Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Sutoyo
NIM 111 08 002
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website: www.Stainsalatiga.ac.idE-mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsisaudara:
Nama
: Sutoyo
Nim
: 111 08 002
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
Judul
AchmadMaimun, M. Ag.
NIP. 19700510199803 1 003
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website: www.Stainsalatiga.ac.idE-mail:administrasi@stainsalatiga.ac.id
: Sutoyo
NIM
: 111 08 002
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: PendidikanAgamaIslam
Menyatakandengansebenarnyabahwaskripsi
yang
sayatulis,
benar-
benarmerupakanhasilkaryasendiri,
bukanmerupakanpengambialihantulisanataukarya
sayaakuisebagaihasiltulisanataukaryasendiri,
terdapatdalamreferensi
yang
orang
lain
kecualiinformasi
dijadikanbahanrujukan.Apabila
yang
yang
di
kemudianhariterbuktiskripsiinihasiljiplakan,
makasayabersediamempertanggungjawabkankemabalikeaslianskripsiini
hadapan siding munaqosahskripsi.
Salatiga, 15 April 2013
Yang membuatpernyataan
Sutoyo
NIM: 111 08 002
di
MOTTO
Teman-temanakrabpadahariitusebagiannyamenjadimusuhbagisebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az-Zukhruf: 67).
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih, skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
1. Kepada ibu tercinta (ibu Siti Kalijah), yang selalu mendukung baik moril
maupun materi dengan penuh kasih sayangnya.
2. Kepada para masayikh dan guru-guru pembimbing spiritual (abah) yang
selalu mendoaakan sepanjang waktu khususnya ustadz Sabiqun. Berkat
barokah doa beliau menjadikan penulis mampu menghadapi semua
tantangan dan rintangan hidup.
3. Kepada keluarga yang tercinta kakak dan adik (mas Sulistiyo, mas
Sunariyo, mbak Tatik, adik Giarto), yang selalu memberikan motivasi.
4. Kepada semua teman seperjuangan (khusus PAI A 2008) yang
memberikan pahit manis pelajaran kehidupan.
5. Kepada seseorang yang mengisi kehidupanku, yang insya Allah kelak juga
menjadi pendamping dalam kehidupanku.
KATA PENGANTAR
Pujisyukursenantiasapenulispanjatkanpada
Allah
SWT,
yang
tanpalelahnyamelimpahkanrahmatkasihsayangya.Sehinggapenulisdapatmenyelesa
ikanpenulisanini.SholawatsertasalampenulishaturkankepadajunjunganNabiAgung
Muhammad SAW, yang telahberjuang agar umatnyamendapatkemuliaan di
duniadanakhirat.Dalampenulisaninibanyakpihak
yang
penulislibatkan,
olehkarenaitupenulismengucapkanbanyak-banyakterimakasih, khususnyakepada:
1. Bapak
Dr.
Imam
Sutomo,
M.Ag.selakuketua
STAIN
yang
telahmenyetujuipenelitianskripsiini.
2. BapakDr. RahmatHariyadi, M.Pd. selakuketuajurusanTarbiyah yang
telahmemberikankemudahanbagipenulisdalamperijinanpenelitian.
3. IbuDra. SitiAsdiqoh, M.Si, selakuketua program studiPendidikan Agama
Islam
4. BapakAchmadMaimun,
M.Ag.selakudosenpembimbing
yang
telahmemberikanbimbingandanpengarahandenganpenuhkeikhlasandansab
armencurahkanpikirandantenaganya,
sertapengorbananwaktunyadalammembimbingpenyelesaianpenulisanskrip
siini.
5. UstadzSabiqun yang telahmembantubaiksecaramorilmaupunmateri.
6. Semuapihakyangtidakdapatpenulissebutkansatupersatu,
yang
telahmembantubaiksecaramorilmaupunmateri, gunaselesainyaskripsiini
Semogaamalbaikmerekadicatatoleh
sertamendapatkanbalasan
Allah
yang
SWT
berlipatganda
,Amin.Penulismenyadaridanmengakuibahwapenulisanskripsiinimasihjauh
dariharapan, semuaitudikarenakankefaqiranpenulis, keterbatasanwaktu,
biayadantenaga.OlehKarenaitukritikdan
saran
yang
sifatnyamembangunsangatpenulisharapkandalammemperbaikiskripsiini.D
anakhirnyapenulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatbagipenuliskh
ususnyadanumumnyabagisemuapihak yangmembutuhkannya.
