You are on page 1of 7

Komponen penyusun Sel

Ditulis pada September 27, 2012


Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak , asam nukleat dan
berbagai senyawa atau unsur anorganik. Berikut akan diuraikan tentang komposisi kimia sel .
1. Karbohidrat
Karbohidrat disusun oleh unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ). Karbohidrat
merpakan senyawa yang terdapa dalam tubuh dalam jumlahbesar di dalam tubuh. Karbohidra
dibagi ke dalam tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana . Sifat dan cirinya adalah rasanya manis, dapat
larut dalam air dan dapat dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa. Contoh
pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun heksosa contohnya glukosa,
galaktosa dan fruktosa .
b. Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus monosakarida. Memiliki sifat rasanya
manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah: maltosa, sukrosa dan
laktosa .
c. Polisakarida .
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan rantai molekul yang panjang .
Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan tidak larut dalam air . jika larut maka akan
membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.
2. Protein
Protein tersusun atas unsur : C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ) dan N( nitrogen )
. Protein merupakan polipeptida atau biopolimer yang tersusun atas asam amino. Ada sekitar 20
macam asam amino sebagai unit dasar penyusun protein . Asam amino sifatnya larut dalam air ,
dapat dikristalkan , mempunyai titik didih yang tinggi dan dapat bersifat asam atau basa . Protein
berperan sebagai penyusun membran sel dengan bergbung bersama lemak membentuk senyawa
lipoprotein , protein seperti itu dinamakan protein struktural . Selain itu protein memiliki fungsi yang
lain misalnya membentuk enzim dan ini disebut protein fungsional .
3. Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C ( karbon ), H ( hidrogen ) dan O ( oksigen ).
Lemak tersusun atas senyawa gliserol dan asam lemak yang merupakan unit dasar penyusun lemak.
Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau kerapatanna lebih rendah dari air ,
memiliki viskositas atau kekentalan yang tinggi . Contoh lemak adalah trigliserida, fosfolipid, steroid .
Fungsi lemak antara lain penyusun membran sel bersama-sama dengan protein, penyusun hormon
kelamin pria seperti testosteron .
4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida ( terdiri atas nukleotida-nukleotida ) yang terdiri
atas DNA ( Deoksiribonucleic acid ) dan RNA ( Ribonucleic acid ). Asam nukleat bertindak sebagai
penyipan informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas nukleotida-nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan basa nitrogen. DNA berperan penting dalam
pembentukan gen pda kromosom adapun RNA berperan penting dalam sintesis protein.

5. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam jumlah terbesar penyusun
sel ( 50 60 % berat sel ) . Air merupakan bagian esensial cairan tubuh yang terdiri dari cairan
intrasel ( sitoplasma ) , plasma darah dan cairan ekstraseluler . Air berfungsi sebagai pelarut dan
sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis.
6. Vitamin dan mineral
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada . Peran vitamin adalah
mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan dan penghancur radikal bebas . Contoh
vitamin : A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H )
7. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan oksigen . Mineral ada
yang terdapat dalam jumlah yang besar ( makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ), fosfor ( P ) ,
magnesium ( Mg ), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain terdapat dalam jumlah
sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium ( I ), Seng ( Zn ) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) .
Mineral berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan fungsi metabolisme , pengaturan
kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa

Struktur dan fungsi sel sebagai limit terkecil kehidupan


sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular
terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme,
namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga
memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular
sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang
sangat rapi.

Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa
noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.
Struktur sel
Secara umum setiap sel memiliki

membran sel: sebagai pelindung,lalu lintas zat,dan penerima rangsang.


sitoplasma: sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi kimia sel
inti sel atau nukleus: mengoordinasi aktivitas sel

(Wilda Aprianty)

Transport Membran
Transportasi zat-zat dibagi menjadi dua, yaitu transportasi pasif dan trasportasi aktif.
Transportasi pasif adalah perpindahan zat-zat mengikuti aliran perbedaan konsentrasi,
sedangkan transportasi aktif adalah perpindahan zat-zat melawan aliran perbedaan konsentrasi dan
memerlukan energi. Transportasi pasif berlangsung melalui proses difusi dan osmosis. Adapun
transportasi aktif, berlangsung melalui proses transpor aktif, eksositosis, dan endositosis.
Difusi
Secara tidak sadar proses difusi sangat dekat dengan kehidupan seharihari. Misalnya, Anda
akan memasukan satu sendok gula ke dalam segelas air teh jika ingin membuat air teh manis. Apa
yang akan terjadi dengan gula tersebut? Awalnya, gula tersebut akan mengendap di dasar gelas.
Akan tetapi, lama kelamaan gula tersebut akan larut ke dalam air teh tersebut. Peristiwa tersebut
akan terjadi pula pada tinta yang Anda teteskan ke dalam air bening dalam suatu wadah. Tinta
tersebut akan larut dan membuat air bening berubah warna menjadi seperti warna tinta. Peristiwa
larutnya gula dan tinta merupakan contoh peristiwa difusi.

