Professional Documents
Culture Documents
Analisis Univariat
Analisis univariat akan mendeskripsikan masing masing variabel yang diteliti,
yaitu karakteristik demografi responden (usia, jenis kelamin, uang saku), pengetahuan
dan sikap terhadap buah dan sayur, serta kebiasaan konsumsi buah dan sayur. Secara
rinci uraian hasil analisis univariatnya adalah sebagai berikut:
5.1.1 Karakteristik Responden
Table 5.1 Karakteristik Responden Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 23
Jakarta Barat
Karateristik
Jumlah
Persen(%)
12,2
Usia
15
36
16
43
87,0
Jumlah
49
100,0
Laki laki
10
20,4
Perempuan
39
79,6
Jumlah
49
100,0
Rendah
40
81,6
Tinggi
18,4
Jumlah
49
100,0
Jenis kelamin
Uang saku
37
saku rendah adalah sebanyak 40 orang (81,6%) dan responden dengan kategori uang
saku tinggi adalah sebanyak 9 orang (18,4%).
5.1.2
Variabel Independen
Frekuensi
Persen(%)
Kurang
Sedang
6,1
Baik
46
93,9
Jumlah
49
100,0
Kurang
Sedang
8.2
Baik
45
9.8
Jumlah
Pengetahuan
Sikap
38
responden dengan kategori sikap sedang adalah sebanyak 4 orang (8,2%) dan
responden dengan kategori sikap baik adalah sebanyak 45 orang ( 91,8%).
5.1.3
Variabel Dependen
Analisis Bivariat
Analisi Bivariat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang
signifikan atau bermakna antara dua variabel yaitu variabel independen berupa jenis
kelamin, uang saku, pengetahuan dan sikap terhadap buah dan sayur dengan variabel
dependen yaitu konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 23
39
Jakarta Barat. Analisis ini juga memberikan hasil tentang pembuktian hipotesa yang
diajukan. Pembuktian hipotesa pada awalnya menggunakan uji statistik Chi-Square
namun setelah dilakukan pengujian ternyata tidak memenuhi syarat Chi-Square
sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji statistik Fisher. Adapun hasil
analisisnya secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut:
5.2.1 Hubungan antara jenis kelamin terhadap konsumsi buah dan sayur
Table 5.3 Hubungan antara Jenis Kelamin terhadap Konsumsi Buah dan Sayur
Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 23 Jakarta Barat
Jenis
Kelamin
Baik
Total
Kurang
P Value
Laki-laki
10
20,4
10
20,4
Perempuan
18,4
30
61,2
39
79,6
0.173*
* (0.05)
Hasil analisis antara jenis kelamin dengan kebiasaan konsumsi buah dan sayur
diperoleh dari 10 orang responden (20,4%) berjenis kelamin laki-laki semuanya
memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur kurang. Kemudian dari 39 orang
responden berjenis kelamin perempuan (79.6%) terdapat 30 orang (61,2%) yang
memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur kurang dan sisanya 9 orang (18,4%)
memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur baik. Dari hal tersebut dapat dilihat
proporsi responden dengan kebiasaan konsumsi buah dan sayur baik pada perempuan
lebih tinggi daripada laki-laki. Hasil uji statistik Fisher diperoleh nilai probabilitas p
= 0,173 yang berarti lebih besar dari nilai = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan konsumsi buah
40
Baik
Total
Kurang
P Value
Tinggi
2,0
16,3
18,4
Rendah
16,3
32
65,3
40
81,6
1.000*
* (0.05)
Hasil analisis antara uang saku dengan kebiasaan konsumsi buah dan sayur
diperoleh bahwa dari 9 orang (18,4%) yang uang sakunya tinggi terdapat 8 orang
(16.3%) yang konsumsi buah dan sayurnya kurang sedangkan sisanya 1 orang (2.0%)
konsumsi buah dan sayurnya baik dan dari 40 orang (81,6%) yang uang sakunya
rendah terdapat 32 orang (65,3%) yang konsumsi buah dan sayurnya kurang dan
sisanya 8 orang (16,3%) konsumsi buah dan sayurnya baik. Hasil uji statistik Fisher
diperoleh nilai probabilitas p = 1,000 yang berarti lebih besar dari nilai = 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
uang saku dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA.
