Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita tentunya telah mengetahui, bahwa kurikulum menunjukkan semua
pengalaman belajar siswa di sekolah. Atas dasar pandangan tersebut, diperoleh
kesan bahwa sekolah dapat dipandang sebagai miniatur masyarakat, karena di
dalam lingkungan sekolah murid mempelajari segi-segi kehidupan sosial, seperti
norma-norma, nilai-nilai, adat istiadat, gotong-royong atau kerja sama, dan
sebagainya. Semua ini mirip dengan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat.
Dengan demikian proses pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan
pribadi anak secara utuh, dan ini dicapai melalui kurikulum sekolah.
Dari kajian di atas ternyata pengertian kurikulum itu sangat luas; yakni
pengalaman belajar murid. Keluasan ini pada akhirnya dapat membingungkan
para guru dalam mengembangkan kurikulum, sehingga akan menyulitkan dalam
perencanaan pengajarannya.
Ildataba mencoba memandang kurikulum dari sisi lain. Dia menganggap
bahwa suatu kurikulum biasanya terdiri atas tujuan, isi, pola belajar-mengajar, dan
evaluasi. Pandangan Taba tentang kurikulum yang lebih fungsional ini diikuti oleh
tokoh-tokoh lain, diantaranya adalah Ralph W. Tyler. Menurut Tyler, ada beberapa
pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses pengembangan kurikulum dan
pengajaran, yaitu:
1) Tujuan apa yang ingin dicapai?
2) Pengalaman belajar apa yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan?
3) Bagaimana pengalaman belajar itu diorganisasikan secara efektif?
4) Bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?
Jika kita mengikuti pandangan Tyler di atas maka pengajaran tidak terbatas hanya
pada proses pengajaran terhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula
diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi atau pengajaran di suatu
sekolah. Demikian pula kurikulum, dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu
sekolah, kurikulum bidang studi atau pun kurikulum untuk suatu bahan pelajaran
tertentu. Komponen-komponen Kurikulum yaitu:
1) Komponen tujuan
2) Komponen isi
3) Komponen metode proses belajar-mengajar
4) Komponen evaluasi atau penilaian
Atas dasar pandangan tersebut, kita sebagai guru dapat mengembangkan
kurikulum untuk berbagai tujuan. Maka dari itu penyusun tertarik untuk
menyusun makalah yang berjudul Fungsi Kurikulum bagi Guru
1.2 Permasalahan
Permsalahan yang akan dibahas dalam makalah ini secara spesifik adalah
fungsi kurikulum dari guru, tetapi akan beberapa hal lain selain fungsi kurikulum
antara bagi guru, antara lain:
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh
pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa
ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah
kurikulum berasal dari bahas latin, yakni Curriculae, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka
waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh
ijazah.
Dengan menempuh
suatu kurikulum,
siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu
bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran,
sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat
ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu
kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik
akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Di Indonesia istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi populer
sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar
pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah rencana pelajaran pada
hakikatnya kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran.
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang
tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis
dan logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi. pelajaran yang disampaikan
kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna
baginya.
3
pendidik lebih terarah. Pendidik merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dan sangat penting dalam proses pendidikan dan merupakan salah
satu komponen yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam
pendidikan.
Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai
dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen
kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai
implementasi
adalah
realisasi
dari
pedoman
tersebut
dalam
kegiatan
kebijakan KTSP dimana para perancang kurikulum hanya menentukan standat isi
sebagai standar minimal yang harus dicapai, bagaimana implementasinya, kapan
waktu pelaksanaannya, dan hal-hal teknis lainnya seluruhnya ditentukan oleh
guru. Dengan demikian, peran guru sebagai adapters lebih luas dibandingkan
dengan peran guru sebagai implementers.
3. pengembang kurikulum
guru memiliki kewenganan dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja
dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga
dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana
mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru
dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah,
serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4. peneliti kurikulum (curriculum researcher)
Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya
Sedangkan lesson study adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru/
sekelompok guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata
pelajaran yang sama/guru satu tingkat kelas yang sama, atau guru lainya),
merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran
yang dilakukan oleh salah seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang
dirancang bersama/sendiri, kemudian di observasi oleh teman guru yang lain dan
setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan yang baru
saja dilakukan. (Ridwan Johawarman, dalam Sumardi, 2009).
Dunia pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan kurikulum.
Hal ini bukan berarti ganti menteri pendidikan ganti kurikulum, seperti pendapat
sebagian guru, melainkan kurikulum harus selalu berubah sesuai dengan tuntutan
jaman.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum, dan standar
kompetensi,
di
setempat. Dengan
bawah
adanya
koordinasi
otonomi
dan
supervisi
sekolah
dinas
pendidikan
memotivasi
guru
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna
manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga
sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak
akan berlangsung secara efektif.
Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum
sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah
dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai
implementasi
adalah
realisasi
dari
pedoman
tersebut
dalam
kegiatan
11
lebih
luas
dibandingkan
dengan
peran
guru
sebagai
implementers.
3. Peran sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenganan dalam
mendesain sebuah kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan
dan isi pelajaran yang disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan
strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur
keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat
menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah,
serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.
4. Keempat, adalah peran guru sebagai peneliti kurikulum (curriculum
researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional
guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya
sebagai guru. Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti, guru
memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum,
misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program,
menguji strategi dan model pembelajaran dan lain sebagainya termasuk
mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target
kurikulum. Metode yang digunakan oleh guru dalam meneliti kurikulum
adalah PTK dan Lesson Study.
12
3.2 Saran
Agar tercapai tujuan pendidikan di Indonesia secara merata dan supaya
mutu pendidikan di negara kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya sekiranya
perlu diadakan pembenahan beberapa hal antara lain :
1. Ditinjau kembali isi dan tujuan dari kurikulum yang saat ini digunakan di
dunia pendidikan.
2. Lebih ditingkatkan peran aktif dan tanggung jawab pemerhati sekolah
disetiap satuan pendidikan.
3. Meningkatkan lagi kemampuan guru dalam menyusun komponenkonponen kurikulum.
4. Lebih ditngkatkan lagi pemahaman guru akan fungsi dan manfaat
kurikulum itu sendiri.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, Insya Allah mutu pendidikan di
Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain.
13
DAFTAR PUSTAKA
Paul Suparno, SJ, R. Rohadi, G. Sukadi dan St. Kartono, Reformasi Pendidkan,
Yogyakarta : Kanisius, 2006
Dr. Abdullah Idi, M.Ed., Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Yogyakarta : Ar-ruzz Medra, 2007
Nugroho, Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berbasis
Stakeholders, 2008
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. 2008. Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Sang Illahi Robbi yang mana atas berkat dan RahmatNyalah kami bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat dan salam
marilah kita limpah curahkan kepada nabi besar kita Yakni Nabi Muhammad
SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang pengertian dan fungsi
kurikulum bagi guru, makalah ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, dengan dosen pengasuh Akhmad
Kamil, S.Pd., M.Si.. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
yang membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para akademisi yang
ingin meningkatkan atas pengetahuanya walaupun dengan segala keterbatasanya
artikel ini dalam memberikan informasi, apabila ada kesalahan dalam artikel ini
kami mohon maaf yang sebesar besarnya, karena kealpaan, kehilafan itu adalah
sifat manusia yang nyata didunia, maka segala saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kemajuan, sangat kami harapkan.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wasalamualaikum wr.bb.
i
16
Daftar isi
KATA PENGANTAR............................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
11
3.1 Kesimpulan............................................................................
11
3.2 Saran......................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
14
ii
17