You are on page 1of 14

Molekul yang juga berfungsi untuk apoptosis adalah p53.

Apoptosis: kematian sel


yang terprogram. Komponen yang normal pada perkembangan. Setiap hari dalam
tubuh kita terjadi apoptosis. Sel ada yang berproliferasi (lahir) dan ada yang mati.
Untuk terjadi apoptosis ada berbagai macam stimulus. Stimulusnya sangat regulated
fashion (sangat terkontrol, bukan sesuatu yang asal lalu mati). Apoptosis dibedakan
dengan necrosis karena necrosis menginduksi inflamasi yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang serius. Proses dimana sel memegang peranan dalam
kematiannya sendiri.
Langkah apotosis: (A) merusak kromatin pada nucleus; (B) sel melanjutkan
menyusut; (C) mengepak dirinya sendiri untuk dimakan makrofag; (D) terjadi
apoptotic body, hancuran sel di dalam bukan dilepas (pada recrosis organelanya pecah
dan keluar sehingga oleh dikenali oleh antibody).
Central pada apoptosis: caspase yang beperan sebagai protein eksekutor, yang
memutuskan sel untuk apoptosis. Caspase mengandung Cysteine Aspartate Specific
ProteASEs. Caspase ini merupakan procaspase (blum aktif).
Agar berfungsi maka caspase harus mengami aktivasi dengan pemotongan sisi
karboksil dan pemotongan sisi terminal amino (jumlah amino) sehingga sisinya
menempel sedemikian rupa sehingga menjadi active caspase. Ada stimulus tertentu
yang merubah procaspase menjadi caspase.
1 molekul caspase dapat mengaktifkan molekul caspase yang lainnya (snowball
effect). Hasil caspase-nya berbeda-beda yang memiliki fungsi masing-masing. Ada
pembentukan vesikel, degradasi DNA.
0 belum mengalami apoptosis (DNA intake), mulai jam ke 3 mulai terlihat leader
(DNA dipotong) dengan urutan tertentu sehingga punya pola tertentu (cirri-ciri sel
yang mengalami apoptosis, sedangkan kalau necrosis DNA-nya remuk.
Mekanisme induksi bisa karena radiasi, cell stress, infeksi virus, death receptors,
grandzymes (sel mengeluarkan granzymes yang akan menginduksi apoptosis pada
mekanisme imun).
Apoptosis induksi dibagi 2, intrinsic dan ekstrinsik. Intrinsik: contohnya cellular
stress (radiasi, infeksi virus, growth factor, stress oksidasi) intinya sinyal apoptosisnya
melalui pintu mitokondria yang melibatkan protein bcl-2 dan bugs (p53), walaupun
dari luar tetapi hancurnya di mitokondria.
Mitochondrial pathway apoptosis:
Intinya: pelepasan sitokrom c. Karena begitu sitokrom c keluar maka akan diikat oleh
Apaf-1 (apoptosis activating factor), dia akan diikat dan membentuk CARD domain
dan membentuk apoptoseome. Apoptosome akan mengaktivasi caspase 9 (caspase
awal yang diaktifkan oleh release sitokrom c), sehingga caspase 9 akan mengaktivasi
caspase selanjutnya (3,6,7) untuk selanjutnya caspase tersebut akan mengaktifkan
system yang lain. Protein yang berperan dalam apoptosis yaitu BH1, BH2, BH3, BH4,
artinya satu gen yang terdiri dari beberapa lobus. Bila yang dinyalakan BH1, BH2,
BH3, BH4 maka akan menjadi Bcl2/Bcl-XL yang merupakan anti-apoptosis. Kalau

