You are on page 1of 33

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah
1 tahun melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertilitas
mempengaruhi sekitar 15% dari pasangan. Sekitar 40% kasus melibatkan faktor
kontribusi laki-laki, sedangkan 40% melibatkan faktor kontribusi perempuan, dan
sisanya melibatkan kedua jenis kelamin.
Infertilitas pada laki-laki dapat disebabkan oleh gangguan yang biasanya disebut
impotensi sehingga senggama tidak berlangsung normal. Untuk senggama, biasanya
dari pihak laki-laki dibutuhkan hasrat, ereksi dan ejakulasi, dimana umumnya disertai
dengan orgasme, dan pada semua tahapan tersebut dapat mengalami gangguan.
Gangguan ereksi dapat dipengaruhi oleh tidak adanya hasrat, gangguan persarafan
sensible kulit dan pembuluh darah alat kelamin yang terganggu, terutama pada kulit
penis dan pembuluh darah corpus cavernosus. Demikian pula gangguan ejakulasi
yang dipengaruhi juga oleh faktur pendarahan, persarafan dan kelainan anatomi.
Selain itu masih diperlukan air mani yang banyak dan mutunya harus memenuhi
syarat.
Mengingat bahwa faktor laki-laki dapat diidentifikasi sebagai penyebab
ketidaksuburan, penting untuk mengevaluasi pasangan laki-laki maupun perempuan
secara paralel. Meskipun infertilitas didefinisikan sebagai kegaglan untuk hamil
setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi, pasangan mungkin ingin
melanjutkan dengan evaluasi cepat. Evaluasi urologis lengkap sangat penting karena
infertilitas pada pria mungkin merupakan gejala penyakit sistemik yang signifikan.

1
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Varikokel adalah suatu dilatasi abnormal dari vena pada plxeus pampiniformis
akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini banyak
mengenai pria, meskipun presentasinya hanya 15%. Dan ternyata varikokel
merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria, dan didapatkan 21-41% pria
yang infertile memiliki varikokel.

SEMEN
ANALYSES

SURGICAL
THERAPHY

HISTORY

HORMONES

MEDICAL
THERAPHY

PHYSICAL
OTHER
PERTINENT
TEST

SPERM
ENHANCMENT

Gambar 1. Informasi untuk evaluasi


infertilitas pria
B. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA
INTERNAL GENITALIA
1.

Testis

Testis adalah sepasang kelenjar oval yang terletak didalam skrotum.


Panjangnya 5 cm, diameter 2.5 cm,dan massanya 10 15 gram.
2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Testis dilapisi oleh suatu lapisan eksternal yang terdiri dari tunica vaginalis dan
tunica albuinea. Tunica vaginalis adalah membran serosa, yang merupakan
derivat dari peritoneum. Sedangkan tunica albuginea adalah jaringan ikat padat
yang dibentuk dari septa dan membagi testis kedalam lobus.
Lobus yang ada dalam epididimis sekitar 200 300 lobus dan setiap lobusnya
mengandung 1-3 gulungan tubule yang kuat yakni tubula seminiferus, dimana
dalam lobus seminiferus ini sperma diproduksi. Tubula seminiferus mengandung
sel spermatogenik yaitu tempat spermatogenesis dan spermiogenesis dan sel
sertoli yang berfungi untuk terjadinya spermatogenesis dengan peran sebagai
pemberi nutrisi, sistem fagosit, kontrol perpindahan, pelepasan serta produksi sel.
Panjang tubule ini adalah 75 cm. Di tunica vaginalis terdapat cairan hidrokel
untuk mencegah peradangan epididimis.

2. Duktus
a. EPIDIDIMIS

Berawal dari duktus efferent yang sangat berbelit belit. Panjangnya sekitar 6
cm. Terdiri dari caput, corpus dan cauda. Caput dari epididimis berada di bagian
superior dan paling besar, corpus letaknya diantara caput dan cauda dan
3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

berukuran sedang, sedangkan cauda adalah bagian paling kecil yang letaknya di
inferior. Epididimis dilapisi oleh epitel berlapis kubus, yang dipermukaannya
terdapat stereosilia yang memperbesar area untuk reabsorbsi ketika sperma
berdegenerasi. Fungsinya adalah untuk proses pematangan sperma. Selain itu
fungsi dari duktus ini sendiri adalah membantu mendorong sperma ke duktus
(vas) deferens sewaktu hubungan seksual dengan kontraksi peristaltik dengan otot
polosnya dan juga untuk menyimpan sperma.

b. DUKTUS DEFERENS
Duktus deferens panjangnya 45 cm, naik disepanjang batas posterior dari
epididimis, melewati spermatic cord dan kemudian masuk ke rongga pelvis,
memutari ureter dan melewati bagian atas dan bawah dari vesica urinaria. Lalu
ada bagian terminal perbesaran duktus deferens yang disebut ampula. Mukosanya
terdiri dari epitel berlapis kubus dan lamina propria (arveolar connective tissue).
Fungsinya membawa sperma selama hubungan seksual dari epididimis ke arah
uretra dengan kontraksi peristaltik.

c.

DUKTUS EJAKULATORIUS
Panjangnya 2 cm. Dibentuk dari penyatuan vesica seminalis dan ampula (vas

deferens). Berasal dari superior ke dasar dari prostat dan melewati bagian inferior
dan anterior prostat. Ini merupakan sebuah terminal lanjutan setelah pengeluaran
sperma dan bagian sekresi dari vesica seminalis, sebelum sperma diteruskan ke
uretra.

d.

URETRA
Uretra ini adalah saluran bersamasama sistem reproduksi dan sistem urine.

Menyediakan tempat jalan terusan untuk semen dan urine. Uretra ini memiliki
panjang 20 cm. Melewati prostat, otot dalam perineum dan penis.
4
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

3. Accesory Gland :

1. SEMINAL VESICLE
Adalah sebuah kantung dengan struktur berbelit dengan panjang sekitar
5cm. Terletak didasar urinary bladder dan anterior dari rectum. Melewati
saluran seminal vesikel yang menyekresi alkalin, cairan kental yang
mengandung fruktosa, prostaglandin, dan gumpalan protein yang berbeda dari
darah.
a.

