Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum GEOLOGI
INDONESIA ini tepat pada waktunya .
Untuk mengetahui dan memahami jenis batuan yang ada disekitar daerah pintu kota, maka
pembuatan laporan praktikum ini sangat penting adanya dan juga menambah wawasan
khususnya dalam ilmu geologi yang menyangkut dengan batuan yang di lihat dari struktur,
tekstur, warna, dan komposisinya sertya mineral-mineral yang terkandung didalamnya.
Kami sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami sangat menghargai dan membutuhkan kriktik dan saran dari pembaca baik dosen
maupun mahasiswa.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
laporan praktikum ini.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Geologi merupakan suatu cabang ilmu mengenai pembentukan muka bumi dilihat dari
unsure pembentukannya. Pembentukan permukaan bumi secara umum dihasilkan oleh proses
pengangkatan dan penimbunan dan proses ini terlihat dari bentukan lahan yang Nampak di
permukaan bumi.
Praktikum geologi ini lebih ditekankan pada pengenalan batuan sebagai bagian dari proses
pembentukan muka bumi selain itu, morfologi dari daerah praktikum seperti bentuk pantai dan
daerah sekitarnya merupakan proses alam yang terjadi baik secara eksternal maupun internal
dilihat dari agen pembentukannya.
Praktikum yang bertempat disekitar daerah pintu kota dilatarbelakangi oleh mata kuliah
geologi yang mengharuskan adanya praktikum untuk mengetahui secara detail objek yang dikaji
baik dari proses pembentukan hingga mineral yang terkqandung didalamnya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilaksanakan disekitar daerah pintu kota adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi secara visual jenis batuan yang ad di daerah tersebut.
2. Mengetahui vegetasi yang tersebar disekitar daerah tersebut.
3. Mengidentifikasi jenis mineral yang terkandung dalam setiap jenis batuan yang ada didaerah
tersebut.
4. Meninjau dan mengamati daerah tersebut secara langsung.
5. Membedahkan daerah yang mengalami pengangkatan dan daerah yang mengalami penimbunan.
6. Mengetahui letak astronomis dan geografis dari daerah praktikum serta luas areal praktikum
1.3
Manfaat
Adapaun manfaat dari praktikum yang dilaksanakan disekitar daerah Pintu Kota adalah sebagai
berikut:
Secara umum
- Menambah pengetahuan tentang ilmu geologi
- Memberikan penambahan tantang pentingnya kerja tim
- Menyalesaikan masalah dengan keputusan bersama
Secara khusus
- Menambah wawasan mengenai batuan
- Dapat menentukan jenis batuan berdasarkan identifikasi warna, tekstur, struktur dan komposisi
batuan
- Membandingkan daerah pengangkatan dan penimbunan serta vegetasi dan jenis batuan dari
daerah pengangkatan dan penimbunan sebelum mengalami proses pengankatan
- Mengetahui fungsi dan tujuan dari setiap Alat dan bahan yang di gunakan pada saat praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
KLASIFIKASI BATUAN
1)
2)
3)
Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk
mendapatkan mineral-mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang
umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun
kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya sekitar
8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan
adalah oksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat
umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali
kuarsa, ditambah dengan satu atau lebih unsur lainnya untuk membentuk sifat kelistrikan yang
netral. Setelah mineral silikat, group mineral yang umum adalah mineral karbonat dengan
mineral kalsit merupakan mineral yang paling umum. Mineral yang umum sebagai pembentuk
batuan adalah gipsum dan halit.
Beberapa mineral pembentuk batuan merupakan mineral-mineral yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi. Mineral-mineral tersebut biasanya merupakan mineral bijih dari logam
seperti hematit (besi), sfalerit (seng) dan galena (timbal). Selain itu group mineral hanya disusun
oleh satu unsur saja yang disebut native mineral seperti emas, platina dan karbon (intan). Perlu
juga dicatat, mineral pembentuk batuan lainnya juga banyak mempunyai nilai ekonomis tinggi,
seperti mineral kuarsa dapat digunakan untuk industri kaca, mineral kalsit sebagai mineral utama
dalam industri semen.
Mineral-mineral Silikat
Mineral feldspar merupakan kelompok mineral yang sangat dominan. Mineral ini menyusun
lebih dari 50% kerak bumi. Kuarsa merupakan mineral yang umum kedua pada kerak benua,
hanya disusun oleh unsur silikon dan oksigen.
