You are on page 1of 3

Di dalam klinik tinea kapitis dapat di lihat sebagai 3 bentuk yang jelas ( RIPPON, 1970 dan CONANT

dkk, 1971 ).
1. Infeksi Ektotrik
a. Grey patch ringworm.
Grey patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus
Microsporum dan sering ditemukan pada anak anak. Penyakit mulai dengan papul merah
yang kecil di sekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat
dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu abu dan tidak
berkilat lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan
pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga
dapat terbentuk alopesia setempat.(2)(6)
Tempat tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey patch yang di lihat dalam klinik tidak
menunjukkan batas batas daerah sakit dengan pasti. Pada pemeriksaan dengan lampu wood
dapat di lihat flouresensi hijau kekuningan pada rambut yang sakit melampaui batas batas
grey tersebut. Pada kasus kasus tanpa keluahan pemeriksaan dengan lampu wood ini
banyak membantu diagnosis ( RIPPON, 1974 ). Tinea kapitis yang disebabkan oleh
Microsporum audouinii biasanya disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali sekali dapat
terbentuk kerion.(2)(6)
b. Kerion
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang
menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya. Bila
penyebabnya Microsporum caniis dan Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih
sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya adalah Trichophyto violaceum. Kelainan ini dapat
menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap, parut yang menonjol
kadang kadang dapat terbentuk.(2)(6)
2. Infeksi Endotrik
a. Black dot ringworm
Black dot ringworm terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton
violaceum. Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang di
sebabkan oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada rambut
yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut ini memberi gambaran
khas, yaitu black dot, Ujung rambut yang patah kalau tumbuh kadang kadang masuk ke
bawah permukaan kulit.(2)
Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapatkan bahan biakan jamur ( RIPPON,
1974 ).(2)
Tinea kapitis juga akan menunjukkan reaksi peradangan yang lebih berat, bila disebabkan
oleh Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton verrucosum, yang keduanya bersifat
zoofilik. Trichophyton rubrum sangat jarang menyebabkan tinea kapitis, walaupun demikian
bentuk klinis granuloma, kerion , alopesia dan black dot yang disebabkan Trichophyton
rubrum pernah di tulis ( Price dkk, 1963 )(2,6)
VIII. DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan dengan lampu wood dan
pemeriksaan mikroskopik rambut langsung dengan KOH. Pada pemeriksaan mikroskopik akan
terlihat spora di luar rambut ( ektotriks ) atau di dalam rambut ( endotriks ).(4)
Diagnosis laboratorium dari dermatofitosis tergantung pada pemeriksaan dan kultur dari kikisan lesi.
Infeksi pada rambut ditandai dengan kerusakan yang ditemukan pada pemeriksaan. Lesi dapat