Penulis
ABSTRAK
Sutoyo. 2013. Pendidikan Keluarga Sakinah Menurut Syaikh Nawawi Dalam
Kitab Uqudullijain. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag.
Kata Kunci:Pendidikan Keluarga Sakinah.
Latar belakang penelitian ini mengajak model pendidikan keluarga
Rasulullah. Subjek penelitian ini adalah kitab Uqudullijain. Rumusan masalah
yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pendidikan
keluarga sakinah dalam kitab Uqudullijain, (2) Untuk mengetahui konteks sosial
penulisan kitab Uqudullijain, (3) Untuk mengetahui relevansinya pemikiran.
Syaikh Nawawi dalam konteks pendidikan keluarga sakinah di Indonesia. Dari
penelitian ini diharapkan akan mendapat berbagai manfaat yaitu:(1) Manfaat
teoritis, yaitu didapatnya suatu konsep pendidikan berkeluarga menurut tradisi
Rasulullah SAW., (2) Manfaat praktis, yaitu memberikan manfaat pada suami istri
agar dapat menciptakan keharmonisan dalam berumah tangga yang sesuai ajaran
Rasulullah SAW. Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada relevansi pemikiran
Syaikh Nawawi dalam kitab Uqudullijain dalam pendidikan keluarga sakinah di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis data. Subjek penelitian
kitab Uqudullijain karangan Syaikh Nawawi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan keluarga sakinah dalam
kitab Uqudullijain karangan Syaikh Nawawi berpengaruh besar dalam
membentuk keluarga sakinah, sebagaimana kehidupan keluarga pada zaman
Rasulullah SAW.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .........................................................................
ii
iii
iv
MOTTO ................................................................................................
PERSEMBAHAN ................................................................................
vi
vii
ABSTRAK ............................................................................................
ix
xv
10
10
13
C. Silsilah...................................................................................
15
D. Karya-Karya ..........................................................................
18
20
20
22
38
54
59
64
64
65
pendapat
Syaikh
Nawawi
dalam
66
kitab
77
BAB V. PENUTUP................................................................................
78
A. Kesimpulan ...........................................................................
78
B. Saran ....................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.1 Daftar Riwayat Hidup ......................................................................
1.2 Nilai SKK ........................................................................................
1.3 Lembar Konsultasi Skripsi ...............................................................
1.4 Nota Pembimbing.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah tangga merupakan markas atau pusat pergaulan dan susunan
kehidupan yang mengekalkan keturunan. Rumah tangga adalah alam
pergaulan manusia yang sudah diperkecil. Di dalam rumah tangga lahir dan
tumbuh apa yang disebut dengan kekuasaan, agama, pendidikan, hukum, dan
perusahaan. Keluarga adalah jamaah yang bulat, teratur, dan sempurna
(Leter, 1985:2).
Keluarga merupakan pondasi awal dari bangunan masyarakat dan
bangsa. Keselamatan dan kemurnian rumah tangga adalah faktor penentu
bagi keselamatan dan kemurnian masyarakat. Rumah tangga juga sebagai
penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari bangunan negara. Jadi,
apabila bangunan sebuah rumah tangga hancur maka sebagai konsekuensinya
masyarakat serta negara dapat diperkirakan akan hancur juga.
Dalam keluarga banyak terjadi permasalah-permasalahn yang muncul.
Hal ini apabila tidak segera teratasi maka akan terjadi percerain. Kasus
perceraian pada tahun 2013 di Indonesia cukup tinggi. Tingginya kasus
perceraian dibuktikan dengan banyak kasus perceraian yang terjadi tahun
2012, yakni sebanyak 285.184 kasus. Data yang dirilis Dirjen Bimas Islam
Kementerian Agama RI, tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia yang
Artinya: kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri, ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Keluarga adalah amanah ilahi yang harus dipelihara dan dibina dengan
baik sebagai tiang kehidupan masyarakat dan bangsa dalam menyiapkan
generasi penerus, karena itu agama Islam menitik beratkan pada mutu
kualitas suatu keluarga, sehingga akan terbentuk rumah tangga yang utuh,
kuat, berbadan sehat, dan berfikir jernih, mampu menghadapi tantangan
kehidupan (Leter, 1985:45).
