You are on page 1of 24

ABSES SEREBRI

Laporan kasus
VI

Status Pasien
Identitas
0 Nama
0 Umur
0 Alamat
0 Pendidikan
0 Pekerjaan
0 Status
0 Agama
0 Ruang perawatan
0 No IGD

: An. N
: 15 tahun
: Andounohu
: SMP
: IRT
: belum nikah
: Islam
: Anggrek
: 412130

Keluhan Utama
Penurunan kesadaran

Anamnesis Terpimpin
Alloanamnesa (Ibu Pasien)

Pasien konsul dari dokter penyakit dalam dengan penurunan


kesadaran yang dialami 1 hari setelah masuk RSUB. Pasien juga
mengalami kejang 3 kali saat masuk RSUB. Kejang terjadi + 2 menit
tiap kali kejang. Setelah kejang pasien tidak sadar. Terdapat
lateralisasi sinistra pada pasien. Pasien juga sebelumnya mengeluh
nyeri kepala dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk RS dan nyeri
kepala rasa seperti di tusuk-tusuk. Nyeri kepala dirasakan terus
menerus dan bertambah berat jika bergerak. Pasien juga muntah + 3
kali. Keluhan lain pasien juga demam sejak 1 minggu sebelum
masuk RS. Demam naik turun dan menggigil, ibu pasien sempat
memberikan obat penurun. Sebelumnya pada bulan februari pasien
kedatangan keluarga dari Jayapura dan sempat menginap 3 malam
di rumah pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


DM (-), Hipertensi (-), Kejang (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang
merasakan keluhan yang sama
sebelumnya.

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit Berat
Tanda Vital
Saat masuk rumah sakit
(27/10/2014, pukul 08.20 wita)
Tekanan Darah : 150/70
mmHg
Nadi
: 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu
: 37,8 0C

Status Neurologis

Kesadaran: Koma ringan GCS (E2M4Vx = 6)


Tanda Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk (+), Laseque Sign (+), Kernig Sign (+)
Nervus Kranialis : Pupil Bulat, isokor, 3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Nervus Kranialis lain : Sulit dinilai
Motorik
P dan K sulit dinilai, kesan lateralisasi ke kiri
T

Refleks fisiologi
BPR
N N
TPR
N N
KPR
N N
APR
N N
Refleks patologis
Hoffman - Tromner - Babinsky + +
Sensibilitas : SDN
Otonom : BAK (dalam batas normal)
BAB (-)

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap (26-10-2014)

Nilai Rujukan:
Hasil Lab:
WBC
= 16,88
RBC
= 4,436
HGB
= 10,4
HCT
= 29,9
b. Kimia darah
Glukosa Sewaktu
= 117
Ureum
= 20
Creatinin
= 1,1
SGOT
= 117
SGPT
= 74

4,00 10,0
4,00 6,00
12,0 16,0
37,0 48,0
< 180
10-50
<0,9
<21
<22

Hasil pemeriksaan CT Scan tanggal 28 Oktober 2014 potongan


axial tanpa pemberian kontras injeksi, tebal irisan 2 mm, hasil
sebagai berikut :

0 Tampak lesi slight hiperdens, batas tidak tegas, ada

bagian tampak bentuk rim, disertai perifokal edema luas


sekitarnya pada regio temporoparietal kanan; mendesak
dan menyempitkan ventrikel lateralis kanan
menyebabkan midline shift ke kiri.
0 Sulcy dan gyri obliterans
0 System ventrikel dan ruang subarachnoid dalam batas
normal
0 Midline tidak shift

0 Cerebellopontine angle dalam batas normal

0 Kalsifikasi fisiologik plexus chroideus


0 Sinus paranasalis dan aircell mastoid yang terscan
normal

0 Rongga orbita dan m.rectus baik


0 Tidak tampak fraktur/destruksi tulang

0 Kesan : Suspek abses cerebri dd astrocytoma

pemeriksaan parasitologi
DDR

Nilai
positif (+) plasmodium vivax

Rujukan
negatif (-)

Diagnosa Kerja
Diagnosa Klinis : kesdam + demam +
cephalgia + kejang + vomiting
Diagnosis Topis : Kortex Serebri
Diagnosis Etiologis : abses serebri +
malaria vivax

