You are on page 1of 45
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA, PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/12/M.PAN /5/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL FISIKAWAN MEDIS DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang a. ‘bahwa dalam rangka ‘pengembangan karier dan peningkatan kualitas profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugas di bidang pelayanan fisika medik, dipandang perlu menetapkan jabatan fungsional Fisikawan Medis dan Angka Kreditnya; b. bahwa penetapan Jabatan fungsional Fisikawan Medis dan Angka Kreditnya sebagaimana dimaksud huruf a, ditetapkan dengan PeraturanMenteri_ Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 2797); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3098), sebagaimana telah sepuluh kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2008 Nomor 23); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3149) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 1); Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disipiin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1994 Nomor 22, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang 2 Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4332); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4192); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4193); 12, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil {embaran Negara Republik indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang 3 Memperhatikan Menetapkan Wewenang Pengangkatan, © Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4263); 14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsionaf Pegawai Negeri Sipil; 16. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 1. Usul Menteri Kesehatan dengan surat Nomor 005/Menkes/l/2008 tanggat 3 Januari 2008; 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor: K 26-30/V 44-1/93 tanggal 11 April 2008 MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNSAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL FISIKAWAN MEDIS DAN ANGKA KREDITNYA, BAB t KETENTUAN UMUM Pasal t Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Fisikawan Medis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan fisika medik di sarana pelayanan kesehatan yang di duduki oieh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang benwenang. 2. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya-pelayanan —_kesehatan diagnostik maupun terapi 4 10. Pelayanan fisika medik adalah pelayanan kesehatan profesional terhadap pengendalian parameter fisika pada Penggunaan peralatan Kesehatan untuk dlagnostik maupun terapi. Parameter fisika adalah keluaran dan/atau dampak dari keluaran peralatan Kesehatan meliputi__gelombang elektromagnetik (radiasi, gelombang suara), radiasi artikel, suhu dan dimensi utama fisika (panjang, berat dan waktu). Radiodiagnostik adalah pelayanan kesehatan dengan menggunakan radiasi pengion untuk keperluan diagnostik penyakit. Radioterapi adalah pelayanan kesehatan dengan menggunakan radiasi pengion untuk kepertuan terapi penyakit, Pencitraan medik adalah pelayanan kesehatan dengan Menggunakan radiasi non pengion untuk keperiuan diagnostik dan terapi penyakit. Kedokteran nuklir adalah pelayanan Kesehatan dengan menggunakan zat radioaktif terbuka untuk keperluan diagnosik dan terapi penyakit. Pembinaan teknis adalah upaya menegakkan ketepatan, keakurasian, keselamatan, Kesehatan, dan keamanan pelayanan radiasi kepada pasien, pekerja, dan lingkungan yang dilakukan oleh Fisikawan Medis melalui sosialisasi budaya keselamatan kerja terhadap radiasi, pengawasan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja _radiasi, supervisi ke instalasi radiasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya. ‘Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Fisikawan Medis dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya 5 "1 Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Fisikawan Medis. BAB II RUMPUN JABATAN, INSTANS! PEMBINA, KEDUDUKAN, DAN TUGAS POKOK Pasal 2 Jabatan fungsional Fisikawan Medis termasuk dalam rumpun Kesehatan, (ay (2) Pasal 3 Instansi Pembina jabatan fungsional Fisikawan Medis adalah Departemen Kesehatan, Departemen Kesehatan sebagai instansi pembina wajip melaksanakan tugas pembinaan, yang antara lain meliputi, a. Penetapan pedoman formasi jabatan fungsional Fisikawan Medis; b. Penetapan standar kompetensi jabatan fungsional Fisikawan Medis. ¢, Pengusulan tunjangan jabatan fungsional Fisikawan Medi; d. Sosialisasi jabatan fungsional Fisikawan Medis serta petunjuk pelaksanaannya; e. Penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional Fisikawan Medis; f. Penyelenggaran pendidikan dan _pelatihan fungsionalteknis bagi Fisikawan Medis dan penetapan sertifikasi; g. Pengembangan sistem informasi jabatan fungsional Fisikawan Medis; h. Fasiltasi pelaksanaan jabatan fungsional Fisikawan Medis; i. Fasiitasi pembentukan organisasi profesi Fisikawan 6 Medis; j. Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Fisikawan Medis; dan k. Melakukan monitoring dan evaluasi_jabatan fungsional Fisikawan Medis. Pasal 4 (1) Fisikawan Medis berkedudukan sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan fisika medik pada Sarana Pelayanan Kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi lain. (2) Fisikawan Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki ‘oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil Pasal 5 Tugas pokok Fisikawan Medis adalah melakukan pelayanan fisika medik yang meliputi penyiapan pelayanan fisika medix. pelayanan Keselamatan radiasi, pelayanan radio diagnostik dan pencitraan medik, pelayanan radio terapi, pelayanan kedokteran nuklir, pelaksanaan pembinaan teknis, dan monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medik. BAB i UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal 6 Unsur dan sub unsur kegiatan Fisikawan Medis yang dinilai angka kreditnya adalah: a. Pendidikan, meliputi: 4. Pendidikan sekolah dan mendapat ijazah; 2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang fisika medik dan mempefoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; 3. Pendidikan dan pelatihan prajabatan dan memperoleh 1 Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat. Pelayanan fisika medik, meliputi: 1. Penyiapan pelayanan fisika medik, meliput: a) Penyiapan alat; dan b) Penyiapan pasien, Petayanan keselamatan radiash, Pelayanan radiodiagnostik dan pencitraan medik; Pelayanan radio terapi; Pelayanan kedokteran nuklir; Pelaksanaan pembinaan teknis; dan Monitoring dan evaluasi pelayanan fisika medik. Pengembangan protesi, meliputi: 4. Pembuatan karya tulisvkarya ilmiah di bidang fisika medi; 2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang fisika medik; 3. Pembuatan buku pedomar/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis di bidang fisika medik; dan 4, Pengembangkan teknologi tepat guna di bidang fisika medi. Penunjang tugas Fisikawan Medis, meliputi: 1. Pengajar/pelatih di bidang fisika medik; 2. Peran serta dalam seminarlokakarya di bidang fisika NOaeeon medi 3. Keanggotaan dalam organisasi profesi Fisikawan Medis; 4, Keanggotaan dalam Tim Penilai jabatan fungsionat Fisikawan Medis;, 5. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; dan Perolehan penghargaan/tanda jasa. 8 BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 7 (1) Jabatan fungsional Fisikawan Medis adalah jabatan tingkat ahi (2) Jenjang jabatan fungsional Fisikawan Medis dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu : a. Fisikawan Medis Perfama; b. Fisikawan Medis Muda; dan ¢. Fisikawan Medis Madya. (3) Jenjang pangkat Fisikawan Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu: a. Fisikawan Medis Pertama: 1. Penata Muda, golongan ruang IiV/a; dan 2. Penata Muda Tingkat |, golongan ruang IIl/b. D. Fisikawan Medis Muda 4. Penata. golongan ruang IlVc: gan 2. Penata Tingkat |, golongan ruang IIV/d. c. Fisikawan Medis Madya: 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IVic. (4) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Fisikawan Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan. (6) Penetapan jenjang jabatan Fisikawan Medis untuk Pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka Kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh Pejabat yang berwentang menetapkan angka kredit, sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesual dengan pangkat dan jabatan sebagaimana di maksud ayat (3). BABY RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT Pasal 8 (1) Rincian kegiatan Pelayanan dan pendidikan Fisikawan Medis sesuai jenjang jabatan sebagai berikut: a. Fisikawan Medis Pertama : 1. Menyiapkan alat pelayanan fisika medik yang meliputi alat keselamatan kerja teshadap radiasi, Menyiapkan alat pelayanan fisika medik yang meliputi atat dosimetti diagnostikipencitraan medik/ kedokteran nuklir; Menyiapkan alat pelayanan fisika medik yang meliputi alat QA/QC diagnostik/pencitraan medik/ kedokteran nukiir, Menyiapkan pasien; Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang keselamatan radiasi melalui survey radiasi lapangan/kecelakaan radia Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang keselamatan radiasi melalui pengukuran/ kalibrasi film badge; Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang keselamatan radiasi melalui pengukuran/ kalibrasi ‘Thermo Luminicence Dosimeter (TLD); Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang keselamatan radiasi dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan proteksi; Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radiodiagnostik/pencitraan medis dengan membuat desain ruanganvbangunan radiasi dengan fasilitas sederhana; 10 10.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radiodiagnostik/pencitraan medis dengan mmelakukan tindakan emergensi; 11.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radiodiagnosti/pencitraan medis dengan menyusun data exposi dalam tabel, 12.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radiodiagnostik/pencitraan medis_—_ dengan melakukan QA/QC fasiltas pengolahan film sederhana; 13.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radiodiagnostik/pencitraan - medis._—_ dengan melakukan QA/QC fasilitas pengolahan film sedang; 14.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan = membuat ~—desain Tuanganfbangunan radiasi_ dengan fasilitas, sederhana; 15.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melaksanakan survey, 16.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan tindakan emergensi; 17.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan pengukuran radiasi ‘output terbuka/wedge/tray untuk seluruh lapangan sinar; 18.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan pengukuran radiasi BSF (Back Scatter Facter); 19.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan pengukuran radiasi lapangan aplikator; 20.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang " radioterapi dengan melakukan perhitungan dosis radiasi pada radioterapi_ekstemal_ manual kovensional 2D, 21.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang tadioterapi dengan melakukan perhitungan dosis radiasi pada radioterapi eksternal Treatment Planning System konvensional 2D; 22.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan perhitungan dosis radiasi pada brakhiterapi dengan menghitung dosis untuk teknik intra kavier, 23.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan perhitungan dosis, radiasi pada brachiterapi Treatment Planning System konvensional 2D; 24.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi_ dengan melakukan QA/QC(jaminan mutu) brachiterapi remote afterloading harian; 25.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang raditerapi_ dengan melakukan QA/QC jaminan mutu brachiterapi remote afterfoading mingguan; 26.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang sadioterapi dengan melakukan QA/QC jaminan mutu aplikator brachiterapi hariany, 27.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama harian; 28.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat telegama mingguan; 29.Meleksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat LINAC harian; R 30.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi_ dengan melakukan QA/QC jaminan mutu pesawat simulator harian, 31.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi_ dengan melakukan QA/QC jaminan mutu treatment planning system harian; 32.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang radioterapi dengan melakukan QA/QC jaminan mutu treatment planning system individual pertama kali disinar, 33.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan membuat rencana kerja survey radiasi; 3A.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan membuat desain ruangan/bangunan radiasi fasilitas sederhana; 35.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nukir dengan melakukan tndakan emergensi; 36.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan melakukan dosimetri menghitung dosis untuk pasien; 37.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan melakukan dosimetri menghitung dosis sisa; 38.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan melakukan dosimetri menghitung dosis pasien; 39.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan melakukan QA/QC pesawat kedokteran nuklir sederhana harian; 40.Melaksanakan pelayanan fisika medik bidang kedokteran nuklir dengan melakukan QA/QC 13

You might also like