Setiap group dari mineral silikat mempunyai struktur silikat yang karakteristik. Struktur dalam
dari mineral berhubungan erat dengan sifat belahan dari mineralnya. Karena ikatan antara silikon
dan oksigen sangat kaut, maka mineral-mineral silikat cenderung untuk membelah melalui
struktur silikon-oksigen daripada memotong struktur tersebut. Contohnya mika mempunyai
struktur lembarang dan cenderung untuk membelah melalui bidang lembaran yang tipis. Kuarsa
yang mempunyai ikatan silikon-oksigen sangat kuat pada semua arahnya, tidak mempunyai
bidang belahan.
Tabel1.1 Mineral-mineral silikat yang umum
no
1
2
mineral
olivin
Group piroksin
Komposisi kimia
(Mg.fe) Si04
(Mg.fe) Si03
Group ambifol
(Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Mika (Muskovit)
(Biotit)
KAl3Si3O10(OH)2
6
7
Feldspar (Ortoklas
(Plagioklas)
KalSi3O8
Kuarsa
SiO2
ferromagnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2
sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non ferromagnesian pada umumnya mempunyai
warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada
tidaknya unsur besi di dalam mineral tersebut.
Formula Kegunaan
Oksida Hematit
Magnetit
Korondum Fe2O3
Fe3O4
Al2O3 Bijih besi
Bijih besi
Abrasive
Sulfida Galena
Sfalerit
Firit
Kalkofirit PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2 Bijih umbal
Bijih seng
Bijih tembaga
Sulfat Gipsum
Anhidrit CaSO4.2H2O
CaSO4 Untuk perekat
Untuk perekat
Halida Halit
Fluorit NaCl
CaF2 Garam manapun
Industri logam
Karbonat Kalsit
Dolomit
Malasit CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu(OH)2CO3 Semen portland.
Unsur native Emas
Tembaga
Intan
Sulfur
Grafit Au
Mineral karbonat
Mineral karbonat mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan
mineral silikat. Group mineral ini disusun oleh ion karbonat kompleks (CO32-), dan satu atau
lebih ion positif. Dua macam mineral karbonat yang sangat umum adalah kalsit CaCO3 dan
dolomit (CaMgCO3)2. Kedua mineral tersebut sangat sulit dibedakan karena keduanya
mempunyai sifat fisik dan kimia yang relatif sama.
Keduanya mempunyai kilap vetrous, kekerasan 3 4, dan mempunyai belahan rombik.
Tetapi eduanya dapat dibedakan dengan larutan asam klorida, tetapi dolomit hanya dapat
bereaksi dalam keadaan bubuk. Kalsit dan dolomit dapat dijumpai bersama-sama sebagai
penyusun batugamping dan doloston.
Bila mineral kalsit yang dominan batuannya disebut batugamping, sedang bila dolomit
yang dominan disebut doloston. Batugamping sangat banyak kegunaannya seperti sebagai bahan
bangunan, dan bahan pokok dalam industri semen. Sedangkan dolomit disebut juga batukapur
pertanian, karena sering digunakan untuk menyuburkan tanah.
Dua macam mineral non silikat lainnya yang sering dijumpai dalam batuan sedimen
adalah halit dan gipsum. Halit adalah nama mineral untuk garam dapur, sedang gipsum adalah
mineral yang sering digunakan sebagai bahan perekat dan sebagai material bahan bangunan.
2.3
2.3.1
o Homogen dan
o kompakTidak ada stratifikasi atau pelapisan
o Umumnya tidak megandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi piroklastik. misalnya
tertimbun abu vulkanis.
a.
Letak Pembekuan
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan
beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering
disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat permukaan,
sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.
b. Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat
dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi
percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku
dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam,
tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan
beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya
menjadi putih-merah daging.
c. Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan demikian tekstur mencakup
tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas,
tingkat keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
d. Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakailoupe, maka tekstur
batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal
penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau denganloupe.
Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral
penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan
kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik
apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.
2.3.2
2.3.2.1
Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya cangkang binatang koral
dan serat-serat kayu.
Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat yangmenyusunnya.
batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan:
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk
butitan yang bersudut.
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butiran yang membudar.
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2mm sampai 1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256
mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
Berikut ini adalah beberapa contoh batuan sediment :
2.3.3
Batuan Metamorf
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya
serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kont ak antara magma dan
batuan yang bersuhu tinggi.
Tak berlapis (non foliated) : yaitu struktur yang tidak memperlihatkan adanya
penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini meliputi :
strukturHornfelsik, struktur Milonitik, struktur Milonitik, struktur Kataklastik,struktur
Pilonitik, struktur Flaser, struktur Augen, struktur Granulosa, struktur Liniasti.