Alkalin dari seminal vesicle fungsinya adalah membantu menetralkan


lingkungan asam dalam reproduksi wanita yang dapat membunuh
sperma.

b.

Fruktosa yaitu untuk produksi ATP.

c.

Prostaglandin

yaitu

untuk

menambah

pergerakan

sperma

dan

kelangsungan hidup , dan mungkin menstimulasi kontraksidari otot polos


ketika di saluran reproduksi wanita.
d.

Bekuan protein membantu pembekuan semen setelah ejakulasi. Cairan


yang disekresi normalnya sekitar 60 % dari total semen.
5

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

2. PROSTATE
Prostat ada 1 buah, berbentuk bulat seperti donat dengan ukuran sebesar
bola golf. Ukuran dari prostat itu sendiri adalah 4 cm dari sisi ke sisi, 3 cm
dari atas ke bawah dan 2 cm dari depan ke belakang. Bagian inferior dari
urinary bladder dan mengelilingi prostetic uretra. Prostat bertambah
ukurannya perlahan ketika tahun pubertas, berkembang dengan cepat sampai
umur 30 tahun, dan stabil pada umur 45 tahun.
Didalam kelenjar prostat ini ada suatu spinchter yang mengatur
pergantian pengeluaran urine dan cairan semen saat ejakulasi yaitu smooth
muscle spinchter. Menyekresi 25 % volume semen untuk pengerakan dan
pertahanan hidup.

3. BULBOURETHRAL GLAND
Disebut juga Cowpers gland, ukuran/ bentuk seperti kacang berlokasi di
inferior prostat di kedua bagian membranous uretra dengan deep muscles of
perineum, duktus terbuka ke dalam uretra pars spongiosum. Selama hubungan
seksual terjadi, bulbouretral menyekresi basa alkaline ke dalam uretra, yang
melindungi pada saat sperma melewati lingkungan asam dari urine dalam
uretra. Kelenjar ini juga menyekresi mukus yang melumasi bagian akhir dari
penis (batas,uretra), untuk mengurangi kematian sperma selama ejakulasi.

6
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

EXTERNAL GENITALIA
1.

Penis

Mengandung uretra dan saluran ejakulasi dari semen dan eksresi urine. Bentuknya
silinder terdiri dari corpus, gland dan cauda.

Corpus, Dalam corpus, terdapat 3 lapisan silindris yang mengandung jaringan


fibrous yang disebut tunica albuginea. Corpora covernosa penis terletak di
kedua sisi dorsolateral. Paling kecil di midventral yaitu corpus spongiosum
mengandung spongy uretra.

Gland. Bagian membesar yang terletak di bagian distal corpus spongiosum.


Dibagian akhir dari gland ada external uretral orifice. Disini juga terdapat
bagian kulit longgar (bagian yang di circumsisi) yang dinamakan prefuce
(foreskin).

Cauda. Terletak di bagian proximal yang mengandung bulb of penis dan crura
of penis yang dipisahkan oleh corpora covernosa. Disokong oleh 2 ligamen
yaitu fundiform dan suspensori.
7

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

2.

Marlina Effendy (406138015)

Skrotum
Kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Tempat
bergantungnya testis, mengandung otot polos yang mengatur jarak jauh testis ke
dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. Skrotum terdiri
dari 2 kantung scrotal, setiap kantung scrotal berisi 1 testis tunggal, dipisahkan oleh
septum internal terdiri dari otos dartos, yaitu lapisan serabut dalam fascia dasar yang
berkontraksi untuk membentuk kerutan/ lipatan pada skrotal sebagai respon terhadap
udara dingin. Sperma yang normal dibentuk/ diproduksi sekitar 2 3 C dibawah
suhu tubuh normal.

C. Fisiologi Reproduksi Pria


1. Spermatogenesis dan Spermiogenesis
Spermatogenesis mencakup semua peristiwa yang berlangsung pada saat
spermatogonia berubah menjadi spermatozoa. Pada pria, diferensiasi sel benih
primordial dimulai pada masa pubertas. Spermatogenesis pada manusia berlangsung
selama 65-75 hari dari spermatogonium hingga sperma matur, dan pada satu waktu,
tiap tubulus seminiferus sedang melakukan tahap spermatogenesis yang berbeda.
Karena itulah sperma dapat dihasilkan tiap hari.
Diawali dari spermatogonia (stem cell-diploid) yang berada di dekat membran
basal tubulus seminiferus bermitosis, dan menembus tight junction dari sawar darah
testis. Sebagian sel yang telah bermitosis tetap tinggal pada tempatnya semula.
Kemudian spermatogonia berdiferensiasi menjadi spermatosit primer (masih
diploid). Kemudian spermatosit primer akan mengalami meiosis I menjadi 2
spermatosit sekunder (haploid), lalu dilanjutkan dengan meiosis II, masing-masing
menjadi 2 spermatid.

8
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Keunikan yang terjadi pada spermatogenesis adalah ketidaksempurnaan proses


sitokinesis dari proses mitosis, membuat sel-sel tetap berhubungan dalam jembatan
sitoplasma. Hal ini penting memungkinkan perpindahan sitoplasma. Hal ini
dikarenakan kromosom X memiliki gen yang mengkode produk sel yang penting bagi
perkembangan sperma, sedangkan kromosom Y tidak.
Tahap terakhir adalah spermiogenesis. Merupakan serangkaian perubahan yang
menimbulkan transformasi spermatid menjadi spermatozoa. Perubahan ini meliputi:
(a) Pembentukan akrosom yang menutupi setengah permukaan inti; (b) kondensasi
inti; (c) pembentukan leher, bagian tengah, dan ekor; dan (d) meluruhkan sebagian
besar sitoplasma. Spermatid akan berubah menjadi spermatozoon yang memiliki tiga
bagian: kepala, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala memiliki lapisan akrosom,
lapisan enzim yang digunakan sebagai bor enzim untuk penetrasi ke dalam ovum.
Akrosom dibentuk dari agregasi vesikel dari retikulum endoplasma sebelum hilang.
Ekor dari spermatozoon, berfungsi untuk mobilisasi, mendapatkan energi dari
mitokondria yang terkonsentrasi pada bagian tengah. Pada akhirnya, sperma akan
terlepas dari hubungannya dengan sel Sertoli (spermiasi) dan memasuki lumen
tubulus. Pada titik ini, sperma belum dapat berenang.