Untuk itu sebagai umat Islam hendaknya kembali tradisi Rasulullah
SAW dalam membina rumah tangga, seperti yang tertuang dalam kitab
Uqudullijain yaitu karangan Syekh Muhammad Nawawi. Di dalam kitab
tersebut termuat tata cara berkeluarga yang baik sesuai ajaran Rasulullah
SAW.
Dalam penelitian ini penulis ingin menunjukkan bagaimanakah etika
yang baik dalam kehidupan berkeluarga sesuai kitab Uqudullijain. Penulis
berharap penelitian ini bisa menjadi acuan dalam membina rumah tangga
yang sakinah, mawwadah wa rahmah sesuai ajaran Rasulullah. Penulis
berharap semoga kehidupan rumah tangga muslim bisa berjalan sesuai
norma-norma agama. Jadi, untuk tujuan ini penulis tertarik memberi judul
penelitian ini PENDIDIKAN KELUARGA SAKINAH MENURUT
SYAIKH NAWAWI DALAM KITAB UQUDUL LIJAIN.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui
pendidikan
keluarga
sakinah
dalam
kitab
Uqudullijain.
2. Untuk mengetahui konteks sosial Syaikh Nawawi ketika menulis kitab
Uqudullijain.
3. Untuk mengetahui relevansinya pemikiran Syaikh Nawawi dalam
konteks pendidikan keluarga sakinah di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan mendapat berbagai manfaat yaitu:
1. Manfaat teoritis, maka akan didapat suatu konsep pendidikan berkeluarga
menurut tradisi Rasulullah SAW.
2. Manfaat praktis, dapat memberikan manfaat pada suami istri agar dapat
menciptakan keharmonisan dalam berumah tangga yang sesuai ajaran
Rasulullah SAW.
E. Metode Penelitian
(Dhahara, 1980:60).
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber
data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini
adalah buku-buku atau karya-karya lain yang isinya dapat melengkapi
data penelitian yang penulis teliti, seperti diantaranya terjemahan
Uqudullijain.
2. Metode analisis data
Yaitu cara penanganan tertentu dengan cara memilah-milah
pengertian yang satu dengan yang lain. Dengan menggunakan metode ini
tidaklah dimaksudkan untuk pengertian yang baru, akan tetapi hanya ingin
mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari
penelaahan obyek penelitian.
Untuk lebih memahami penelitian ini, maka penulis memilih metode
analisis sebagai berikut:
a. Interpretasi
Isi buku diselami untuk dapat setepat mungkin menangkap arti dan
nuansa uraian yang disajikan (Soemargono, 1983:21).
Karena dalam penelitian ini objeknya adalah kitab Uqudullijain,
maka penulis akan menyelami isi kitab tersebut sebagai obyek
penelitian.
Disamping itu juga penulis pilih sumber-sumber lain yamg penulis
anggap representif terhadap penelitian ini.
b. Metode induksi
Yaitu metode yang berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwaperistiwa konkret, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa yang
konkret tersebut ditarik dalam generalisasi yang bersifat umum (Hadi,
1990: 26).
F. Penegasan Istilah
Istilah banyak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka
penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini.
Hal ini penulis maksudkan untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman
dalam penafsiran terhadap istilah istilah-istilah yang perlu dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan dan pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si pendidik untuk
menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1960: 19).
2.
Keluarga
Keluarga adalah sanak saudara, kaum kerabat. Dapat pula berarti
sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama masingmasing anggota merasakan ada pertalian batin, sehingga saling
mempengaruhi, menyerahkan diri, melengkapi, dan menyempurnakan
(KBBI, 1989: 234).
3.
Kitab Uqudullijain
Yaitu kitab tentang etika rumah tangga karya Syekh Muhammad
Nawawi. Adapun isi kitab meliputi hak-hak istri atas suami, hak suami
2.
b.
c.
d.
2.
BAB II
BIOGRAFI PENGARANG
1. Riwayat Hidup Syaikh Muhammad Nawawi
bin Imam Muhammad Naqib bin Imam Ali Al Ridhi bin Imam Jafar Al
Shadiq bin Imam Muhammad Al Baqli bin Sayyiduna Husain bin
Sayyiduna Fatimah Zahra binti Muhammad SAW.
