Professional Documents
Culture Documents
DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA PADA BULAN JANUARI OKTOBER 2014
Achievement Of Family Planning Post-Partum In dr. DORIS SYLVANUS Hospital
PALANGKARAYA In January October 2014th
Danae Kristina Natasia, Putu Widyaningrum Amritadatta (Faculty of Medicine of
Palangkaraya University)
ABSTRACT
One attempt to solve the population problem is to follow the family planning program
(FP) which is intended to help couples and individuals in reproductive health goals of quality,
lower level / maternal mortality rate of infants and children as well as the prevention of
reproductive health issues. Some of the factors that affect a person using birth control such as
maternal age, number of children, their health insurance, education, knowledge, support from
the husband. The purpose of this study is to determine the level of achievement of postnatal
family planning. This research is a descriptive study using a cross sectional study design
conducted in dr. Doris Sylvanus Palangkaraya in January to October 2014. Study population
was all patients who undergo childbirth at the study site. Consecutive sampling used as
sampling technique. The total sample was obtained of all patients who underwent delivery in
January to October in dr. Doris Sylvanus Palangkaraya, the number was 1081 patients. The
results showed participants who use birth control as many as 264 people postnatal obtained.
Family planning for MOW 134 people (50.75%), IUD acceptors as many as 126 people
(47,7 %), family planning for injection contraception 4 people (1,55 %). This shows the
number of patients that maternity is not balanced y the number of patients who use
contraception and have not met the target post partum family planning outcomes.
Keywords: post partum contraception, family planning outcomes.
ABSTRAK
Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan tersebut adalah dengan
mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang dimaksudkan untuk membantu pasangan
dan perorangan dalam tujuan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat /
angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan KB seperti usia ibu, jumlah
anak, adanya jaminan kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dukungan suami. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat capaian KB PascaSalin. Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian Cross sectional yang dilakukan
di RSUD dr. Dorys Sylvanus Palangkaraya pada bulan Januari Oktober 2014. Populasi
penelitian ini adalah semua pasien bersalin di lokasi penelitian. Teknik sampling
menggunakan consecutive sampling. Didapatkan total sampel jumlahnya 1081 orang. Hasil
penelitian menunjukkan peserta yang menggunakan KB PascaSalin didapatkan sebanyak 264
orang. Peserta KB MOW sebanyak 134 orang (50,75 %), peserta KB IUD sebanyak 126
orang (47,7 %), peserta KB Suntik 4 orang (1,55 %). Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah
pasien yang bersalin tidak seimbang dengan jumlah pasien yang menggunakan kontrasepsi
PascaSalinnya dan belum memenuhi target capaian KB PascaSalin.
Kata Kunci : KB pasca salin, capaian KB PascaSalin.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah utama yang sedang dihadapi negara - negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan
penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk.
Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk
semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkattertentu
kesejahteraan rakyat.1
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 2010, dalam periode 10 tahun
(20002010), jumlah penduduk Indonesia meningkat sebanyak 32,5 juta jiwa,
yaitu dari sebanyak 205,8 juta jiwa menjadi sebanyak 237,6 juta jiwa). Rata rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) Indonesia telah menurun dari sebesar
1,97 persen (1980-1990) menjadi sebesar 1,45 persen (19902000). Namun,
pada periode 10 tahun terakhir, LPP meningkat kembali menjadi sebesar 1,49
persen. Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan
tersebut adalah dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang
dimaksudkan untuk membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat / angka kematian
ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam
rangka membangun keluarga kecil berkualitas, dan untuk mempersiapkan
kehidupan
dalam
mendukung
upaya
peningkatan
kualitas
generasi
mendatang.2,3
Ada beberapa metode kontrasepsi modern yang dapat digunakan
seperti oral kontrasepsi, suntikan, implant, IUD, dan sterilisasi. Berdasarkan
data pada bulan Januari oktober 2014 ini, hasil pelayanan Peserta KB Baru
PP/PK di RSUD dr.Dorys Sylvanus Palangkaraya yaitu sebanyak 524 peserta.