9
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Tahapan-tahapan penting dari transformasi spermatid menjadi spermatozoa.

Sperma

Sel Sertoli yang terdekat dengan membran basal menciptakan sawar darah testis
yang menghalangi substansi darah langsung masuk ke dalam lumen tubulus
seminiferus, sehingga menciptakan kompisisi yang unik dari cairan dalam tubulus.
Sekret ini juga yang akan mendorong sperma dari tubulus ke epididimis. Selain itu,
sawar darah ini berfungsi untuk mencegah pembentukan antibodi pada spermatozoa.
Sel Sertoli juga berfungsi untuk memberi nutrisi pada sel sperma yang berkembang
dengan mengubah glukosa menjadi laktat, karena sel sperma menggunakan laktat
sebagai sumber energi. Androgen-binding protein merupakan struktur penting yang
10
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

dimiliki sel sertoli, yang berfungsi untuk menahan testosteron agar tidak terbuang dari
lumen tubulus karena testosteron dibutuhkan dalam jumlah yang banyak dalam testis
untuk produksi sperma. Sel Sertoli adalah kontrol spermatogenesis yang diatur oleh
testosteron dan FSH. Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin, yang merupakan
feedback negatif untuk FSH.
2. Pengaturan Hormon

Gambar 4: Pengaturan hormon reproduksi pria

Testis dikontrol oleh LH (Luteinizing hormone) dan FSH (follicle stimulating


hormone), yang kerjanya mengaktifkan cAMP pada gonad. LH bekerja pada sel
Leydig, mengatur sekresi testosteron. FSH bekerja pada sel Sertoli untuk
meningkatkan spermatogenesis. Sekresi FSH dan LH distimulasi oleh GnRH
(Gonadotropin releasing hormone) hipotalamus.
Testosteron dan inhibin mempengaruhi sekresi LH dan FSH. Testosteron
memiliki feedback negative terhadap sekresi LH dalam dua cara: mengurangi
pelepasan GnRH oleh hipotalamus dan secara langsung mengurangi produksi LH
11
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

pada hipofisis. Maka, efek testosterone lebih besar pada penghambatan pelepasan LH
daripada FSH yang hanya dihambat oleh inhibin secara langsung pada hipofisis.
TSH dan testosteron berperan dalam mengontrol spermatogenesis dengan
bekerja pada sel sertoli. Testosteron bekerja pada saat mitosis dan meiosis,
sedangkan FSH bekerja saat remodeling spermatid. Testosteron disintesis dari
kolesterol di testis. Karena merupakan hormon yang lipid-soluble, hormo in ilangsung
berdifusi keluar dari sel Leydig ke interstitial dan darah. Pada genitalia eksterna dan
prostat, testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron (DHT).
Testosteron telah disekresi testis sejak fetus, menyebabkan maskulinisasi sistem
reproduksi, Namun setelah lahir, testis akan dorman hingga masa pubertas. Masa prepubertas penting untuk mempersiapkan fisik untuk reproduksi. Selama pre-pubertas,
LH dan FSH tidak disekresi adekuat untuk menstimulasi aktivitas testis. Selain itu,
aktivitas GnRH juga diinhibisi selama pre-pubertas.
Pubertas (usia 8-12 tahun) dimulai dengan sekresi GnRH (banyak pada malam
hari), menyebabkan kenaikan level testosteron yang menyebabkan munculnya
karakteristik sex sekunder. Faktor yang menginisiasi pubertas belum diketahui secara
jelas. Beberapa teori mengarah pada peran hormon Melatonin yang memiliki efek
antigonaditropic. Melatonin disekresi berdasarkan ekspos terhadap cahaya. Cahaya
yang masuk ke mata menginhibisi jaras saraf yang mengatur sekresi melatonin.

3. Duktus dan Organ Asesoris Pada Reproduksi Pria

Tekanan yang diberikan oleh cairan dari sel Sertoli menekan sperma ke arah
rete testis, kemudian ke duktus efferent yang berstruktur coiled, dan akhirnya ke
Epididimis. Epididimis merupakan saluran berbentuk koma sepanjang 4 cm yang
berfungsi untu maturasi sel sperma. Dalam duktus ini banyak terdapat pembuluh
darah dan saraf yang terdapat pada lapisan otot dan jaringan ikatnya. Di bagian inilah
sperma mendapatkan kemampuan motilitas dan fertilisasi (14 hari). Proses maturasi
sperma ini distimulasi testosteron. Kemampuan sperma untuk fertilisasi dinaikkan
12
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

dengan ekspos terhadap defense, protein yang dihasilkan epididimis yang fungsi
utamanya adalah untuk mempertahankan sperma dari mikroorganisme. Nantinya
kemampuan fertilisasi ini juga dinaikkan oleh sekret dari reproduksi wanita.
Kontraksi otot dari epididimis berfungsi sebagai pendorong sperma ke vas
deferens. Sperma yang tidak diejakulasi dapat bertahan selama beberapa bulan dan
akan direabsorbsi bila telah mencapai waktu tertentu. Duktus (Vas) deferens
mengalirkan sperma selama ada dorongan seksual ke uretra dengan gerakan
peristaltik. Fungsi penyimpanannya hampir sama dengan epididimis. Dalam duktus
deferens, sperma inaktif sehingga kebutuhan energinya relatif kecil.
Kelenjar asesoris yang terdapat pada reproduksi pria antara lain adalah Vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra. Vesikula seminalis memberikan
sebesar 60% volume semen. Isi dari volume ini antara lain fruktosa, yang merupakan
sumber energi sperma yang diejakulasi; prostaglandin, yang memicu kontraksi otot
pada

reproduksi

pria

maupun

wanita;

Fibrinogen

yang

berfungsi

untuk

menggumpalkan semen agar tetap berada dalam vagina pada saat penis ditarik keluar.
Gumpalan ini nantinya akan dihancurkan oleh Prostate-specific antigem (PSA).
Kelenjar prostat menyekresi cairan alkaline untuk menetralisasi sekret vaginal
yang asam, karena sperma lebih aktif berada dalam lingkungan yang agak basa. Juga
terdapat secret yang memicu penggumpalan sperma. Kelenjar bulbouretra
menyekresikan substansi mucus untuk lubrikasi selama hubungan seksual.

