Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ima Safitri Puji Utami
105070201111001
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri. Selain itu, menurut Manuaba (2003), keluarga berencana
merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
Program keluarga berencana ini memilik visi untuk mewujudkan Keluarga
Berkualitas Tahun 2015. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang sejahtera,
sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Guna
mewujudkan visi tersebut ada enam prioritas misi utama yang akan dilaksanakan
yaitu :
a. Pemberdayaan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas
b. Menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan
ketahanan keluarga
c. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
d. Meningkatkan promosi, perlindungan danupaya mewujudkan hak-hak r
e. eproduksi
f. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan
dan keadilan gender melalui program keluarga berencana.
g. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sampai dengan lanjut usia. (Sarwono, 2005).
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan obyek-obyek tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang
digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. Dalam
Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
pasangan muda
bersenggamanya
sehingga
mempunyai kegagalan tinggi. Penggunaan IUD (Intra Uterine Device) bagi yang
belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta
dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
Peningkatan kualitas program dan program prioritas
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Metode ini memiliki sistem penghitungan sendiri. Pada wanita dengan siklus
teratur, ovulasi terjadi pada 14 hari sebelum haid berikutnya. Pada siklus yang
tidak teratur, pada siklus yag terpendek dikurang 18 (sebagai hari pertama
masa subur). Dengan siklus terpanjang dikurangi 11 sebagai hari terakhir
masa subur.
b. Metode suhu basal tubuh
Diketahui menjelang ovulasi, suhu basal tubuh menurun 0,5 F. Saat ovulasi
suhu basal tubuh meningkat hingga masa menstruasi. Cara melakukan
pengecekan suhu basal tubuh adalah dengan mengukur suhu urine pagi
sebelum melakukan aktivitas. Jika suhu basal tubuh meningkat, maka
pasangan harus menghindari intercourse sampai tiga hari berikutnya. Akan
lebih efektif jika metode ini dikombinasukan dengan metode kalender. Namun
perlu dipahami bahwa suhu basal tubuh dapat meningkat karena adanya
penyakit dan perubahan pada jadwal aktifitas sehari-hari seperti mengikuti
program aerobik dan kerja shift malam.
c. Metode billings (mukus serviks)
Metode ini dengan mengetahui karakteristik mukus serviks. Saat sebelum
ovulasi, mukus terlihat kental, tidak meregang jika dipegang antara ibu jari
dan jari telunjuk. Mendekati ovulasi sekresi mukus meningkat. Pada saat
puncak ovulasi, produksi mukus meningkat, tipis, berair dan transparan.
Selain itu, lendir kan terasa licin, jika diregangkan dengan ibu jari dan jari
telunjuk akan meregang sekitar 1 inch kemudian putus. Saat puncak ovulasi,
pasangan harus menghindari intercourse hingga 3 hari setelah puncak
ovulasi.
d. Metode symptothermal
Metode ini merupakan kombinasi antara jenis mukus serviks dan suhu basal
tubuh. BBT atau basal body temperature diukur tiap hari sekaligus
menganalisa mukus serviks. Pasangan harus menghindari coitus 3 hari
setelah BBT meningkat atau hari ke-4 setelah perubahan karakteristik lendir
serviks.
e. Ovulation awareness
Jenis ini menggunakan ovulation detection kit yakni sebuah alat untuk
mendeteksi masa ovulasi dengan tingkat akurasi sebesar 98%-100%. Alat ini
bisa mendeteksi LH atau Luteining Hormone pada 12-24 jam sebelum
ovulasi. Alat ini mahal tetapi banyak diminati wanita karena lebih menarik.
f.
Menyusui akan menekan secara alami proses ovulasi. Akan tetapi jika bayi
mendapat PASI/ susu formula makan efek supresi ovulasi masih dipertanyakan. Dianjurkan menggunakan kontrasepsi metode lain setelah menyusui
selama 6 bulan.
g. Coitus interruptus
Metode ini merupakan metode tertua dan paling banyak diketahui orang.
Coitus tetap dilakukan sampai sebelum ejakulasi dan spermatozoa
dikeluarkan di luar vagina. Metode ini jenis ini dinilai kurang efektif dalam
mencegah konsepsi.
II.
KONTRASEPSI BUATAN
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesterone sintetik disebut
pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil
atau Pil Progestrin.
1.1 Jenis Pil KB
a. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
b. Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 1415 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan
antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil
berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar
antara 98-99%. Kelalaian minum 1-2 pil berturutan pada awal siklus akan
dapat
mengakibatkan
terjadinya
pelepasan
telur
sehingga terjadi
pengangkutan
sperma.
