Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
penalaran deduktif.
ilmu
Yesinta,
2013,Pengertian
Matematika
Menurut
Para
Ahli,
dalam
http://tematikitumudah.wordpress.com/2013/11/22/pengertian-matematika-menurut-para-ahli/
diakses tgl 22.10.2014 pkl 22.04
Rosalia,
2012,Pembelajaran
Materi
Penentuan
Akar,
dalam
http://rosaliamath09.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-materi-penentuan-akar.html diakses tgl
23.09.2014 pkl 22.31
dari tingkat dasar, menengah, sampai tingkat atas. Yang paling disayangkan
dalam sebuah perhitungan matematika, siswa lebih cenderung menggunakan
kalkulator sebagai alat bantu perhitungan daripada memberdayakan fungsi
berpikir otak dan lambat laun akan menjadi sebuah kebiasaan buruk pada
siswa. Selain itu, kurangnya konsep dasar dalam buku matematika juga
menjadi salah satu latar belakang penelitian ini. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan salah satu permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
matematika, maka penulis membuat makalah yang berjudul Peningkatan
Prestasi Siswa dalam Menentukan Akar Pangkat Dua dengan Teknik Taksiran
Mencerdaskan (TTM). Tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan
pemahaman matematika siswa disekolah dasar (SD), menengah pertama
(SMP) dan lanjutan atas (SMA) khususnya dalam menghitung nilai akar
kuadrat dari suatu bilangan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan rangsangan kepada para siswa bahwa belajar matematika itu
tidaklah sulit.
Setelah mengetahui teknik apa yang akan digunakan untuk menjelaskan
materi yang akan dibahas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan
strategi pembelajaran yang perlu dipilih dan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Namun perlu diingat bahwa tidak satu pun
strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi
yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama.
Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan strategi pembelajaran , yaitu yang disusun berdasarkan
karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkannya.3 Di sini
pemakalah menerapkan strategi pembelajaran dengan teknik ceramah. Cara
ini kadang-kadang membosankan maka dalam pelaksanaannya memerlukan
keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan
menarik perhatian murid.
Bila guru menggunakan teknik berceramah, tentunya pelu diiringi
usaha mengatasinya. Kemungkinan usaha mengatasinya adalah selama guru
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah menaksir akar kuadrat dari bilangan yang
bukan akar kuadrat?
2. Bagaimana rumus yang efektif untuk menaksir akar kuadrat dari bilangan
yang bukan akar kuadrat?
3. Berapa selisih antara penghitungan akar kuadrat yang menggunakan
kalkulator dengan menggunakan rumus?
C. Tujuan Penelitian
Tujuannya untuk meningkatkan kecerdasan dan pemahaman matematika
siswa di sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP) dan lanjutan atas
(SMA) khususnya dalam menghitung nilai akar kuadrat dari suatu bilangan.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada
para pendidik bahwa belajar matematika itu tidaklah sulit. Di samping itu,
malakah ini bertujuan menemukan solusi tepat guna dalam menentukan nilai
akar suatu kuadrat dengan memberikan rumus yang sederhana dan mudah
diingat oleh banyak siswa dengan selisih yang kecil.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru guru bidang studi matematika yaitu melatih guru agar kreatif
dalam menjelaskan akar kuadrat suatu bilangan tanpa menggunakan
kalkulator sehingga pembelajaran bisa lebih menantang dan mengasah
otak.
2. Bagi guru yaitu meningkatkan pemahamannya tentang konsep matematika,
utamanya dalam menentukan nilai atau hasil dari akar kuadrat suatu
4
bilangan. Selain itu, dengan penelitian ini diharapkan siswa bisa terlatih
berfikir dalam memecahkan akar suatu bilangan tanpa haru mengandalkan
kalkulator dalam menghitungnya.
3. Bagi penulis yaitu sebagai pengalaman dalam mengatasi permasalahan
pada pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Matematika
Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan
aritmatika atau berhitung. Padahal matematika memiliki cakupan yang lebih
luas daripada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari
matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para
siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar atau lebih-lebih bagi yang
berkesulitan belajar.
