Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Vina Alpiani
10613023
Kelompok 2
Asisten :
Nadia Fadila
10612053
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Darah merupakan komponen yang berperan penting di dalam tubuh
makhluk hidup terutama dalam pengangkutan zat zat yang penting untuk
proses metabolisme tubuh. Jika darah mengalami gangguan, maka proses
metabolisme tubuh akan mengalami gangguan pula. Salah satu cara untuk
mengetahui adanya gangguan pada darah yaitu dengan melakukan
pemeriksaan hematologi. Hematologi merupakan cabang ilmu biologi
yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan komponen
komponen penyusunnya yang terdiri dari sel eritrosit, leukosit trombosit,
dan plasma darah. Sedangkan pemeriksaan hematologi adalah
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan
komponen komponennya (Handayani et al.,2013).
Tujuan utama dari pemeriksaan hematologi ini yaitu untuk
mengetahui adanya penyakit di dalam tubuh yang dideteksi melalui
keadaan darah secara keseluruhan. Parameter pemeriksaan hematologi
meliputi jumlah sel darah putih, jumlah sel darah merah, nilai hematokrit,
kadar hemoglobin, jumlah dan volume trombosit, serta indeks eritrosit
yang mencakup MCV, MCH, MCHC, dan RDW (Dharma et al,.1983).
Peranan pemeriksaan hematologi bagi ilmu kesehatan yaitu
membantu tenaga medis dalam mendiagnosa suatu penyakit melalui
pemeriksaan pada komponen darah. Pemeriksaan hematologi penting
dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan sejak dini sehingga
penanganannya dapat dilakukan sebelum menimbulkan penyakit yang
berat, selain itu dengan melakukan pemeriksaan dapat menentukan jenis
terapi yang tepat dan efektif sebagai alternatif untuk pengobatan.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini antara lain :
a. Menentukan nilai parameter histologi darah mencit
b. Menentukan lapisan lapisan histologi penyusun darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komponen Pemeriksaan Parameter Hematologi
Komponen komponen pada pemeriksaan parameter hematologi
yaitu sebagai berikut.
1) Jumlah sel darah merah
Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu komponen
penyusun darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Eritrosit berbentuk bikonkaf atau cakram dengan diameter 75
nm, ketebalan di tepi 2 nm dan ketebalan di tengan 1 nm, namun dapat
berubah sesuai diameter kapiler yang akan dilaluinya (Ganong, 1999).
Sel darah merah merupakan komponen penyusun darah yang paling
banyak jumlahnya. Pada wanita, eritrosit berjumlah 4,5 juta/mm3
darah dan pada laki laki berjumlah 5 juta/mm3 darah ( Lestari, 2009).
2) Jumlah sel darah putih
Leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh, yaitu melindungi
tubuh dari infeksi virus dan bakteri. Leukosit mempunyai jumlah yang
lebih sedikit dari pada eritrosit. Perbandingan antara leukosit dengan
eritrosit yaitu 1 : 700. Jumlah leukosit pada tubuh manusia berkisar
6000 9000 butir/mm3. Jumlah leukosit dapat mengalami kenaikan
atau penurunan yang disebabkan oleh adanya bakteri atau virus yang
menginfeksi tubuh. Nilai normal leukosit pada orang dewasa yaitu
sebanyak 4000-10.000/ L, pada anak anak 9000-12.000/ L dan
pada bayi yang baru lahir sebanyak 9000-30.000/ L (Lestari, 2009).
3) Kadar Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah. Kadar normal hemoglobin pada
17 22
Umur 1 minggu
15 20
Umur 1 bulan
11 15
Anak anak
11 13
Lelaki dewasa
14 18
Perempuan dewasa
12 16
Lelaki tua
12.4 - 14.9
Perempuan tua
11.7 - 13.8
4) Nilai Hematokrit
Hematokit atau Packed Cell Volunze (PCV) adalah presentase sel
darah merah di dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen
(%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3%
sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%. Kadar hematokrit
berbanding lurus dengan kadar hemoglobin dan eritrosit. Eritrosit
berpengaruh terhadap viskositas darah yaitu semakin besar
persentasi sel darah merah semakin banyak timbul gesekan antar
lapisan darah sehingga viskositas darah meningkat yang berakibat
pada derajat kesukaran aliran darah yangg melalui pembuluh darah
kecil (Guyton, 1995).
5) Indeks Eritrosit
Menurut Dharma et al (1983), parameter pada indeks eritrosit yaitu
mencakup :
a. Mean Corpuscular Volume (MCV), merupakan volume ratarata eritrosit yang dihitung dari hematokrit dan jumlah eritrosit.
MCV menunjukkan ukuran rata-rata eritrosit yaitu normositik,
makrositik, mikrositik yang menjadi dasar untuk
mengklasifikasikan morfologi anemia.