yang dinyalakan BH1, BH2, BH3 (atau hanya BH3) maka akan menjadi proapoptosis.
Pro-survival (Bcl-2, Bcl-XL, Bcl-w, Mcl-1, A1) dikepung oleh pro-apoptosis
(molekul yang menginduksi apoptosis: Bim, Puma, pro-apoptosis yang disbanding
oleh gen yang samatBid, Bad, Noxa, Bax) tapi terjadi alternatif slpicing sehingga
gen yang sama tetapi splicing berbeda bisa menjadi protein yang berbeda. Sehingga
gen yang sama tetapi karena splicing yang berbeda bisa menjadi pro/anti-apoptosis.
Pada kondisi sel yang normal, cytochrome c hanya ada pada mitochondria (dalam sel)
karena dijaga oleh cl2 protein supaya permeabilitas mitokondria selalu terjaga.
Sebenarnya antara yang pro dan anti apoptosis selalu bersaing. Sehingga kalau banyak
yang anti-apoptosis maka membrane mitokondria akan tetap intake dan sitokrom c
tidak keluar. Tetapi kalau produksi bax berlimpah, maka akan mengganggu
permeabilitas dan sitokrom c keluar, sehingga mulai apoptosis.
Anti apoptotic menghambat supaya BH123 tidak bergabung menjadi satu supaya
sitokrom c tidak keluar.
Selanjutnya karena adanya apoptotic stimulus sehingga BH123 mengumpul jadi satu
akan memberikan jalan ke sitokrom c untuk menginduksi terjadinya apoptosis. Tetapi
ada juga ada apoptosis stimulus yang meng-inaktivasi Bcl2 sehingga BH123 tetap
menjadi satu dan sitokrom c terlepas.
Mitokondria juga melepaskan protein anti-IAP (untuk memblok caspase). IAP akan
menempel pada caspase dan memblok caspase. Tetapi pada saat BH123 terlepas, anti
IAP juga terlepas sehingga memblok supaya IAP tidak menghambat caspase.
Cara penghambatan apoptosis melalui extraselular:
Cara A: meningkatkan jumlah protein Bcl2, bila Bcl2 semakin banyak maka dia akan
bersifat anti apoptosis sehingga apoptosisnya terblok.
Cara B: meng-inaktifasi BH3 (pro-apoptosis) sehingga apoptosis tidak terjadi.
Cara C: meng-inaktifasi anti-IAPs sehingga apoptosis tetap bisa diblok.
Extrinsic signal biasanya melalui death receptor atau melalui enzyme granzyme. Fas
ligand/FasL (CD95) merupakan death receptor, terdapat di permukaan dan kalau
berpasangan akan memicu terjadinya apoptosis tetapi bedanya tidak lewat
mitokondria.
Death receptor pathway
FADD akan jadi satu dengan yang akan mengaktifasi caspase 8 yang akan
mengaktifasi caspase 3, 6, 7 sebagai caspase eksekusioner. Beda intrinsic dan
ekstrinsik: intrinsic melalui mitokondria (sitokrom c yg mengaktifkan caspase), yang
ekstrinsik karena adanya FADD/death domain yang bersatu membentuk kinase
tertentu sehingga akan mengaktifkan caspase 8,9,10 dimana caspase 8,9,10 akan
mengaktifkan eksekusioner caspase.
Granzyme biasanya terjadi di sel T. sel T sitotoksik biasanya akan menghasilkan
granzyme untuk membunuh sel yang terinfeksi oleh gran. Apotosis normal terjadi

selama pertumbuhan/perkembangan normal, biasanya terjadi juga terjadi resposilble


untuk setting dari pembentukan jaringan/organ juga untuk regulasi limfosit untuk
pembentukan sel T, dari bone marrow sel T pindah ke tymus dan hanya 10% yang
berfungsi sebagai sel, yang 90% tidak lulus/tidak berfungsi sehingga dibuang (drop
out). Sel yang tidak berfungsi dan drop out akan dibunuh atau pada proses
perkembangan pada pembentukan ekor pada katak yang dibuang atau pada manusia
sehingga memiliki bentuk jari 5 karena adanya proses apoptosis. Selain itu juga
terjadi pada sel darah merah kita, dimana setiap 120 hari sel akan mati.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2077798-apoptosiskematian-sel-terprogram/#ixzz1tc4b25Th

Pengertian Apoptosis dan proses Apoptosis


1 comment

Apaptosis adalah merupakan kematian sel yang terprogram, melalui proses kerusakan
kromatin pada nukleus / inti sel, sel menyusut dengan pembentukan badan-badan
apoptosom (apoptotic body) dan sel mengepak dirinya sendiri untuk dimakan
makrofag. Apoptosis terjadi setiap hari dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh ada yang
berproliferasi (lahir) dan ada yang mati. Untuk terjadi apoptosis ada berbagai macam
stimulus. Stimulusnya sangat regulated fashion (sangat terkontrol bukan sesuatu yang
asal lalu mati). Apoptosis dibedakan dengan necrosis karena necrosis menginduksi
inflamasi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Proses dimana sel
memegang peranan dalam kematiannya sendiri.
Central pada apoptosis yaitu caspase yang beperan sebagai protein eksekutor. yang
memutuskan sel untuk apoptosis. Caspase atau Cysteine Aspartate Specific proteases.
Caspase belum aktif merupakan procaspase. Agar berfungsi maka caspase harus
mengami aktivasi dengan pemotongan sisi karboksil dan pemotongan sisi terminal
amino (jumlah amino) sehingga sisinya menempel sedemikian rupa sehingga menjadi
active caspase. Ada stimulus tertentu yang merubah procaspase menjadi caspase. 1
molekul caspase dapat mengaktifkan molekul caspase yang lainnya (snowball effect).
Hasil caspase-nya berbeda-beda yang memiliki fungsi masing-masing. Aktifnya
caspase maka selanjutnya ada pembentukan vesikel, dan degradasi DNA. Sel
mengalami apoptosis (DNA intake), kemudian mulai terlihat leader (DNA dipotong)
dengan urutan tertentu sehingga punya pola tertentu (cirri-ciri sel yang mengalami
apoptosis, sedangkan kalau necrosis DNA-nya remuk).
Mekanisme induksi pemicu terjadinya apoptosis bisa karena radiasi, cell stress,
infeksi virus, death receptors, grandzymes (sel mengeluarkan granzymes yang akan
menginduksi apoptosis pada mekanisme imun).

