You are on page 1of 6

Satuan Acuan Pembelajaran

Prosedur Pemasangan ECG


by : imam fahrurrozi
Definisi EKG (Elektrokardiografi)
Elektrokardiografi ( EKG atau ECG ) adalah alat bantu diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi
aktivitas listrik jantung berupa grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang
dihubungkan dengan waktu. Penggunaan EKG dipelopori oleh Einthoven pada tahun 1903 dengan
menggunakan Galvanometer. Galvanometer senar ini adalah suatu instrumen yang sangat peka sekali
yang dapat mencatat perbedaan kecil dari tegangan ( milivolt ) jantung (Sundana, 2008).
Indikasi Pemasangan EKG
Menurut Skill Lab. Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar,2009:
1)

Pasien dengan kelainan irama jantung

2)

Pasien dengan kelainan miokard seperti infark

3)

Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis

4)

Pasien dengan gangguan elektrolit

5)

Pasien perikarditis

6)

Pasien dengan pembesaran jantung

7)

Pasien dengan kelainanPenyakit inflamasi pada jantung.

8)

Pasien di ruang ICU

Sadapan pada EKG


Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung. Menurut
Sundana, 2008, Sadapan mesin EKG terbagi menjadi dua:
1. Sadapan bipolar(I,II,III)
Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode. Sadapan ini
memandang jantung secara arah vertikal (atas ke bawah dan kesamping)
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat
kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA(left arm), RA
(right arm), LF(left foot), dan RF(right foot). Dari empat electrode ini akan dihasilkan beberapa sudut
atau sadapan sebagai berikut:
1. Sadapan I. Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial listrik antara RA yang dibuat
bermuatan (-) dan LA yang dibuat bermuatan (+) sehingga arah listrik jantung bergerak ke
sudut 0o(sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian bagian lateral jantung dapat dilihat
oleh sadapan I
2. Sadapan II. Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan (-) dan LF
yang dibuat bermuatan (+)sehingga arah listrik bergerak sebesar +60o(sudutnya ke arah
inferior) Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat dari sadapan II
3. Sadapan III. Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan(-) dan
RF yang bermuatan (+) sehingga listrik bergerak sebesar sudut +120o(sudutnya ke arah
inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.

Gambar 1. Sadapan Bipolar


2. Sadapan Unipolar
a)

Unipolar Ekstremitas

Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas. Gabungan
electrode pada ekstremitas lain membentuk electrode indifferent(potensial 0). Sadapan ini diletakkan
pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan
bipolar. Vector dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah
vertical.
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan (+) dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak kearah 30o(sudutnya kearah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga
oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan (+) dengan RA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak kearah
+90o (tepat kearah inferior). Dengan demikian bagian inferior jantung selain sadapan II dan
III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan (+) dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah
berlawanan dengan arah listrik jantung -150o (arah kanan ekstrem).
Sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan
di seluruh jantung. Sehingga akan dilengkapi dengan unipolar prekordial.

Gambar 2. unipolar ekstremitas

b)

Unipolar prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensi listrik dengan electrode eksplorasi diletakkan
pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode
ekstremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal,
lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Untuk unipolar prekordial, sudut pandang jantung dapat diperluas ke daerah posterior dan ventrikel
kanan. Untuk posterior dapat ditambahkan V7, V8, dan V9, sedangkan untuk ventrikel kanan dapat
dilengkapi dengan V1R, V2R, V3R, V4R, V5R, V6R, V7R, V8R, V9R.
Penempatan dilakukan berdasarkan urutan kbel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai
dari nomor V1-V6. Sekalipun mesin hanya menyediakan 6 elektrode prekordial, namun untuk
penambahan bagian-bagian pada V7-V9 dan V1R-V9R dapat digunakan elektrode prekordial manapun
sesuai keinginan, hanya nomor-nomornya diubah secara manual pada kertas hasil rekaman dengan
menggunakan bolpoin/tinta. Penentuan letak disesuaikan pada urutan sebagai berikut.
Penempatan elektroda
Daerah kiri
V1: Ruang intercostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang intercostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V3
V4: Ruang interkostal V midclavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid aksila kiri

Bagian posterior
V7: Ruang interkostal V garis aksila posterior
kiri
V8: Ruang interkostal V garis skapula posterior
kiri
V9: Ruang interkostal V samping kiri tulang
belakang
Daerah kanan
V1R diletakkan seperti V1
V2R diletakkan seperti V2.
V3R: Antara V1-V4R
V4R:Ruang interkostal ke-5 garis midklavikula
kanan
V5R:Ruang interkostal ke-5 antara V4R-V5R
V6R: ICS ke-5 garis mid aksila kanan

Sebelum manambah bagian posterior (V7-V9) semua sadapan prekordial dari V1-V6 dilepas terlebih
dulu dari dinding dada. Selanjutnya, untuk sadapan V7-V9 dapat digunakan sadapan prekordial mana
pun (elektrode prekordial V1-V3 atau V3-V6 sesuai keinginan).
Letak jantung di lihat dari sadapan
Menurut Sundana, 2008
Daerah jantung