2.4
Bentuk kristal(form)
Bnetuk kristal merupakan kenampakan luar mineral yang mencerminkan susunan atom
yang teratur dari mineral tersebut. Kadangkala suatu mineral memiliki lingkungan yang
memungkinkan mineral tersebut dapat membentuk individu kristal dengan teratur. Beberapa
kristal seperti mineral kuarsa, dapat mengkristal dengan bentuk yang teratur, sehingga sangat
memudahkan dalam mendeterminasi kristal tersebut. Sebaliknya kebanyakan mineral
mengkristal dengan bentuk yang tidak beraturan, karena masing-masing membutuhkan ruangan
yang cukup untuk membentuk kristal yang teratur. Akibatnya kristal-kristal akan saling tumbuh
sehingga tidak membentuk kristal yang sempurna.
Kilap (Luster)
Kilap merupakan kenampakan refleksi cahaya pada bidang kristal. Mineral dengan
kenampakan seperti logan disebut memiliki kilap logam (metalik), mineral dengan kilap non
metalik mempunyai kilap yang bervariasi, antara lain vitreous (kilap seperti kaca), pearly, silky,
erathy, dll. Beberapa mineral mempunyai kilap antara logam dan non logam disebut kilap
submetalik.
Warna(Colour)
Meskupin warna merupakan sifat fisik yang paling mudah dikenali, tetapi sifat fisik ini
tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral. Warna mineral kadang-kadang
sudah mengalami pengotoran, sehingga mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda.
Cerat(Streak)
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk bubuk (diketahui dengan menggoreskan pada
keping porselen). Meskipun warna suatu mineral dapat bermacam-maca, tetapi ceratnya selalu
sama. Jadi warna cerat lebih merupakan warna asli dari mineral. Cerat dapat juga membantu
untuk membedakan mineral metalik dan non metalik. Mineral dengan kilap metalik biasanya
mempunyai cerat lebih gelap daripada cerat mineral dengan kilap non metalik.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
kekerasan(hardness)
Salah satu sifat fisik mineral yang sangat berguna adalah kekerasan, yaitu daya tahan
mineral terhadap abrasi atau goresan. Kekerasan suatu mineral yang belum diketahui dapat
diukur dengan menggoreskan pada mineral lain yang telah diketahui kekerasannya, atau
sebaliknya. Nilai kekerasan dapat disebandingkan dengan skala Mohs, yaitu urutan dari
kekerasan mineral yang terdiri dari 10 mineral dengan kekerasan mulai dari 1 sampai 10.
.Talk
Gipsum
Kalsit
Fluorit
Apatiti
Ortoklas
Kuarsa
Topaz
Korondum
10
Intan
Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda lain
yang diketahui kekerasannya. Beberapa benda yang diketahui kekerasannya antara lain kuku
manusia mempunyai kekerasan 2,5, kaca 5,5 dan logam tembaga 3. Mineral gipsum dapat
dengan mudah digores dengan kuku, sedangkan kalsit dapat menggores kuku manusia. Mineral
Intan merupakan mineral yang paling keras yang sangat umum, dan dapat digunakan untuk
memotong kaca dengan mdah.
Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata. Mineral
yang mempunyai bidang belah dapat diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata
apabila mineral tersebut dipecahkan. Contoh mineral dengan belahan yang baik adalah mika.
Karena mika mempunyai belahan satu arah, maka bila mineral tersebut dihancurkan akan
membentuk lembaran-lembaran yang tipis. Mineral dapat mempunyai belahan beberapa arah,
tetapi ada pula mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral yang mempunyai
belahan lebih dari satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang
dibentuk oleh bidang belahannya.
Pecahan (Fracture)
Pecahan merupakan kenampakan pecahan dari mineral. Kenampakan ini kebanyakan
ditunjukkan oleh mineral yang tidak mempunyai bidang belahan. Mineral kuarsa menunjukkan
kenampakan seperti pecahan kaca yang disebut konkoidal. Kebanyakan mineral menunjukkan
pecahan tidak rata.
Berat jenis (specifik gravity)
Berat jenis merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara berat mineral
dengan berat dari volume air. Jika mineral mempunyai berat 3 kali dari berat air dengan volume
yang sama, maka mineral tersebut mempunyai berat jenis 3. Secara praktis berat jenis mineral
dapat diperkirakan dengan menimbang di tangan. Bila mineral tersebut terasa berat, seperti
beratnya satu contoh batuan, maka berat jenisnya sekitar 2,5 sampai 3. Mineral logam umumnya
memiliki 3 kali lipatnya. Galena mempunyai berat jenis 7,5 sedangkan berat jenis emas 24 karat
adalah 20.
