You are on page 1of 6

STUDY KASUS (CASE STUDY)

1. Kedudukannya dalam Metodologi Penelitian


Dalam konteks

penelitian, studi kasus (case study) berada dalam konteks

pendekatan kualitatif. Istilah kualitatif menurut Kirk & Miller (Nasution, 1988:23)
pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan
pengamatan kuantitatif. Lalu didefenisikan bahwa metodologi kualitatif adalah tradisi
tertentua dalam ilmu penegetahuan sosial social yang secara fundamental yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kekhasannya sendiri dan
berhubungan

dengan

peristilahannya.

orang-orang

Penelitian

kualittif

tersebut
memiliki

dalam
ciri

bahasanya
atau

dan

karakteristik

dalam
yang

membedakannya dengan penelitian lain.


Denzim dan Lincoln (2009: 6) menjelaskan bahwa para peneliti kualitatif
menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti
dengan subjek yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penyelidikan.
Penyelidikan yang sarat nilai, pencarian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus perolehan maknanya,
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
Hal tersebut dimaknai bahwa, jika penelitian ini menggunakan pendekatan kalitatif,
maka sangat dibutuhkan geliat keingintahuan peneliti untuk mencari tahu dan
menggali sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan.
Moleong (2014:10) menegaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Tugas
peneliti adalah menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam
bentuk aslinya.
Dalam konteks ini, jenis penelitian yang dipilih dapat diharapkan mampu
mendeskripsikan sebanyak mungkin berbagai data dari bermacam-macam instrument
yang dipakai, untuk menghasilkan informasi yang akurat dan original yang juga sesuai
dengan kondisi subjek penelitian.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, pendekatan kualitatif adalah salah satu
pendekatan dalam metodologi penelitian yang diharapkan mampu menghasilkan
uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari
suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting
konteks tertentu yang dikaji dari suatu sudut pandang yang utuh, komprehensif dan

holistic. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang sisfatnya


umum terhadap kenyataan social dari perspektif partisipan.
Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigm. Seorang peneliti
dalam kegiatan penelitiannya, bik dinyatakan secara eksplisit atau tidak, menerpakan
paradigama tertentu sehingga penelitian menjadi terarah. Adapun dasar teoritis
pendekatan kualitatif adalah:
a) Pendekatan Fenomenologis.
b) Pendekatan Interaksi Simbolik.
c) Pendekatan Kebudayaan.
d) Pendekatan Etnometodologi.
Penelitian kualitatif memiliki lima (5) jenis penelitian, yaitu:
a) Biografi, yaitu studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan
kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip.
b) Fenomenologi, yaitu penelitian yang mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna, konsep atau fenomena pengalaman yang didasari
oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
c) Grounded Theory, adalah sutu model penelitian yang berfungsi untuk
mengembangkan teori yang berbasis pada pengumpulann dan analisis
data.
d) Etnografi, adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau system
kelompok social yang dikaji melalui pola prilaku, kebiasaaan, dan cara
hidup.
e) Studi Kasus, merupakan penelitian yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, pengambilan data yang mendalam dan
menyertakan berbagai sumber informasi.
Dari penjabaran tersebut diatas, dapat dilihat bahwa studi kasus (study case)
adalah salah satu jenis penelitian yang terdapat dalam pendekatan kualitatif. Oleh
karena itu, kekhasan metodologi studi kasus tidak jauh berbeda dengan karakteristik
yang berkembang dalam pendekatan kulaitatif.

2. Defenisi
Gall dan Borg (2007: 447) menjelaskan bahwa para peneliti study kasus (case
study) memfokuskan perhatiannya terhadap beberapa hal khusus dari fenomenafenomena yang terjadi yang ingin diamati, dan menggunakan metode-metode khusus
dalam menggali fenomena itu.
.they focus on particular types on phenomena and use special methods in the study of
those phenomena.

