Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tehnik pembuatan sediaan
atau preparat secara mikroskopis sehingga dapat diamati dan dianalisis. Dalam
mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel atau jaringan. Sel atau
jaringan yang digunakan misalnya sel tumbuhan. Mikroteknik semakin
berkembang dewasa saat ini, banyak metode yang digunakan untuk pembuatan
sediaan tergantung bahan yang akan digunakan, misalnya batang tumbuhan.
Batang tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode maserasi.
Proses yang menghasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan
residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta
ultrasonic ekstraksi Maserasi merupakan metode penyarian senyawa kimia
secara sederhana dengan cara merendam simplisia atau organ tumbuhan pada
suhu kamar dengan menggunakan pelarut yang sesuai sehingga bahan menjadi
lunak dan larut Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang
tumbuhan karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Selain itu,
pada batang tumbuhan mudah diamati serta memiliki bentuk yang khas dalam
gambaran jaringannya.
Pemilihan maserasi sebagai metode dalam pembuatan sediaan, karena
metode maserasi menggunakan cara dan alat yang sederhana. Jadi, metode
maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan
tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan. Berdasarkan
uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum Preparat Maserasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum preparat maserasi adalah
bagaimana cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah
yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh
gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang indin dicapai pada praktikum preparat maserasi adalah untuk
mengetahui cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan lamella tengah
yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga diperoleh
gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti praktikum preparat maserasi
adalah dapat mengetahui cara membuat sediaan dengan cara menghancurkan
lamella tengah yang menghubungkan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga
diperoleh gambaran bentuk utuh dari sel-sel tersebut.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Preparat Maserasi
dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Preparat Maserasi
No.
Bahan
Kegunaan
1. Batang kembang sepatu
(Hibiscus
rosa-sinensis),
kembang
kertas
(Bougenvillea spectabilis),
Sebagai objek yang akan diamati
jati (Tectona grandis), pinus
(Pinus merkusii), mahoni
(Swetenia macrophila) dan
akasia (Akasia sp.)
2. Alkohol 70%
Sebagai larutan fiksatif
3. Aquades
Sebagai larutan pencuci
4. KOH 10%
Sebagai
5. Safranin
Sebagai larutan pewarna
6. Asam nitrat 25%
Sebagai larutan pelunak batang
7. Gliserin 30%
Sebagai penjernih
8. Tisu
Sebagai pembersih sisa larutan
9. Kertas label
Sebagai penanda preparat
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum preparat maserasi adalah
sebagai berikut :
1. Memotong kayu menjadi bagian-bagian kecil dengan diameter seperti
batang korek api.
2. Merebus potongan kayu dengan air sampai tenggelam.
3. Memotong kayu menjadi potongan kecil 5 mm.
4. Merebus potongan kayu dalam KOH 10% mendidih selama 5 menit
5. Mencuci dalam air mengalir.
6. Memasukkan potongan kayu dalam larutan asam nitrat 10% sampai lunak.
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Maserasi dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan pada praktikum Preparat Maserasi
No
Gambar Pengamatan
Keterangan
1.
Batang akasia
1. Trakea
(Akasia sp.)
2. Trakeid
2
1
2.
1. Trakea
2. Trakeid
1
2
3.
Batang jati
(Tectona grandis)
1
2
1. Trakea
2. Trakeid
4.
1. Trakea
2. Trakeid
5.
Batang pinus
(Pinus merkusii)
1. Trakeid
6.
Batang Mahoni
(Swetenia macrophila)
1. Trakea
2. Trakeid
1
2
B. Pembahasan
Metode yang digunakan pada praktikum preparat maserasi pada batang
kali ini adalah metode Jeffrey. Tetapi cara kerja yang dipakai kurang lebih
tetaplah sama seperti pembuatan preparat pada umumnya. Bedanya disini tidak
ada proses fiksasi dan juga terjadi perendaman dengan larutan KOH 10% pada
proses pemanasan. Kemungkinan besar hal ini karena tujuan dari pembuatan
preparat itu sendiri yang bukan untuk melihat gambaran dari organel organel
sel bagian dalam melainkan hanya melihat bentukbentuk selnya saja. Tetapi
untuk proses pewarnaan, pencucian dan pengamatan tetap ada.