Dengan rincian hasil pelayanan Peserta KB PascaSalin adalah sebagai berikut
sebanyak 218 peserta IUD (41,6%), 92 peserta MOW (17,6%), 4 peserta MAL
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah
bagaimana tingkat capaian KB pascasalin di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana tingkat capaian KB pascasalin.
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tingkat capaian KB pascasalin di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangkaraya.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Penulis
Sebagai bahan menambah wawasan dan pengetahuan tentang tingkat
capaian KB pascasalin di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.4.2. Bagi Institusi
Menjadi salah satu acuan dalam mengevaluasi keberhasilan program
pelayanan kesehatan KB di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.4.3. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mengenai program KB sehingga memberikan
pengalaman yang menjadi bekal saat bertugas menjadi tenaga
kesehatan pada masa yang akan datang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Keluarga Berencana
a) Definisi Keluarga Berencana
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.4
b) Tujuan Keluarga Berencana
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam
KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur
untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan,
alat dan obat dalam memberikan Pelayanan KB yang aman, bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat.
Sejalan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tersebut, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 1 menyebutkan bahwa
KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Disebutkan pula bahwa suami dan isteri mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama dalam melaksanakan KB dan bahwa dalam
menentukan cara KB pemerintah wajib menyediakan bantuan pelayanan
kontrasepsi bagi suami dan isteri.4
c) Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran Program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsung
dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
5
kelahiran
dengan
cara
penggunaan
kontrasepsi
secara
2.
3.
2.2.
Kontrasepsi5-11
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan
dapat bersifat sementara atau bersifat permanen. Yang bersifat permanen pada
wanita disebut tubektomi dan pada pria disebut vasektomi.2
Sampai saat ini cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi
ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) dapat dipercaya, 2)
tidak menimbukan efek yang mengganggu kesehatan, 3) daya kerjanya diatur
menurut kebutuhan, 4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan
koitus,
5)
tidak
memerlukan
motivasi
terus-menerus,
6)
mudah
a.
b.
Postcoital Douche
Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa
tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera koitus
merupakan cara yang telah lama sekali dilakukan untuk tujuan
kontrasepsi. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma
secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk
memperoleh efek spermasida serta menjaga asiditas vagina.
Cara ini mengurangi kemampuan terjadinya konsepsi hanya
dalam batas-batas tertentu karena sebelum pembilasan dapat
dilakukan, spermatozoa dalam jumlah besar telah memasuki
servik uteri.
7
c.
Persalinan
3 minggu
6 minggu
6 bulan
Metode Amenorea
Laktasi (MAL)
AKDR
Sterilisasi
Kondom/spermasida
Kontrasepsi
Progestin
KB Alamiah
Kontrasepsi
kombinasi
Tabel 1. Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui
d.
Rhythm Method
Cara ini awalnya diperkenalkan oleh Kyusaku Ogino
dari Jepang dan Hermann Knaus dari Jerman, pada saat yang
sama, kira-kira tahun 1931. Oleh karena itu cara ini sering juga
disebut cara Ogino-Knaus. Mereka bertitik tolak dari hasil
penyelidikan bahwa seorang wanita hanya dapat hamil selama
beberapa hari saja dalam tiap daur haidnya. Masa subur yang
disebut Fase Ovulasi mulai 48 jam sebelum ovulasi dan
berakhir 24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu,
wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari
ovulasi sulit untuk ditentukan; ovulasi umumnya terjadi 14 2
hari sebelum hari pertama haid yang akan datang.
8
Kondom
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari
penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah
9
Wanita
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk
tujuan kontrasepsi. Secara umum pessarium dapat
dibagi atas dua golongan, yakni (1) diafragma vaginal ;
dan (2) cervical cap.
a) Diafragma vaginal
Suppositorium
Tablet busa
Sampoon, Volpar, Syn-A-Gen. Sebelum digunakan,
C-film
12
Gambar 6. C-film
Merupakan benda yang tipis, dapat dilipat, dan larut
dalam air. Dalam vagina obat ini merupakan gel dengan tingkat
dispersi yang tinggi dan menyebar pada porsio uteri dan vagina.
