You are on page 1of 42

Gaseous Fuels

Natural gas
Refinery gas

Liquid Fuels

Kerosene
Gasoline, diesel
Alcohol (Ethanol)
Oil

Solid Fuels
Coal (Anthracite, bituminous, sub bituminous, lignite)
Wood

Fuel
Combustion Stoichiometry
Air/Fuel Ratio
Equivalence Ratio
Air Pollutants from Combustion

Definition
Material such as coal, gas, or oil that is burned to
produce heat or power (material seperti batubara, gas
atau minyak yang bila dibakar menghasilkan panas atau
daya).
Any material that stores energy that can later be
extracted to perform mechanical work in a controlled
manner (material yang menyimpan energi yang dapat
diekstrak untuk melakukan kerja mekanis secara
terkontrol).
Any material that is capable of releasing energy when its
chemical or physical structure is altered (material yang
dapat melepas energi saat struktur kimia atau fisika-nya
diubah/diuraikan).
6

Solar energy is converted to


chemical energy through
photophoto-synthesis in plants.
Fossil fuels
7

Fossil fuels
Energy produced by burning
wood or fossil fuels.
Fossil fuels: coal, oil and
natural gas.

Type of Fuels
Liquid Fuels
Usage
Used extensively in industrial applications

Examples
Furnace oil
Light diesel oil
Petrol
Kerosine
Ethanol
LSHS (low sulphur heavy stock)
9

Type of Fuels
Liquid Fuels

10

Properties
Liquid Fuels
Density
Ratio of the fuels mass to its volume at 15 oC,
kg/m3
Useful for determining fuel quantity and quality

11

Properties
Liquid Fuels
Specific gravity
Ratio of weight of oil volume to weight of same water
volume at a given temperature
Specific gravity of water is 1
Hydrometer used to measure

Table 1. Specific gravity of various fuel


Fuel oil
type

LDO
(Light Diesel Oil)

Furnace oil

LSHS (Low Sulphur


Heavy Stock)

Specific
Gravity

0.85-0.87

0.89-0.95

0.88-0.98
12

Properties
Liquid Fuels
Viscosity
Measure of fuels internal resistance to flow
Most important characteristic for storage and use
Decreases as temperature increases

Flash point & Fire point


Lowest temperature at which a fuel can be heated so
that the vapor gives off flashes when an open flame is
passes over it
Flash point of furnace oil: 66oC
13

Properties
Liquid Fuels
Pour point
Lowest temperature at which fuel will flow
Indication of

temperature at which fuel can be pumped.

Specific heat
kCal needed to raise temperature of 1 kg oil by 1oC
(kcal/kgoC)
Indicates how much steam/electricity it takes to heat oil
to a desired temperature.

14

Properties
Liquid Fuels
Calorific value (heating value)
Heat or energy produced
Gross calorific value (GCV): vapor is fully condensed (HHV
= higher heating value)
Net calorific value (NCV): water is not fully condensed (LHV
= Lower heating value
Fuel Oil
Kerosene
Diesel Oil
L.D.O
Furnace Oil
LSHS

Gross Calorific Value (kCal/kg)


11,100
10,800
10,700
10,500
10,600
15

Properties
Liquid Fuels
Sulphur content
Depends on source of crude oil and less on the refining
process
Furnace oil: 2-4 % sulphur
Sulphuric acid causes corrosion

Ash content
Inorganic material in fuel
Typically 0.03 - 0.07%
Corrosion of burner tips and damage to materials
/equipments at high temperatures
16

Properties
Liquid Fuels
Carbon residue
Tendency of oil to deposit a carbonaceous solid
residue on a hot surface
Residual oil: >1% carbon residue

Water content
Normally low in furnace oil supplied (<1% at refinery)
Free or emulsified form
Can damage furnace surface and impact flame

17

Properties
Liquid Fuels

BB Minyak diesel
18

Properties
Liquid Fuels

BB Premium

19

Liquid fuels
Why are nearly all vehicles and engines powered
by liquid fuels ?