sumber gambar : cellsignal.com


Apoptosis dibagi 2 jalur utama yaitu : intrinsik (Mitochondrial pathway) dan
ekstrinsik (Death receptor).
Intrinsik: contohnya cellular stress (radiasi, infeksi virus, growth faktor, stress
oksidasi) intinya sinyal apoptosisnya melalui pintu mitokondria yang melibatkan
protein bcl-2 dan bugs (p53), walaupun dari luar tetapi hancurnya di mitokondria.
1. Jalur Intrinsik (Mitochondrial pathway apoptosis)
Intinya: pelepasan sitokrom c. Karena begitu sitokrom c keluar maka akan diikat oleh
Apaf-1 (apoptosis activating faktor), dia akan diikat dan membentuk CARD domain
dan membentuk apoptoseome. Apoptosome akan mengaktivasi caspase 9 (caspase
awal yang diaktifkan oleh release sitokrom c), sehingga caspase 9 akan mengaktivasi
caspase selanjutnya (3,6,7) untuk selanjutnya caspase tersebut akan mengaktifkan

system yang lain. Protein yang berperan dalam apoptosis yaitu BH1, BH2, BH3, BH4,
artinya satu gen yang terdiri dari beberapa lobus. Bila yang dinyalakan BH1, BH2,
BH3, BH4 maka akan menjadi Bcl2/Bcl-XL yang merupakan anti-apoptosis. Kalau
yang dinyalakan BH1, BH2, BH3 (atau hanya BH3) maka akan menjadi proapoptosis.
Pro-survival / anti apoptosis (Bcl-2, Bcl-XL, Bcl-w, Mcl-1, A1) dikepung oleh proapoptosis (molekul yang menginduksi apoptosis: Bim, pro-apoptosis yang disbanding
oleh gen yangPuma, tBid, Bad, Noxa, Bax) sama tapi terjadi alternatif slpicing
sehingga gen yang sama tetapi splicing berbeda bisa menjadi protein yang berbeda.
Sehingga gen yang sama tetapi karena splicing yang berbeda bisa menjadi pro/antiapoptosis.

Pada kondisi sel yang normal, cytochrome c hanya ada pada mitochondria (dalam sel)
karena dijaga oleh bcl2 protein supaya permeabilitas mitokondria selalu terjaga.
Sebenarnya antara yang pro dan anti apoptosis selalu bersaing. Sehingga kalau banyak
yang anti-apoptosis maka membrane mitokondria akan tetap intake dan sitokrom c
tidak keluar. Tetapi kalau produksi bax berlimpah, maka akan mengganggu
permeabilitas dan sitokrom c keluar, sehingga mulai apoptosis.
Anti apoptotic menghambat supaya BH123 tidak bergabung menjadi satu supaya
sitokrom c tidak keluar.
Selanjutnya karena adanya apoptotic stimulus sehingga BH123 mengumpul jadi satu
akan memberikan jalan ke sitokrom c untuk menginduksi terjadinya apoptosis. Tetapi
ada juga ada apoptosis stimulus yang meng-inaktivasi Bcl2 sehingga BH123 tetap
menjadi satu dan sitokrom c terlepas.
Mitokondria juga melepaskan protein anti-IAP (untuk memblok caspase). IAP akan
menempel pada caspase dan memblok caspase. Tetapi pada saat BH123 terlepas, anti
IAP juga terlepas sehingga memblok supaya IAP tidak menghambat caspase. Caspase
yang aktif pada jalur ini adalah dari procaspase 9 menjadi caspase 9, selanjutnya
caspase 9 akan mengaktifkan caspase 3.
Caspase 3 termasuk dalam caspase eksekutor yang diaktifkan oleh caspase inisiator
meliputi: caspase 8 dan caspase 9. Aktivasi apoptosis baik jalur ekstrinsik maupun
jalur intrinsik akan berujung pada aktivasi caspase-3 sebagai caspase eksekutor.
Apabila caspase-3 telah teraktivasi, terjadi determinasi tak terhindarkannya kematian
sel, akan terjadi apoptosis.
Cara penghambatan apoptosis melalui extraselular :
Cara A: meningkatkan jumlah protein Bcl2, bila Bcl2 semakin banyak maka dia akan
bersifat anti apoptosis sehingga apoptosisnya terblok.
Cara B: meng-inaktifasi BH3 (pro-apoptosis) sehingga apoptosis tidak terjadi.
Cara C: meng-inaktifasi anti-IAPs sehingga apoptosis tetap bisa diblok.
Protein-protein berperan dalam apoptosis
Famili protein Bcl-2 merupakan regulator apoptosis jalur intrinsik yang bekerja
dengan mengontrol pelepasan cytochrome c dan protein intermembran mitokondria
lainnya ke sitosol. Beberapa protein Bcl-2 merupakan pro-apoptosis yang memicu

apoptosis dengan meningkatkan pelepasan cytochrome c ke sitosol, sedangkan protein