Cara menghitung MCV yaitu :
(
)
(
)
( )
6) Jumlah Trombosit
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 400.000/
Nilai
20 40 gr
18-35 gr
Berat Lahir
1,0 1,5 gr
Massa Kebuntingan
18 -21 hari
Mata membuka
12 -13 hari
Massa Hidup
1 2 tahun
Suhu Tubuh
37,4 OC
Konsumsi pakan
4 5 gr/100 gr BB/hari
Konsumsi Air
4 -7 ml/100 gr BB/hari
Kardiovaskuler :
Frekuensi Jantung
Rataan
600 detak/menit
Kisaran
Rataan sistole
113 mmHg
Rataan diastole
81 mmHg
Frekuensi Pernapasan
Rataan
163/menit
Kisaran
84 - 230/menit
Hemoglobin
Rataan
14,8 gr %
Kisaran
10 19 gr %
Hematokrit
41,5 %
Eritrosit
Rataan
9,3 x 106 /
Kisaran
Leukosit
Rataan
8 x 103 /
Kisaran
4 12 x 103 /
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebgai berikut.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Kaca objek
Darah mencit
Pipet
Alkohol
Hemocytometer
Larutan Giemsa
Larutan Hayem
Tabung
Larutan Turk
Sentrifuga
HCl 1 N
EDTA
Malam
)
(
)
( )
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Data
4.1.1 Perhitungan Parameter Hematologi
Dari hasil praktikum ini, di dapat data hasil perhitungan parameter
hematologi pada darah mencit yaitu sebagai berikut.
1) Perhitungan jumlah eritrosit
Jumlah eitrosit yang teramati = 351
Pengenceran =
Jumlah eritrosit/mm3 =
=
= 3,53 x 106/mm3
2) Perhitungan jumlah leukosit
Jumlah leukosit yang teramati = 177
Pengenceran =
Jumlah leukosit/mm3 =
=
= 4425/mm3
3) Kadar Hemoglobin yang terukur = 12,8 g/dl
4) Nilai hematokrit yang terukur = 40 %
5) Perhitungan jumlah MCV
(
=
= 11,3
6) Perhitungan jumlah MCH
)
(
= 36,3 pg
7) Perhitungan jumlah MCHC
(
)
( )
=
= 32 g/dl
4.1.2. Pengamatan Histologi Pembuluh Darah
Selain pengukuran terhadap parameter hematologi, dalam
percobaan ini dilakukan pula pengamatan terhadap histologi pembuluh
darah. Di bawah ini merupakan tabel hasil pengamatan histologi pembuluh
darah.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Histologi Pembuluh Darah
Histologi
Hasil Pengamatan
Literatur
Apusan
Darah
Mencit
Gambar 4.2
Gambar 4.1
Apusan darah
Perbesaran 40 x 10
Perbesaran 40 x 10
(http://www.biology-online.org/biologyforum)
Gambar 4.3
Arteri Penyebar Pada Equus sp
Perbesaran 40 x 10
Arteri
Penyebar
Gambar 4.5
Arteri Penyebar
Perbesaran 40 x 10
(http://histologyworld.com/photoalbum//displayimage.php?pid
=4080)
Gambar 4.4
Arteri Penyebar Pada Lapus sp
Perbesaran 10 x 10
(Dokumentasi Pribadi, 2014)
Vena
Cava
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Vena Cava
Perbesaran 10 x10
Perbesaran 40 x 10
(http://www.siumed.edu/dking2/crr/CR025b.ht
m)
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan parameter hematologipada darah mencit ini
digunakan beberapa reagen yaitu diantaranya alkohol, larutan Hayem, larutan
Giemsa, larutan Turk, HCl, dan larutan EDTA. Alkohol, berfungsi dalam
proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel sel pada apusan darah tanpa
mengubah struktur organel yang ada didalamnya. Larutan Giemsa,adalah zat
warna yang digunakan dalam pembuatan sediaan apusan darah, agar sediaan
terlihat lebih jelas saat diamati. Larutan ini memberikan warna biru pada
apusan darah. Pewarnaan ini sering disebut juga sebagai pewarnaan
Romanowsky (R.Gandasoebrata, 2007). Larutan Hayem, sebagai larutan
fisiologis yang terdiri dari NaCl 1 g, Na2SO4 5 g, HgCl2 0,5 g dan akuades 20
mL, larutan fisiologis ini digunakan untuk mengencerkan darah sehinga darah
bisa dihitung karena harus bersifat isotonis dan fiksatif terhadap eritrosit. Cara
kerja dari larutan Hayem adalah dengan merusak sel-sel lain yang ada di
dalam sel darah selain sel darah merah (Kadir, 2002). Larutan Turk, berfungsi
untuk memecah eritrosit sehingga yang tersisa hanya leukosit saja. Komposisi
dari larutan ini yaitu asam asetat 13 mL, gentiana violet 21 mL dan ditambah
akuades 10 mL (Kadir, 2002). HCl di pakai pada saat pengukuran kadar
hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat hemoglobin. Larutan EDTA
merupakan anti koagulan yang berfungsi untuk mengencerkan darah setelah
diambil agar tidak terjadi penggumpalan (James, 2006).