Mineral dengan berat jenis lebih besar dari 2,89 disebut dengan mineral berat. Mineral
berat ini diperoleh dengan memisahkannya dari mineral ringan dengan menggunakan cairan
berat biasanya dipakai cairan bromoform. Asosiasi kumpulan mineral berat dapat digunakan
untuk mengetahui sumber material dari sedimen atau batuan sedimen.
2.4.2 SIFAT KIMIA MINERAL
1. Batuan Beku
Berdasarkan komposisi kimianya, fisik dan optik batuan beku dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu :
a. Batuan beku ultra basa
Dunit
Peridotit adalah kelompok betuan ultra basa. Pada umumnya berwarna gelap, berat jenisnya 3
3,3.Komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : mineral
mafis (olivin, piroksen, hornblenda) 85-95 %, mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit dll) 10-3
%, plagioklas kalsium 5 %.
b. Batuan beku basa
Gabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berat jenisnya 2,9 3,21.Komposisi dan persentase mineral pembentuknya adalah :
Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 45 %, mineral mafis 25 50 %.
Basalt adalah batuan leleran dari gabro , minrealnya berbutur halus, berwarna hitam, berat
jenisnya 2,9-3,1. komposisi dan peresentase secara umum dari mineral pembentuk batuannya
adalah : Plagioklas (labraorit) 40-60 %, mineral mafis (klinopiroksen, olivin) 55-35 %.
c. Batuan beku menengah (intermedier)
Andesit adalah batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak
gelap, berat jenisnya 2,85-3. komposisi dan persentase secara umum dari mineral pembentuk
batuannya adalah : Plagioklas (oliyoklas atau andesin ) 55-70 %, mineral mafis (horenblende
atau biotit) 40-24 %.
Sianit
d. Batuan Beku asam
Granit adalah batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir kasar, mengandung
mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, feldspar kalium 30-60 %, plagioklas natrium 0-35 %, mineral
mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
Riolit adalah batuan leleran dari granit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga
hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama dengan granit. Riolit terbentuk
sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam bentukretas, sill, dan aliran.
e. Batuan beku alkali
Kimberlit
Leosilit
Batuan beku berdasarkan atas warna betuannya, yaitu :
a. Batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral ringan, mudah pecah,
kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat asam silikat.
b. Batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral-mineral berat, sukar pecah,
kandungan silikat terang tetapi kaya dengan mineral-mineral ferro-magnesia karena itu bersifat
basa atau matik (dari kata magnesium dan ferrik).
2. Batuan sedimen
Batuan Sedimen atau Batuan Endapan terjadi karena batuan dipermukaan bumi yang
tersentuh oleh atmosfer mengalami perombakan. Hasil rombakannya berupa butiran yang bentuk
dan ukurannya bermacam-macam. Batuan sedimen berdasarkan proses pembentukannya terbagi
atas 3 macam yaitu.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
a. Letak astronomi :
letak astronomi daerah wisata pintu kota berdasarkan GPS, maka lokasinya berada pada
Daerah Pantai
Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan meter rol, luas lokasi praktikum kelompok I
adalah 168 m2. Dengan ukuran panjang 14 m, lebar 12 m
b. Letak Geografis
LUP (kaca pembesar) berfungsi sebagai alat untuk melihat struktur batuan secara
Meter rol berfungsi sebagai pengukur luas area praktikum
ABNEY LEVEL berfungsi sebagai
ALTIMETER berfungsi sebagai pengukur ketinggian area praktikum
Kompas sebagaipenunjuk arah dan letak geografis area praktikum
Martil untuk memecahkan batuan
Papan oles sebagai tempat pencatatan data praktikum
GPS berfungsi sebagai pencatat letak astronomi area praktikum
Kamera hp untuk mengambil gambar batuan dan area praktikum
mengidentifikasikan suatu jenis batuan walaupun hasilnya tidak akurat karena ada beberapa
batuan yang mempunyai struktur batuan yang sama.
4. Komposisi
Komposisi batuan adalah sejumlah mineral atau senyawa kimia yang terdapat dalam
batuan, komposisi kimia juga dapat diidentifikasi secara visual berdasarkan warna dari batuan
tersebut. Tapi untuk menngetahui lebih detail mengenai komposisi batuan maka perlu adanya
analisi kimia
3.3.4. Analisis Kimia
Batuan disusun oleh senyawa kimia yang membentuk mineral-mineral, dan mineral
inilah yang menyimpan atau menyusun batuan. Dari senyawa kimia yang dikandung batuan,
maka diketahui batuan itu dan dapat pula mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan
jenis mineral.