Tata Laksana
0 Kristaloid: Nacl 0,9 % 20 tpm
0 Antibiotik : Ampicillin 1 gr/ 8 jam/iv
0 Antiplatelet: citicolin 75 mg 1x1 / sonde
0 Kloramfenicol 1 gr/ 8 jam/iv
0 H2 Reseptor antagonis : Inj. Ranitidin ampul 1 /8 jam/iv
0 Gol. Sefalosporin: Ceftriaxone 1 gr/12j/iv
0 Benzodiazepin:Diazepam 1 amp/drips Nacl 0,9% 20 tpm
0 Kortikosteroid: Dexametason 1 amp/6jam/iv
0 Kortikosteroid : Metilprednison 125 / 24 jam/iv
0 Neurobransia: Neurosanbe/24jam/drips
0 Sanfuliq 2 x1/sonde
0 Primaquin 1x1/ sonde
0 Dihydroartemisin 1x3/sonde

Prognosis
0 Ad Vitam

: Dubia
0 Ad Functionam
: Dubia
0 Ad Sanationam
: Dubia

DEFINISI

Abses otak adalah abses pada parenkim otak


yang disebabkan oleh karena adanya inflamasi.

Bakteri, Jamur dan parasit


Penyebab yang lain : nocardia asteriodes,
ETIOLOGI

mycobacterium, fungi, protozoa dan cacing.


Organisme yang sering menyebabkan abses
cerebri pada penderita AIDS adalah poliovirus,
toxoplasma
gondii,
dan
cryptococcus
neoformans.

Mekanisme Abses Serebri


Bakteri, jamur, parasit, fungi,
protozoa dan cacing

Reaksi peradangan
pada jaringan otak

Nekrosis dan
pencairan pada
pusat lesi

Terbentuk rongga
abses pada otak

Gejala Klinis
Hampir seluruh penderita abses didapati keluhan sakit

kepala Muntah-muntah
Kejang-kejang Gejala-gejala pusing, vertigo, ataxia (pada
penderita abses cerebelli)
Gangguan bicara, hemianopsis. Unilateral midriasis yang
merupakan indikasi terjadinya herniasi tentorial. (pada
penderita abses temporal)

PEMERIKSAAN UNTUK
DIAGNOSA
Glasgow Coma Scale: untuk menentukan derajat kesadaran

penderita
Rontgen foto kepala, sinus atau mastoid, thorax: untuk
mencari sumber infeksi.
Ultrasonografi: untuk mendapatkan gambaran lateralisasi
Angiografi: untuk menentukan lokalisasi abses
Electro Encephalo Graphy: menunjukkan adanya lateralisasi
oleh abses supraten- torial
CT-Scan: untuk menunjukkan lokasi abses dengan tepat dan
fase-fase dari abses tersebut.

Penatalaksanaan
Antibiotik
ampisilin 2 gr/6 jam iv (200400 mg/kgBB/hari) selama 2
minggu
kloramphenicol 1 gr/6 jam iv
selama 2 minggu,
metronidazole 500 mg/8 jam
iv selama 2 minggu)
Anti edema
Dexametason
Mannitol

analgetik untuk

meringankan nyeri kepala


(ketorolac)
Tindakan drainase abses

PROGNOSIS
Tergantung

kecepatan
diagnosis
serta
pengobatan yang diberikan.
Prognosis makin buruk, jika abses berukuran
besar, abses ruptur ke dalam sistem ventrikel,
abses disertai meningitis, empiema, dan
hidrosefalus serta abses multipel.
Sekitar 72% penderita dapat mengalami
epilepsi setelah 5 tahun.

Definisi
Spesies
Plasmodium

Etiologi

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia
Plasmodium falciparum, P. vivax, P. ovale dan P.
malariae.
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang
selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang
seperti golongan burung, repel dan mamalia.
Termasuk genus plasmodium dari family plasmodidae.
Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit
(sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual
di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual
terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina.

Daur Hidup Plasmodium

Manisfestasi Klinis Malaria Vivax


Inkubasi 12 17 hari, biasa lebih panjang 12- 20 hari
periode dingin (15 60 hari) : mulai menggigil

periode panas: penderita muka merah, nadi cepat, suhu badan

tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat;


periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperatur
turun dan penderita merasa sehat
Pada minggu kedua limpa mulai teraba. Parasitemia mulai
menurun setelah 14 hari limpa masih dapat membesar dan panas
masih berlangsung

Pengobatan Malaria Vivax

You might also like