Extremely high energy density


Cheap (relative to other sources)
Easy and safe to move around

20

Liquid fuels
Why are nearly all vehicles and engines powered
by liquid fuels ?
Why not use other fuels?
Size of engines needed to utilize these fuels is impractical
for automobiles, lawnmowers, etc.
Convenience
- it takes 15 seconds to pump a gallon of gas vs. several
hours to recharge batteries (i.e. electric cars)

21

Biofuel
Biodiesel
Ethanol
DME (dimethyl ether)
Dll.
22

Sebagian besar BB padat yang ditemukan berbasis ikatan


hidrokarbon, dengan komponen utama karbon.
Bahan bakar padat yang paling banyak ditemukan adalah
batu bara.
Klasifikasi batubara
Anthracite: keras dan secara geologi merupakan jenis yang
tertua
Bituminous
Lignite: lunak dan termuda, mengandung volatile matter,
moisture dan karbon yang rendah.
Klasifikasi selanjutnya: semi- anthracite, semi-bituminous,
dan sub-bituminous.
23

Sifat-sifat fisika
Gross Calorific value (GCV)
Kandungan uap (lembab)/embun (moisture content)
Bahan yang mudah menguap (Volatile matter)
Abu

Sifat-sifat kimia (Chemical properties)


Komposisi kimia sangat mempengaruhi kemampuan
dan kemudahannya untuk terbakar
Komponen kimia: carbon, hydrogen, oxygen, sulphur

24

Tipikal GCV beberapa jenis batubara


Parameter

GCV
(kCal/kg)

Lignite
(Dry
Basis)

Indian
Coal

Indonesian
Coal

4,500

4,000

5,500

South
African
Coal
6,000

25

Moisture content (kelembaban/embun)


Prosentase embun dalam BB (0.5 10%)
Mengurangi nilai kalor bakar
Cara mengukur moisture content: serbuk batubara
mentah ditimbang, kemudian dipanaskan-didinginkan ke
temperatur kamar, kemudian ditimbang lagi.
Pengurangan berat merupakan kandungan moisture.
Volatile matter (Materi yang mudah menguap)
Berupa metana, hidrokarbon, hidrogen, CO, dan gas yang
tidak bisa terbakar seperti CO2 dan nitrogen.
Prosentasenya 25-35%
Jika kandungannya tinggi mudah terbakar
Cara mengukur volatile matter: batubara yang telah
dihancurkan ditimbang, dipanaskan, didinginkan, dan
ditimbang lagi. Selisih yang hilang merupakan volatile
matter. Sisanya adalah coke (karbon tetap dan abu).
26

Abu
Ketidakmurnian/kotoran yang tidak terbakar (5-40%)
Mempengaruhi efisiensi pembakaran, handling dan kapasitas
pembakaran, menyebabkan kerak/kotoran.
Penting diperhitungkan dalam desain tungku bakar, volume
pembakaran, kontrol polusi dan penanganan abu tungku bakar.
Abu = residu setelah pembakaran

Karbon tetap (fixed carbon)


Fixed carbon adalah BB padat yang tersisa dalam tungku bakar
setelah volatile matter dihilangkan.
Fixed Karbon = 100 (moisture + volatile matter + ash)
Kandungan lengkap fixed carbon: Karbon + hidrogen, oksigen,
sulphur, nitrogen residues.
Fixed carbon memberi estimasi kasar nilai kalor bakar batubara
Penghasil panas dalam pembakaran.
Pengukuran: BB dikurangi moisture, volatile matter dan ash.

27

2 Metode uji/analisis bahan bakar padat


Proximate analysis batu bara
Menentukan jumlah karbon, volatile matter, moisture
dan ash.
Berguna untuk menentukan Gross Calorific Value
(GCV).
Peralatan analisis yang sederhana.

Ultimate analysis batu bara


Menentukan seluruh komponen batu bara: karbon,
hidrogen, okdgen, sulfur, dll.
Berguna untuk desain tungku bakar (misalnya
temperatur nyala api, desain saluran gas buang
pembakaran).
Analisis laboratorium.
28

Contoh hasil Proximate analysis


Indian
Coal

Indonesian
Coal

South African Coal

Moisture (%)

5.98

9.43

8.5

Ash (%)

38.63

13.99

17

Volatile matter (%)

20.70

29.79

23.28

Fixed Carbon (%)

34.69

46.79

51.22

29

Chemical Properties
Hasil ultimate analysis
Parameter
Moisture
Mineral Matter (1.1 x Ash)
Carbon
Hydrogen
Nitrogen
Sulphur
Oxygen

GCV (kCal/kg)