Dalam hubungan dengan komposisi kimia batuan, maka batuan yang telah perubahan
akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Oleh sebab itu, batuan yang akan di analisa
kandungan senyawa kimia harus batuan yang masih segar.
Perlu diketahui bahwa analisi kimia batuan didasari pada asam atau tidaknya datuan
tersebut, adpun tipe batuan tingkat ke asaman batuan terbagi menjadi 4(empat) yaitu:
1.
TIPE BATUAN
ASAM
KANDUNGAN
>65
2.
INTERMEDIET
55-65
3.
BASA
45-55
4.
ULTRA BASA
<45
Table 1.3. tipe batuan dan tingkat keasamannya
Ket:
-
Asam, batuan yang asam diketahui apabila batu tersebut di beri cairan H2O2 atau HCl akan
mengeluarkan gelembung.
Basa,batuan basa diketahui apabila batu tesebut diberi cairan H2O2 maupun HCl tidak akan
bereaksi apa-apa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Dolomit
Sistem Cristal
: Trigonal.
Warna
: Tak-berwarna, putih, abu-abu, atau kehijauan, yang menjadi coklat
dengan semakin meningkatnya kadar Fe2+, dapat juga merah muda, atau merah-mawar
Goresan
: Putih.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada {10 11}
Kekerasan
: 3,5 4
Berat jenis
: 2,85.
Genesis
: Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat,
serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit, kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara
metamorfisme.
Manfaat
: Sumber logam magnesium, atau kalsium, dan senyawa magnesium oksida yang digunakan untuk
membuat batubara tahan api.dapat juga dibuat batu hiasan
2. Biotite
Biotit adalah mineral phyllosilicate umum dalam grup mika, dengan perkiraan rumus
kimia K (Mg, Fe) 3AlSi3O10 (F, OH) 2. Secara umum, mengacu pada seri mika gelap,
terutama seri solid-solusi antara annite besi-endmember, dan magnesium-endmember
phlogopite
3. Konglomerat
Genesa
: merupakan batuan yang terbentuk dari proses penghancuran dan transportasi
serta pengendapan dan litifikasi. Batuan ini belum tertransport jauh . bisa diketahui dari ukuran
butirnya yang besar.
Warna
: cokelat
Ukuran
Bentuk butir
Kemas
: rounded
: terbuka
Pemilahan
: poor sorted
Porositas
: poor
Fragmen
: Kristal (plagioklas,biotit,kuarsa)
Matriks
: silica
Semen
: silica
4. Gabbro
Genesa
: merupakan batuan beku yang terbentuk dengan sangat lambat sehingga
menghasilkan warna gelap.
Warna
: hitam
Kristalinitas
: hipokristalin
Granularitas
: afanitik
Relasi
: inequigranular
Struktur
: masive
Fabric
:subhedral
komposisi mineral
kegunaan
5. . Gneiss
: biotit,piroksin,kuarsa,olivin,glass
: bahan dasar bangunan beton, perbaikan jalan
Asal
Warna
: Abu-abu
Ukuran butir
Struktur
: Foliated (Gneissic)
Komposisi
Derajat metamorfisme
: Tinggi
Ciri khas
6. Sekis
Asal
Warna
Ukuran butir
Struktur
: Foliated (Schistose)
Komposisi
7. Peridotite
Warna
: hitam
SKeseragaman bentuk Kristal : equigranular
Derajat kristalisasi
: holo hyalin
Ukuran butir
: afanerik
Kesempurnaan bentuk Kristal : subhedral
Struktur
: massive
Kandungan mineral
:olivine, garnet,
PINTU KOTA
Pintu kota merupakan daerah wisata yang menarik untuk di kunjungi. Pintu kota adalah
Suatu lengkungan alami atau jembatan alami yang terbuat dari batu. Terbentuk sebagai hasil dari
pengikisan oleh air laut terhadap tebing batuan di tepi pantai. Bentukan alam yang menyerupai
pintu ini di sebut juga sea arc
PEMBAHASAN
5.1 hubungn antara batuan dan geologi
Sebelum kita membicarakan lebih jauh tentang batuan beku,sedimen dan metamorf , maka
baiklah terlebih dahulu kita mengerti tentang arti batuan dalam ilmu geologi. Pengertian batuan
dalam ilmu geologi sangat berbeda sekali dengan pengertian kita sehari-hari.
