You are on page 1of 15

Pembimbing : dr. Harie B. Soedjono, Sp.

M
Disusun Oleh :
Algi Iskandar
Sindy Mustika
Sterani Vinadia
Syarifah Anggun Gemala
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RSUD R. SYAMSUDIN SH SUKABUMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014

LATAR BELAKANG
NTG
adalah
suatu
neuropati
optik
yang
berhubungan dengan saraf optik glaukomatosa,
lapisan serabut saraf di retina minipis secara
progresif, gejala khas terdapat defek lapang
pandang, sudut bilik mata depan terbuka pada
gonioskopi, dan tekanan intraocular maksimum
dibawah 21mmHg.
Akhir akhir ini ditemukan faktor risiko untuk NTG
termasuk kelainan aliran darah mata, kelainan
pembekuan darah, hipotensi sistemik, gangguan
pembuluh darak sistemik, dan penyakit autoimun.
Tapi patogenesis kondisi tersebut masih belum jelas.

OSAS adalah suatu kondisi umum tapi belum


dapat di diagnosis yang mungkin berhubungan
dengan morbiditas yang signifikan jika tidak
ditangani.
Hal ini ditandai dengan gangguan pernapasan
berulang selama tidur, karena adanya obstruksi
jalan napas atas (apneic spells).
Apneic spells dapat menyebabkan penurunan
sturasi oksigen arteri dan kenaikan saturasi
karbondioksida selama tidur.
OSAS sering dihubungkan dengan banyak
penyakit pembuluh darah sistemik termasuk
penyakit kardiovaskular, hipertensi dan stroke

OSAS
juga
bisa
menimbulkan
hipoksemia
sementara
dan
meningkatkan resistensi pembuluh
darah, yang mungkin menimbulkan
gangguan perfusi dan oksigenasi
saraf
optik,
dan
menyebabkan
neuropati optik glaukomatosa
Pada penelitian ini kami mengevaluasi
hubungan yang mungkin terjadi
anatar OSAS dengan NTG

METODE
Penelitian prospektif

NTG group
24 pasien
53-78 tahun
9 laki-laki
15 perempuan

Pasien dengan NTG


klinik mata

Pasien tanpa ada


Control group kelainan
glaukoma yang
terdapat
faktor
24 pasien
sistemik
53-78 tahun risiko
seperti
DM,
9 laki-laki
hipertensi,
15 perempuanhiperkolesterole
mi

klinik
penyakit dalam

Diagnosis NTG didapat berdasarkan kriteria berikut

Rasio cup-to-disc (c/d) lebih dari 0.5 atau perbedaan c/d antara kedua
mata >0.2

Defek lapang pandang glaukomatosa seperti defek yang terlokalisir,


paracentral scotoma, Bjerrum scotoma, nasal step, defek di bagian
temporal, dan defek yang tersebar yang tidak bisa di jelaskan oleh
dokter neurologi manapun atau lesi pada fundus

Sudut iridocorneal terbuka

TIO <21 mmHg tanpa pengobatan

Pasien harus memenuhi 4 kriteria diatas untuk mendapatkan


diagnosa NTG

Pasien menjalani rawat inap semalam untuk dilakukan


perekaman PSG (Polysomnography) di dua laboratorium
tidur. Pada saat tidur, peserta terus menerus di catat
dengan sistem komputerisasi dalam jangka waktu 30
detik menurut kriteria standar American Academy of
Sleep Medicine (AASM)
Apneu saat tidur didefinisikan sebagai berhentinya aliran
udara (penurunan sinyal amplitudo aliran udara 90%
dibandinglan dengan aliran udara dasar) yang
berlangsung setidaknya selama 10 detik.
Hipoapneu didefinisikan sebagai penurunan 50% atau
lebih aliran udara yang berlangsung selama 10 detik
atau lebih,
Apneu-hypoapneu
index
(AHI)
dihitung
dengan
menggunakan jumlah peristiwa pernapasan (apneu dan
hipoapneu) per jam selama tidur.
Subjek dengan AHI 20 dianggap memiliki OSAS

HASIL

10 dari 24 pasien dengan NTG dan 3


dari 24 pasien di grup kontrol
memenuhi kriteria OSAS (AHI 20)

10 pasien yang di diagnosa dengan


OSAS pada penelitian ini mulai
dilakukan pengobatan di klinik
gangguan tidur

DISKUSI
Walaupun patogenesis dari NTG belum diketahui
secara pasti , sebagian besar bukti mengarah ke
ganggaun iskemia kronis yang progresif dengan
hipo perfusi saraf optik sebagai mekanisme
penyakit.
Di sisi lain obstruksi saluran napas atas yang
intermiten
pada OSAS selama tidur dapat
menyebabkan hipoksi dengan penurunan PaO2 dan
peningkatan PaCO2.
Episode insufisiensi pembuluh darah dapat
mengganggu perfusi dan oksigenasi saraf optik dan
sesudah itu menyebabkan neuropati optik

Surgi et al
Penuruna ketebalan RNFL berhubungan dengan
keparahan OSAS.

Kargi et al

Mengukur RNFL dengan laser polarimeter dan


menemukan bahwa ketebalan lapisan serabut saraf
retina berkurang pada pasien OSAS. Mereka
menyarankan bahwa penurunan perfusi yang terkait
dengan hipoksi dan vasospasme yang terkait dengan
OSAS dapat menyebabakn RNLF menipis

Kremmer et al

Menunjukan pengaruh positif pada terapi OSAS


dengan ventilasi Nasal Continuous Positive Airway
Pressure (nCPAP) pada kedua penyakit.

Pengobatan NTG di indikasikan untuk pasien


yang kehilangan lapang pandang dengan
perkembangan yang cepat. Penanganan di
arahkan pada pelaksaan TIO yang rendah atau
koreksi kekurangan sirkulasi pada saraf optik
dengan pengobatan vasospasme, hipotensi
nokturnal dan insufiseinsi karotis.
OSAS juga mengganggu sirkulasi saraf optik
dengan menyebabkan hipoksia dan disregulasi
pembuluh darah pada pasien dengan NTG, dan
kerusakan
glaukomatosa
menunjukkan
kestabilan setelah perawatan dengan nCPAP.

Keterbatasan
Sample penelitian yang kecil
Selama penelitian, kami menyadai
orang orang di wilayah kami tidak
banyak informasi dan pengetahuan
PSG.
Sehingga
sangat
sulit
menyakinkan
semua
peserta
pentingnya tes PSG

barhwa
memiliki
tentang
untuk
tentang

Diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih


besar dengan tes PSG untuk memvalidasi
hubungan antara NTG dengan OSAS

KESIMPULAN
OSAS sebaiknya dipertimbangkan
sebagai faktor risiko yang signifikan
untuk
NTG.
Sebaiknya
juga
ditanyakan tentang riwayat tidur
(termasuk
pertanyaan
tentang
mendengkur,
nocturlan
gaspingcochking, mengantuk di siang hari,
dan nyeri kepala pagi) pada pasien
dengan NTG dan rencanakan pasien
ini untuk pemeriksaan PSG dan

TERIMAKASIH

You might also like