You are on page 1of 8

BAB II

PENGARUH OLAHRAGA PADA SAAT


MENSTRUASI(HAID)

haid secara kasar adalah pengeluaran darah dari uterus


karena tidak terjadinya pembuahan. Haid bukanlah suatu
penyakit. Karena haid mengeluarkan darah dan tergantung dari
jumlah darah yang keluar, ini akan menentukan apakah Anda
menjadi lemas, berkunang-kunang, jantung berdebar, atau
terganggu tidur. Dengan atau tanpa olahraga, haid tetap akan
keluar.

Menurut dr R. Soetomo Slamet Iman Santoso, ahli penyakit


dalam, saat haid jumlah darah kita pasti akan berkurang.
Larangan berolahraga saat haid sebenarnya tidak mutlak.
Artinya, jika Anda suka olahraga jalan santai, dan tidak pernah
pusing atau berkunang-kunang, saat haid pun Anda dapat
melakukannya. Tetapi apabila olahraganya menguras tenaga,
misalnya badminton atau tenis, ia akan punya banyak pengaruh.
Selain darah yang keluar, keringat pun bercucuran, sehingga ada
komponen cairan, Na, Cl, dan air ikut keluar. Ditambah lagi jika
Anda berlarian ke sana-kemari, bisa timbul “kekejangan” pada
kandungan Anda hingga ada kemungkinan haid Anda akan
bertambah banyak dan Anda akan merasakan lemah.

Adanya larangan-larangan olahraga pada saat haid adalah


demi kesehatan Anda sendiri, dan demi kenyamanan orang lain.
Misalnya, berenang, walau dengan pembalut wanita yang ketat
sekali pun, air dapat masuk ke dalam pembalut tersebut. Selain
itu karena air yang ada di kolam renang bukan milik Anda sendiri,
maka Anda akan mudah terkena infeksi, meskipun air tersebut
relatif steril. Sebaliknya, orang lain yang tidak haid akan
mendapatkan air yang tidak baik.

Jadi olahraga yang boleh Anda lakukan adalah olahraga


ringan, misalnya jalan kaki atau olahraga yang tidak melibatkan
orang lain. Menurut dr Soetomo, sebaiknya orang yang sedang
haid tidak melakukan pekerjaan atau olahraga yang membebani
kekuatan dirinya sendiri.

Birmingham, Ada anggapan olahraga bisa mengurangi rasa sakit


yang dialami perempuan saat menstruasi. Tapi penelitian
membuktikan hal tersebut tidak benar, rasa sakit saat menstruasi
tetap tidak hilang meskipun dialihkan dengan berolahraga.

Peneliti dari Birmingham University mengungkapkan


olahraga teratur yang selama ini direkomendasikan untuk
menghilangkan sakit saat menstruasi ternyata tidak membantu.
Dari 650 mahasiswi yang disurvei, didapatkan sebesar 28
persennya mengalami sakit yang sedang hingga parah saat
menstruasi.

Mahasiswi yang diteliti berusia antara 18 hingga 25 tahun.


Pertanyaan yang diajukan adalah kapan pertama kali
mendapatkan menstruasi, seberapa sering mengalami sakit,
adakah pengobatan yang dilakukan, apakah memiliki penyakit
seperti endometriosis (kista) atau fibroid (tumor rahim) serta
seberapa sering melakukan olahraga.

Respons yang didapatkan menunjukkan 72 persen mahasiswi


tersebut tidak atau sedikit merasakan sakit saat menstruasi, dan
28 persen mengalami sakit yang sedang hingga parah saat
mentruasi.

Setelah mempertimbangkan suasana hati (mood), etnik, berat


badan, rokok, penggunaan pil kontrasepsi serta seberapa banyak
olahraga yang dilakukan perempuan tersebut, didapatkan
olahraga tidak memberikan pengaruh untuk mengurangi rasa
sakit. Jadi, dibutuhkan masih banyak penelitian untuk bisa
membuat rekomendasi bahwa olahraga bisa mengurangi sakit
menstruasi.