Untuk lebih jelasnya tentang silsilah Syaikh Nawawi dapat dilihat
dari skema berikut:
Muhammad Saw
Sayyidatina Fatimah Zahra
Sayyiduna Husain
Imam Ali Zainal Abidin
Imam Muhammas Al Baqir
Kyai Umar
Syaikh Muhammad Nawawi
Nyi Zubaidah
BAB III
DISKRIPSI PEMIKIRAN SYAIKH MUHAMMAD NAWAWI DALAM
KITAB UQUDULLIJAIN
A. Sekilas Tentang Kitab Uqudullijain
Kitab Uqudullijain merupakan salah satu karangan Syaikh Nawawi
dari beberapa kitab yang dikarangnya. Kitab Uqudullijain ini sudah
sangat terkenal, khususnya di kalangan pesantren salafi yang akrab dengan
sebutan kitab kuning atau kitab gundulan. Kitab ini merupakan kitab yang
diajarkan di pondok pesantren salafi. Syaikh Muhammad adalah salah
satu tokoh ulama besar yang ada di Indonesia yaitu di daerah Banten.
Beliau salah seorang warga negara yang bermukim di Arab.
Kitab Uqudullijain ini ditulis tahun 1294 H. Dalam kitabnya, Beliau
mengatakan bahwa kitab kecil ini penting bagi seseorang yang
menginginkan kelurga yang sakinah berdasarkan Al-Quran, hadits, dan
sejarah para tokoh terdahulu dan juga pendapat-pendapat pribadi yang
terperinci dalam empat bahasan, yaitu:
1. Hak Istri Atas Suami
Dalam pembahasan ini terdapat tinjauan penting antara lain
adalah perlakuan baik oleh suami terhadap istri baik mengenai
masalah ibadah wajib maupun sunah. Namun apabila dalam tatacara
beribadah
tersebut belum tahu, maka suami harus mengajarkannya kepada istri.
Suami harus mengajarkan tentang pentingnya ketaatan istri terhadap
perintah suami selagi perintah itu tidak berbau maksiat.
2. Hak Suami Atas Istri
Pembahahasan ini terkait dalam masalah ketaatan istri kepada
suami di luar kemaksiatan,penyerahan diri istri terhadap suami,
perlakuan baik istri terhadap suami, menjaga diri dari perbuatan
mesum. Pembahasan mengenai menutup aurat, kewajaran permintaan,
dan berpenampilan bersih atau suci serta kejujuran mengenai haid
maupun ketiadaanya.
3. Keutamaan Wanita Shalat di Rumah
Artinya: Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.
Yang dimaksud kata patut dalam ayat di atas yaitu pertama
bijaksana. Maksudnya bahwa laki-laki harus bijaksana dalam mengatur
waktu untuk istri. Demikian pula dalam hal menafkahi istri merupakan
bagian dari hak istri. Hal lain yang terkait dengan masalah kepatutan
disini adalah kehalusan dalam berbicara (Busthomi,2000: 11-12).
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa wanita tetap
mendapatkan hak-haknya meskipun suami dalam keadaan marah
kepada istri. Ayat tersebut juga merangkan agar suami koreksi diri atas
perlakuannya terhadap istri. Apakah perlakuannya terhadap istri
tersebut disebabkan ketidak senangan, dan barangkali di dalam diri
Artinya: Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.
Perlu disebutkan di sini suatu riwayat lain yang berkaitan dengan
apa yang yang dinyatakan Nabi Muhammad SAW dalam hadits di
atas. Dalam riwayat itu beliau menyatakan hal-hal mengenai hak-hak
istri memperolehpelajaran dari suami tatkala melakukan nusyuz.
Dalam hungan ini beliau bersabda:
Nusyuz adalah sikap istri yang durhaka serta angkuh atas perintah
Allah SWT agar mentaati suaminya.Ada pula yang berpendapat bahwa
nusyuz itu saling membenci antara suami istri (Sufyan, 2007: 6).
Nusyuz terjadi dengan istri menolak suami melakukan tamattu
walaupun dalam bentuk semacam memegang atau pada anggota tubuh
yang dipilih suami (Asad, 1979: 6).
Dalam kasus tertentu, yaitu ketika istri melakukan nusyuz, suami
boleh memukul pada bagian badan di luar wajah istri. Sebab, hal ini
merupakan hak istri itu sendiri manakala ia melakukan kesalahan. Dan
itu telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kendati pun harus
dilakukan setelah upaya menghindar. Hal lain yang harus
diperhatikan suami ialah bahwa istri tidak berhak mendapat
penghinaan dari suami. Sebab, Nabi Muhammad SAW dengan tegas
melarangnya mengumpat istri, yaitu dengan melontarkan kata-kata
yang tidak disukainya, seperti mengatakan dasar wanita jelek.