Obat mulai efektif setelah 30 menit.
Efektivitas KB spermatisid ini kurang (3 21 kehamilan per
100 perempuan per tahun pertama).
4.
kombinasi
estrogen-progesteron
13
yang
timbul
disebabkan
oleh
pil
kontrasepsi
mempunyai
kadar
14
No
Nama Dagang
(Jenis Kombinasi)
Progesteron
Estrogen
Microgynon 30
30 mcg Etinilestradiol
Nordette 28
30 mcg Etinilestradiol
Nordial 28
50 mcg Etinilestradiol
Mercilon 28
20 mcg Etinilestradiol
Marvelon 28
30 mcg Etinilestradiol
Ovostat 28
1 mg Linestrenol
50 mcg Etinilestradiol
Lyndiol
2,5 mg Linestrenol
50 mcg Etinilestradiol
Gynera
75 mcg Gestroden
30 mcg Etinilestradiol
Diane 35
2 mg Siproterone asetat
35 mcg Etinilestradiol
bertingkat)
50 mcg Levonorgestrel
30 mcg Etinilestradiol
Triquilar ED
75 mcg Levonorgestrel
40 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
50 mcg Levonorgestrel
30 mcg Etinilestradiol
75 mcg Levonorgestrel
40 mcg Etinilestradiol
30 mcg Etinilestradiol
(jenis
kombinasi
Trinordial
Exluton 28
0,5 mg Linestrenol
Tabel 2. Macam-macam Pil kontrasepsi kombinasi
b. Kontrasepsi Progestasional
Progestin Oral
15
ovulasi.
Kemungkinan
sebabnya
adalah
e.
Implan Progestin
5.
17
6.
Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan oklusi/ pengambilan
Vasektomi
tindakan
kontrasepsi
dilakukan
pada
Kontrasepsi darurat
Yang dimaksud dengan kontrasepsi darurat adalah,
kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bula digunakan
setelah
berhubungan
seksual.Kondar
disebut
juga
sosial,
dan
agama.
Berikut
adalah
indikasi
AKDR ekspulsi
2. Perkosaan
3. Tidak menggunakan kontrasepsi
2.3.
kesuburan
yang
tinggi.
Artinya
kembalinya
20
Pil
AKDR
b.
c.
d.
AKDR
Suntikan
Mini pil
Pil
Cara sederhana
Norplant (AKBK)
meningkat.Oleh
tidakmemberikan
karena
obat/kontrasepsi
itu,
yang
sebaiknya
menambah
kelainan/penyakit tersebut.
Prioritas kontrasepsi yang sesuai:
Kontap
AKDR
Norplant (AKBK)
Suntikan
Mini pil
Pil
promosi,
hak-hak
perlindungan,
reproduksi
juga
dan
untuk
bantuan
dalam
penyelenggaraan
22
Tingkat kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan adalah suatu tingkatan yang menyatakan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil
yang layak, bertakwa pada Tuhan YME, memiliki hubungan yang
serasi,selaras, dan seimbang antara keluarga, masyarakat dan
23
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
24
12.
13.
14.
Bila anak hidup dua orang atau lebih pada keluarga yang masih
PUS, saat ini mereka memakai kontrasepsi (kecuali dalam
keadaan hamil).
15.
16.
19.
20.
Memperoleh
berita
dengan
membaca
surat
kabar,
22.
23.
sosial
psikologis
(6
s/d
14),
maupun
kebutuhan
dapat memenuhi salah satu atau lebih dari enam indikator penentu
kemiskinan alasan ekonomi. Enam indikator penentu kemiskinan
tersebut pada umumnya adalah:
1. Seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih
2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk di rumah,
bekerja atau sekolah, dan bepergian
3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah
4. Paling sedikit sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan
atau telur
5. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling
sedikit satu stel pakaian baru
6. Luas lantai rumah paling sedikit delapan meter persegi untuk tiap
penghuni.