Dari percobaan ini di dapat data hasil pemeriksaan parameter hematologi
pada darah mencit yaitu jumlah eritrosit yang terkandung sebanyak 3,53 x
106/mm3, leukosit sebanyak 4425/mm3, hemoglobin 12,8 g/dl, hematokrit
sebesar 40 %, MCV 11,3 m3 (113,3 fl), MCH sebesar 36,3 pg, MCHC
sebesar 32 g/dl. Berdasarkan perbandingan dengan literatur, terdapat
perbedaan pada jumlah eritrosit dan nilai MCV. Nilai eritrosit normal pada
mamalia yaitu berkisar antara 4.5 juta 10 juta / L dan nilai MCV normal
berkisar antara 84 96 fl. Pada darah sampel ini mengalami kekurangan
eritrosit dan MCV lebih dari 100 fl, berdasarkan literatur jika MCV lebih dari
100 fl maka dikategorikan sebagai anemia makrositik (Oehadian, 2012)
sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit yang menjadi hewan percobaan ini
mengalami kelainan pada eritrosit yaitu anemia dengan tipe makrositik.
Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi
harian, dan keadaan stress, juga disebabkan oleh ukuran sel darah itu sendiri.
Selain itu, terdapat faktor lainnya seperti kondisi pakan, kandungan bahan
organik (seperti lemak, glukosa, urea), kondisi lingkungan, dan musim.
Pertambahan umur dapat mempengaruhi pembentukan eritrosit. Sel
pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang
terdapat di sumsum tulang (id.wikipedia.org).. Semakin bertambah umur
hewan, maka produktivitas sumsum tulang dalam proses pembentukan
eritrosit semakin turun, akibatnya jumlah eritrosit akan semakin berkurang
pada hewan yang umurnya lebih tua.
BAB V
KESIMPULAN
Hasil dari praktikum pemeriksaan hematologi pada darah mencit, dapat
disimpulkan beberapa hal yaitu antara lain :
a. Dari percobaan ini di dapat data hasil pemeriksaan parameter
hematologi pada darah mencit yaitu jumlah eritrosit yang terkandung
sebanyak 3,53 x 106/mm3, leukosit sebanyak 4425/mm3, hemoglobin
12,8 g/dl, hematokrit sebesar 40 %, MCV 11,3 m3 (113,3 fl), MCH
sebesar 36,3 pg, MCHC sebesar 32 g/dl. Mencit ini diperkirakan
menderita penyakit anemia mikrositik karena jumlah eritrositnya
rendah dan memiliki MCV lebih dari 100 fl.
b. Lapisan lapisan yang menyusun histologi pembuluh darah yaitu
terdiri dari tunika intima, tunika elastika interna, tunika media, tunika
elastika eksterna dan tunika adventisia. Semua lapisan ini memiliki
tugas dan fungsinya masing masing di dalam pembuluh darah.
DAFTAR PUSTAKA
Arington Lr. 1972. Introductory Laboratory Animal Science. The
Breeding, Care And Management Of Experimenta1 Animals. New York: The
Interstate Printers & Publishers Inc.
Alamsyah, Agus Fahrizal. 2009. Gambaran Darah Mencit (Mus musculus
albinus) Pada Proses Persembuhan Luka Yang Diberi Salep Fraksi Etil Asetat dan
Fraksi Air Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.)
Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. Penilaian Hasil Pemeriksaan
Hematologi Rutin. Cermin Dunia Kedokteran. 1983; 30: 28-31.
Ganong W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta :
Egc. P. 552,563,567-569,576
Guyton Ac. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Textbook Of Medical
Physiology. Ed Ke-7. Diterjemahkan Oleh Tengadi Iw. Jakarta: Egc. Hlm 52-67.
Guyton Ac Dan Hall 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed Ke-9.
Diterjemahkan Oleh Setiawan I, Tengadi Ka, Santoso A. Jakarta: Egc.
Terjemahan Dari: Textbook Of Medical Physiology.
Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik Cetakan 13. 2007. Dian
Rakyat, Jakarta
Handayani, L., Irianti, N Dan Yuwono, E. Pengaruh Pemberian Minyak
Ikan Lemuru Terhadap Kadar Eritrosit Dan Trombosit Pada Ayam
Kampung. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1) : 39-46
Hartadi, Diaz, Sumardi R dan Rizal Isnanto. 2004.Simulasi Penghitungan
Jumlah Sel Darah Merah. Transmisi, Vol. 8, (2) 1-6
Hoffbrand, A.V., Moss, P.A.H. dan Pettit, J.E. 2006. Essential
Haematology. 5th. Asia : Blackwell Publishing. hal. 129-181.
Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika : Jakarta
James, J., Baker, C. and Swain, H., 2006, Principles of Science Nurses,
Blackwell Science ltd Oxford, USA
Kadir, M. 2002.Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. UNIB :Bengkulu