“Keyakinan bahwa olahraga adalah suatu pengobatan yang


efektif telah ada sejak beberapa tahun lalu. Mungkin hal ini hanya
menjadi hal menarik agar membuat orang mau untuk
berolahraga,” ujar sang peneliti Dr Amanda Daley, seperti dikutip
dari BBCNews, Minggu (13/12/2009).

Tapi bukan berarti olahraga tidak penting bagi seorang


perempuan. Meski sampai saat ini menunjukkan olahraga tidak
mengurangi sakit menstruasi, namun tetap saja olahraga bisa
memberikan manfaat positif bagi tubuh seperti jadi lebih sehat
dan mempertahankan bentuk tubuh ideal.

Menurut ketua dari Royal College Professor Steve Field,


perempuan yang mengalami sakit menstruasi dan melakukan
olahraga secara teratur bisa membuat dirinya menjadi lebih baik
secara umum. Tapi efek lebih spesifik untuk mengurangi sakit
menstruasi belum dapat dibuktikan dengan pasti.

Bagi perempuan yang mengalami sakit saat menstruasi


terutama jika sampai mengganggu aktivitasnya, sebaiknya
melakukan pemeriksaan ke dokter untuk bisa mengetahui apa
penyebab pastinya dan bisa mendapatkan pengobatan yang
tepat.

Ada anggapan olahraga bisa mengurangi rasa sakit yang


dialami perempuan saat menstruasi. Tapi penelitian
membuktikan hal tersebut tidak benar, rasa sakit saat menstruasi
tetap tidak hilang meskipun dialihkan dengan berolahraga.

Peneliti dari Birmingham University mengungkapkan olahraga


teratur yang selama ini direkomendasikan untuk menghilangkan
sakit saat menstruasi ternyata tidak membantu. Dari 650
mahasiswi yang disurvei, didapatkan sebesar 28 persennya
mengalami sakit yang sedang hingga parah saat menstruasi.

Mahasiswi yang diteliti berusia antara 18 hingga 25 tahun.


Pertanyaan yang diajukan adalah kapan pertama kali
mendapatkan menstruasi, seberapa sering mengalami sakit,
adakah pengobatan yang dilakukan, apakah memiliki penyakit
seperti endometriosis (kista) atau fibroid (tumor rahim) serta
seberapa sering melakukan olahraga.
Respons yang didapatkan menunjukkan 72 persen mahasiswi
tersebut tidak atau sedikit merasakan sakit saat menstruasi, dan
28 persen mengalami sakit yang sedang hingga parah saat
mentruasi.

Setelah mempertimbangkan suasana hati (mood), etnik, berat


badan, rokok, penggunaan pil kontrasepsi serta seberapa banyak
olahraga yang dilakukan perempuan tersebut, didapatkan
olahraga tidak memberikan pengaruh untuk mengurangi rasa
sakit. Jadi, dibutuhkan masih banyak penelitian untuk bisa
membuat rekomendasi bahwa olahraga bisa mengurangi sakit
menstruasi.

"Keyakinan bahwa olahraga adalah suatu pengobatan yang


efektif telah ada sejak beberapa tahun lalu. Mungkin hal ini hanya
menjadi hal menarik agar membuat orang mau untuk
berolahraga," ujar sang peneliti Dr Amanda Daley, seperti dikutip
dari BBCNews, Minggu (13/12/2009).

Tapi bukan berarti olahraga tidak penting bagi seorang


perempuan. Meski sampai saat ini menunjukkan olahraga tidak
mengurangi sakit menstruasi, namun tetap saja olahraga bisa
memberikan manfaat positif bagi tubuh seperti jadi lebih sehat
dan mempertahankan bentuk tubuh ideal.

Menurut ketua dari Royal College Professor Steve Field,


perempuan yang mengalami sakit menstruasi dan melakukan
olahraga secara teratur bisa membuat dirinya menjadi lebih baik
secara umum. Tapi efek lebih spesifik untuk mengurangi sakit
menstruasi belum dapat dibuktikan dengan pasti.