Bcl-2 lainnya merupakan anti-apoptosis yang menghambat apoptosis dengan
menghambat pelepasan cytochrome c ke sitosol. Protein Bcl-2 yang termasuk protein
anti-apoptosis antara lain Bcl-2, Bcl-xL, Bcl-w, MCL-1, dan A1 (Alberts et.al., 2008).
Gen BCL2L1
Gen yang mengkode Bcl-xL adalah gen BCL2L1. Gen BCL2L1 (Bcl-2-like protein 1)
memiliki nama lain yaitu BCL2L dan BCLX. Locus gen BCL2L1 yaitu 20q11.21
(pada subpita 2 pita 1 regio 1 lengan panjang kromosom 20). Gen BCL2L1 tersusun
atas 59.537 pasang basa. Jumlah exonnya 4 (www.ensembl.org, www.uniprot.org,
www.atlasgeneicsoncology.org).
Struktur Bcl-xL
Protein Bcl-xL merupakan suatu transmembran protein dengan berat molekul 26 kDa.
Bcl-xL tersusun dari 233 asam amino (www.uniprot.org). Bcl-xL tersusun dari 2 helix
hidrofobik yang terletak di sentral. Helixhelix hidrofobik tersebut dikelilingi oleh
helix lain yang bersifat ampiphatic. Bcl-xL memiliki transmembran domain dan 4
domain Bcl-2 homology (BH) yaitu BH1, BH2, BH3, dan BH4. Domain BH1, BH2,
dan BH3 letaknya saling berdekatan dan membentuk suatu celah hidrofobik yang
panjang yang merupakan tempat untuk berikatan dengan domain BH3 milik protein
Bcl-2 yang pro-apoptosis (Muchmore et.al., 1996).
Bcl-xL terutama terletak di membran luar mitokondria. Selain itu, Bcl-xL juga
terletak di di retikulum endoplasma dan pada membran nucleus. Bcl-xL berfungsi
untuk menjaga integritas membran, mencegah pengeluaran protein intermembran dari
mitokondria dan mencegah pengeluaran ion Ca2+ dari retikulum endoplasma (Alberts
et.al., 2008).
Fungsi Bcl-xL
Bcl-xL terutama berperan dalam penghambatan jalur intrinsik apoptosis. Pada saat
terdapat stimulus apoptosis, Bcl-xL yang terdapat pada membran luar mitokondria
diikat oleh Bad, suatu protein Bcl-2 pro-apoptosis, sehingga Bcl-xL tidak dapat
melakukan fungsinya dalam menghambat apoptosis. Stimulus apoptosis menyebabkan
Bax yang terdapat di sitosol akan bergerak menuju membran luar mitokondria. Di
membran luar mitokondria, Bax mengalami oligomerisasi dan membentuk suatu kanal
pada membran luar mitokondria. Sedangkan Bak yang merupakan transmembran
protein pada membran luar mitokondria, segera mengalami oligomerisasi dan
membentuk kanal pada membran luar mitokondria setelah terdapat stimulus
apoptosis. Melalui kanal yang dibentuk oleh Bax dan Bak, cytochrome c serta protein
intermembran akan keluar dari mitokondria menuju sitosol. Di sitosol, cytochrome c
berikatan dengan Apaf-1. Apaf-1 kemudian berikatan dengan ATP dan mengalami
oligomerisasi. Kemudian beberapa molekul procaspase 9 akan berikatan dengan
Apaf-1, agregasi procaspase 9 tersebut akan menyebabkan procaspase 9 melakukan
self-cleavage sehingga procaspase 9 akan aktif menjadi caspase 9. Komplex Apaf-1,
cytochrome c, caspase 9, serta ATP disebut apoptosome. Caspase 9 kemudian akan
mengaktifkan caspase 3, 6, dan 7, yang memproteolisis protein-protein sel dan
memicu terjadinya kematian sel.
Bcl-xL dapat melakukan fungsinya untuk menghambat apoptosis apabila terdapat
survival stimulus. Stimulus survival akan mengaktifkan Phosphatidylinositol 3Kinase/Akt Signaling Pathway. Akt yang mengalami aktivasi akan memfosforilasi
Bad. Bad yang terfosforilasi akan melepaskan Bcl-xL, sehingga Bcl-xL dapat