Batuan (rokck) dalam pengertian geologi tidak selalu merupakan masa yang padat, tetapi
pasir yang lepas, batu bara yang ringan ataupun lempung yang gembur dalam ilmu geologi di
masukan kedalam istilah batuan.jadi segala sesuatu yang menjadi bahan pembentuk kerak bumi
adalah batuan. Sedangkan pengertian kita sehari-hari yang di sebut batu (stone) adalah benda
padat dan keras.
Seperti yang di uraikan terlebih dahulu, salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas
dan meneliti batuan adalah petroligi (ilmu batuan). Mengartikan batuan adalah massa yang
terdiri dari satu atau lebih macam mineral yang membentuk satuan terkecil dari kerak bumi dan
mempunyai komposisi kimia dan mineral yang tetap, sehingga dengan jelas dapat di pisahkan
satu dengan yang lain, atau dengan kata lain batuan adalah agregat alami dari satu atau beberapa
mineral dan termasuk di dalan substansi yang non kristalin.
1. Batuan Dolomite
Batuan dolomite: disini nama batuan dan nama mineral sama. Batuan dolomite terbentuk
dari mineral dolomite; CaMg (co3)2. Bisanya terjadi peralihan secara bertahap limestone ke
dolomit. Prosespembentukan dolomite dari limestone oleh proses dolomitisation: terjadi subtitusi
dari Ca++ oleh Mg+ di air laut pada kondisi tertentu. Bagaimana tepatnya proespembentukannya
belumbanyak di ketahui.
Dolomit tergolong ke dalam batuan sedimen karbonat yang merupakan kelas
batuan sedimen (batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil
proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan)
yang terutama terdiri dari mineral karbonat (terdiri dari kalsit (CaCO3) dan mineral
dolomit (CaMg (CO3)2) ).
Mineral dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3atau 21,9% MgO dan
54,3% CaCO3atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis
meliputiCaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu.
2. Batuan biotite
Biotit adalah lembaran silikat. Besi, magnesium, aluminium, silikon, oksigen, dan
lembar formulir hidrogen yang lemah ikatan bersama oleh ion kalium. Kadang-kadang
disebut "mika besi" karena lebih kaya dari besi-phlogopite. Hal ini juga kadang-kadang
disebut "mika hitam" sebagai lawan "mika putih" (muskovit) - baik dalam beberapa bentuk
batu, dalam beberapa kasus sisi-by-side.
Isi [hide]
1 Properties
2 Kejadian
3 Menggunakan
4 Referensi
Properties
Seperti mineral mika lainnya, biotit memiliki belahan basal sangat sempurna, dan
terdiri dari lembaran fleksibel, atau lamellae, yang mudah mengelupas. Ia memiliki sistem
kristal monoklinik, dengan tabel untuk kristal prismatik dengan terminasi pinacoid
jelas. Hal ini memiliki empat wajah dan dua prisma pinacoid wajah untuk membentuk
kristal pseudohexagonal. Meskipun tidak mudah terlihat karena perpecahan d an
lembaran, fraktur tidak merata. Tampaknya kehijauan sampai coklat atau hitam, dan
bahkan kuning saat cuaca.
Hal ini dapat transparan menjadi buram, memiliki vitrous
untuk kilau mutiara, dan garis abu-abu putih. Ketika biotit ditemukan dalam potongan
besar, mereka disebut "buku" karena menyerupai sebuah buku dengan banyak lembar
halaman. Biotit bawah cahaya terpolarisasi lintas secara umum dapat diidentifikasi oleh
punah mata burung keriput itu.
Kejadian
Biotit ditemukan dalam berbagai batuan beku dan metamorf. Misalnya, biotit terjadi
dalam lava Gunung Vesuvius dan di kompleks Monzoni mengganggu dari Dolomites
barat. Ini adalah fenokris penting dalam beberapa varietas lamprophyre.
Biotit kadang- kadang ditemukan dalam kristal cleavable besar, terutama di pembuluh
darah pegmatite, seperti di New England, Virginia dan North Carolina. kejadian penting
lainnya termasuk Bancroft dan Sudbury, Ontario. Ini merupakan konstituen penting dari
schists metamorf banyak, dan terbentuk dalam komposisi yang sesuai mel alui berbagai
tekanan dan temperatur.
Biotit digunakan secara luas untuk membatasi umur batuan, baik oleh potasium
argon- kencan atau argon-argon dating. Karena argon lolos mudah dari struktur kristal
biotit pada suhu tinggi, metode ini dapat memberikan hanya usia minimum untuk sebagian
besar batuan. Biotit juga berguna dalam menilai sejarah suhu dari batuan metamorf,
karena partisi besi dan magnesium antara biotit dan garnet sensitif terhadap suhu.