2.3.4. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Jamkesmas adalah kebijakan yang sangat efektif untuk
mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan
aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan yang
tersedia.Jamkesmas diharapkan dapat mempercepat pencapaian sasaran
pembangunan kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan yang
optimal.
Program ini dimaksudkan agar keluarga miskin tidak kesulitan
dalam mengakses program KB, karena bila pertambahan penduduk
tidak dapat dikendalikan, maka beban pembangunan akan bertambah.
Pelayanan yang diberikan Jamkesmas bersifat komprehensif berjenjang.
Komprehensif artinya meliputi pelayanan promotif, preventif,kuratif,
dan rehabilitatif. Berjenjang artinya pelayanan diberikan dengan sistem
rujukan mulai dari tingkat pelayanan kesehatan yang paling rendah
yakni Puskesmas sampai ke pelayanan oleh dokter spesialis di
RumahSakit Umum. Pelayanan KB gratis termasuk dalam pelayanan
yang diberikan di tingkat Puskesmas kecuali untuk jenis MOW dan
MOP yang harus dirujuk ke rumah sakit.
26
2.3.5. Pendidikan
Menurut Bouge dalam Lucas (1990) menyatakan bahwa
pendidikan menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap fertilitas
daripada variabel lain. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap
pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB.
Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas
pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan
baru.
Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan
perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam
pengambilan berbagai keputusan. Peningkatan tingkat pendidikan akan
menghasilkan tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan akan
mempengaruhi persepsi negatif terhadap nilai anak dan akan menekan
adanya keluarga besar. Orang tua dalam keluarga tentu saja
menginginkan agar anaknya berkualitas dengan harapan dikemudian
hari dapat melanjutkan cita-cita keluarga, berguna bagi masyarakat dan
negara.Untuk sampai pada cita-cita tersebut tentu saja tidak mudah,
dibutuhkan strategi dan metode yang baik. Apakah mungkin
menciptakan anak yang berkualitas di tengah waktu yang terbatas,
karena kesibukan bekerja, dan apakah mungkin menciptakan anak
berkualitas di tengah kondisi keuangan atau pendapatan yang terbatas.
Dalam hubungan dengan pemakaian kontrasepsi pendidikan
akseptor dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan jenis kontrasepsi
yangsecara
tidak
langsung
akan
mempengaruhi
kelangsungan
27
memperkenalkan
cara-cara
kontrasepsi
kepada
(knowledge),tahap
persuasi
(persuasion),
tahap
b.
c.
Lama pemakaian
d.
e.
pria
dalam
kesehatan
reproduksi
adalah
2.3.8. Agama
KB bukan hanya masalah demografi dan klinis tetapi juga
mempunyai dimensi sosial-budaya dan agama, khususnya perubahan
nilai dan norma masyarakat. Seperti yang diatur dalam UU No.10
tahun 1992, tentang Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Sejahtera. Dalam undang-undang tersebut juga telah dinyatakan bahwa
penyelenggaraan pengaturan kelahiran, dilakukan dengan cara yang
dapat dipertanggungjawabkan darisegi kesehatan, etik dan agama yang
dianut penduduk yang bersangkutan (Pasal 17 ayat 2).
Oleh karena itu KB perlu mendapat dukungan masyarakat,
termasuk tokoh agama. Walaupun awalnya mendapat tantangan
akhirnya program KB didukung tokoh agama dengan pemahaman
bahwa KB tidak bertentangan dengan agama dan merupakan salah satu
upaya dalam pengaturan masalah kependudukan untuk memerangi
kemiskinan,
kebodohan,
keterbelakangan
dan
ketidakpedulian
29
pegangan, pengayoman dan dukungan rohani yang kuat dan ini hanya
bisa diperoleh daripemimpin agama.
Program
KB
juga
telah
memperoleh
dukungan
dari
30
2.3.
KERANGKA TEORI
PENGGUNAAN
KB PASCA SALIN
Gambar 13. Kerangka teori modifikasi dari teori Kotler (1989), Robbins (2001),
Lawrence Green (1980), Anderson (1974)
2.4.