(a) Tinta yang berdifusi ke dalam air

(b) Difusi yang terjadi pada membran sel

Difusi merupakan perpindahan molekul-molekul suatu zat dari bagian yang berkonsentrasi
tinggi menuju bagian yang berkonsentrasi rendah. Difusi dapat terjadi melalui membran ataupun

tidak melalui membran. Dalam tingkatan sel, difusi dapat diartikan perpindahan molekul sel dari
konsentrasi molekul tinggi menuju konsentrasi molekul rendah.
Osmosis
Osmosis adalah pergerakan molekul air dari konsentrasi air yang tinggi menuju konsentrasi
air yang rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel). Dengan kata lain, osmosis
adalah difusi molekul air melalui membran semipermeabel.
Semipermeabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh molekul-molekul air atau
molekul-molekul seukuran dengan air. Air merupakan zat pelarut. Oleh karena itu, osmosis dapat
diartikan sebagai gerak cairan yang encer menuju cairan yang pekat melalui membran
semipermeabel. Apabila kepekatan cairan di luar dan di dalam sel sama (isotonis), kondisi sel akan
tetap.

Mekanisme osmosis

Namun, apabila cairan di luar sel lebih encer daripada di dalam sel (hipotonis) maka air akan
masuk ke dalam sel. Sebaliknya, apabila cairan di luar sel lebih pekat daripada di dalam sel
(hipertonis) maka air dari dalam sel akan bergerak ke luar. Kondisi hipotonis dapat mengakibatkan
sel menggelembung dan mungkin pecah. Adapun pada kondisi hipertonis, sel akan mengerut.
Transpor Aktif
Transpor aktif terjadi apabila sel secara aktif memindahkan zat-zat melewati membran sel
dengan menggunakan energi. Biasanya, transpor aktif dilakukan untuk memindahkan zat dari
konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi. Misalnya, glukosa tidak dapat melewati membran sel
karena ukurannya terlalu besar.
Oleh karena itu, molekul glukosa ini akan diangkut secara aktif. Energi yang digunakan untuk
transpor aktif ini didapat dari pemecahan ATP menjadi ADP, fosfat, dan energi. Glukosa tersebut
akan berikatan dengan fosfat menjadi glukosa-fosfat. Glukosafosfat inilah yang dapat melewati
membran sel. Contoh transpor aktif yang paling sering muncul adalah mekanisme pompa natriumkalium. Mekanisme pompa natrium-kalium akan memompa masuk ion kalium (K+) dan memompa
keluar ion natrium (Na+).
Mekanisme pompa natrium-kalium dapat Anda perhatikan pada dibawah. Ion Na+ akan
melekat pada protein di dalam membran sel. Ketika ATP dihidrolisis menjadi ADP, fosfat yang
dihasilkan akan melekat pada protein. Melekatnya fosfat pada protein menyebabkan protein
berubah bentuk. Perubahan bentuk protein membuat ion Na+ keluar dari dalam sel.

Skema mekanisme pompa natriumkalium-kalium


Bersamaan dengan itu, ion K+ akan melekat pada protein dan fosfat akan lepas. Lepasnya
fosfat menyebabkan bentuk protein kembali seperti semula. Ion K+ akan masuk ke dalam sel.
Eksositosis
Eksositosis terjadi apabila terdapat molekul-molekul berukuran besar yang tidak dapat
ditransportasikan melalui mekanisme transpor aktif. Eksositosis (ex = keluar dari, cytos = sel)
merupakan mekanisme transpor molekul keluar dari sel dengan cara membentuk vesikula.
Suatu sel akan membentuk vesikula apabila akan mengeluarkan suatu molekul. Vesikula
yang terbentuk akan melingkupi molekul yang akan dikeluarkan. Vesikula bersama molekul yang
dilingkupinya tersebut akan bergerak menuju membran sel. Setelah melekat dengan membran sel,
molekul yang dibawa vesikula akan dikeluarkan dari dalam sel.

Proses eksositosis
Endositosis
Sebaliknya dari eksositosis, endositosis merupakan mekanisme masuknya molekul ke dalam
sel dengan bantuan vesikula. Endositosis berasal dari endon yang berarti dalam dan cytos yang

berarti sel. Mekanismenya, suatu sel akan membentuk vesikula dengan cara menjulurkan bagian luar
membran sel.

Pinositosis
Bagian luar membran sel tersebut akan mengurung atau menangkap molekul yang akan
dibawa masuk. Kemudian, vesikula akan menelan molekul tersebut sehingga masuk ke dalam sel.
Terdapat dua jenis endositosis, yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis adalah proses
endositosis berupa cairan, sedangkan fagositosis adalah proses endositosis tidak berupa cairan,
misalnya bakteri.

You might also like