Berikut ini beberapa definisi matematika :
1. Menurut Johnson dan Myklebust, matematika adalah bahasa simbol yang
fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir.
2. Lerner mengemukakan matematika di samping sebagai bahasa simbol
juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen
dan kuantitas.
3. Kline mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan
ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak
melupakan cara bernalar induktif.5
Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai ilmu tentang
kuantitas telah ditinggalkan dan lebih ditekankan pada metodenya daripada
persoalan matematika itu sendiri.
B. Hakikat Pembelajaran
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan
tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, silde, film, audio dan video tape. Fasilitas dan
perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer.
Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian dan sebagainya.
Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu.6 Sedangkan menurut UUSPN No. 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.7
Belajar bukan hanya menghafal ataupun mengingat fakta-fakta,
melainkan suatu proses kompleks yang terjadi pada individu yang berupaya
mencapai tujuan belajar. Proses perubahan yang terjadi setelah belajar
terjadi
Ibid., hal.62
Ibid., hal.17
C. Teori-teori Pembelajaran
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi
terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling
pengaruh mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Banyak ahli
yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandangannya
masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki
kebaikan dan kelemahan. Berbagai rumusan yang ada pada dasarnya
berlandaskan pada teori tertentu.
Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik atau siswa di sekolah. Rumusan ini sesuai dengan pendapat dalam teori
pendidikan yang mementingkan mata ajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik. Dalam rumusan tersebut terkandung konsep-konsep, sebagai
berikut:
1. Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan
Masa depan kehidupan anak ditentukan oleh orang tua. Mereka yang
dianggap paling mengetahui apa dan bagaimana kehidupan itu. Itu
sebabnya, orang tua berkewajiban menentukan akan dijadikan apa peserta
hal.17-18
Dimyati dan Mudjiono., Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
10
11
10
11
12
pengenalan
pengetahuan,
perkembangan
kemampuan
dan
psikomotorik yaitu
yang
di atas
dapat
disimpulkan
bahwa hasil
belajar
mengetahui
hasil
belajar
mengetahui
sejauh
mana
evaluasi
guna
Ibid., hal.38-39
13
verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan
masalah dan kemampuan berfikir produktif, serta berkenaan dengan
kemampuan intelektual umum (geneal intelecual ability).
Model proses informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran,
ialah :
1. Mengajar induktif. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir dan membentuk teori.
2. Latihan inquiry. Tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi di
atas. Bedanya terletak pada segi proses mencari dan menemukan
informasi yang diperlukan.
3. Inquiry keilmuan. Bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian
dalam disiplin ilmu, dan diharapkan memperoleh pengalaman dalam
domain-domain lainnya.
4. Pembentukan konsep. Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5. Model pengembangan. Bertujuan untuk mengembangkan inteligensi
umum, terutama berfikir logis, di samping untuk mengembangkan
aspek social dan moral.
6. Advanced organizer model. Bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan
menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies of knowledge)
secara bermakna.13
G. Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
13
Ibid.,128-129
14
14
15
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkunga guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuannya dalam :
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.15
Dalam makalah ini, penulis mengunakan media berupa papan tulis
untuk menjelaskan teknik taksiran akar pangkat dua. Papan tulis dipilih
sebagai media dalam menjelaskan materi ini dengan alasan simple dan sudah
disediakan di ruang kelas tanpa harus susah-susah membuatnya.
H. Metode Ceramah
Biasanya guru mencapai tujuan instruksionalnya dengan menggunakan
kata-kata. Bagaimanakah ia mengorganisasikan kegiatan verbalnya itu
sebaik-baiknya agar dapat menolong siswanya belajar? Salah satu cara yang
dapat dipergunakan guru yaitu berceramah. Setiap penyajian informasi secara
lisan dapat disebut ceramah baik yang formal dan berlangsung selama 45
menit, maupun yang informal dan hanya berlangsung selama 5 menit.