Selain
itu,
juga
mengubah
lingkungan
pemakaian
jangka
lama,
endometriumdapat
sedemikian
b. Sekunder
jangka
panjang
(perlindungan
sampai
10
tahun
dengan
diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat
seperti benjolan atau garis-garis.
4.1 Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan
hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
c. Menekan ovulasi
4.2 Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
4.3 Keuntungan
a. Sekali pasang untuk 3 tahun
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi tekanan darah
d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum mantap
untuk di tubektomi
4.4 Baik untuk wanita yang:
a. Ingin metode yang praktis
b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c. Tinggal di daerah terpencil
d. Tak khawatir jika tak dapat haid
4.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan pada payudara
d. Penyakit jantung
hipertensi,migrain, epilepsi
e. Depresi mental, urolitiasis
4.6 Efek samping
Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting atau
anemia karena perdarahan yg kronis.
4.7 Waktu Mulai Menggunakan Implant
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
6. Kondom Wanita
Kondom wanita ini mungkin kurang familiar di Indonesia. Kondom ini dimasukan
ke dalam vagina hingga menutupi seluruh area serviks. Dengan demikian sperma
E.
tidak ada efek samping bagi wanita perokok dan penderita anemia dan wanita
yang mengonsumsi alkohol
c. Frekuensi senggama
KB yang mengandung progesteron dapat digunakan pada wanita yang sering
melakukan hubungan seksual ataupun yang jarang melakukan hubungan
seksual dengan suaminya, karena kontrasepsi ini tidak mengganggu
pasangan dalam melakukan hubungan seksual
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
Salah satu tujuan dari kontrasepsi ini adalah untuk menjarangkan kehamilan
serta mencegah atau melawan pertemuan antara ovum yang matang dan
sperma yang dapat menyebabkan kehamilan. Jadi wanita yang ingin
mengatur jumlah anak ataupun yang ingin menjarangkan kehamilan sehingga
jumlah anak dalam keluarga sesuai keinginan dapat menggunakan
kontrasepsi
e. Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Perempuan yang dahulunya pernah menggunakan salah satu jenis
kontrasepsi, kemungkinan besar dia akan tetap bertahan atau melanjutkan
pemakaian lagi jika dia sudah merasa nyaman dengan kontrasepsi tersebut
dan merasa mendapat keuntungan dari kontrasepsi tersebut.
2. Faktor kesehatan kontraindikasi absolut dan relatif
a. Status kesehatan
Perempuan dengan penyakit jantung dapat menggunakan kontrasepsi
progesteron karena dalam kontrasepsi ini mengandung estrogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
b. Riwayat haid
Semua perempuan yang siklus haidnya panjang atau pendek dapat
menggunakan kontrasepsi progesteron, sedangkan wanita yang pernah
mengalami perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya tidak boleh
menggunakan kontrasepsi progesteron
c. Riwayat keluarga
Perempuan yang mempunyai penyakit keturunan misal dalam keluarganya
mempunyai riwayat kanker payudara dandiabetes mellitus disertai komplikasi
tidak dapat menggunakankontrasepsi progestin,karena akan memberi
dampak yang negatif pada wanita tersebut.
d. Pemeriksaan fisik
Perempuan yang pada pemeriksaan fisik terdapat varises tidak dapat
menggunakan kontrasepsi progestin
Efektivitas
Efektivitas kontrasepsi progestin tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan tiap tahun. Asal penyuntikannyadilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
terlambat
kembalinya
kesuburan
danosteoporosis
pada
Kerugian
Kerugian hanya sedikit dan jarang terjadi pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi progesterone ini, perubahan beratbadan dan gangguan haid
merupakan kerugian tersering.
yang
menggunakan
kontrasepsi
progesterone
tidak
Biaya
Biaya kontrasepsi progesterone sangat terjangkau, siapa saja bisa
menjangkaunya
F.
KONSELING KB
1. Konseling awal
Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang dan
dimaksudkan untuk mengenalkan klien kepada semua cara KB atau pelayanan
kesehatan, prosedur klinik, kebijakan, dan bagaimana pengalaman klien pada
kunjungannya itu. Bila konseling awal dilakukan dengan baik, maka dapat
membantu klien dalam memilih cara KB yang cocok bagi klien. Dalam konseling
awal diberitahukan secara singkat tentang cara-cara KB yang tersedia di klinik.