41
Total
Kurang
P Value
Buah dan
Sayur
Baik
16,3
38
77,6
46
93,9
Sedang
2,0
4,1
6,1
Kurang
0,464*
* (0.05)
Hasil analisis antara pengetahuan tentang buah dan sayur dengan konsumsi
buah dan sayur diperoleh bahwa dari 46 orang (93,9%) berpengetahuan baik terdapat
38 orang (77,6%) dengan konsumsi buah dan sayur kurang dan sisanya 8 orang
(16,3%) dengan konsumsi buah dan sayur baik. Kemudian dari 3 orang (6,1%)
berpengetahuan sedang terdapat 2 orang (4,1%) dengan konsumsi buah dan sayur
kurang dan sisanya 1 orang (2,0%) dengan konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji
statistik Fisher diperoleh nilai probabilitas p = 0,464 yang berarti lebih besar dari
nilai = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA.
42
Total
Kurang
P Value
Sayur
n
Baik
16,3
37
75,5
45
91,8
Sedang
2,0
6,1
8,2
Kurang
0.569*
* (0.05)
Hasil analisis antara sikap terhadap konsumsi buah dan sayur dengan konsumsi
buah dan sayur diperoleh bahwa dari 45 orang (91,8%) yang sikap terhadap konsumsi
buah dan sayurnya baik terdapat 37 orang (75,5%) yang kebiasaan konsumsi buah
dan sayurnya kurang sedangkan sisanya 8 orang (16,3%) memiliki konsumsi buah
dan sayur baik. Kemudian dari 4 orang (8,2%) yang sikap terhadap konsumsi buah
dan sayurnya cukup terdapat 3 orang (6,1%) yang kebiasaan konsumsi buah dan
sayurnya kurang dan sisanya 1 orang (2,0%) konsumsi buah dan sayurnya baik. Hasil
uji statistik Fisher diperoleh nilai probabilitas p = 0,569 yang berarti lebih besar dari
nilai = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA.
43
BAB VI PEMBAHASAN
6.1
Karakteristik responden
6.1.1 Usia
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah remaja (10-19 tahun)
dengan sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI yang berusia 15 sampai 16 tahun.
Hasil univariat menyatakan usia terbanyak adalah 16 tahun (87,8%). Usia remaja
merupakan salah satu kelompok usia yang paling rentan jika kurang konsumsi buah
dan sayur karena buah dan sayur merupakan sumber vitamin dan mineral serta
sebagai penetral kadar kolesterol darah terutama yang berasal dari pangan hewani
sedangkan dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa pola makan remaja yang
banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh serta rendah buah dan sayur dapat
meningkatkan penyakit kardiovaskuler di kemudian hari.7 Selain itu konsumsi buah
dan sayur yang kurang juga dapat menyebabkan overweight dan obesitas pada anak
usia sekolah yang juga menjadi faktor predisposisi penyakit kardiovaskular usia
dewasa.9 Konsumsi buah dan sayur yang cukup juga sangat penting karena masa
remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan banyak tambahan gizi.