Ceramah tidak dapat dikatakan baik atau buruk, ceramah harus dinilai
menurut tujuan penggunaannya.
Walaupun ada kelemahan-kelemahannya yang menyolok misalnya,
tidak dapat memberi siswa kesempatan untuk mempraktekkan perilaku yang
relevan (selain mencatat) ceramah masih dapat bermanfaat bagi siswa,
15
16
berapapun usianya. Tujuan utama suatu ceramah ialah menyajikan ide. Untuk
menjadi penceramah yang baik diperlukan latihan dan umpan balik. Dengan
latihan seorang penceramah tidak lagi sombong. Ia akan menyampaikan
ceramahnya secara sederhana tetapi efektif.
Dalam metode ceramah tentunya terdapat :
1.
Perencanaan ceramah
Apakah yang seharusnya Anda lakukan jika ceramah ternyata
merupakan cara yang paling efisien untuk menyajikan bahan yang
relevan dengan tujuan instruksional tertentu? Pertama-tama Anda harus
membatasi waktu ceramah sesuai dengan usia siswa. Di dalam situasi
yang paling ideal sekalipun, ceramah selama setengah jam sudah terlalu
lama bagi siswa berapapun usianya.
Dalam
merencanakan
ceramah,
jangan
lupa
menyususn
Penyampaian Ceramah
Memberikan suatu ceramah seharusnya merupakan peristiwa biasa,
bukan peristiwa yang mencemaskan, baik bagi guru maupun siswa. Gaya
yang oratoris dan bombastis akan memalukan para pendengarnya, dan
biasanya tidak begitu efektif. Penceramah yang baik akan berusaha
menggunakan
gaya
percakapan
yang
antusiastik
(jika
ia
17
Pengelolaan kelas
Dalam berceramah, tentunya harus ada pengelolaan kelas. Dalam
mengelola kelas, terdapat beberapa trik diantaranya :
a. Mendekati
Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya
efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru dapat membuatnya
takut, dank arena itu dapat menghentikannya dari perbuatan yang
destruktif, tanpa perlu menegur. Andaikata siswa mulai menampakkan
kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke
dekat meja guru dapat berefek preventif. (Tetapi, jika si siswa justru
menyukai guru itu, penggunaan teknik reinforcement ini tidak tepat).
b. Tidak mengacuhkan
Untuk menerapkan cara ini guru harus luwes tidak perlu
menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-
16
Popham James, dkk., Teknik Mengajar Secara Sistematis (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hal. 79-83
17
hal.91
18
itu
minta
diperhatikan,
lalu
bertingkah
agar
guru
Mengadakan humor
Jika insiden itu kecil, seyogyanya guru memandang enteng saja.
Den melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan
suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa
ia tahu tentang apa yang akan terjadi. Tetapi hendaknya leluconnya
jangan terlalu tinggi, sebab kalau demikian reaksi kelas dapat lebih
gaduh daripada perbuatan si nakal itu.
d.
Tindakan
yang
efektif
kiranya
dengan
18
Cipta,2008),hal.106-107
19
BAB III
PEMBAHASAN
berapakah
yang
dikalikan
dengan
bilangan
itu
sendiri
bilangan positif hanya satu dari dua akar kuadratnya. Setiap bilangan positif
x memiliki dua akar kuadrat. Salah satu penentuan nilai akar kuadrat dengan
metode lama adalah dengan mencari nilai akar kuadrat dengan menebak dan
memeriksa metodenya. Salah satu cara sederhana ini adalah untuk
menemukan pendekatan desimal serta untuk mendapatkan hasilnya. Untuk
membuat dugaan awal, menebak, tergantung seberapa dekat untuk
meningkatkan daya tebak. Karena metode ini melibatkan pengkuadratan
dengan cara menebak (mengalikan kali nomor sendiri), itu benar-benar
menggunakan definisi akar kuadrat, dan sebagainya bisa sangat membantu
dalam mengajarkan konsep akar kuadrat tetapi juga banyak memiliki
kelemahan. Di sini akan dibahas tentang rumusan masalah yang telah
dituliskan pada bab I, yaitu sebagai berikut :
1.