melaksanakan fungsinya untuk menghambat apoptosis. Bcl-xL akan mengikat Bak


dan Bax. Bak dan Bax yang diikat oleh Bcl-xL tidak dapat mengalami oligomerisasi
sehingga tidak dapat membentuk suatu kanal pada membran luar mitokondria,
sehingga tidak terjadi pelepasan cytochrome c. Tidak adanya pelepasan cytochrome c
menyebabkan tidak terbentuknya interaksi Apaf-1 dan cytochrome c, sehingga tidak
terjadi caspase cascade yang memicu kematian sel (Goodman, 2008).
Defek pada ekspresi gen BCL2L1
1. Adanya overekspresi gen BCL2L1 menyebabkan follicular lymphoma.
Follicular lymphoma lebih disebabkan karena adanya defek pada apoptosis sel
daripada karena adanya defek pada proliferasi sel. Bcl-xL berperan penting dalam
regulasi apoptosis sel limfosit B. Apabila terjadi overekspresi gen BCL2L1, akan
terjadi peningkatan ekspresi Bcl-xL pada sel limfosit B. Ekspresi Bcl-xL yang
berlebihan mengakibatkan peningkatan survival sel limfosit B. Selain itu sel limfosit
B juga resisten terhadap apoptosis sel yang dipicu oleh Fas (Zhao et.al., 2004).
2. Mutasi pada gen BCL2L1 berperan dalam tumorigenesis Non-Hodgkin
Lymphoma.
Mutasi missense pada kodon 154, yaitu perubahan susunan basa AGC menjadi GGC
menyebabkan perubahan asam amino dari serine menjadi glycine. Mutasi ini berperan
dalam tumorigenesis Non-Hodgkin Lymphoma, tetapi bagaimana mekanismenya,
belum dapat diketahui (Yamaguchi et.al., 2002).
3. Penurunan ekspresi gen BCL2L1 pada masa embrio menyebabkan penurunan
ekspresi Bcl-xL. Penurunan ekspresi Bcl-xL pada masa embrio menyebabkan
kematian sel yang masif, terutama pada neuron-neuron yang imatur pada sistem saraf
perifer dan sistem saraf pusat yang sedang berkembang. Keadaan ini dapat
mengakibatkan kematian embrio (Goodman, 2008).
Sumber:
Gene Bid
Lokasi gen : 22q11.1, yaitu pada kromosom 22, lengan panjang (q) pada lokus 11.1
Pada urutan basa : 16.596.906 16.637.263, memiliki 6 exon dan 5 intron.
Protein Bid
Bid (BH3 interacting domain) termasuk dalam family Bcl-2, berfungsi sebagai link
antara jalur ekstrinsik dan intrinsic, dan mediasi pelepasan sitokrom c dari
mitokondria. Terletak pada sitoplasma dan membran mitokondria. Memiliki 195 asam
amino, dengan berat 21.995 Da.
Jalur Mekanisme : Setelah reseptornya diaktifkan, Caspase 8 yang teraktivasi akan
memotong bid menjadi t bid kemudian t bid dipindahkan atau masuk ke mitokondria
dan akan menginduksi pelepasan sitokrom C, sitokrom C ini akan mengikat Apaf 1,
kemudian Apaf 1 akan mengaktifkan caspase 9,Caspase 9 mengaktifkan caspase 3
untuk melakukan apoptosis.
Ganggauan Protein Bid
Peran Bid : tumorogenesis
Mutasi gen Bid mengganggu fosforilasi menyebabkan resisten terhadap rangsangan
apoptosis.
Sumber:

Protein BAD
BAD termasuk salah satu protein dari golongan BCL-2. Semua protein yang termasuk
dalam golongan BCL-2 berfungsi mengatur kematian sel, berupa anti-apoptosis atau
mencegah kematian sel dan berupa pro-apoptosis atau memudahkan terjadinya
kematian sel. Sedangkan BAD dalam menjalankan fungsi ini, ia berfungsi khusus
sebagai pro-apoptosis. Protein-protein yang berperan dalam pro-apoptosis
dikelompokkan lagi menjadi 2 berdasarkan domain penyusunnya yakni, pro-apoptosis
dengan penyusun domain BH1-BH2-BH3 dan pro-apoptosis dengan penyusun
domain BH3 saja, sedangkan BAD termasuk salah satu protein pro-apoptosis dengan
penyusun BH3 saja.
BAD ternyata memiliki nama lain yakni BBC2, BBC6, 3BCL2L8, dan Bcl2-L-8. ia
terletak di kromosom ke-11 pada lengan panjang dan terletak di lokus 13.1. Dari tiga
milyar pasangan basa suatu genom, basa-basa penyusun BAD terletak pada urutan
basa ke 63.793.878 sampai 63.808.740, sehingga BAD memiliki 14.863 basa
penyusunnya. BAD memiliki 168 asam amino dengan berat sekitar 18 Kda, memiliki
5 ekson.
BAD dikatakan berfungsi aktif saat ia membentuk heterodimer dengan beberapa
protein diantaranya dengan BCL-2 dan BCL-xL, saat aktif BAD berada di sitoplasma,
dengan adanya bentuk heterodimer ini BAD mencegah kerja dari pasangannya (BCL2 dan BCL-xL) untuk terjadinya proses anti apoptosis. Dan BAD dikatakan tidak
aktif ketika proses fosforilasi terjadi pada heterodimer sehingga BAD terlepas dari
pasangannya (BCL-2 dan BCL-xL) sehingga terjadilah proses anti-apoptosis yang
diperankan oleh pasangannya yakni BCL-2 dan BCL-xL yang terlepas dari BAD. Saat
tidak aktif, BAD berada di membran luar mitokondria.
Salah satu kasus penyakit manusia yang berkaitan dengan BAD adalah kanker kolon.
Dimana terjadi mutasi pada gen BAD berupa mutasi missen yaitu pada ekson 2 BAD
diurutan basa ke-340 terjadi pergantian basa sitosin dengan timin sehingga mengubah
asam amino yang semula leusin menjadi fenilalanin atau mutasi missen pada urutan
basa ke-337 di ekson 2 terjadi pergantian basa guanin menjadi arginin sehingga
mengubah asam amino yang semula glutamin menjadi lisin. Dengan adanya mutasi
missen ini, maka tidak terbentuk protein BAD atau terbentuk BAD yang tidak
berfungsi normal, sehingga sel tersebut tidak mengalami apoptosis, dan terjadilah
proliferasi sel yang menjadi kanker tersebut.
Sumber:

2. Jalur Ekstrinsik (Death receptor pathway)


Extrinsic signal biasanya melalui death receptor atau melalui enzyme granzyme. Fas
ligand/FasL (CD95) merupakan death receptor, terdapat di permukaan dan kalau
berpasangan akan memicu terjadinya apoptosis tetapi bedanya tidak lewat
mitokondria.
FADD akan jadi satu dengan yang akan mengaktifasi caspase 8 yang akan
mengaktifasi caspase 3, 6, 7 sebagai caspase eksekusioner. Beda intrinsic dan
ekstrinsik: intrinsic melalui mitokondria (sitokrom c yg mengaktifkan caspase), yang
ekstrinsik karena adanya FADD/death domain yang bersatu membentuk kinase

tertentu sehingga akan mengaktifkan caspase 8,9,10 dimana caspase 8,9,10 akan
mengaktifkan eksekusioner caspase.
Granzyme biasanya terjadi di sel T. sel T sitotoksik biasanya akan menghasilkan
granzyme untuk membunuh sel yang terinfeksi oleh gran. Apotosis normal terjadi
selama pertumbuhan/perkembangan normal, biasanya terjadi juga terjadi resposilble
untuk setting dari pembentukan jaringan/organ juga untuk regulasi limfosit untuk
pembentukan sel T, dari bone marrow sel T pindah ke tymus dan hanya 10% yang
berfungsi sebagai sel, yang 90% tidak lulus/tidak berfungsi sehingga dibuang (drop
out). Sel yang tidak berfungsi dan drop out akan dibunuh atau pada proses
perkembangan pada pembentukan ekor pada katak yang dibuang atau pada manusia
sehingga memiliki bentuk jari 5 karena adanya proses apoptosis. Selain itu juga
terjadi pada sel darah merah kita, dimana setiap 120 hari sel akan mati.
Peran apoptosis dalam kesehatan dan penyakit :
- Selama perkembangan normal pada organism multiseluler dan berlanjut sampai
dewasa.
- Bertanggungjawab terhadap pembentukan jaringan dan organ selama perkembangan
embrio. (apoptosis dari sel berada antara jari kaki sehingga kita memiliki 5 jari)
- Merupakan bagian penting dari regulasi system imun (pematangan timus).
+/- : artinya ada apaf-nya, bisaApaf1 (apoptosis activating faktor terjadi
morfogenesis, tetapi yang Apaf-nya -/- tidak terjadi apa-apa (tidak terjadi apoptosis).
Sementara pada caspase 9 tidak tidak ada bedanya antara +/+ dan -/- hal ini
menunjukkan bahwa Apaf1 lebih penting daripada caspase 9 karena kalau tidak pakai
caspase9 masih bisa pakai caspase 8/10. Kalau Apaf hanya satu-satunya sehingga
tidak ada yang menggantikan sehingga begitu Apaf1 tidak ada maka apoptosis tidak
terjadi.
Kelainan apoptosis (sedikit apoptosis) terjadi pada sel-sel kanker. Sel-sel kanker
adalah sel yang tidak mau mengalami apoptosis karena punya sifat resisten.
Bila apoptosis terlalu banyak bisa terkena Parkinson, alzheimer atau pre-eklamsia.
Salah satu penyebab pre-eklamsi excessive apoptosis pada tropoblas. Jadi tidak terjadi
remodeling pre-eklamsia
Pada Parkinson atau Alzheimer progressive loss of neuron, neuron mengalami
kematian yang terlalu banyak sehingga gangguan pada pergerakan. Pada elzheimer
kehilangan ingatan secara graduate

MENGENAL KULIT DAN PENUAAN DINI


Semua orang terutama kaum wanita pasti sering mendengar kata penuaan dini.
Sebenarnya apa sih arti penuaan dini? Dan faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya penuaan dini? Dapatkah kita melindungi kulit agar penuaan dini tidak
terjadi pada kita? Nah, agar tidak penasaran, simak terus saja info-info berikut ini.
Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang
relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai
faktor baik internal maupun eksternal.

Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh.
Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor
eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak
sehat dan lain sebagainya.

Struktur Kulit
Fakta Ilmiah Tentang Kulit
1. Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah
usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.
2. Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat
elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan
epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin.
3. Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara
meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel
fibroblast tua dermis.
Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian
bawah epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya
kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun
lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta
hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu
terbentuk pro kolagen.
Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan
bertambahnya usia, dampaknya adalah meningkatnya proses
kulit kering serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis inilah
yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan
kulit (skin smoothness) yang merupakan kunci utama untuk
disebut awet muda serta memiliki kulit indah (beautiful skin).

Struktur Kolagen

Proses Penuaan Kulit


Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu
penuaan kronologi (chronological aging) dan 'photo aging'.
Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur,
dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses
ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan
halus, adanya pigmentasi kulit (age spot).
Proses Penuaan pada Kulit

Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang


menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit
akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat
menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas
yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan
penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan
dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.
SerC, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna
memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit
wajah.

Proses Penuaan Pada Kulit & Tubuh Kita


Tuesday, 31 August 2010 04:39

Tidak peduli berapa usia Anda, Anda mungkin bertanya pada diri sendiri 'Berapa
lama aku akan hidup?' atau 'Berapa lama aku hidup dengan baik?' Menariknya,
melihat dari upaya untuk mendokumentasikan orang tertua di bumi selama beberapa
waktu hingga sekarang. Hasilnya jumlah orang yang berusia lebih dari 100 tahun
adalah sangat-sangat kecil.