Sadapan

Inferior

II, III, dan aVF

Anterior

V3, V4

Septal

V1, V2

Lateral

I, aVL, V5, dan V6

Posterior

V1-V4 resiprokal

Ventrikel kanan

V3R-V6R

Kertas EKG

Gambar 4. kertas EKG


Ada 2 macam kotak dalam EKG yaitu kotak kecil dengan ukuran 1 mm x 1 mm atau 0,04 detik x 0,04
detik. Yang kedua yaitu kotak sedang/besar dengan ukuran 5 mm x 5 mm atau 0,20 detik x 0,20
detik.
Normal kecepatan mesin EKG sebesar 25mm/detik . Ini artinya dalam 1 detik mewakili 25mm atau 25
kotak kecil dalam bidang horizontal. Dengan standar voltase 1 mVolt, yang artinya dengan
standarisasi 1 mVolt akan menghasilkan defleksi vertikal sebesar 10 mm atau 10mm/mVolt. Jadi 1
kotak kecil sama dengan 0,1mVolt.
jadi,
1 kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik = 0,1 mVolt
5 kotak kecil = 5 mm = 1 kotak besar/sedang = 0,20 detik = 0,5 mVolt
10 kotak kecil = 10 mm = 2 kotak besar/sedang = 0,40 detik = 1 mVolt
25 kotak kecil = 25 mm = 5 kotak besar/sedang = 1 detik
15 kotak besar/sedang = 3 detik
30 kotak besar/sedang = 6 detik
Menghitung laju jantung
1. jarak R-R
1 kotak sedang

: 300x/menit

2 kotak sedang

: 150x/menit

3 kotak sedang

: 100x/menit

4 kotak sedang

: 75x/menit

5 kotak sedang

: 60x/menit

6 kotak sedang

: 50x/menit

1. hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar = 6 detik. Jumlah Rx10 = heart rate/ menit
2. 1500/jarak R-R (dalam mm) = heart rate/ menit

Cara Merekam EKG


Persiapan Pasien sebelum Prosedur EKG
1. Persiapan pemasangan
2. Persiapan Pasien
1. Beri penjelasan mengenai tindakan dan tujuan tindakan
2. Atur posisi pasien terlentang,
3. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan gerakan selama pemeriksaan berlangsung
4. Pertahankan privasi pasien ( Anonim,2008 )
5. Persiapan alat dan bahan
Menurut Waluya, 2009 :
1. Persiapan alat :
1. Persiapkan alat EKG, misalnya EKG dari Fukuda model FJC-7110 yang memiliki dua
tombol untuk power, lengkap dengan kabel power, kabel pasien, kabel ground,
elektroda ekstermitas dan elektroda precordial serta kertas perekam khusus atau
termal paper.
2. Bengkok
3. Persiapan bahan:
a. Pasta/jelly elektroda
b.Alkohol 70 %
c. Kapas
1. Prosedur
1. Mempersiapkan alat EKG
2. Menghubungkan kabel power ke Saklar.
3. Menghubungkan kabel ground ke saluran ledeng atau ke tanah dengan kabel
dibungkus kasa lembab
4. Memastikan alat berfungsi dengan baik.
5. Mempersiapkan Pasien
6. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta berbaring di atas
tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks) serta memberitahu prosedur
yang akan dilakukan.
7. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan kapas alkohol 70
% pada bagian ventral kedua lengan bawah (dekat pergelangan tangan) dan bagian
lateral ventral kedua tungkai bawah ( dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu
dada dan pergelangan kaki dicukur.
8. Keempat elektroda ekteremitas diberi jelly.
9. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan dipasangkan elektroda.
10. Pasang keempat elektroda ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki, dengan
ketentuan sbb:
Merah : lengan kanan (RA)
Kuning : lengan kiri (LA)
Hijau : Tungkai kiri (LF)
Hitam : tungkai kanan (RF)
11. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda
12. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel.
13. Tekan On untuk menghidupkan alat.

14. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian membuat rekaman
kalibrasi.
15. Membuat rekaman EKG dari ; Lead I, Lead II. Lead III, aVR, aVL, aVf, V1, V2, V3, V4, V5, dan
V6.
16. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus.
17. Setelah selesai membuat rekaman tekan power Off , elektroda dilepas, sisa pasta elektroda
pada orang coba dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju kembali.
18. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.
Hal-hal berikut ini harus diperhatikan untuk memastikan tidak adanya artefak dan teknik
perekaman yang jelek :
1. EKG sebaiknya direkam pada pasien yang berbaring di tempat tidur yang nyaman atau pada
meja yang cukup lebar untuk menyokong seluruh tubuh. Pasien harus istirahat total untuk
memastikan memperoleh gambar yang memuaskan. Hal ini paling baik dengan menjelaskan
tindakan terlebih dahulu kepada pasien yang takut untuk menghilangkan ansietas. Gerakan
atau kedutan otot oleh pasien dapat merubah rekaman.
2. Kontak yang baik harus terjadi antara kulit dan elektroda. Kontak yang jelek dapat
mengakibatkan rekaman suboptimal.
3. Alat elektrokardiografi harus distandarisasi dengan cermat sehingga 1 milivolt (mV) akan
menimbulkan defleksi 1 cm. Standarisasi yang salah akan menimbulkan kompleks voltase yang
tidak akurat, yang dapat menimbulkan kesalahan penilaian.
4. Pasien dan alat harus di arde dengan baik untuk menghindari gangguan arus bolak-balik.
5. Setiap peralatan elektronik yang kontak dengan pasien, misalnya pompa infus intravena yang
diatur secara elektrik dapat menimbulkan artefak pada EKG(anonim, 2008)

You might also like