Hal tersebut di atas, dapat berarti bahwa pemilihan jenis penelitian dalam tulisan ini
hendaknya dapat menggali sebanyak mungkin informasi dan hal-hal penting dari
fenomena yang melibatkan subjek penelitian tertentu.
Sejalan dengan itu, Lincoln dan Guba (Pujosuwarno, 1992: 19) menjelaskan bahwa
studi kasus merupakan suatu jenis penelitian mendalam dan mendetail tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian tertentu yang dari padanya
memiliki suatu kekhususan/kekhasan.
Dalam study kasus, hal yang perlu diperhatikan adalah subjek penelitian hendaknya
memiliki kekhasan yang dapat ditinjau dari berbagai aspek, dan dapat digali informasi,
ditelaah fenomena daripadanya, sehingga menjadi layak untuk dikaji secara lebih
mendalam.
Selain itu, Kemmis (Denzin & Lincoln, 2009: 300) menyatakan bahwa studi kasus
bisa berarti proses mengkaji kasus sekaligus hasil dari proses pengkajian kasus
tersebut.
Dalam konteks ini, penelitian studi kasus memberikan gambaran akan proses dan
hasil penelitian yang sama-sama penting dan adanya korelasi diantara keduanya. Jika
proses pengkajian kasus dilaksanakan

maka mempunyai nilai yang sama dengan

ketika pada akhirnya diperoleh hasil dari penelitian tersebut. Ketika peneliti mengkaji
kasus dari data yang ada maka sesungguhnya ia telah melaksanakn studi kasus.
Ataupun ketika apada kahirnya diperoleh hasil dari proses pengkajian data itu, maka
itulah sesungguhnya studi kasus.
Dalam kontek yang lebih umum, studi kasus dikehendaki untuk melacak
peristiwa-peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa bersangkutan tak dapat
dimanipulasi. Pertanyaan bagaimana atau mengapa akan diarahkan pada
serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya hanya memiliki
peluang yang kecil sekali atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan
control terhadap peristiwa tersebut (Yin, 2013;13).

Yang dapat dipahami dari penjelasan Yin tersebut adalah bahwa rumusan masalah
dalam studi kasus menentukan arah, proses, tujan dan hasil penelitian. Keterlibatan
peneliti hanya menggali dan mengumpulkan data sebanyak mungkin agar masalah
yang ada pada rumusan masalah dapat dideskripsikan dengan lebih mudah sehingga
pada akhirnya memperoleh gambaran yang sangat jelas tentang hal tersebut. Tidak
hanya itu, meskipun dalam studi kasus terdapat tinjauan teoritis, namun bukan menjadi
tujuan yang pada akhirnya mengarahkan hasil penelitian memiliki kesesuaian dengan
kajian teoritisnya. Peneliti seyogyanya tidak memberikan perlakuan atau kontrol
tertentu selama proses penelitian sehingga kajian penelitian hanya berfokus terhadap
fenomena-fenomena tertentu yang ingin dikaji.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa studi kasus (study case) merupakan suatu desain
penelitian yang sangat fleksibel, yang memungkinkan peneliti untuk menetapkan
karakter yang holistic terhadap kejadian-kejadian hidup yang riil, sambil meneliti
kejadian-kejadian empirik.

3. Jenis-jenis Studi Kasus


Beberapa pakar mengemukakan jenis-jenis penelitian studi kasus dalam
penjelasan yang berbeda-beda. Perbedaan penentuan jenis tersebut disebabkan oleh
cara pandang masing-masing pakar terhadap posisi dan kedudukan kasus di dalam
penelitian. Meskipun demikian, secara umum, terdapat pandangan yang sama di
antara mereka, yaitu memposisikan dan memperlakukan obyek penelitian sebagai
kasus.
Denzim dan Olson (2009: 301) membagi studi kasus dalam tiga jenis, yaitu:
a. Studi kasus intrinsik (intrinsic case study), yaitu kajian studi kasus yang
berfungsi ingin memahami sebauh kasus tertentu. Penelitian studi kasus
yang dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali
meneliti tentang suatu kasus yang khusus. Hal ini dilakukan tidak dengan
maksud untuk menempatkan kasus tersebut mewakili dari kasus lain, tetapi
lebih kepada kekhususan dan keunikannya

b. Studi kasus instrumental (instrumental case study), suatu kajian studi


kasus yang berfungsi untuk meneliti suatu kasus tertentu agar tersaji
sebauh perspektif tentang isu atau perbaikan suatu teori.