6.1.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin dianggap sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan
konsumsi buah dan sayur. Hasil analisis univariat menyatakan bahwa responden
berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 39 orang (79,6%) dibandingkan
responden berjenis kelamin laki laki yaitu 10 orang (20,4%). Hal ini dapat terjadi
berkaitan dengan pengambilan sampel yang menggunakan teknik sampel acak
sederhana atau simple random sampling. Jenis kelamin menentukan besar kecilnya
kebutuhan gizi bagi seseorang, dalam hal ini buah dan sayur, karena pertumbuhan
dan perkembangan individu sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan.44
44
45
6.2.2 Sikap
Sikap merupakan konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif,
perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi kecenderungan berperilaku
sebagai komponen konatif.48 Hasil analisis univariat diperoleh dari 49 orang (100,0%)
responden dengan kategori sikap baik adalah sebanyak 45 orang (91,8%). Selain
karena responden adalah pelajar sekolah, hal ini juga berkaitan dengan usia
responden yang berkisar 15 sampai 16 tahun, tergolong remaja tengah (middle
adolescene). Pada usia ini remaja telah memiliki perkembangan kesadaran terhadap
identitas diri, tahap dimana remaja suka berdiskusi dan mulai merencanakan masa
depannya. Sehingga dapat disimpulkan responden telah memasuki kehidupan yang
matang dan telah memiliki penilaian atau persepsi mengenai hal baik maupun hal
buruk untuk dirinya.15
6.3 Variabel Dependen
6.3.1 Konsumsi buah dan sayur
Telah diketahui melalui beberapa penelitian bahwa buah dan sayur memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan dikarenakan buah dan sayur sangat kaya akan
kandungan vitamin, mineral, dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Hasil penelitian menunjukan dari 49 responden (100,0%) responden dengan
konsumsi buah dan sayur kurang adalah sebanyak 40 orang (81,6%) dan responden
dengan kategori konsumsi buah dan sayur baik adalah sebanyak 9 orang (18,4%). Hal
ini mendukung penelitian Riset Kesehatan Dasar 2007 (RISKESDAS) Departemen
Kesehatan RI tahun 2007 bahwa rata - rata prevalensi nasional kurang makan buah
dan sayur adalah 93,7 % , begitu juga pada remaja usia 15-24 prevalensi kurang
makan buah dan sayur cukup tinggi yaitu 93,8 %.4 Sedangkan berdasarkan Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS), konsumsi buah dan sayur di Indonesia yang
46
dianjurkan untuk remaja maupun orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram atau
2-3 porsi sehari atau setara dengan 2x/hari atau 14x/minggu.26
6.4 Analisis Bivariat
6.4.1 Hubungan antara jenis kelamin terhadap konsumsi buah dan sayur
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 10 orang (20,4%) dengan jenis
kelamin laki-laki, semuanya memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur yang
kurang dan responden dengan jenis kelamin perempuan dari 39 orang (79.6%)
terdapat 30 orang (61,2%) memiliki kebiasaan konsumsi buah dan sayur yang kurang.
Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
konsumsi buah dan sayur (p= 0,173) didukung oleh studi di Augusta Georgia bahwa
tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur.56 Bila
dilihat dari proporsi responden, kebiasaan konsumsi buah dan sayur baik pada
perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Mendukung penelitian Bere, et al,43 pada
anak usia 12-15 tahun yang menunjukan bahwa peremupuan mengonsumsi buah dan
sayur lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Pada penelitian Baker, et al,44 juga
mengatakan laki-laki mengonsumsi lebih sedikit buah dan sayur daripada perempuan;
sedikit dari 20% pria mengonsumsi buah dan sayur dari jumlah yang disarankan.
Alasan yang dapat menyebabkan konsumsi buah dan sayur pada laki -laki lebih
sedikit dibanding perempuan yaitu pada remaja laki-laki cenderung tidak menyukai
makanan ringan/ tidak mengenyangkan karena aktivitas fisiknya lebih tinggi
dibanding perempuan. Selain itu perempuan lebih memperhatikan citra tubuh
dibanding laki- laki, dimana perempuan akan lebih mengurangi konsumsi makanan
tinggi lemak dan karbohidrat dan lebih memilih mengonsumsi buah dan sayur agar
berat badannya tetap ideal.
6.4.2 Hubungan antara uang saku terhadap konsumsi buah dan sayur
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa dari 9 orang (18,4%) yang uang sakunya
tinggi terdapat 8 orang (16.3%) yang konsumsi buah dan sayurnya kurang dan dari 40
47
orang (81,6%) yang uang sakunya rendah terdapat 32 orang (65,3%) yang konsumsi
buah dan sayurnya kurang. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan
antara uang saku dengan konsumsi buah dan sayur (p= 1,000). Hal ini dapat terjadi
berkaitan dengan keinginan remaja untuk lebih memilih menggunakan uang sakunya
ke makanan yang cepat dan mengenyangkan seperti makanan cepat saji (fast food).
Penelitian Worthington BS,54 juga menyatakan berkembangnya kemandirian pada
remaja salah satunya adalah remaja mulai membeli dan mempersiapkan makanan
untuk dirinya sendiri dan cenderung memilih makanan apapun yang tersedia ketika
mereka lapar. Kemudian pada penelitian Moore,55 menyatakan bahwa remaja
cenderung memilih makanan tinggi kalori, lemak, dan natrium sehingga sedikit sekali
mengonsumsi buah dan sayur. Dapat disimpulkan bahwa rata rata uang saku yang
digunakan responden dalam mengonsumsi makanan kurang memperhatikan
keseimbangan gizi asalkan makanan tersebut dapat mengenyangkan.