Jawab pertanyaan klien dengan jelas dan terarah.
Hal-hal yang penting diperhatikan dalam pelaksanaan konseling awal :
a. Tanyakan kepada klien cara apa yang disukainya, dan apa yang ia ketahui
mengenai cara tersebut
b. Uraikan secara ringkas
c. Bagaimana cara kerjanya
d. Manfaat dan kerugiannya
2. Konseling awal secara individual atau kelompok
dan
mendiskusikan
cara
kerja
setiap
metode
KB,
G. PATHWAY
1. Suntik
Suntik
Progesterone
Estrogen
Sirkulasi
GIT
Reproduksi
Retensi
cairan
Merangsang
pusat
reseptor
makanan
Stimulasi
hipotalamus
Peningkatan
TD
Nafsu makan
meningkat
Menghambat
sikluas
oksigenasi
Nyeri kepala
Menghambat
produksi
prostaglandin
Nyeri
Asam
lambung
meningkat
Merangsang
muntah
Devisit
vol.cairan
Peningkatan
proteksi
terhadap
mukosa
lambung
Iritasi
mukosa
lambung
BB
meningkat
Perubahan
body image
Menekan
LH,FSH
Ovulasi
terhambat
Perubahan
maturasi
endometrium
Atropi
Dinding
rahim sulit
lepas
Amenorrhea
Ansietas
Pengentalan
lender
serviks
Faktor
pembekuan
darah
meningkat
Trombosis
Menghambat
penetrasi
sperma
Sperma &
ovum tidak
bertemu
Lender
meningkat
Keputihan
2. PIL KOMBINASI
Pil
Progesterone
Estrogen
Sirkulasi
GIT
Reproduksi
Retensi
cairan & Na
Merangsang
pusat nafsu
makan
Stimulasi
hipotalamus
Peningkatan
TD
Nafsu makan
meningkat
Menghambat
siklus
oksigenasi
Nyeri kepala
BB
meningkat
Menghambat
produksi
prostaglandin
Perubahan
body image
LH,FSH
menurun
Ovulasi
terhambat
Perubahan
maturasi
endometrium
Nyeri
Asam
lambung
meningkat
Merangsang
muntah
Resiko
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Peningkatan
proteksi
terhadap
mukosa
lambung
Iritasi
mukosa
lambung
Atropi
Dinding
rahim sulit
lepas
Amenorrhea
Ansietas
Pengentalan
lender
serviks
Faktor
pembekuan
darah
meningkat
Trombosis
Menghambat
penetrasi
sperma
Sperma &
ovum tidak
bertemu
Lender
meningkat
Konsepsi
tidak terjadi
3. IUD
IUD
Benda asing dalam uterus
Reaksi
radang di
cavum uteri
Perubahan
reaksi kimia
Perubahan
reaksi
enzimatik
uterus
Erosi
endometrium
Kontraksi
uterus
Spotting
Iskemia otot
uterus
Perubahan
endometrium
Infeksi
Fagosit
meningkat
Perubahan
endometrium
Keputihan
meningkat
Nidasi tidak
terjadi
Infeksi pelvis
Makrofag
meningkat
Menekan
sperma
Hipertermi
Perubahan
suhu tubuh
Sperma dan
ovum tidak
bertemu
Ansietas
Pelepasan
mediator
inflamasi
Stimulasi saraf
simpatis &
parasimpatis
Persepsi nyeri
Nyeri
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
Kurang
pengetahuan
tentang
prosedur
pemasangan
dan efek yg
terjadi
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil
RASIONAL
Memudahkan menentukan inetrvensi
selanjutnya
Ansietas
Tujuan
RASIONAL
Membantu
menentukan
intervensi
selanjutnya
Mengidentifikasi sumber kecemasan
klien
Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
dan
persepsi
akan
mengurangi
kecemasan klien
Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Memberikan keamanan pada klien dan
mengurangi takut
Mengurangi
kecemasan
klien,
meningkatkan
pemahaman
klien
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Keluarga dapat member dukungan positif
kepada klien
Untuk mengurangi kecemasan yang
dirasakan klien
Pemberian obat anti cemas sesuai
dengan
kebutuhan
klien
dapat
mengurangi kecemasan klien
Kurang Pengetahuan
Tujuan
INTERVENSI
Kaji tingkat pengetahuan klien
RASIONAL
Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi
muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi
Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan klien&
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
yang
Digunakan
Pada
Pasangan
Usia
Subur.
KB
non
IUD
di
Kecamatan
Pedurungan
Kota
Semarang.