13
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

BAB II
VARIKOKEL
A. DEFINISI
Varikokel,

varicocele,

adalah dilatasi

abnormal

dari vena pada pleksus

pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini
terdapat pada 15% pria. Varikokel ternyata merupakan salah satu penyebab infertilitas
pada pria; dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel.

B. Epidemiologi
Dekade terakhir ini, pembahasan varikokel mendapat perhatian karena potensinya
sebagai penyebab terjadinya disfungsi testis dan infertilitas pada pria. Diperkirakan
sepertiga pria yang mengalami gangguan kualitas semen dan infertilitas adalah pasien
varikokel (bervariasi 19 - 41%). Akan tetapi tidak semua pasien varikokel mengalami
gangguan fertilitas, diperkirakan sekitar 20 - 50% didapatkan gangguan kualitas semen
dan perubahan histologi jaringan testis. Perubahan histologi testis ini secara klinis akibat
mengalami pengecilan volume testis. Pengecilan volume testis bagi sebagian ahli
merupakan indikasi tindakan pembedahan, khususnya untuk pasien pubertas yang belum
mendapatkan data kualitas semen. Salah satu cara pengobatan varikokel adalah dengan
tindakan pembedahan. Keberhasilan tindakan pembedahan cukup baik. Terjadi
peningkatan volume testis dan kualitas semen sekitar 50- 80% dengan angka kehamilan
sebesar 20- 50%. Namun demikian angka kegagalan atau kekambuhan adalah sebesar 520%.

C. Klasifikasi varikokel
14
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Grade

Temuan dari pemeriksaan fisik

Grade I

Pelebaran vena ditemukan dengan palpasi atau dengan


valsava

Grade II

Pelebaran vena ditemukan dengan palpasi, tanpa valsava,


tidak terlihat dari kulit skrotum

Grade III

Pelebaran vena dapat dipalpasi tanpa valsava, dapat dilihat


dikulit scrotum

D. Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari
pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada
sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70 - 93 %). Hal ini disebabkan karena vena
spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus,
sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena
spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan
inkompeten.
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai
adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor),
muara vena spermatika kanan pada vena renalis kanan,atau adanya situs inversus.
Etiologi varikokel secara umum:
1. Dilatasi atau hilangnya mekanisme pompa otot atau kurangnya struktur
penunjang/atrofi otot kremaster, kelemahan kongenital, proses degeneratif pleksus
pampiniformis.
2. Hipertensi V. Renalis atau penurunan aliran ginjal ke Vena Kava Inferior.
3. Turbulensi dari V. Supra renalis kedalam juxta V. Renalis internus kiri berlawanan
15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

dengan kedalam V. Spermatika interna kiri.


4. Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal V.Spermatika .
5. Tekanan V. spermatika interna meningkat letak sudut turun V. Renalis 90 derajat.
6. Sekunder : tumor retro, trombus V. Renalis, hidronefrosis.
Etiologi Anatomi
Suplai arteri testis mempunyai 3 komponen mayor yaitu: arteri testikular, arteri
kremaster dan arteri vasal. Walaupun kebanyakan darah arterial pada testis berasal
dari arteri testikular, sirkulasi kolateral testikular membutuhkan perfusi yang adekuat
dari testis, walaupun arteri testikular terligasi atau mengalami trauma. Drainase
venous dari testis diprantarai oleh pleksus pampiniformis, yang menuju ke vena
testikular (spermatika interna), vasal (diferensial), dan kremasterik (spermatika
eksternal). Walapun varikokel dari vena spermatika biasanya ditemui pada saat
pubertas, sepertinya terjadi perubahan fisiologi normal yang terjadi saat pubertas
dimana terjadi peningkatan aliran darah testikular menjadi dasar terjadinya anomali
vena yang overperfusi dan terkadang terjadi ektasis vena.

Peningkatan Tekanan Vena


Perbedaan letak vena spermatika interna kanan dan kiri menyebabkan
terpelintirnya vena spermatika interna kiri, dilatasi dan terjadi aliran darah retrograd.
Darah vena dari testis kanan dibawa menuju vena cava inferior pada sudut oblique
(kira-kira 300). Sudut ini, bersamaan dengan tingginya aliran vena kava inferior
diperkirakan dapat meningkatkan drainase pada sisi kanan (Venturi effect). Sebagai
perbandingan, vena testikular kiri menuju ke arteri renalis kiri (kira-kira 900). Insersi
menuju vena renalis kiri sepanjang 8-10 cm lebih ke arah kranial daripada insersi dari
vena spermatic interna kanan, yang berarti sisi kiri memiliki kolum hidrostatik yang
lebih panjang dengan peningkatan tekanan dan relatifnya aliran darah lebih lambat
16
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

pada posisi vertikal.


Vena renalis kiri dapat juga terkompres di daerah proksimal diantara arteri
mesenterika superior dan aorta (0.7% dari kasus varikokel), dan distalnya diantara
arteri iliaka komunis dan vena (0.5% dari kasus varikokel). Fenomena nutcracker ini
dapat juga menyebabkan peningkatan tekanan pada sistem venatestikular kiri.5

Anastomosis Vena Kolateral


Studi anatomi menggambarkan terdapat anastomosis sistem drainase superfisial
dan interna, bersamaan dengan kiri-ke-kanan hubungan vena pada ureter (L3-5),
spermatik, skrotal, retropubik, saphenus, sakral dan pleksus pampiniformis. Vena
spermatika kiri memiliki cabang medial dan lateral pada level L4-penemuan ini
penting dan harus dilakukan untuk menentukan penanganan varikokel. Prosedur yang
dilakukan diatas level L4 memiliki risiko kegagalan lebih tinggi karena percabangan
multipel dari sistem vena spermatika.