KERANGKA KONSEP
Ibu Bersalin di RSUD dr.
Doris Sylvanus bulan
Januari Oktober 2014
CAPAIAN KB PASCA
SALIN
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
31
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
3.2.
3.3.
Populasi Penelitian
3.3.1. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah semua ibu bersalindi RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
3.3.2.
Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua ibu
bersalin di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya sejak bulan
Januari- Oktober 2014.
32
3.4.
3.5.
3.6.
Variabel penelitian
Variabel Bebas
: Ibu Bersalin
Definisi Operasional
Ibu bersalin
Definisi
Alat ukur
: Rekam Medik
Cara ukur
33
Hasil ukur
Skala ukur
: Nominal
KB Pasca Salin
Definisi
3.8.
Alat ukur
: Rekam Medik
Cara ukur
Hasil ukur
Skala ukur
: Numerik
Instrumen Penelitian
Instrument penugumpulan data berupa lembar daftar responden.
3.9.
3.10.
34
4. Cleaning data
Membersihkan data sehingga data sudah benar-benar bebas dari
kesalahan.
3.10.2. Analisis Data
Analisis Univariat (Deskriptif)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel ibu bersalin di RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangkaraya bulan Januari Oktober 2014 dan KB
Pasca Salin.
3.11.
Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder. Dalam
pelaksanaan penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika yang meliputi:
a.
b.
Confidentiality
Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh
peneliti.
35
BAB 4
HASIL
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya di bagian Obsteri
dan Ginekologi pada Bulan Januari Oktober 2014 dengan cara mengambil data sekunder
dari rekam medik. Diperoleh sampel yang digunakan dalam penilitian ini sebesar .Hasil
penelitian ini akan menggambarkan angka capaian KB PascaSalin pada ibu bersalin di RSUD
dr. Daris Sylvanus pada bulan Januari Oktober 2014.
Berikut adalah jumlah persalinan yang terjadi di RSUD dr. Doris Sylvanus pada
Bulan Januari Oktober2014 :
BULAN
2014
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Jumlah
JENIS PERSALINAN
SPONTAN
SC
43
48
37
52
39
49
47
51
64
59
68
56
48
57
55
67
56
53
56
76
513
568
JUMLAH
91
89
88
98
123
124
105
122
109
132
1.081
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa persalinan tertinggi terjadi pada bulan
Oktober dan persalinan paling rendah pada bulan maret. Berdasarkan tabel di atas, jumlah ibu
bersalin yang menggunakan KB PascaSalin akan disuguhkan dalam bentuk tabel :
BULAN
2014
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Jumlah
IUD
1
1
2
2
11
74
35
126
JENIS KB
MOW
13
2
21
5
3
4
14
16
26
30
134
36
JUMLAH
SUNTIK
1
2
1
4
14
4
22
7
5
4
16
27
100
65
264
Berdasarkan data resume medik dari bulan Januari Oktober 2014 didapatkan hasil
dari 1.081 ibu bersalin di RSUD dr. Doris Sylvanus hanya 264 ibu yang menggunakan KB
PascaSalin. Jumlah pengguna KB PascaSalin terbanyak dari bulan Januari Oktober 2014
didapatkan yaitu peserta KB MOW sebanyak 134 orang (50,75 %), peserta KB IUD
sebanyak 126 orang (47,7 %), peserta KB Suntik 4 orang (1,55 %).
37
BAB 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan data rekam medik pasien di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD
dr. Doris Sylvanus PalangkaRaya dari bulan Januari - Oktober 2014 yang telah dikumpulkan,
didapatkan jumlah seluruh persalinan yaitu sebanyak 1081 persalinan, dengan jumlah
persalinan spontan 513 orang, persalinan SC 568 orang.