Bagi perempuan yang mengalami sakit saat menstruasi terutama


jika sampai mengganggu aktivitasnya, sebaiknya melakukan
pemeriksaan ke dokter untuk bisa mengetahui apa penyebab
pastinya dan bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

Ada yang menanyakan di board lain, tentang bagaimana


kalau kita melakukan olahraga bersepeda ketika sedang haid.
Semoga ini bisa menjadi pencerahan buat para lady bikers.

Apa yang terjadi saat sedang haid? Pada saat haid, lapisan
pelapis rongga dalam rahim (endometrium) mengelupas,
sehingga pembuluh darah di bawah lapisan itu terbuka dan
terjadilah perdarahan. Darah akan juga membawa atau
menghanyutkan sel-sel dan jaringan pelapis rongga dalam rahim
tersebut. Apabila kita sedang berolahraga, apalagi bersepeda
banyak kondisi kerja otot perut serta panggul, bahkan kadang
harus meneran. Hal itu bisa berakibat kontraksi otot-otot dinding
rahim melebihi dari biasanya, dan seolah rahim menjadi pompa
yang menyebabkan tekanan mengalirkan darah haid lebih
kencang. Pada keadaan biasa maka darah haid akan mengalir
melalui pintu mulut rahim dan keluar, tetapi dalam tekanan tinggi
bisa terjadi aliran kembali (back-flow), sehingga ada sebagian
darah haid yang mengalir berlawanan, yaitu melalui saluran telur
dan terpercik ke dalam rongga perut.
Apabila seorang wanita mempunyai bakat (dan itu genetik),
maka sel pelapis rongga rahim yang jatuh ke dalam rongga rahim
akan tumbuh di tempat yang salah di dalam rongga rahim, bisa
di lapisan rongga rahim, indung telur, kandung kencing, usus,
dan dimana saja, berbentuk seperti jerawat-jerawat yang
sebagian berkelompok. Kejadian salah tumbuhnya sel pelapis
rongga rahim di tempat yang salah ini disebut sebagai penyakit
endometriosis. Selain itu sel pelapis rongga rahim akibat tekanan
yang kuat juga bisa merembes ke dinding rahim, dan
pertumbuhan di dalam otot rahim ini bisa dirasakan sebagai nyeri
pada saat haid. Endometriosis adalah primadona sebab nyeri
pada saat haid. Pada saat haid, sarang endometriosis juga akan
berdarah layaknya di tempat asalnya, sehingga dalam keadaan
lanjut menyebabkan timbunan darah di tempat yang tak
semestinya, yang kalau di indung telur bisa berakibat timbulnya
kista coklat (coklat karena isinya darah haid lama yang berwarna
coklat). Selain itu, sarang-sarang endometriosis ini bisa
mengalami proses pembengkakan (inflamasi), sehingga bisa
terjadi perlekatan dimana-mana di dalam rongga perut. Adanya
banyak perlekatan ini bisa menyebabkan gangguan untuk
mendapatkan kehamilan (infertilitas). Endometriosis saat ini
adalah 40% dari penyebab pasangan tidak mempunyai atau
kesulitan mendapatkan anak.

Selain masalah yang berhubungan dengan endometriosis, wanita


yang sedang haid dalam keadaan fisik dan emosional yang paling
rendah. Hal ini karena kondisi hormonal tubuh dan juga
penurunan secara sementara kadar hemoglobin darah. Tidak
heran, kalau di saat haid sering merasakan sakit kepala, mudah
lelah, mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, rasa malas, dan
yang sebangsa itu.

Tips : Para wanita hendaknya jangan melakukan kerja fisik


termasuk/apalagi bersepeda. Kalau tetap ingin melakukan kerja
fisik atau olahraga yang waktunya kira-kira bertepatan dengan
masa haid, sebaiknya menghubungi dokter dan meminta agar
mengundurkan saat haidnya. Hal terakhir ini banyak dilakukan
oleh kalangan atlet, peragawati, naik haji, mau nikah dan
beberapa tujuan yang lain.

You might also like