Katup yang Inkompeten


Pada tahun 1966, Ahlberg menjelaskan bahwa pembuluh testis berisi katup yang
protektif terhadap varikokel, dan ini merupakan kekurangan atau ketidakmampuan
pada sisi kiri yang menyebabkan terjadinya varikokel. Untuk mendudung gagasan ini,
ia menemukan tidak adanya/hilangnya katup pada 40% postmortem vena spermatika
kiri dibandingakn dengan 23% hilangnya pada sisi kanan. Keraguan telah
dilemparkan pada teori ini, namun, dari studi radiologi terbaru yang dilakukan oleh
Braedel dkk menemukan bahwa 26.2% pasien dengan katup yang kompeten tetap
ditemukan varikokel. Beberapa anatomis kini bahkan menjelaskan bahwa sebenarnya
tidak terdapat katup baik pada vena spermatika sisi kanan maupun kiri.
Patogenesis Penyebab Gangguan Spermatogenesis
17
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa


cara, antara lain:
A. Terjadi aliran darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia
karena kekurangan oksigen.
B. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
C. Peningkatan suhu testis.
D. Adanya

anastomosis

antara

pleksus

pampiniformis

kiri

dan

kanan,

memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis
kanan sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada
akhirnya terjadi infertilitas.

E. Patofisiologi
Beberapa mekanisme telah menjadi hipotesa untuk menjelaskan fenomena dari
subfertilitas yang ditemukan pada pria dengan varikokel unilateral atau bilateral,
termasuk peningkatan suhu skrotal yang menyebabkan disfungsi gonadal bilateral,
refluks renal, metabolit adrenal dari vena renalis, hipoksia, dan akumulasi
gonadotoksin.

Disfungsi Bilateral
Seperti aspek lainnya dari varikokel, penyebab disfungsi testikular bilateral
disamping varikokel unilateral masih dalam studi. Aliran darah retrograd sisi kanan
didapatkan pada pria dengan varikokel sisi kiri dan menjadi mekanisme yang
memungkinkan. Zorgniotti dan MacLeod membuat hipotesa pada era tahun 1970an,
dengan data yang disebutkan pada pria dengan oligosperma dengan varikokel
memiliki temperarur intraskrotal dimana 0.60 C lebih tinggi dibandingkan pada pasien
18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

dengan oligosperma tanpa varikokel. Saypol dkk dan Green dkk keduanya
mendeskripsikan peningkatan aliran darahtestikular bilateral dan peningkatan
temperatur pada eksperimen dengan binatang yang dibuat varikokel artifisial
unilateral. Sebagai tambahan, dilakukan perbaikan dari varikokel tersebut dengan
hasil normalisasi dari aliran dan temperatur. Setelah itu, peneliti mendemonstrasikan
bahwa aktivitas DNA polimerase dan enzim DNA rekombinan pada sel germ sensitif
terhadap temperatur, dengan suhu optimal kira- kira 330C. Temperatur optimal untuk
sintesis protein pada spermatid berkisar antara 340C. Proliferasi sel germ mungkin
dipengaruhi dari peningkatan suhu dari varikokel akibat inhibisi 1 atau lebih dari
enzim-enzim yang penting. Trauma hipertermi konsisten dengan penurunan jumlah
spermatogonal akibat adanya apoptosis yang ditemukan dari biopsi sampel pasien
dengan varikokel. Disamping temuan ini, tidak semua peneliti menemukan adanya
hubungan antara meningkatnya temperatur intratestis dan varikokel.

Refluks dari Metabolit Vasoaktif


Karena adrenal kiri dan vena gonadal menuju ke proksimitas terdekat satu sama
lain dari vena renalis, MacLeod menyebutkan bahwa derivate-derivat dari ginjal atau
adrenal dapat menuju ke vena gonad. Jika metabolit ini bersifat vasoaktif (mis:
prostaglandin), maka dapat menjadi berbahaya pada fungsi testis. Hasil dari beberapa
studi tidak mensuport teori ini, tetapi peningkatan jumlah norepinefrin, prostaglandin
E dan F, adrenomedulin (vasodilator poten) ditemukan pada venaspermatika pria
dengan varikokel. Metabolit lainnya seperti renin, dehidroepiandrosteron, atau
kortisol tidak ditemukan. Beberapa penulis menyebutkan dengan adanya metabolit,
refluks tidakmengubah/mempengaruhi spermatogenesis.

Hipoksia
Pada era 1980an, Shafik dan Bedeir berteori bahwa perbedaan gradien tekanan
19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

dan gradien oksigen subsekuen antara vena renalis dan gonadal dapat menyebabkan
hipoksia diantara vena gonadal. Dua teori hipoksia lainnya yaitu: peningkatan
tekanan vena dengan olahraga dapat menyebabkan hipoksia, dan stasis dari darah
menyebabkan penurunan tekanan oksigen. Menurut Tanji dkk, pria dengan varikokel
memiliki atrophy pattern muskulus kremaster dari studi histokimia. Disamping
penemuan ini, tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kontrol dan tekanan gas
oksigen, yang dilakukan percobaan pada binatang.

Gonadotoksin
Beberapa studi telah mendemonstrasikan bahwa pria yang merokok memiliki efek
samping yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok. Perokok setidaknya
memiliki insiden 2 kali lebih tinggi untuk terkena varikokel, dan yang telah memiliki
varikokel setidaknya 10 kali terjadi peningkatan insiden oligospermia jika
dibandingkan denganpria varikokel yang tidak merokok. Nikotin memiliki implikasi
sebagai kofaktor pada patogenesis varikokel. Cadmium, gonadotoksin yang mudah
dikenal sebagai penyebab apoptosis, ditemukan secara signifikan pada konsentrasi
testikular yang lebih tinggi dan penurunan spermatogenesis pada pria dengan
varikokel daripada pria dengan varikokel dengan normal spermatogenesis atau
obstruktif azoospermia.