Dari data jumlah persalinan pada RSUD dr. Doris Sylvanus PalangkaRaya, yang
menggunakan KB PascaSalin didapatkan sebanyak 264 orang. Peserta KB MOW sebanyak
134 orang (50,75 %), peserta KB IUD sebanyak 126 orang (47,7 %), peserta KB Suntik 4
orang (1,55 %). Pengguna KB MOW paling banyak dipilih ,hal ini kemungkinan dipengaruhi
oleh usiai bu, jumlah anak serta rata-rata pasien yang dirawat di RSUD dr. Doris Sylvanus
hamil dengan penyulit. Oleh karena itu jenis KB yang menjadi pilihan berupa MOW, pilihan
lain yang banyak digunakan adalah IUD, kebanyakan pasien yang menggunakan IUD masih
ingin memiliki anak lagi dan ingin mengatur jarak usia anak, selain itu KB jenis ini tidak
memiliki pengaruh hormonal.
Persentasi KB PascaSalin terkecil adalah KB Suntik, pada penelitian ini
didapatkan hanya 4 ibu bersalin yang memilih KB jenis ini. Hal ini dapat dikarenakan masih
rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan KB serta pada KB jenis ini pasien
harus memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi, sehingga dalam perjalanannya KB ini dapat
memberikan hasil yang maksimal. Namun, pada penelitian ini nilai yang didapat belum
memberikan gambaran tentang penggunaan KB suntik, karena pada praktek pelayanannya,
ibu bersalin sering mengunjungi Bidan praktek swasta atau puskesmas untuk penyuntikan
KB. Alasan ini juga mendukung untuk pemilihan KB jenis lain seperti pil, kondom dan MAL,
pada penelitian ini belum dapat digambarkan capaian KB jenis ini. Oleh karena itu,
diperlukan penilitian lebih lanjut untuk melihat bagaimana pencapaian KB PasacaSalin dalam
hal ini jenis KB Suntik, Impant, Pil, Kondom, serta MAL.
38
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil yang didapat maka
dapat diambil kesimpulan, yaitu:
a. Jumlah persalinan di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Doris
Sylvanus pada bulan Januari Oktober 2014 adalah sebanyak 1.081
persalinan, baik secara spontan maupun seksio sesarea.
b. Berdasarkan
jumlah
persalinan
yang
terjadi,
maka
dilakukan
SARAN
6.2.1. Bagi Profesi Kesehatan
Perlu
dilakukan
peningkatan
penyuluhan
oleh
petugas
39
6.2.3.
40
DAFTAR PUSTAKA
1. BKKBN. Profil hasil pendataan keluarga tahun 2010. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
2010. Hal. 23-26.
2. KEMENKES RI. Riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta : Kementrian kesehatan
RI. 2010.hal. 56-60.
3. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak. Rencana aksi nasional pelayanan keluarga berencana tahun 2014-2015.
Jakarta :KementerianKesehatan RI. 2013
4. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi Pertama
cetakan Keempat. Jakarta , Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2003. Hal
23-35.
5. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Hal 56-78.
6. Pendit. Brahm U. Ragam metode kontrasepsi. Jakarta :EGC.2007. hal 345-347.
7. Arum, Dyah Noviawati Setya. Panduan lengkap pelayanan KB terkini. Yogyakarta :
mutia medika. 2010. Hal 15-19.
8. WHO. Ragam metode kontrasepsi. Jakarta :terjemahan, EGC. 2007. Hal 135-138.
9. Azwar, A. Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Penilaian Program
Kesehatan.In : Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga Jakarta:
Bina Rupa Aksara Publisher; 2010. p 184, 255, 290, 330.
10. http://docs.google.com/viewer?a=v&qcache:a7uzbuspoun:digilib.unimus.ac.id/downl
oad.php?id%hshajbhja+manfaat+pelayanan+antenatal. Diakses tgl 15 november 2014,
pukul 17.30.
11. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006.hal 122-24.
12. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama
cetakan kedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2001. Hal 3444.
13. Agus Z, helmizar, syahrial, arasy F. Pengetahuan, sikap, dan perilku PUS
berhubungan dengan keikutsertaan pada program KB di Indonesia. 2010. Hal 12-18.
41
42