Professional Documents
Culture Documents
Materi Study Kasus
Materi Study Kasus
pendekatan kualitatif. Istilah kualitatif menurut Kirk & Miller (Nasution, 1988:23)
pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan
pengamatan kuantitatif. Lalu didefenisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi
tertentua dalam ilmu penegetahuan sosial social yang secara fundamental yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kekhasannya sendiri dan
berhubungan
dengan
peristilahannya.
orang-orang
Penelitian
kualittif
tersebut
memiliki
dalam
ciri
bahasanya
atau
dan
karakteristik
dalam
yang
2. Defenisi
Gall dan Borg (2007: 447) menjelaskan bahwa para peneliti study kasus (case
study) memfokuskan perhatiannya terhadap beberapa hal khusus dari fenomenafenomena yang terjadi yang ingin diamati, dan menggunakan metode-metode khusus
dalam menggali fenomena itu.
.they focus on particular types on phenomena and use special methods in the study of
those phenomena.
Hal tersebut di atas, dapat berarti bahwa pemilihan jenis penelitian dalam tulisan ini
hendaknya dapat menggali sebanyak mungkin informasi dan hal-hal penting dari
fenomena yang melibatkan subjek penelitian tertentu.
Sejalan dengan itu, Lincoln dan Guba (Pujosuwarno, 1992: 19) menjelaskan bahwa
studi kasus merupakan suatu jenis penelitian mendalam dan mendetail tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian tertentu yang dari padanya
memiliki suatu kekhususan/kekhasan.
Dalam study kasus, hal yang perlu diperhatikan adalah subjek penelitian hendaknya
memiliki kekhasan yang dapat ditinjau dari berbagai aspek, dan dapat digali informasi,
ditelaah fenomena daripadanya, sehingga menjadi layak untuk dikaji secara lebih
mendalam.
Selain itu, Kemmis (Denzin & Lincoln, 2009: 300) menyatakan bahwa studi kasus
bisa berarti proses mengkaji kasus sekaligus hasil dari proses pengkajian kasus
tersebut.
Dalam konteks ini, penelitian studi kasus memberikan gambaran akan proses dan
hasil penelitian yang sama-sama penting dan adanya korelasi diantara keduanya. Jika
proses pengkajian kasus dilaksanakan
ketika pada akhirnya diperoleh hasil dari penelitian tersebut. Ketika peneliti mengkaji
kasus dari data yang ada maka sesungguhnya ia telah melaksanakn studi kasus.
Ataupun ketika apada kahirnya diperoleh hasil dari proses pengkajian data itu, maka
itulah sesungguhnya studi kasus.
Dalam kontek yang lebih umum, studi kasus dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa bersangkutan tak dapat
dimanipulasi. Pertanyaan bagaimana atau mengapa akan diarahkan pada
serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya hanya memiliki
peluang yang kecil sekali atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan
control terhadap peristiwa tersebut (Yin, 2013;13).
Yang dapat dipahami dari penjelasan Yin tersebut adalah bahwa rumusan masalah
dalam studi kasus menentukan arah, proses, tujan dan hasil penelitian. Keterlibatan
peneliti hanya menggali dan mengumpulkan data sebanyak mungkin agar masalah
yang ada pada rumusan masalah dapat dideskripsikan dengan lebih mudah sehingga
pada akhirnya memperoleh gambaran yang sangat jelas tentang hal tersebut. Tidak
hanya itu, meskipun dalam studi kasus terdapat tinjauan teoritis, namun bukan menjadi
tujuan yang pada akhirnya mengarahkan hasil penelitian memiliki kesesuaian dengan
kajian teoritisnya. Peneliti seyogyanya tidak memberikan perlakuan atau kontrol
tertentu selama proses penelitian sehingga kajian penelitian hanya berfokus terhadap
fenomena-fenomena tertentu yang ingin dikaji.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa studi kasus (study case) merupakan suatu desain
penelitian yang sangat fleksibel, yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan
karakter yang holistic terhadap kejadian-kejadian hidup yang riil, sambil meneliti
kejadian-kejadian empirik.
c. Studi kasus kolektif (collective case study), yaitu penelitian studi kasus
yang dilakukan secara bersamaan agar bias meneliti fenomena, populasi,
atau kondisi umum.
Sejalan dengan itu, Yin (2013: 23) juga mendefenisikan tipe studi kasus dalam tiga
(3) jenis sesuai dengan tujuan penelitiannya, yaitu: (1) studi kasus kausal atau
eksplanatoris, bertujuaan untuk memajukan penjelasan-penjelasan tandingan untuk
rangkaian peristiwa yang sama dan menunjukan bagaimana penjelasan untuk itu
mungkin bias diterapkan pada situasi-situasi yang lain; (2) studi kasus deskriptif,
merupan studi kasus yang meneliti tentang peristiwa hubungan antar pribadi,
menggambarkan sub budaya yang sudah jarang menjadi topic penelitian, dan
menemukan fenomena kunci; dan (3) studi kasus eksploratoris,
dimana kondisi-kondisi tertentu diperlihatkan guna mengarahkan kondisikondisi lain, sebagaimana dibdakan dari hubungan semu.
c) Validitas eksternal, menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat
divisualisasikan.
d) Relibilitas, menunjukan pelaksanaan suatu penelitian, seperti prosedur
pengumpulan data yang dapat diinterpretasikan dengan hasil yang sama.