Professional Documents
Culture Documents
Eko-Fisiologi Tumbuhan
Annisa Octiandari Pertiwi
140410110014
tumbuhan untuk penggunaan karbon anorganik dalam proses fotosintesis (Mc Kenzie,
2008).
Dalam anatomi daun lamun, terdapat lapisan kutikula tipis dan lapisan epidermis yang
memiliki banyak sel parenkim yang kaya akan kloroplas. Namun, pada lapisan epidermis
daun lamun, tidak terdapat stomata, yang merupakan organ umum tempat
berlangsungnya transpirasi.
Transpirasi pada lamun tidak terjadi melalui stomata, melainkan melalui kutikula yang
tipis di daun dan juga lapisan epidermis batang yang membatasi laju proses transpirasi.
Sumber:
-
Anonim. ____. Ekosistem Padang Lamun. E-books Biologi Laut Jilid 2. Diakses melalui
http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/Ebook/Biologi%20Laut%20Jilid%202/bab_7.pdf pada tanggal 23 September 2014.
Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
Nybakken JW., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Penerbit PT. Gramedia
Jakarta.
Eko-Fisiologi Tumbuhan
Annisa Octiandari Pertiwi
140410110014
pertumbuhan tumbuhan. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda
bernama Fritz Went (1903-1990).
Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan,
baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan,
membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi
jumlah biji dalam buah. kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan
hormon giberelin.
Hormon Auksin bekerja dengan cara menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu
protein tertentu yg ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke
dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim ter-tentu sehingga memutuskan beberapa ikatan
silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian
memanjang akibat air yang masuk secara osmosis.
Menurut Gunawan (1992), salah satu fungsi auksin (IBA) adalah dapat memperpanjang
sel-sel tanaman. Auksin berperan sebagai pengembangan sel (perpanjangan sel). Pada
konsentrasi tertentu auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, peningkatan permeabilitas
sel terhadap air, pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis protein,
meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel. Dalam hal ini peranan auksin
adalah mendorong perpanjangan sel (sel elongation) dengan cara mempengaruhi
metabolisme dinding sel. Efeknya adalah banyak bahan dinding sel primer yang
dihasilkan dan didepositkan pada ke dua ujung sel, kemudian struktural sel diregangkan
sehingga dimungkinkan deposit dinding sel yang lebih banyak. Dengan demikian ujung
tunas terjadi perpanjangan sel. Lebih lanjut Gunawan (1992), menyatakan pengaruh
auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman yaitu dengan cara menginduksi sekresi
H+ ke luar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan susunan matrix
dinding sel merenggang (wall lossening), akibatnya air menjadi masuk ke dalam sel,
sehingga sel membesar (Mulyono, 2010).
Sumber:
Eko-Fisiologi Tumbuhan
Annisa Octiandari Pertiwi
140410110014
Anonim. Id.wikipedia.org/wiki/auksin.
Mulyono, Daru. 2010. Pengatur Zat Pengatur Tumbuh Auksin: Indole Butiric Acid (IBA)
dan Sitokinin: Benzil Amino Purine (BAP) dan Kinetin dalam Elongasi Pertunasan
Gaharu (Aquilaria beccariana). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12 No. 1.