Kemudian masalah menghindar seperti yang telah dimaklumi,
Nabi Muhammad SAW melarang suami menghindar dari istri kecuali
di dalam rumah , yakni di tempat peraduan. Inilah ketentuan yang
boleh dilakukan oleh suami manakala istri melakukan nusyuz. Adapun
hal lain di luar itu, seperti menghindar dalam konteks komunikasi
secara lisan, tidak disyaratkan di dalam hadits. Dengan demikian,
suami tidak boleh membungkam atau membisu dalam kasus
ini.Apabila hal itu dilakukan, berarti suami telah berbuat dosa, karena
tindakan itu haram, kecuali karena uzur (Busthomi, 2000: 16).
4. Pendidikan terhadap Istri
Sebagai seorang suami, laki-laki wajib memperhatikan ajaranajaran yang terkait dengan segala sesuatu yang harus dilakukan
terhadap
istrinya.Sebab,
Nabi
Muhammad
SAW
memberikan
sesuatu yang merupakan hak-hak seorang istri. Hal ini tercermin dalam
suatu hadis yang menyatakan :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar (Munawwir, 2007: 203).
6. Pemukulan terhadap Istri
wasiat,
memerintahkan,
mengingatkan,
dan
b. Hendaknya
suami
memberikan
nafkah
istrinya
sesuai
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah mansuai
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Nawawi
menerangkan
dalam
kitabnya
mengenai
ketaatan
kepada
suaminya.
Istri
tidak
diperkenankan
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lakk-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka, sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka),
wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah
mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, Maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.
Hukum Allah telah menetapkan, bahwa dalam setiap bentuk
makhluk yang diciptakan Allah, pasti ada yang memimpin dan ada
yang dipimpin.Ada yang mengatur dan ada yang diatur. Hal itu agar
pemikiran-pemikiran tidak tumpang tindih dan keinginan-keinginan
tidak bersimpang siur, yang mengakibatkan keretakan kerukunan,
putus tali kasih sayang, pudar persatuan dan perselisihan (Fadlil, 1421
: 149).
Kaum laki-laki sebagai pemimpin bagi kaum wanita maksudnya
bahwa kaum laki-laki harus menguasai dan mengurus keperluan istri
termasuk mendidik budi pekerti mereka.Allah melebihkan kaum lakilaki atas kaum wanita karena laki-laki (suami) memberikan harta
kepada kaum wanita (istri) dalam pernikahan, seperti maskawin dan
nafkah.
suaminya,
karena
Allah
telah
memelihara
nusyuz,
maka
suami
agar
menasehatinya.
Jangan
Artinya: Bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka
usahakan dan bagi para wanita ada bagian dariapa yang mereka
usahakan.
Maksudnya, bagi para lelaki itu memperoleh pahala dari amal
jihad yang dilakukannya, bagi para wanita juga punya hak memperoleh
pahala dari apa yang diperbuatnya, yaitu menjaga farjinya, serta taat
kepada Allah dan suaminya. Jadi para laki-laki dan wanita, dalam
urusan pahala di akhirat memperoleh hak yang sama. Hal itu karena
pahala satu kebaikan dilipatkan sepuluh kali, itu berlaku bagi para lakilaki dan perempuan, kelebihan para laki-laki mengalahkan dan
menguasai wanita itu hanya di dunia. Demikian menurut Syaikh
Sarbini dalam Tafsirnya (Busthomi, 2000: 39-40).
Sang istri juga mendapatkan pahala seperti pahala seorang lakilaki yang berjihad, dengan cara berlaku baik kepada suami dan
membina keluarganya. Suami bisa menjadi sebab datangnya pahala
tersebut jika dia meniatkannya (Malik, 2010: 19).