6.4.3 Hubungan antara pengetahuan terhadap konsumsi buah dan sayur
Pengetahuan responden mengenai buah dan sayur sebagian besar (93,9%)
didapatkan responden berpengetahuan baik dan sisanya berpengetahuan cukup atau
sedang. Hal ini menunjukan bahwa responden mengetahui informasi yang
berhubungan dengan sayur dan buah, tetapi bila di hubungkan dengan konsumsi buah
dan sayurnya, hanya 8 orang (16,3%) yang mengonsumsi buah dan sayur dengan
baik. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan
dengan konsumsi buah dan sayur (p= 0,494). Seperti yang dikatakan oleh beberapa
peneliti terdahulu bahwa tingkat pengetahuan seseorang sangat berpengaruh dalam
pemilihan makanannya akan tetapi pada perilaku konsumsi individu juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya antara lain gaya hidup, pengaruh
lingkungan, ketersediaan bahan pangan, kebiasaan makan, dan sosial ekonomi. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Story, et al,41 yang menyatakan
bahwa konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat dipengaruhi oleh empat faktor
yaitu individu (usia, jenis kelamin, pengetahuan, dan sikap), lingkungan sosial
48
istirahatnya
dan sayur maka akan semakin tinggi pula konsumsi buah dan sayurnya. Dapat
disimpulkan adanya kecendrungan konsumsi buah dan sayur yang kurang pada
sebagian besar responden mempengaruhi sikap responden untuk mengikuti perilaku
pola makan yang salah,yaitu kurang dalam mengonsumsi buah dan sayur.
50
7.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa
51
52
Daftar Pustaka
Kesehatan
53
Pendidikan
Nasional.
(2003). Kamus
besar
Bahasa
54
21. Jiang, Song. Handbook of fruit and vegetable flavors : Chapter I fruit and
vegetable flavor, classification and biological characterization. Canada:
Wiley,2010.
22. Lehner.Nutrition (Penerjemah : Mohideen, S ). Departemen Pendidikan
Nasional RI,2000.
23. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka, 2004.
24. Sekarindah T.Terapi Jus Buah dan Sayur. Jakarta: Puspa Swara, 2008.
25. Astawan M. Warna-warni makanan. Jakarta : Gramedia Pustaka, 2008.
26. Baliwati Y, Retnaningsih. Kebutuhan Gizi dalam Soekiman,dkk. Hidup
Sehat. Jakarta : PT Prima Media Pustaka:2004.p.64.
27. Sekarindah T.Terapi Jus Buah dan Sayur. Jakarta: Puspa Swara,2008.
28. Khomsan, Ali. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Departemen gizi
masyarakat dan sumber daya keluarga. Bogor: Fakultas pertanian IPB. Sehat
itu Mudah. Jakarta: Hikmah,2008.
29. Muhilal, Damayanti D. Hidup sehat : Bab V Gizi Seimbang untuk anak usia
sekolah dasar. Jakarta : PT. Primamedia Pustaka, 2006.
30. Tylavsky A, Holliday K, Danish R, Womack C, Norwood J, Carbone L.
Fruit and vegetable intakes are an independent predictor of bone size in early
pubertal children. Am J Clin Nutr. 2004 Feb;79(2):311-7.
31. McGartland CP, Paula J Robson PJ, Liam J Murray LJ, Cran GW, Savage
MJ, Watkins DC.Rooney MR, Boreham CA. Fruit and Vegetable
Consumption and Bone Mineral Density: the Northern Ireland Young Hearts
Project. Am J Clin Nutr 2004;80:101923.
32. Vatanparast H, Jones AB , Faulkner RA, Bailey DA, Whiting SJ. Positive
effects of vegetable and fruit consumption and calcium intake on bone mineral
accrual in boys dudring growth from childhood to adolescence:the university
of saskatchewan pediatric bone mineral accrual study.Am J Clin Nutr
2005;82:700 6.