1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa
tahun menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa
nyeri.
Anamnesa
Pada pemeriksaan dasar kelainan di dalam skrotum terlebih dahulu harus dijawab
20
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

tiga pertanyaan:
1. Apakah kelainan jelas terbatas di sebelah atas. Kelainan yang tidak terbatas di
sebelah proksimal biasanya merupakan hernia inguinalis, sedangkan bila
kelainan terbatas di sebelah atas, pasti terdapat suatu kelainan di dalam struktur
skrotum.
2. Apakah kelainan bersifat kistik atau padat. Kista kecil kadang tidak
menunjukkan fluktuasi, sedangkan tumor padat yang lunak sekali dapat
memberi kesan adanya fluktuasi. Yang menentukan ialah pemeriksaan
transiluminasi karena cairan jernih selalu bersifat tembus cahaya.
3. Pertanyaan menyangkut letak dan struktur anatomin kelainan yang harus
diperiksa secara palpasi. Skrotum terdiri atas kulit yang membentuk kantung
yang mengandung funikulus spermatikus, epididimis, dan testis. Karena untuk
spermatogenesis testis membutuhkan suhu yang lebih rendah dibandingkan
suhu tubuh kulit skrotum tipis sekali tanpa jaringan lemak di subkutis, yaitu
lapisan isolasi suhu. Keadaan ini memungkinkan palpasi ketiga struktur di
dalam skrotum secara teliti. Anulus inguinalis selalu dapat diraba di dinding
perut bagian bawah. Funikulus spermatikus dapat ditentukan karena keluar dari
anulus inguinalis eksternus. Sebaiknya pemeriksaan funikulus bilareral
sekaligus untuk membandingkan kiri dengan kanan. Di dalam funikulus dapat
diraba vas deferens karena sebagian besar dindingnya terdiri atas otot. Prosesus
vaginalis di dalam funikulus pada anak mungkin teraba seperti lapisan sutra,
yang mungkin menjadi tanda diagnostik untuk hernia inguinalis pada anak.
Struktur lain di dalam funikulus adalah pembuluh arteri dan vena serta otot
kremaster yang sukar diraba sendiri, kecuali bila didapatkan bendungan pleksus
pampiniformis yang merupakan varikokel.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang hangat dengan pasien dalam posisi
21
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

berdiri tegak, untuk melihat dilatasi vena. Skrotum haruslah pertama kali dilihat,
adanya distensi kebiruan dari dilatasi vena. Jika varikokel tidak terlihat secara visual,
struktur vena harus dipalpasi, dengan valsava manuever ataupun tanpa valsava.
Varikokel yang dapat diraba dapat dideskripsikan sebagai bag of worms, walaupun
pada beberapa kasus didapatkan adanya asimetri atau penebalan dinding vena.
Pemeriksaan

dilanjutkan

dengan

pasien

dalam

posisi

supinasi,

untuk

membandingkan dengan lipoma cord (penebalan, fatty cord ditemukan dalam posisi
berdiri, tapi tidak menghilang dalam posisi supinasi) dari varikokel. Palpasi dan
pengukuran testis dengan menggunakan orchidometer (untuk konsistensi dan ukuran)
dapat juga memberi gambaran kepada pemeriksa ke patologi intragonad. Apabila
disproporsi panjang testis atau volum ditemukan, indeks kecurigaan terhadap
varikokel akan meningkat.
Kadangkala sulit untuk menemukan adanya bentukan varikokel secara klinis
meskipun terdapat tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya varikokel. Untuk
itupemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop Doppler sangat membantu,
karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus
pampiniformis. Varikokel yang sulit diraba secara klinis seperti ini disebut varikokel
subklinik.
Diperhatikan pula konsistensi testis maupun ukurannya, dengan membandingkan
testis kiri dengan testis kanan. Untuk lebih objektif dalam menentukan besar atau
volume testis dilakukan pengukuran dengan alat orkidometer. Pada beberapa keadaan
mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak, karena telah terjadi kerusakan pada selsel germinal.
Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli
seminiferi dilakukan pemeriksaan analisis semen. Menurut McLeod, hasil analisis
semen pada varikokel menujukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma,
meningkatnya jumlah sperma muda (immature) dan terdapat kelainan bentuk sperma
22
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

(tapered).

3.

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa teknik yang dapat digunakan sebagai pencitraan varikokel:

1. Angiografi/ venografi
2. USG
3. MRI
4. CT Scan
5. Nuclear Imaging

1. Angiografi/ venografi
Venografi merupakan modalitas yang paling sering digunakan untuk
mendeteksi varikokel yang kecil atau subklinis, karena dari penemuannya
mendemonstrasikan refluks darah vena abnormal di daerah retrograd menuju ke
ISV dan pleksus pampiniformis.
Karena pemeriksaan venografi ini merupakan pemeriksaan invasif, teknik ini
biasanya hanya digunakan apabila pasien sedang dalam terapi oklusif untuk
menentukan anatomi dari vena. Biasanya, teknik ini digunakan pada pasien yang
simptomatik.
Pemeriksaan venografi dapat positif palsu/negatif. Vena testikular seringkali
spasme, dan terkadang, ada opasifikasi dari vena dengan kontras medium dapat
sulit dinilai. Selebihnya, masalah dapat diatasi dengan menggunakan kanul menuju
vena testikular kanan.
2. Ultrasonografi
23
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Penemuan USG pada varikokel termasuk:

Struktur anekoik terplintirnya tubular yang digambarkan yang letaknya


berdekatan dengan testis.

Pasien dengan posisi berdiri tegak, diameter dari vena dominan pada kanalis
inguinalis biasanya lebih dari 2.5 mm dan saat valsava manuever diameter
meningkat sekitar 1 mm.

Varikokel bisa berukuran kecil hingga sangat besar, dengan beberapa


pembesaran pembuluh darah dengan diameter 8 mm.

Varikokel dapat ditemukan dimana saja di skrotum (medial, lateral, anterior,


posterior, atau inferior dari testis)

USG Doppler dengan pencitraan berwarna dapat membantu mendiferensiasi


channel vena dari kista epidermoid atau spermatokel jika terdapat keduanya.

USG Doppler dapat digunakan untuk menilai grade refluks vena: statis (grade
I), intermiten (grade II),dan kontinu (grade III)

Varikokel intratestikular dapat digambarkan sebagai area hipoekoik yang kurang


jelas pada testis. Gambarannya berbentuk oval dan biasanya terletak di sekitar
mediastinum testis.
Dengan menggunakan diameter sebagai kriteria dilatasi vena, Hamm dkk
menemukan bahwa USG memiliki sensitivitas sekitar 92.2%, spesifitas 100% dan
akurasi 92.7%.
Pemeriksaan USG dapat positif palsu/ negatif. Kista epidermoid dan
spermatokel dapat memberi gambaran seperti varikokel. Jika meragukan, USG
Doppler berwarna dapat digunakan untuk diagnosa. Varikokel intratestikular dapat
memberi gambaran seperti ektasis tubular.