Praktikum maserasi pada batang yang menggunakan batang dari berbagai
tanaman terlebih dahulu batang dipotong potong sampai menjadi potongan
yang berukuran kecil ( 5 mm). Hal ini untuk memudahkan dalam penglihatan
di bawah mikroskop, apabila batang dipotong dengan ukuran besar ditakutkan
sel batang tersebut tidak terlitah dibawah mikroskop. Potongan-potongan itu lalu
direndam dengan KOH 10 % sampai mendidih selama 3 menit perendaman pada
larutan KOH dilakukan agar batng menjadi lunak sehingga sel-sel tidak terlalu
rapat sehingga mudah diamati dibawah mikroskop. Setelah perendaman larutan
KOH 10% batang-batang tersebut dicuci di bawah air mengalir. Ini dilakukan
agar larutan KOH tadi larut terbawa air.
Batang-batang tersebut dimasukkan dalam campuran asam nitrat dan asam
khromat masing masing 10 % dengan perbandingan yang sama sampai bahan
menjadi benar-benar lunak. Asam nitrat dan asam kromat berfungsi untuk
melunakan batang-batang tersebut, perendaman tidak boleh terlalu lama karena
dapat menyebabkan sel batang menjadi hancur. Kalau sudah lunak dicuci
kembali dalam air mengalir, hal ini dilakukan untuk melarutkan larutan asam
nitrat dan asam kromat dan dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan
safranin 1% selama 20 menit. Pewarnaan safranin ini mengakibatkan warna
merah pada sel batang dan juga pewarnaan ini untuk memperjelas bentuk sel
agar tampak jika diamati dibawah mikroskop. Kemudian dicuci lagi dalam air
yang mengalir.
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum Preparat Maserasi adalah
pembuatan preparat maserasi menggunakan batang dari berbagai spesies
tanaman proses atau tahap kerjanya hampir sama dengan pembuatan preparat
yang lain pada umumnya. Tetapi yang membedakan pada pembuatan preparat
maserasi tidak melalui tahap fiksasi, hanya saja ada tahap perendaman dalam
larutan KOH 10% untuk melunakkan objek pengamatan. Hasil pengamatan pada
preparat maserasi juga memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk
sel dan bagian-bagian dari sel batang seperti trakea dan trakeid.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum preparat whole mount stomata
adalah agar praktikan dalam pembuatan preparat harus mengikuti metode atau
prosedur dengan baik dan benar sehingga memperoleh hasil preparat yang bagus
yang dapat diamati dan dianalisis serta mengikuti arahan asisten agar praktikum
dapat berjalan sesuai dengan harapan
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T., dan Darmanti, S., 2010, Perkembangan Serat Batang Rosella (Hibiscus
sabdariffa var.Sabdariffa) dengan Perlakuan Naungan dan Volume
Penyiraman yang Berbeda, J. Buletin Anatomi dan Fisologi, XVIII (2)
Damayanti, A., dan Fitriana, E. A., 2012, Pemungutan Minyak Atsiri Mawar (Rose
Oil) Dengan Metode Maserasi, J. Bahan Alam Terbarukan, I (2)
Daud, M. F., Sadiyah, E. R., dan Rismawati, E., 2011, Pengaruh Perbedaan Metode
Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.,) Berdaging Buah Putih, J. Sains Teknologi dan Kesehatan, V (1)
Mujahid, R., Awal., dan Nita, S., 2010, Maserasi Sebagai Alternatif Ekstraksi Pada
Penetapan Kadar Kurkuminoid Simplisia Temulawak (Curcuma
Xanthorriza Roxb), J. Teknologi Kimia dan Industri, VIII (2)
Puspawati, N. M., Kriswiyanti, E., Dan Junitha, I. K., 2013, Profil Struktur Serat
Ibu Tangkai Daun Antara Induk Dan Anakan Kelapa (Cocos Nucifera L
Rangda), J. Simbiosis, I (2)