Biotit tidak memiliki kegunaan komersial
3.
Batuan konglomerat
Petrogenesa
: Batuan beku ini terbentuk langsung dari pembekuan magma. Warna
nya yang gelap mengindikasikan bahwa batuan ini terbentuk dari magma yang bersif
at basa.Batuan ini membeku pada kedalaman dangkal atau merupakan intrusi dangkal
sehingga termasuk pada batuan beku hypabisal, biasanya dalam bentuk tubuh batua
n beku dyke atau sill. Batuan ini pejal atau massif karena tidak mengalami gaya
endogen yang mengakibatkan adanya retakan.
Kegunaan
: Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, orna
men, dll), bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
Sebagai agregat.
5. Batuan gneiss
Batuan gneiss Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku
dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan
foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole
Jenis batuan ini adalah hasil dari proses metamorfosa dengan tekanan yang sangat tinggi,
dari ukuran mineral Kristal yang kasar. Cirri utama dari batuan ini adalah adanya pita lapisan
hitam yang berturut-turut bergantyian dari mineral-mineral chlorite, biotite. Lapisan ini sifatnya
bias mmelengking. Walaupun ada bebeapa batuan geiss kelihatannya seperti batuan schist, tapi
jenis ini tidak muda di belah seperti pada batuan schist.
6.
Batuan sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit,
horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang
yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Sekis merupakan batuan metamorf foliated yang berkembang dengan baik. Kebanyakan
batuan ini mengandung mika yang signifikan sehingga kemungkinan batu akan mudah
terpotong-potong tipis. Batuan ini adalah batuan metamorf kelas menengah antara phyllite dan
gneiss. Batuan sekis terdiri dari tiga tipe yaitu sekis klorit karena mengandung sejumlah besar
klorit, sekis garnet karena mengandung sejumlah besar garnet dan sekis muscovite karena
mengandung sebagian besar mika muskovit
Batuan sekis tarbagi menjadi dua yaitu batuan sekis hijau dan batuan sekis kuning,
berdasarkan pengamatan melalui praktikum dapat di ketahui bahwa batuan sekis yang terdapat di
sekitar daerah pintu kota adalah batuan sekis kuning
Batuan sekis kuning merupakan batuan yang komposisi mineralnya yaitu mineral sterss
yaitu suatu mineral yang stabil dalam kondisi tekanan di mana mineral ini dapat berbentuk pipih
atua tabular, prismatik, maka mineral tersebut akan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya, yaitu
mika. jadi kami menyimpulkan nama batuannya adalah sekis hijau.
Setelah kami mendiskripsi hasilnya kami langsung masukkan kedalam jurnal dan batunya
kami gambar dengan dua dimensi. Perlu kita ketahui sekis adalah batuan berfoliasi bertekstur
sedang hingga kasar. Struktur foliasi dihasilkan oleh penjajaran mineral pipih yang berukuran
relatif besar seperti mika, klorit, talk, dan hematit. Penjajaran seperti inilah yang disebut
schistosity. Pada sekis mineral-mineralnya dapat diidentifikasi tanpa bantuan mikroskop. Foliasi
pada sekis dibedakan dengan slate oleh besar butir mineralnya.
Pengertian schistosity berasal dari schistos (greek) yang berati dibagi atau dapat
dipisahkan. Seperti namanya batuan berfoliasi dapat dengan mudah dipecah melalui bidang
belahan (cleavage) pada mineral pipih yang sejajar. Mineral lempung pada proses metamorfosis
bisa memunjulkan mineral kwarsa, feldsfar, garnet, amfibol, dan mineral-mineral yang lain.
Kehadiran mineral-mineral tersebut dimamfaatkan untuk membagi sekis menjadi berbagai
varietas seperti, mika sekis, klorit sekis, amfibol sekis dll. Sekis merupakan batuan metamorfik
yang mempunyai derajat paling lebih tinggi dari pada slate.
VEGETASI
Selain batuan yang ada di sekitar lokasi pintu kota, vegetasipun menjadi objek yang di
teliti. Vegetasi merupakan tanaman yang berada di sekitar daerah tersebut, baik yang berukuran
kecil maupun besar.
Adapun jenis vegetasi yang terdapat di pintu kota, dapat di kelompokan menjadi 2 yaitu
1.
2.