3. Analisis Sperma :
24
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

a. Oligospermia : volume ejakulat < 1 cc


b. Hiperspermia : volume ejakulat > 4 cc
c. Aspermia : volume ejakulat 0 cc
d. Normozoospermia : jumlah hitungan sperma > 20 jt/cc
e. Hiperzoospermia : spermatozoa > 250juta/cc
f. Oligozoospermia : spermatozoa 5 - 20 jt/cc
g. Oligozoospermia ekstrim : spermatozoa < 5 jt/cc
h. Kriptozoospermia : Hanya ditemukan beberapa spermatozoa saja
i. Teratozoospermia : Morfologi spermatozoa yg normal< 30 %
j. 10.Astenozoospermia : motilitas spermatozoa < 50 %

4. Penatalaksanaan
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan
operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel yang telah
menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan spermatogenesis merupakan indikasi
untuk mendapatkan suatu terapi.
1.

Indikasi Tindakan Operasi


Kebanyakan pasien penderita varikokel tidak selalu berhubungan dengan
infertilitas, penurunan volume testikular, dan nyeri, untuk itu tidak selalu
dilakukan tindakan operasi. Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter
semen yang abnormal harus dioperasi dengan tujuan membalikkan proses yang
progresif dan penurunan durasi dependen fungsi testis. Untuk varikokel subklinis
pada pria dengan faktor infertilitas tidak ada keuntungan dilakukan tindakan
operasi. Varikokel terkait dengan atrofi testikular ipsilateral atau dengan nyeri
ipsilateral testis yang makin memburuk setiap hari, dan harus dilakukan operasi
25

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

segera. Ligasi varikokel pada remaja dengan atrofi testikular ipsilateral memberi
hasil

peningkatan

volume

testis,

untuk

itu

tindakan

operasi

sangat

direkomendasikan pada pria golongan usia ini. Remaja dengan varikokel grade III tanpa atrofi dilakukan pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis,
jika didapatkan testis yang menghilang pada sisi varikokel, maka disarankan
untuk dilakukan varikokelektomi.

A. Alternatif Terapi
Untuk pria dengan infertilitas, parameter semen yang abnormal, dan varikokel
klinis, ada beberapa alternatif untuk varikokelektomi. Saat ini terdapat teknik
nonbedah termasuk percutaneous radiographic occlusion dan skleroterapi. Teknik
retrogard perkutaneus dengan menggunakan kanul vena femoralis dan memasang
balon/coil pada vena spermatika interna. Teknik ini masih berhubungan dengan bahaya
pada arteritestikular dan limfatik dikarenakan sulitnya menuju vena spermatika
interna. Radiographic occlusion juga meiliki komplikasi seperti migrasi embolisasi
materi menuju ke vena renalis yang mengakibatkan rusaknya ginjal dan emboli paru,
tromboflebitis, trauma arteri, dan reaksi alergi dari pemberian kontras.
Tindakan oklusi antegrad varikokel dilakukan dengan tindakan kanulasi perkutan
dari vena pampiniformis skrotum dan injeksi agen sklerotik. Teknik ini memiliki
angka performa yang tinggi tetapi angka rekurensi jika dibandingkan dengan yang
teknik retrograd, dapat memberikan risiko trauma pada arteri testikular.

J.

Teknik Operasi
Ligasi dari vena spermatika interna dapat dilakukan dengan berbagai teknik.
Teknik yang paling pertama dilakukan dengan memasang clamp eksternal pada vena
lewat kulit skrotum. Operasi ligasi varikokel termasuk retroperitoneal, inguni al atau
subinguinal, laparoskopik, dan microkroskopik varikokelektomi.
26

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

a) Teknik Retroperitoneal (Palomo)


Teknik retroperitoneal (Palomo) memiliki keuntungan mengisolasi vena
spermatika interna ke arah proksimal, dekat dengan lokasi drainase menuju
venarenalis kiri. Pada bagian ini, hanya 1 atau 2 vena besar yang terlihat. Sebagai
tambahan, arteri testikular belum bercabang dan seringkali berpisah dari vena
spermatika interna. Kekurangan dari teknik ini yaitu sulitnya menjaga pembuluh
limfatik

karena sulitnya mencari lokasi pembuluh retroperitoneal, dapat

menyebabkan hidrokel post operasi. Sebagai tambahan, angka kekambuhan tinggi


karena arteri testikular terlindungi oleh plexus periarterial (vena comitantes),
dimana akan terjadi dilatasi seiring berjalannya waktu dan akan menimbulkan
kekambuhan. Paralel inguinal atau retroperitoneal kolateral bermula dari testis
dan bersama dengan vena spermatika interna ke arah atas ligasi (cephalad), dan
vena kremaster yang tidak terligasi, dapat menyebabkan kekambuhan.
Ligasi dari arteri testikular disarankan pada anak-anak untuk meminimalkan
kekambuhan, tetapi pada dewasa dengan infertilitas, ligasi arteri testikular tidak
direkomendasikan karena akan mengganggu fungsi testis.
Pasien dalam posisi supinasi pada meja operasi.
Insisi horizontal daerah iliaka dari umbilikus ke SIAS sepanjang 7 - 10 cm
tergantung besar tubuh pasien.
Aponeurosis M. External oblique diinsisi secara oblique.
M. Internal oblique terpisah 1 cm ke arah lateral dari M. Rectus abdominis
dan M. Transversus abdominis diinsisi.
Peritoneum dipisahkan dari dinding abdomen dan diretraksi.
Pembuluh spermatic terlihat berdekatan dengan peritoneum, sangatlah penting
menjaganya tetap berdekatan dengan peritoneum.
27
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Dilanjutkan memotong dinding abdomen menuju M. Psoas posterior.