c. Studi kasus kolektif (collective case study), yaitu penelitian studi kasus
yang dilakukan secara bersamaan agar bias meneliti fenomena, populasi,
atau kondisi umum.
Sejalan dengan itu, Yin (2013: 23) juga mendefenisikan tipe studi kasus dalam tiga
(3) jenis sesuai dengan tujuan penelitiannya, yaitu: (1) studi kasus kausal atau
eksplanatoris, bertujuaan untuk memajukan penjelasan-penjelasan tandingan untuk
rangkaian peristiwa yang sama dan menunjukan bagaimana penjelasan untuk itu
mungkin bias diterapkan pada situasi-situasi yang lain; (2) studi kasus deskriptif,
merupan studi kasus yang meneliti tentang peristiwa hubungan antar pribadi,
menggambarkan sub budaya yang sudah jarang menjadi topic penelitian, dan
menemukan fenomena kunci; dan (3) studi kasus eksploratoris,

4. Desain Penelitian Studi Kasus


Studi kasus memiliki lima (5) komponen desain penelitian (Yin, 2013: 29-35), yaitu:
a) Pertanyaan penelitian, yang berkenaan dengan siapa, apa, dimana,
bagaimana, dan mengapa yang memberi rambu-rambu penting
terhadap strategi penelitian yang akan digunakan.
b) Proposi penelitian (jika ada), mengarahkan perhatian peneliti kepada sesuatu
yang harus diselidiki dalam ruang lingkup studinya.
c) Unit-unit analisis, berkaitan dengan masalah penetuan apa yang dimaksud
dengan kasus dalam penelitian yang bersangkutan.
d) Logika, adalah aspek yang mengaitkan data dengan proporsi penelitian yang
membandingkan temuan-temuan peneliti dengan penelitian terdahulu. Dalam
konteks ini, penelitian yang dikaji harus jelas dan operasional.
e) Interpretasi

temuan, merupakan cara yang digunakan untuk menyusun

kriteria guna memberi gambaran terhadap temuan penelitian. Dalam aspek


ini, belum ada kriteia yang tepat untuk setiap jenis penelitian studi kasus.

5. Kualitas Desain Penelitian


Dalam kualitas desain penelitian, kriteria penetapan yang digunakan yaitu:
a) Validitas konstruk, merupakan penetapan ukuran operasinal yang benar
untuk konsep-konsep yang akan diteliti.
b) Validitas internal (hanya untuk penelitian eksplanatoris dan kausal, dan tidak
untuk penelitian deskriptif dan ekploratoris), menetapkan hubungan kausal,

dimana kondisi-kondisi tertentu diperlihatkan guna mengarahkan kondisikondisi lain, sebagaimana dibdakan dari hubungan semu.
c) Validitas eksternal, menetapkan ranah dimana temuan suatu penelitian dapat
divisualisasikan.
d) Relibilitas, menunjukan pelaksanaan suatu penelitian, seperti prosedur
pengumpulan data yang dapat diinterpretasikan dengan hasil yang sama.

6. Sumber Bukti dalamm Studi Kasus


Dalam kajian studi kasus, ada enam (6) sumber bukti yang dapat dijadikan focus
bagi pengumpulan data studi kasus, yaitu: dokumen, rekaman, arsip, wawancara,
observasi langsung, observasi pemeran serta, dan perangkat fisik.
a) Dokumentasi, adalah tipe informasi yang menggunakan berbagai bentuk
seperti objek rencana-rencana pengumpulan data yang eksplisit. Jenisjenisnya adalah surat, agenda, dokumen administrative, kliing-kliping,
artikel, dan laporan-laporan peristiwa tertulis.
b) Rekaman arsip berbentuk komputerisasi yang meliputi; rekaman layanan,
rekaman keorganisasian, peta, nbagan karakteristik geografis, daftar
nama, data survey, dan rekaman pribadi (buku harian, kalender, daftar
nomor telepon).
c) Wawancara, biasa mengambil beberapa bentuk. Yang paling sering
digunakan dalam studi kasus bertipe open ended; yaitu bertanya kepada
responden mengenai kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa.
d) Observasi langsung, kunjungan lapangan yang dilakukan peneliti terhadap
situs studi kasus untuk memperoleh sumber bukti.
e) Observasi partisipan, suatu entuk observasi khusus dimana peneliti tidak
hanya mnejadi pengamat yang pasif, melainkan mengambil berbagai
peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa
yang akan diteliti.
f) Perangkat fisik, yaitu peralatan teknologi, alat atau instrument, pekerjaan
seni, atau beberapa bukti fiaik lainnya.

You might also like