Proses Penuaan
Secara alami tubuh kita akan memburuk seiring bertambahnya usia tubuh. Dalam
tahun-tahun berikutnya, banyak fungsi-fungsi penting mulai beroperasi pada tingkat
yang tidak optimal. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses penuaan tubuh.
Pertama, saat kita beranjak tua, jumlah kesalahan harian yang ditimbulkan oleh sel
reproduksi meningkat. Tubuh menjadi membentuk sel baru namun sel bentukan baru
itu tidak berfungsi bagi tubuh. Dan dengan semakin lanjut usia, prosentase sel tubuh
yg tidak berguna ini menjadi lebih besar. Dalam kondisi tertentu(lebih buruk),
kadang-kadang sel-sel tak berguna/tak berfungsi ini malah mengganggu proses seluler
normal. Bagian kedua dari proses penuaan berkaitan dengan kerusakan sel yang
menyebabkan pemendekan DNA.
Proses yang disebut apoptosis akhirnya memicu sebuah atau kematian sel terprogram.
Dengan berjalannya waktu, peningkatan kerusakan DNA yang sehat menyebabkan

kematian sel dipercepat, dan tubuh tua kita tidak bisa menghasilkan sel-sel cukup
cepat untuk mengganti kerugian. Proses ini paling terlihat dan jelas di kulit kita, kulit
tua kita menjadi lebih tipis. Bagian ketiga dari proses penuaan adalah melibatkan
penurunan alami fungsi/kualitas enzim oksidatif dalam tubuh kita seperti superoksida
dismutase, katalase, dan glutation perxoidase, hal ini membuat pertahanan antioksidan
kita kurang efisien dengan bertambanya usia.

Radikal bebas
Jadi bagaimana kita menua ? Teori yang paling menonjol diterima oleh komunitas
ilmiah adalah "Teori Bebas dari Radikal Bebas". Radikal bebas adalah molekul
dengan satu elektron pada orbit terluar yang sangat butuh untuk berpasangan dengan
hal-hal lain(unsur) yang memiliki elektron. Dengan rata-rata hidup satu-milyar per
detik, elektron ini sangat ampuh untuk menimpa tubuh kita. Dengan menyerang sel
DNA, radikal bebas menghancurkan sel, menyebabkan sel-sel sehat untuk mati
sebelum waktunya. Ketika kita muda, antioksidan alami kita adalah sistem pertahanan
yg baik dengan berfungsi "membersihkan" radikal bebas sebelum mereka dapat
menyebabkan kerusakan. Namun, ketika kita menua, sistem pertahanan antioksidan
menjadi kurang efisien karena menurunnya oksidatif enzim. Peningkatan kerusakan
akibat radikal bebas secara reguler memicu gejala penuaan dan juga banyak penyakit.
Mengapa sel tubuh kita menjadi rentan terhadap kerusakan radikal bebas? Pertama,
produksi energi harian oleh sel mitokondria menghasilkan meningkatnya jumlah
radikal bebas sebagai produk sampingan. Alasan kedua adalah karena penggunaan inti
DNA untuk membuat mRNA yang menghasilkan protein, diikuti dengan
memperbaiki dan memutar kembali ke dalam kromosom DNA. Kegiatan ini sering
menyebabkan kesalahan dalam proses perbaikan, dan merusak justru merusak DNA.
Serangan radikal bebas eksternal juga berpengaruh. Serangan ini berasal dari sinar
matahari (termasuk UVA dan UVB), polusi, stres, merokok, dll. Merokok satu batang
rokok menghasilkan triliunan radikal bebas.

Penuaan Kulit
Anda mungkin akan terkejut bila mengetahui bahwa, setiap hari masing-masing sel
kulit dapat terkena lebih dari 73.000 serangan merusak. Sel-sel kulit kita mengalami
kerusakan lebih berat karena mereka merupakan bagian dari organ eksternal dan
terpapar secara langsung. Radikal bebas yang tidak stabil bergetar di molekul kulit,
setelah bertahun-tahun dari serangan radikal bebas ini, tiap kolagen, yang merupakan
elemen struktural penting kulit, menjadi lebih lemah dan akhirnya menyebabkan kulit
runtuh dan membentuk kerutan. Seiring waktu kulit kita menjadi lebih tipis dan lebih
tipis. Pada dasarnya, semakin banyak dan semakin tebal sel-sel kulit maka semakin
sehat kulit Anda, dan semakin sedikit keriput yang akan anda dapatkan.

Memperlambat proses penuaan.


