer Wit} Sewon0 ‘$= futur: BCC. 2000. Jl as euriogy SONSND E356 1 Susana sar, Jude A Levi, ase tce 1 Hanane 1 Suwoea, Wiad sigs: Stroke hemoragik dapat terjadi setelah sumbatan pembuluh _darah serebral akibat emboli dan hal tersebut terjadi akibat proses reperfusi jaringan yang telah mengalami infark akibat emboli. Pada penderita stroke usia muda tanpa kelainan sere- brovaskuler sebelumnya harus dicurigai adanya kelainan jan- tung sebagai penyebab stroke. EKG (elektrokardiografi), Ekokardiografi, dan monitoring EKG un‘uk mengetahui adanya aritmia jantung, TEE (transesofageal ekokardiografi), dan "isotope-labeled platelet scintigrafy" merupakan pemeriksaan yang membantu mengetahui adanya ke'ainan jantung sebagai penyebab stroke. Pemberian antikoagulansia dapat mengurangi risiko em- bolisasi pada fibrilasi atrium, stenosis mitralis rematika, dan kardiomiopati dengan trombus ventrikel. Penderita infark miokard, terutama dengan infark anterior, mempunyai risiko mengalami stroke. Bila pada ekokardiografi diketahui adanya trombus, antikoagulansia dapat mengurangi risiko stroke pasca infark miokard sampai 60%.

You might also like