4. Harta Suami
Bahasan selanjutnya, para wanita sebaiknya mengetahui bahwa
dirinya seperti sahaya yang dimiliki suami dan tawanan yang lemah tak
berdaya
dalam
kekuasaan
suami,
maka
wanita
tidak
boleh
Artinya :Istri tidak boleh memberi makan orang lain dari rumah
suaminya tanpa izinnya, kecuali makanan basah-basah yang
dikhawatirkan basi. Jika ia memberi makan dari izin suaminya, maka ia
memperoleh pahala seperti pahala suaminya, dan jika ia memberi
makan tanpa seizin suaminya, maka suaminya mendapat pahala,
sedangkan istri mendapat dosa.(HR Abu Dawud, t.t., juz. 2:131)
7. Memuliakan Keluarga Suami
Selanjutnya istri hendaknya memuliakan keluarga suami dan
famili-familinya sekalipun berupa ucapan yang baik. Istri juga harus
memandang pemberian sedikit dari suami sebagai hal yang banyak,
menerima perbuatan suami, memandang utama dan bersyukur atas sikap
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari
air, lalu dijadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah dan
Tuhanmu adalah maha Esa.
Salah satu ketaatan istri pada suami adalah hendaknya sang istri
tidak melakukan puasa sunah kecuali dengan izin suaminya, tidak pergi
haji sunah kecuali dengan izin suaminya, tidak keluar rumah kecuali
dengan izin suaminya (Hamid, 1996:169).
10. Perizinan Suami
Istri hendaknya tidak bepergian dari rumah keuali mendapat izin
dari suaminya. Jika keluar tanpa izim suaminya, maka ia mendapat
kutukan dari malaikat rahmat dan adzab, hingga ia kerumahnya
sekalipun suaminya itu zalim. Karena melarang keluarnya istri .Kalau
keluar rumah dengan izin suami, hendaknya dengan menyamar dan
mengenakan pakaian yang tidak baik.Carilah tempat yang sepi. Bukan
jalan umum atau pasar. Juga menjaga dirinya jangan sampai orang lain
mendengar suaranya atau melihat postur tubuhnya. Dan tidak boleh
memperlihatkan dirinya pada keluarga dan famili suaminya (Busthomi,
2000: 44).
Hendaknya seorang istri tidak keluar rumah kecuali dengan izin
suaminya. Apabila istri melakukannya, maka Allah dan malaikatmalaikat-Nya melaknati sang istri sampai ia bertobat dan kembali
kepada suaminya meskipun suami berbuat aniaya. Dan hendaknya istri
tidak memasukkan sesorang yang tidak disukai suaminya kecuali dengan
izin suaminya (Hamid, 1966: 170).
11. Terhapusnya Amal Seorang Istri
b. Istri tidak boleh memberikan apa saja dari rumah suaminya jika tidak
mendapat izin suaminya. Kalau istri memberikan sesuatu tanpa
izinnya, maka istri berdosa dan suami mendapatkan pahala.
c. Istri tidak boleh berpuasa jika tidak mendapatkan izin suaminya,
karena ia hanya akan merasakan letih dan dahaga, sedangkan
puasanya tidak akan diterima Allah.
d. Jika istri keluar dari rumah tanpa izin suaminya, maka ia mendapat
laknat dari para malaikat hingga ia kembali kerumahnya dan
bertaubat (Busthomi, 2000: 61).
15. Siksaan Wanita di Neraka
Sayidina Ali karramallaahu wajhah datang kepada Nabi SAW.
Bersama Fatimah. Tiba-tiba mereka menjumpai beliau sedang menangis
dengan tangisan yang sangat. Ali pun bertanya kepada beliau, Ayah dan
ibuku menjadi tebusan wahai Rasulullah. Maksudnya, kesusahan dan
tangisanmu akan saya tebus dengan ayah dan ibu saya, karena saya
sangat mencintaimu. Apa yang menjadikan engkau menangis?
Rasulullah bersabda, Wahai Ali, ketika diperjalanan ke langit, aku
melihat para wanita dari umatku di siksa di neraka jahanam dengan
berbagai macam siksaan.Maka saya menangis karena melihat bertanya
siksaan mereka itu.