Sekarang, bagaimana kita memperlambat penuaan? Dari hasil studi para ilmuwan
bertahun-tahun, para ahli tersebut menyimpulkan bahwa Anda perlu untuk melindungi
DNA dari Anda baik di luar maupun dalam. Jadi, jika Anda ingin hidup sampai 100
tahun atau setidaknya meningkatkan kualitas hidup Anda, tips nya, Anda harus
mengubah gaya hidup yg lebih sehat(diet seimbang, olahraga teratus, sikap positif).
Gunakan pendekatan "Dari dalam ke luar" untuk kesehatan dan kecantikan.

sumber : http://www.kulitkucantik.com/

Apoptosis: Kematian Demi Kehidupan


OPINI | 15 January 2011 | 23:53
menilai bermanfaat

Dibaca: 586

Komentar: 6

1 dari 1 Kompasianer

Bagi sebagian dari kita kematian mungkin menakutkan, ataupun bagi beberapa orang
yang lain meskipun tidak menakutkan tapi tetap meninggalkan sedikit perasaan tidak
enak. Terkadang, kematian bahkan tabu untuk dibicarakan. Apapun itu sepertinya
kematian nampaknya adalah sesuatu yang misterius.
Judul di atas kematian untuk kehidupan mungkin bagi sebagian kita terdengar janggal
karena toh kematian adalah kebalikan dari kehidupan. Mahkluk hidup sendiri tidak
dicirikan sebagai benda mati karena adanya ciri-ciri kehidupan di dalamnya. Namun,
tahukah Anda bahwa setiap hari 50 sampai 70 juta sel di tubuh orang dewasa mati
secara terprogram agar kita tetap hidup sehat (Wikipedia 2011). Proses kematian
terprogram inilah yang dalam dunia kedokteran disebut apoptosis.
Apoptosis adalah bentuk kematian pada sel yang memiliki banyak manfaat. Apa
sajakah manfaatnya dan kapan terjadinya proses apoptosis ini? Mari kita ulas satusatu sambil mensyukuri kebesaran Sang Ilahi karena menciptakan proses kematian sel
ini.
Proses apoptosis bila ditinjau dari waktunya telah terjadi sejak kita dalam kandungan
ibu kita. Proses ini memungkinkan sel-sel embrio membentuk organ-organ tubuh kita.
Contoh yang paling sederhana adalah pembentukan jari-jari tangan kita. Awalnya jari
tangan kita itu rapat tanpa sela, kematian sel disela-sela jari-jari tangan kitalah yang
membuat jari kita berjarak satu sama lain. Kalau tidak ada apoptosis di sini pasti
tangan kita sulit dipakai. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah saat terbentuk
kelopak mata atas dan bawah kita masih menyatu. Seperti pada jari-jari kita, apoptosis
juga yang menyebabkan kelopak mata kita dapat terpisah. Betapa mengerikannya bila
kelopak mata kita tak terpisah, tentu kita tak dapat melihat meskipun bola mata kita
sehat.
Setelah proses pembentukan janin dari embrio selesai bukan berarti apoptosis
berhenti. Tidak sama sekali, sel-sel kita butuh untuk tetap beregenerasi. Sel membelah
dan membuat sel baru, namun pertanyaannya kemanakah sel tua harus pergi? Sel-sel
tua ini ternyata telah diprogram Sang Ilahi untuk merusak dirinya sendiri dan
kemudian mati melalui sistem apoptosis. Setelah sel tua ini mati sel fagositosit akan
memakannya sehingga materi-materi sel yang masih bagus bisa dipakai tubuh kita
kembali (Hardy 1999). Selain sisa materi yang bisa dipakai lagi bahkan di salah satu
jurnal ilmiah disebutkan bahwa ketiadaan apoptosis pada sel otot terjadi pada
penderita penyakit bawaan otot, namun hanya terjadi untuk regenerasi sel otot pada
orang normal (Migheli, et.al. 1997).
Selain hal-hal menakjubkan di atas, apoptosis juga berfungsi untuk melindungi kita
dari penyakit-penyakit berbahaya. Salah satu penyakit itu adalah kanker. Sel kanker

biasanya telah termutasi materi genetiknya. Kelainan pada materi genetik ini memicu
sel untuk melakukan apoptosis. Salah satu contohnya terjadi pada sel kulit kita. Sel
kulit berfungsi menjadi pasukan baris depan perlindungan kita dari radiasi ultraviolet.
Secara otomatis sel kulit menjadi sel pertama yang akan rusak materi genetiknya bila
kita terpapar radiasi ultraviolet. Untungnya saat kerusakan materi genetik terjadi pada
sel kulit terdeteksi, secara otomatis sel kulit itu terprogram secara internal untuk
melakukan apoptosis. Bayangkan bila tidak ada mekanisme ini sedangkan setiap hari
kita terpapar ultraviolet pasti kemungkinan kita terkena kanker kulit dan kanker
lainnya akan sangat meningkat (Tomas 2009). Ribuan sel kulit setiap hari mati demi
tubuh kita hidup sehat aman dari kanker kulit.
Selain dalam hal kanker, apoptosis juga kerap kali menyelamatkan tubuh kita dari
virus dengan sistem yang kurang lebih sama. Sel yang terinfeksi biasanya terprogram
untuk mati sehingga mematikan virusnya sekalian. Selamatlah kita dari virus ini.
Sungguh betapa besarnya Sang Ilahi yang mengaruniakan proses-proses yang
sepertinya tidak enak seperti kematian sel ini untuk kebaikan ciptaannya. Bagi penulis
yang bergama nasrani apoptosis juga menunjukan gambaran yang seiras betapa Tuhan
Yesus telah mati bagi kehidupan saya dan demi hidup saya. Syukur kepada Yang
Maha Pencipta.

You might also like