Dengan retraksi luas memudahkan untuk mengindentifikasi vena spermatika,
dan <10% kasus arteri spermatika mudah dilihat, terisolasi dari seluruh
struktur spermatik dan mudah dikenali.
Proses operasi ditentukan dari penemuan intraoperatif. Pada kasus dengan
vena tunggal dan tidak ada kolateral, arteri dapat dikenali dan hanya akan
dijaga apabila tidak bersamaan dengan vena kecil yang menyatu dengan arteri.
Pada kasus dengan vena multipel, kolateral akan teridentifikasi dan seluruh
pembuluh darah dari ureter menuju dinding abdomen terligasi. Pembuluh
darah spermatika secara umum terinspeksi pada jarak 7 - 8 cm dan diligasi
dengan pemisahan/pemotongan, kemudian dijahit permanen.
Setelah hemostasis dipastikan, M. Oblique internal, M. Transversus
abdominis, dan M. External oblique ditutup lapis demi lapis dengan jahitan
yang dapat diserap.
Fasia scarpa ditutup dengan jahitan yang akan diserap. y Kulit dijahit
subkutikuler dengan jahitan yang dapat diserap.

b) Teknik Inguinal (Ivanissevich)


Insisi dibuat 2 cm diatas simfisis pubis.
Fasia M. External oblique secara hati ? hati disingkirkan untuk mencegah
trauma N. ilioinguinal yang terletak dibawahnya.
Pemasangan Penrose drain pada saluran sperma.
Insisi fasia spermatika, kemudian akan terlihat pembuluh darah spermatika.
Setiap pembuluh darah terisolasi, kemudian diligasi dengan menggunakan
benang yang nonabsorbable.
28
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Setelah semua pembuluh darah kolateral terligasi, fasia M. External oblique


ditutup dengan benang yang absorbable dan kulit dijahit subkutikuler.

c) Teknik Laparoskopik
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik retroperitoneal dengan
keuntungan dan kerugian yang hampir sama. Pembesaran optikal dibutuhkan
untuk melakukan teknik ini, untuk memudahkan menyingkirkan pembuluh
limfatik dan arteri testikular sewaktu melakukan ligasi beberapa vena spermatika
interna apabila vena comitantes bergabung dengan arteri testikular. Teknik ini
memiliki beberapa komplikasi seperti trauma pada usus, pembuluh darah
intraabdominal dan visera, emboli, dan peritonitis. Komplikasi ini lebih serius
dibandingkan dengan open varikokelektomi.
Indikasi dilakukan operasi:
Infertilitas dengan produksi semen yang jelek
Ukuran testis mengecil
Nyeri kronis atau ketidaknyamanan dari varikokel yang besar
Komplikasi :
Perdarahan
Infeksi
Atrofi testis atau hilangnya testis
Kegagalan mengkoreksi varikokel
Apabila varikokel berhasil dikoreksi: tidak terabanya palpasi varix setelah
6 bulan postoperasi, orchalgia, oligoastenospermia.
d) Microsurgical varicocelectomy(Marmar-Goldstein)
29
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

Microsurgical subinguinal atau inguinal merupakan teknik terpilih untuk


melakukan ligasi varikokel. Saluran spermatika dielevasi ke arah insisi, untuk
memudahkan pengelihatan, dan dengan menggunakan bantuan mikroskop
pembesaran 6x hingga 25x, periarterial yang kecil dan vena kremaster akan
dengan mudah diligasi, serta ekstraspermatik dan vena gubernacular sewaktu
testis diangkat. Fasia intraspermatika dan ekstraspermatika secara hati-hati dibuka
untuk mencari pembuluh darah. Arteri testikular dapat dengan mudah
diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop. Pembuluh limfatik dapat dikenali
dan disingkirkan, sehingga menurunkan komplikasi hidrokel.
Komplikasi
Hidrokel
Rekurens; dikarenakan ligasi inkomplit
Iskemia testis dan atrofi; karena trauma dari arteritestikular

e) Teknik embolisasi
Embolisasi varikokel dilakukan dengan anestesi intravena sedasi dan lokal
anestesi.
Angiokateter kecil dimasukkan ke sistem vena, dapat lewat vena femoralis
kanan atau vena jugularis kanan.
Kateter dimasukan dengan guiding fluoroskopi ke vena renalis kiri (karena
kebanyakan varikokel terdapat di sisi kiri) dan kontras venogram.
Dilakukan ISV venogram sebagai peta untuk mengembolisasi vena.
Kateter kemudian dimanuever ke bawah vena menuju kanalis inguinalis
internal.
Biasanya vena atau cabangnya terembolisasi dengan injeksi besi atau
30
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

platinum spring-like embolization coils.


Vena kemudian terblok pada level kanalis inguinalis interna dan sendi
sakroiliaka.
Dapat ditambahkan sclerosing foam untuk menyelesaikan embolisasi.
Pada tahap akhir, venogram dilakukan untuk memastikan semua cabang ISV
terblok, kemudian kateter dapat dikeluarkan.
Dibutuhkan tekanan manual pada daerah tusukan selama 10 menit, untuk
mencapai hemostasis.
Tidak ada penjahitan pada teknik ini. Setelah selesai, pasien diobservasi
selama beberapa jam, kemudian dapat dipulangkan. Angka keberhasilan
proses ini mencapai 95%.

K. Evaluasi Pascaoperasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat beberapa
indikator antara lain:
Bertambahnya volume testis
Perbaikan hasil analisis semen (yang dikerjakan setiap 3 bulan)
Pasangan menjadi hamil
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pascabedah vasoligasi tinggi
dari Palomo didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi
perbaikan analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil.

L. Prognosis

Quo advitam

: dubia ad bonam
31

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo adsanactionam

: bonam

Marlina Effendy (406138015)

32
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

Referat Varikokel yang Menyebabkan Infertilitas

Marlina Effendy (406138015)

DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifuddin, 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika


2. Setiadi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Imu
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 2. Jakarta : EGC : 2001
4. Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum and their surgical
management. In : Wein AJ, ed. Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philladelphia, Pa :
Saunders Elsevier ; 2007 : chap 67
5. Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke 2. EGC. 2005
6. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi kedua. Jakarta. Sagung seto. 2008
7. http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/21/varikokel/
8. Kandell, Fouad R. Male Reproductive Dysfunction, Pathophysiology and Treatment.
CRC Press. 2007
9. http://emedicine.medscape.com/article/382288-imaging 7 Graham Sam D, Keane
Thomas E. Glenns Urologic Surgery. Lippincott Williams & Wilkins. 2009 8
http://www.varicoceles.com/nonsurgical_varicocele_2006.pdf

33
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RS. Sumber Waras
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode: 15 September 2014 22 November 2014

You might also like