Professional Documents
Culture Documents
Operasi alat tangkap ini umumnya dimulai pada saat matahari mulai tenggelam. Penangkapan
diawali dengan penurunan jaring sampai kedalaman yang diinginkan. Selanjutnya lampu
mulai dinyalakan untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul di bawah sinar lampu atau di
sekitar bagan. Pengangkatan jaring dilakukan apabila ikan yang terkumpul sudah cukup
banyak dan keadaan ikan-ikan tersebut cukup tenang. Jaring diangkat sampai berada di atas
permukaan air dan hasil tangkapan diambil dengan menggunakan serok. (Subani dan barus
1989). Pengoperasian tersebut menggunakan atraktor cahaya sehingga alat ini tidaklah efisien
apabila digunakan pada saat bulan purnama. Adapun tahapan-tahapan metode pengoperasian
bagan tancap adalah sebagai berikut :
Persiapan, persiapan sangat diperlukan sebelum pengoperasian alat tangkap karena hal ini
dapat menentukan keberhasilan dalam penangkapan ikan. Hal yang biasa dilakukan adalah
pengecekkan jaring bagan, pengecekan roller untuk menurunkan dan menarik jaring bagan,
dan segala yang dibutuhkan pada saat pengoperasian. Kemudian tahap selanjutnya adalah
pengumpulan ikan, ketika hari menjelang malam, maka lampu tersebut dinyalakan dan jaring
biasanya diturunkan, hingga tiba saatnya ikan tersebut terlihat berkumpul dilokasi bagan
(Subani dan Barus, 1989).
Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul dilokasi
penangkapan, maka jaring tersebut diturunkan ke perairan. Jaring biasanya diturunkan secara
perlahan-lahan dengan memutar roller. Penurunan jaring beserta tali penggantung dilakukan
hingga jaring mencapai kedalaman yang didinginakan proses Setting tidak membutuhkan
waktu begitu lama. (Takril 2005). Setalah proses setting selesai lalu proses perendaman
jaring, selama jaring berada dalam air nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan
ikan di sekitar bangunan untuk memperkirakan jaring akan diangkat (Subani dan Barus,
1989).
Pengangkatan jaring, pengangkatan jaring dilakukan setelah kawanan ikan terlihat berkumpul
dilokasi penangkapan. Kegiatan ini diawali dengan pemadaman lampu secara bertahap, hal
ini dimaksudkan agar ikan tersebut tidak terkejut dan tetap terkonsentrasi pada bagian bagan
di sekitar lampu yang masih menyala. Ketika ikan sudah terkumpul di tengah-tengah jaring,
jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan. Hingga akhirnya ikan tersebut akan tertangkap
oleh jaring. Setelah pengangkatan jaring lalu hasil tangkapan diambil menggunakan serok
dan dipindahkan ke dalam basket untuk diangkut ke darat (Takril 2005)
5. Daerah Pegoperasian
Alat tangkap bagan tancap dioperasikan pada perairan dangkal sekitar pantai. Konstruksi
dasar perairannya harus berupa pasir atau lumpur karena sebagai penancap tiang pancang dari
bagan tersebut. Kedalaman perairan itu sendiri berkisar antara 8 hingga 15 meter dari
permukaan laut. Untuk daerah pengoperasian yang sering menggunakan bagan tancap ini
adalah di Teluk Banten, Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Utara Jawa, dan sebagian ada di
Sulawesi Selatan (Subani dan Barus, 1989).
6. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan dari bagan tancap adalah sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil dan
ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif yaitu ikan teri (Stolephorus spp), dan
avertebrata yaitu cumi-cumi (Loligo spp). Namun tidak jarang bagan tancap juga sering
menangkap hasil sampingan seperti layur (Trichulus savala), tambang (Sardinella fimriata),
pepetek (Leiognathus sp), kembung (Rastrelliger spp), layang (Decapterus spp), dan lain-lain
(Subani dan Barus, 1989).
Anco tetap tidak menggunakan perahu dalam pengoperasiannya karena alat ini
dipasang tetap di tepi perairan. Ukuran anco tetap ini umumnya 3 x 3 m, namun
pada umumnya tergantung pada kebutuhan.
3.2
Nelayan
Jumlah nelayan yang mengoperasikan bisa hanya 1 orang karena alat ini
sederhana, tapi bisa juga lebih dari 1 orang tergantung keinginan.
3.3
Alat Bantu
Menggunakan alat bantu lampu untuk mengumpulkan ikan. Posisi lampu
terletak di tengah anco.
3.4 Umpan
Dalam pengoperasian anco tidak diperlukan umpan. (Sudirman dan Achmar,
2004)
Kemudian jaring diangkat atau ditarik ke permukaan air secara mekanis dari
bangunan yang dibuat dari bambu. Ikan yang berada di atas jaring akan terperangkap bila
jaring diangkat terus dan air tersaring. (Sudirman dan Achmar, 2004)
5. Daerah Pengoperasian
Anco tetap diopersikan didaerah pantai dan daerah perairan dangkal. Karena
dioperasikan secara menetap dan terletak di tepi pantai maka alat ini tidak dapat
dioperasikan di perairan berarus deras. (Sudirman dan Achmar, 2004)
6. Hasil Tangkapan
Sebenarnya hasil tangkapan dari anco tetap ini adalah semua jenis ikan yang
berada di daerah operasi penangkapan, hal ini dikarenakan alat ini tidak mempunyai
selektifitas yang bagus terhadap ikan tangkapan, bahkan ikan yang masih kecil pun dapat
tertangkap. Namun hasil tangkapan yang biasa didapat dari anco tetap ini adalah : Ikanikan pantai, Ikan Tembang, Ikan Teri (Stelophorus indicus), Cumi-cumi, lemuru, Ikan
Belanak (Varamugil speigleri), Udang (mis: udang rebon). (Sudirman dan Achmar, 2004)
GROUP
KATEGORI STATISTIK
NAMA INDONESIA
Jaring Angkat (Lift Net)
1.
2.
3.
4.
NAMA INDONESIA
Bagan Perahu
Bagan Tancap (termasuk
Kelong)
Serok
Jaring Angkat
1.
2.
3.
4.
NAMA INGGRIS
Boat/Raft Lift Net
Bagan (Include kelong)
Scoop Net
Other Gill Net
Jaring angkat adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring persegi panjang atau
bujur sangkar yang direntangkn atau dibentangkan dngmenggunakn kerangka dari batang
kayu atau bambu (bingkai kantong jaring)sehingga jaring angkat membentuk kantong.
Klasifikasi alat penangkapan ikan oleh Mukhtar, A. Pi, M,Si