55
33. Brown L, Rimm BE, Seddon JM,Giovannucci EL, Taber LC, Spiegelman D.
A Prospective Study of Carotenoid intake and risk of cataract extraction in US
men. Am J Clin Nutr 2004;70:51724.
34. Gibson A, Edgar JD, Neville CE, Gilchrist SE, McKinley MC, Patterson
CC, Young IS, Woodside JV. Effect of fruit and vegetable consumption on
immune function in older people: a randomized controlled trial. Am J Clin
Nutr. 2012 Dec;96(6):1429-36.
35. Lembo A, Camilleri M. Chronic constipation. N Engl J Med. 2003; 349:136068.
36. Aldoori WH, Giovannucci EL, Rockett HR, Sampson L, Rimm EB, Willett
WC. A prospective study of dietary fiber types and symptomatic diverticular
disease in men. J Nutr 1998; 128:71419.
37. Brown A. Understanding food : principles and preparation,4th ed.USA :
Wadsworth-Cengage Learning, 2008.
38. Khomsan, Ali. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Departemen gizi
masyarakat dan sumber daya keluarga. Bogor: Fakultas pertanian IPB. Sehat
itu Mudah. Jakarta: Hikmah,2008.
39. He FJ, Nowson CA, Lucas M, MacGregor GA. Increased consumption of
fruit and vegetables is related to a reduced risk of coronary heart disease:
meta-analysis of cohort studies. J Hum Hypertens. 2007; 21:71728.
40. He FJ, Nowson CA, MacGregor GA. Fruit and vegetable consumption and
stroke: meta-analysis of cohort studies. Lancet. 2006; 367:32026.
41. Story M, Sztainer DN, French S. Individual and Environmental Influences on
Adolescent
Eating
Behaviors.Journal
of
the
American
Dietetic
Eating
Behaviors.Journal
of
the
American
Dietetic
56
43. Bere E, Brug J, Klepp K. Why do boys eat less fruit and vegetables than
girls?. Public Health Nutrition: 11(3), 321325.
44. Baker, Anna, Wardle J.Sex differences in fruit and vegetable intake in older
adults. Appetite 2003; 40: 269 75.
45. Wong,et al. Buku Ajata Keperawatan Pediatrik (alih bahasa Agus Sutama
dkk) edisi 6. Jakarta : EGC,2001.
46. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta,2007.
47. Baker, Anna, Wardle J.Sex differences in fruit and vegetable intake in
olderadults. Appetite 2003; 40: 269 75.
48. Azwar, S.Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset,2009.
49. Bahria. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan Faktor
Laindengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta
tahun2009. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia;2009.
50. Cullen KW, Baranowski T, Rittenberry L, Cosart C, Hebert D, Moor CD.
Child-reported family and peer influences on fruit,juice, and vegetable
consumption: reliability and validity of measures. Health education oxford
press 2004;16 (2):187-200.
51. Bourdeaudhuij D, Velde ST, Brug J, Due P,Wind M, Sandvik C, Maes L.
Personal, social and environmental predictors of daily fruit and vegetable
intake in 11-year-old children in nine European Countries. European Eur J
Clin Nut .2008;62 :834841.
52. Bahria. Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan dan Faktor Laindengan
Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta tahun 2009.
Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2009.
53. Rahmawati. Perilaku Makan Sayur Berdasarkan Faktor Sosiodemografi, Self
Efficacy, Sikap, Niat, Preferensi, dan Ketersediaan Sayur pada Murid Kelas
57
Skripsi.
Depok:
Fakultas
Kesehatan
Masayrakat
Universitas
Indonesia.2009.
54. Worthington BS. Nutrition Throughout The Life Cycle, 4thed. United States:
McGraw-Hill Book Companies,2004.
55. Moore CM. Terapi Diet dan Nutrisi, 2nd. Jakarta: Hipokrates,2004.
56. Domel SB. Psychosocial of Fruit and Vegetables Consumption among
Elementary
School
Children.
Journal
Health
Education
Research.2004;11(3):299-308.
57. Lowe, et al. Effect of a Peer Modelling and Rewards-Based Intervention to
Increase Fruit and Vegetable Consumption in Children. Eur J Clin Nutr.
2004;58:510-22.
58