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
pohon kelapa
tanaman
besar
daun tikar
tanaman hutan
sedang
bintanggor
tanaman hutan
sedang
pohon ketapang
tanaman
besar
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
pohon akasia
tanaman
sedang
pohon jati
tanaman kebun
besar
pohon salawaku
tanaman hutan
besar
lantoro
tanaman hutan
sedang
pohon timun
tanaman hutan
kecil
tanaman kebun
kecil
kutikata
tanaman hutan
sedang
Daerah yang tepatnya diatas pintu kota, mengalami pengangkatan atau sesar naik
sebanyak dua kali
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktikan menggunakan bantuan Lup dalam menganalisa batuan beku secara megaskopis,
karena beberapa mineral penyusun batuan ada kemiripan fisik yang sulit diamati dengan mata
telanjang.
mineral yang terkandung dalam batuan dapat di identifikasi berdasarkan sifat fisik dan
kimia batuan
batuan yang terdapat di sekitar daerah pintu kota umumnya terdiri dari koral dan karang
terdapat sesar naik dan turun di daerah yang berada di atas pintu kota
5.2. Saran
Dengan adanya praktikum di sekitar daerah pintu kota, kami sarankan agar praktikum ini
sering di lakukan agar mahasiswa lebih mengenal objek yang di kaji secara detail baik jenis
batuan yang dapat dilihat dari warna, tekstur. Komposisi, maupun mineral penyusunnya, baik
pada mata kuliah geologi Indonesia maupun mata kuliah yang lainnya
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id
www.wikipedia.co.id
www.gallery.com
www.minerals.net
http://suaragea.com/2009/05/08/batuan-metamorf/comment-page-1/
( Sumber : M. Rabbaani Shibghatullah. 2010. GENESA BATUAN BEKU GABRO DAN
PENDESKRIPSIANNYA ).
http://www.scribd.com/doc/27648071/Tugas-Minggu-III-Genesa-B
atuan-Beku-Gabro-Dan-Pendeskripsiannya.tgl akses 3-10-2010
( Sumber : Frans Edward Ricardo. 2010. MAKALAH PETROLOGI. http://www.scribd.com/
doc/24234727/PETROLOGI-2. tgl akses 3-10-2010 )
bahan ajar geologi umum oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan
DAFTAR TABLE
no
1
2
mineral
olivin
Group piroksin
Komposisi kimia
(Mg.fe) Si04
(Mg.fe) Si03
Group ambifol
(Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Mika (Muskovit)
(Biotit)
KAl3Si3O10(OH)2
6
7
Feldspar (Ortoklas
(Plagioklas)
KalSi3O8
Kuarsa
SiO2
Formula Kegunaan
Oksida Hematit
Magnetit
Korondum Fe2O3
Fe3O4
Al2O3 Bijih besi
Bijih besi
Abrasive
Sulfida Galena
Sfalerit
Firit
Kalkofirit PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2 Bijih umbal
Bijih seng
Bijih tembaga
Sulfat Gipsum
Anhidrit CaSO4.2H2O
CaSO4 Untuk perekat
Untuk perekat
Halida Halit
Fluorit NaCl
CaF2 Garam manapun
Industri logam
Karbonat Kalsit
Dolomit
Malasit CaCO3
CaMg(CO3)2
Cu(OH)2CO3 Semen portland.
Unsur native Emas
Tembaga
Intan
Sulfur
Grafit Au
TIPE BATUAN
ASAM
KANDUNGAN
>65
2.
3.
4.
INTERMEDIET
BASA
ULTRA BASA
55-65
45-55
<45
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
pohon kelapa
tanaman
besar
daun tikar
tanaman hutan
sedang
bintanggor
tanaman hutan
sedang
pohon ketapang
tanaman
besar
Nama Vegetasi
Jenis Vegetasi
Ukuran Vegetasi
pohon akasia
tanaman
sedang
pohon jati
tanaman kebun
besar
pohon salawaku
tanaman hutan
besar
lantoro
tanaman hutan
sedang
pohon timun
tanaman hutan
kecil
tanaman kebun
kecil
kutikata
tanaman hutan
sedang
DAFTAR GAMBAR
Dolomit
Biotite
Konglomerat
gabro
Gneiss
Peridotit
sekis
Pintu Kota
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang praktikum
1.2 Tujuan praktikum
1.3 Manfaat praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Batuan
2.2 Klasifikasi Mineral
2.3 Sifat Batuan (fisik dan kimia)
2.4 Sifat Mineral (fisik, kimia dan optik)
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Lokasi Dan Waktu Praktikum
3.2 Bahan dan Alat Praktikum
3.3 Tahapan Praktikum
3.3.1
3.3.2
3.3.3