Indian Coal, %
5.98
38.63
41.11
2.76
1.22
0.41
9.89

4000

Indonesian Coal, %
9.43
13.99
58.96
4.16
1.02
0.56
11.88

5500

Hasil ultimate analysis bermanfaat untuk


menentukan jumlah udara yang dibutuhkan untuk
pembakaran serta volume dan komposisi gas
buang hasil pembakaran.
30

Penyimpanan, penanganan dan penyiapan (untuk


digunakan)
Penyimpanan untuk meminimalkan kerugian karena terkikis
secara fisik (carpet loss) dan terbakar spontan.
Mengurangi carpet loss : a) permukaan yang keras; b)
Standar penyimpanan yang aman (standard concrete/brick
storage bays)
Penyiapan batubara sebelum digunakan sangat penting untuk
memperoleh pembakaran yang baik. Gumpalan batubara yang
besar dan tidak teratur bisa mengakibatkan:
Kondisi pembakaran yang buruk dan temperatur tungku
bakar yang rendah.
Kelebihan udara yang lebih tinggi mengakibatkan
kehilangan panas dalam cerobong yang lebih tinggi
Meningkatkan materi yang tidak terbakar dalam abu
Efisiensi termal rendah
31

32

33

Kelebihan BB gas
Jumlah penanganan (handling)-nya paling sedikit.
Sistem pembakaran (burner) paling simpel
Sistem pembakaran membutuhkan paling sedikit
pemeliharaan
Kelebihan dari sisi lingkungan: GHG (green house
gas) dan emisi lainnya merupakan yang terendah
dibanding BB cair dan padat.
Gas didistribusikan melalui jaringan pipa sehingga
cocok untuk area dengan populasi dan industri yang
besar.

34

Klasifikasi BB gas
(A) Secara alami ditemukan di alam
- Natural gas
- Metana dari tambang batubara
(B) BB gas yang dibuat dari BB padat
- Gas dari barubara
- Gas dari bahan buangan dan biomassa
- Dari proses industrial
(C) Gas dari minyak bumi
- Liquefied Petroleum gas (LPG)
- Gas dari proses pemurnian (refinery gas)
- Dari proses gasifikasi minyak bumi
(D) Gas dari proses fermentasi
35

Nilai kalor bakar


BB gas harus diperbandingkan berdasarkan Net
Calorific Value, khususnya natural gas

Tipilal sifat fisik dan kimia BB gas


Fuel
Gas

Relative
Density

Higher Heating
Value kCal/Nm3

Air/Fuel
ratio m3/m3

Flame
Temp oC

Flame
speed m/s

Natural
Gas

0.6

9350

10

1954

0.290

Propane

1.52

22200

25

1967

0.460

Butane

1.96

28500

32

1973

0.870

36

Liquefied Petroleum Gas (LPG)


Kandungan utamanya propana, butana dan sebagian
kecil gas tak jenuh, gas C2 yang ringan dan fraksi C5
yang lebih berat.
Hidrokarbon merupakan gas yang pada tekanan
atmosfer dapat dikondensasi menjadi cairan pada
tekanan yang tidak terlalu tinggi.
LPG disimpan dan didistribusikan dalam bentuk cair
dengan tekanan yang aman dan mudah untuk ditangani.
Uap LPG lebih berat daripada udara (butana 2x berat
udara, propana 1.5x berat udara; kebocoran gas LPG
memungkinkannya bertahan di bawah dan mengalir
jauh dari posisi sumber kebocorannya.

37

Natural gas
Metana: 95%
Sisa 5%: etana, propana, butana, pentana, nitrogen,
karbon dioksida, gas lain.
Nilai kalor bakarnya tinggi.
Tidak membutuhkan fasilitas penyimpanan.
Tidak mengandung sulfur.
Siap bercampur dengan udara tanpa menghasilkan
asap atau jelaga.
Lebih ringan dari udara, dan jika terjadi kebocoran akan
terdispersi dalam udara dengan mudah.

38

Perbandingan BB
Fuel Oil
(%)

Coal
(%)

Natural Gas
(%)

Carbon

84

41.11

74

Hydrogen

12

2.76

25

Sulphur

0.41

Oxygen

9.89

Trace

Nitrogen

Trace

1.22

0.75

Ash

Trace

38.63

Water

Trace

5.98

39

Alat untuk menguji/mengukur nilai kalor


(calorific/heating value) suatu bahan
bakar adalah

40

Alat untuk menguji/mengukur nilai kalor


(calorific/heating value) suatu bahan
bakar adalah

41

42

You might also like