Kemudian
sabdanya:
beliau
menjelaskan
secara
keseluruhan
dengan
2. Penampilan Wanita
Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa pada suatu hari
Rasulullah SAW. Duduk di masjid, kemudian ada seorang wanita
dari dusun Muzirah masuk masjid dengan memanjangkan pakainya
dan menpakkan perhiasannya. Maka Nabi SAW bersabda:
3. Aurat Wanita
Yang dimaksud menampakkan perhiasanya adalah bahwa
wanita itu keluar dari rumahnya dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah bersolek mempercantik diri, dan keluar dengan
membuat fitnah morang lain dengan menarik perhatian dan memikat
orang lain, sehingga ia jatuh cinta pada dirinya. Kalau diri wanita itu
selamat dan aman, namun lelaki lain justru tidak selamat dari fitnah,
oleh karenanya Rasulullah SAW bersabda:
tertawa
jika
berhadapan
dengan
suaminya
dan
menjadikan marah-marah.
g. Menjaga harta suami
h. Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan famili suami.
i. Jangan mengingkari dan mendurhakai perintah suami, karena jika
kamu mendurhakai dan mendurhakai perintah suami, karena jika kau
Artinya: Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (Isteri-isteri nabi. Maka mintalah belakang tabir.
tempat-tempat
yang
terang
untuk
memperlihatkan
menggantinya
dengan
pakaian
yang
sopan,
Artinya: Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu
supaya mereka lebih muedah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pegnempun lagi Maha
Penyayang. (Said, 2002: 195).
3. Diperbolehkannya Wanita Keluar Rumah
BAB IV
PEMBAHASAN
membimbing
dan
mengembangkan
kepribadian
serta
kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk formil dan nonformil.
Jadi dengan kata lain, pendidikan pada hakikatnya adalah ikhtiar
manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia supaya
berkembang sampai kepada titik maksimal yang adapat dicapai sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan (Arifin, 1977: 12).
3. Hubungan antara Islam dengan Pendidikan
Agama Islam adalah agama yang di dalamnya terdapat syariat
Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar mereka beribadah
menulis kitab
Artinya: Dan mereka mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang maruf. Akan tetapi Para suami,
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya.
sampai
nyawa
taruhannya,
menyusui,
mendidik,
dan
ketaatan seorang anak terhadap orang tuanya yang telah disebutkan dalam
bab tiga. Suami merupakan penjaga, penanggung jawab, pemimpin, dan
pendidik kaum perempuan tentu mendapatkan hak untuk ditaati segala
perintahnya kecuali kemaksiatan. Padahal pendapat yang bercorak
demikian pada dasarnya berhubungan dengan situasi sisio-kultural waktu
Nawawi mengarang kitab Uqudullijain sangat merendahkan kedudukan
kaum perempuan. Dalam hal ini Nawawi mengambil dalil dari firman
Allah SWT. QS. An-Nisa: 34:
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,oleh
Karena Allah Telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Alah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (meraka), wanita-wanita
yangn kamu khawatrikan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidu mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimul, maka janganlah kami mencanri-cari
mencari
dan
memberikannya
kepada
perempuan.
perempuan
dan
semua
keadaan,
tetapi
Al-Quran
tidak
Artinya: Apabila kamu meminta sesuai (keperluan) kepada mereka
(isteri-isteri Nabi). Maka mintalah dari belakang tabir.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah selesainya penelitian dan analisis ini penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Pemikiran Syaikh Nawawi yang tertuang dalam kitab Uqudullijain
dikatakan
sangat
memperhatikan
pentingnya
mengetahui
dan
Penulis yakini bahwa dasar itu sudah cukup jelas antara yang hak dan yang
batil. Dengan demikian umat islam dapat kembali pada ajran-ajaran Nabi
Muhammad SAW.
B. Saran-Saran
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dikemukakan dalam
penelitian skripsi ini:
1. Perkembangan pikiran didalam Islam adalah merupakan suatu fenomena
wajar. Oleh sebab itu para Ulama intelektual dan cendekiawan Islam perlu
untuk membuka cakrawala pemikiran terhadap ide dan gagasan baru
dalam upaya untuk mengkaji kembali ajaran-ajaran Islam, sehingga
terdapat compabilitas antara Islam dan realitas kehidupan kekinian.
2. Penelitian ini masih tahap awal, sehinga diperlukan usaha lanjutan untuk
lebih memperkuat bangunan pemikiran Islam yang baru. Masih banyak
aspek penelitian yang diperlukan dalam mengkaji pemikiran tentang
wanita Islam. Seperti kajian gender dengan berbagai pendekatan yang
mungkin untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Solehah
Al-
CURICULUM VITAE
Nama
: Sutoyo
Motto
Pendidikan
:
1.
2.
SLTPN 2 Pabelan
3.
MAN I Salatiga
4.