3,5
Garis kuadrat
1
0
15
16
25
20
a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
= 3 dan
=4
b. Taksiran kedua :
Taksiran menurut garis bilangan adalah 3,5 maka
= 4,286
(belum memenuhi).
c. Taksiran ketiga :
Taksiran pertama dan kedua digabung dan dibagi dengan dua
Jadi
2.
Menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat dengan
menggunakan rumus yang efektif.
Misal kita akan mencari
= ..
terletak diantara = 3
adalah 7, sehingga :
3,4
19
60
20
21
3,4
12
16
Kita misalkan akar kuadrat sebelum akar yang dicari yaitu angka 9 dengan
huruf a, akar yang dicari yaitu 12 dengan huruf n, dan angka setelah akar
kuadrat yang dicari yaitu 16 dengan huruf b. Sedangkan hasil dari akar 9 kita
misalkan x. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa rumus taksiran
yaitu :
3.
Jika
maka x +
Penghitungan dengan
kalkulator
taksiran
2,82
2,8
27
5,19
5,18
52
7,21
7,2
112
10,58
10,57
217
14,73
14,72
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengerjaan soal akar kuadrat adalah suatu cara untuk mencari atau
menemukan bilangan asal kuadrat dari bilangan akar tersebut. Dalam
makalah ini, penulis menemukan cara mencari akar kuadrat yang hasil
selisihnya tidak jauh dengan hasil sebenarnya dari hasil kalkulator. Dalam
menentukan nilai akar kuadrat, tentu ada hal hal penting yang perlu kita
ingat dan kita pahami jika menentukan akar kuadrat dengan rumus taksiran.
Hal yang terpenting adalah kita harus tahu dimana menempatkan nilai dan
untuk mendapatkan nilai dari. Rumus taksiran bisa dijadikan sebagai bahan
acuan pembelajaran dan sebagai rumus pegangan bagi pelajar baik itu di
tingkat dasar, menengah pertama bahkan sekolah menengah atas, mengingat
masih banyak yang tidak mengerti bagaimana mencari nilai akar suatu
kuadrat. Kebiasaan siswa menggunakan kalkulator pun juga menjadi salah
satu yang menyebabkan siswa malas menggunakan daya pikirnya dalam
melakukan sebuah perhitungan.
1. Langkah-langkah menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar
kuadrat.
Misal kita akan mencari
Garis bilangan
3,5
Garis kuadrat
15
a. Taksiran pertama :
Garis bilangan yaitu 3,5
Perhitungan tanpa garis bilangan
16
25
23
= 3 dan
=4
b. Taksiran kedua :
Taksiran menurut garis bilangan adalah 3,5 maka
= 4,286
(belum memenuhi).
c. Taksiran ketiga :
Taksiran pertama dan kedua digabung dan dibagi dengan dua
Jadi
2. Menaksir akar kuadrat dari bilangan yang bukan akar kuadrat dengan
menggunakan rumus yang efektif.
Jika
maka x +
Penghitungan dengan
kalkulator
taksiran
2,82
2,8
27
5,19
5,18
52
7,21
7,2
112
10,58
10,57
217
14,73
14,72
24
B. Saran
1. Seharusnya siswa jangan selalu menggunakan kalkulator dalam
melakukan perhitungan salah satunya dalam menghitung nilai akar suatu
kuadrat.
2. Guru seharusnya memberikan rumus untuk menghitung nilai akar suatu
kuadrat yang mudah diingat dan tidak membuat siswa bingung.
3.
4. Siswa harus mengasah daya pikirnya dalam menemukan solusi atau cara
mudah dalam melakukan sebuah perhitungan matematika yang berguna
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
5. Semoga rumus yang kami dapatkan dalam penelitian ini berguna bagi
orang lain dan juga dapat digunakan dalam perhitungan ataupun
pengajaran di dalam kelas.
25
DAFTAR PUSTAKA