dilepaskan dengan forsep tanpa disertai dengan trauma atau dikumpulkan dengan potongan
potongan yang halus dengan ayakan halus atau sikat gigi.(1)
Sampel rambut terpilih di kultur atau dilembutkan dalam 10 20 % potassium hydroxide ( KOH )
sebelum pemeriksaan di bawah mikroskop. Pemeriksaan dengan preparat KOH ( KOH mount ) selalu
menghasilkan diagnosa yang tepat adanya infeksi tinea.(1)(3)
Pada pemeriksaan lampu wood didapatlkan infeksi rambut oleh M. canis, M.ferrugineum, akan
memberikan flouresensi cahaya hijau terang hingga kuning kehijauan. Infeksi rambut oleh T.
schoeiileinii akan terlihat warna hijau pudar atau biru keputihan, dan hifa didapatkan di dalam
batang rambut. Pada rambut sapi T. verrucosum memperlihatkan fluoresensi hijau tetapi pada
manusia tidak berfluoresensi.(1)(6)
Ketika diagnosa ringworm dalam pertimbangan, kulit kepala diperiksa di bawah lampu wood. Jika
fluoresensi rambut yang terinfeksi biasa, pemeriksaan mikroskopik cahaya dan kultur. Infeksi yang
disebabkan oleh spesies microsporum memberikan fluoresensi warna hijau.(1)
IX. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa dari tinea kapitis, khususnya pada anak anak memberi kesan eritematous, tambalan sisik
dan alopesia. Rambut rapuh dan tak bercahaya , infiltrat, lesi ulserasi dapat menjadi tanda.
Dermatitis seboroik, psoriasis, lupus erytrematosus, alopesia areata, impetigo, trikotilomania,
pyoderma, folikulitis decalcans dan sifilis sekunder adalah merupakan pertimbangan diferensial
diagnosa. Pemeriksaan dengan KOH setiap bulan menentukan kepantasan diagnosa jika hal itu
sebuah tinea.(1)
Pada dermatitis seboroik, rambut yang terlibat lebih difus, rambut tidak rapuh dan kulit kepala
merah , bersisik dan gatal. Dermatitis seboroik dan penyakit berskuama kronik lain seperti psoriasis
dapat menyebabkan pengumpulan sisik menjadi massa padat di kulit kepala. Kondisi ini disebut
pitiriasis amiantacea. Sisik lebih kasar pada psoriasis tetapi tidak rapuh. Impetigo sulit dibedakan
dengan inflamasi ringworm, tetapi akhirnya nyeri lebih parah. Alopesia areata dapat agak
eritematous pada tahap awal penyakit ini tetapi dapat kembali normal seperti warna kulit.(2)
X. TERAPI
Pengobatan dermatofitosis mengalami kemajuan sejak tahun 1958. GENTLES ( 1958 ) dan MARTIN (
1958 ) secara terpisah melaporkan, bahwa griseofulvin peroral dapat menyembuhkan dermatofitosis
yang ditimbulkan pada binatang percobaan. Sebelum zaman griseofulvin pengobatan dermatofitosis
hanya dilakukan secara topikal dengan zat zat keratolitik dan fungistatik.(1)(3)
Pada masa sekarang dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan pemberian griseofulvin
yang bersifat fungistatik.(1)
Griseofulvin akan terkumpul pada lapisan keratin pada rambut, kuku menimbulkan resistensi
terhadap invansi jamur, namun pengobatan harus berlangsung dalam waktu lama karena waktu
yang dibutuhkan griseofulvin untuk menghasilkan lapisan keratin yang resisten cukup lama sekitar 4
6 minggu. Griseofulvin menimbun keratin berlapis lapis di rambut dan kuku, membuat mereka
menjadi resisten terhadap invasi jamur. Terapi infeksi keratin memerlukan waktu yang cukup lama
dan kontinu agar dapat digantikan oleh keratin yang resisten, biasanya 4 6 minggu. Pada lesi yang
mengalami peradangan, kompres sering diperlukan untuk membersihkan pus dan sisik-sisik infeksi.
Kemajuan terapi di monitor dengan pemeriksaan klinik yang rutin dengan bantuan lampu wood
untuk fluoresensi dari spesies seperti M. audouinii dan M. canis.(1)(4)

Beberapa anti mikotik terbaru termasuk itraconazol, terbinafine, dan fluconazol, telah dilaporkan
sebagai obat yang efektif dan aman. Pengobatan yang efektif dan aman untuk tinea kapitis dengan
infeksi endotriks spesies termasuk T. tonsurans, itraconazol digunakan secara teratur regimen
denyut dengan kapsul ( 5 mg/.kg/hari selama 1 minggu, 3 denyut dalam 3 minggu terbagi), dan
itraconazol regimen denyut dengan oral solution ( 3 mg/kg/hari untuk 1 minggu, 3 denyut, ie, dalam
1 minggu perbulan ).(1)
Terbinafine tablet dengan dosis 3 6 mg/kg/hari digunakan 2 4 minggu dan telah berhasil
digunakan untuk T. tonsurans.M. canis relatif resisten untuk jenis obat ini, tetapi obat ini merupakan
terapi yang efektif jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Petunjuk umum untuk tinea kapitis
dengan BB > 40 kg ( 250 mg / hari ), Untuk BB 20 40 kg ( 125 mg / hari), Untuk BB 10 20 kg ( 62,5
mg / hari ) selama 2 4 minggu.(1)
Tablet fluconazol atau suspensi oral ( 3 6 mg / kgbb/ hari ) diatur untuk 6 minggu. Dalam suatu
pengobatan lebih dari seminggu ( 6 mg /kg/ hari ) dapat di atur jika indikasi klinik ditemukan pada
saat itu.(1)
Pada infeksi ektotriks ( misalnya M. audouinii, M. canis ), pengobatan dalam jangka yang lama
diharuskan. Meskipun ketoconazol oral dapat di terima sebagai alternatif lain dari griseofulvin tetapi
tidak dapat dipercaya sebagai terapi pilihan karena resiko hepatotoksik dan biayanya yang mahal.(1)
Oral steroid dapat membantu mengurangi resiko dan meluasnya alopesia yang permanen pada
terapi kerion. Hindari penggunaan kortikosteroid topikal selama terapi infeksi dermatofitosis.(1)

You might also like