Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
ARIS SUHENDAR
2212111022
MODULASI DIGITAL
Pengertian Modulasi
Modulasi adalah proses penggabungan sinyal yang akan dikirim dengan gelombang pembawa,
sehingga
memungkinkan
sinyal
tsb
ditransmisikan
melalui
communication
channel.
sebetulnya
adalah
proses
mengubah-ubah
Contoh : Modulasi amplitudo (amplitude modulation) menggunakan sinusoidal dan pulse train
sebagai gel. pembawa (carrier). Pesan (message) terlihat pada selubung (envelope) dari sinyal
yang termodulasi (modulated signal). Pada receiver, pesan/message dapat diperoleh kembali
dengan mendemodulasi (demodulation) sinyal.
Manfaat Modulasi
1. Modulasi untuk efisiensi transmisi
Efisiensi > tergantung pada frekuensi sinyal. Efisien line-of-sight propagasi radio
membutuhkan antena dengan dimensi fisik 1/10 dari panjang gelombang sinyal (signal
wavelength).
contoh : transmisi sinyal audio 100 Hz yang tdk dimodulasi membutuhkan antenna sepanjang
300 km, dan apabila sinyal dimodulasi pada gel carrier 100 MHz membutuhkan panjang
antena sekitar 1 m.
dept.
postel)
3. Multipleksing
Penggabungan beberapa sinyal yang dilewatkan dalam satu kanal jika frek. Pembawa (carrier)
berlainan (frequency division multiplexing/FDM).
4. Modulasi juga bisa mengatasi keterbatasan hardware
Perancangan suatu sistem komunikasi memungkinkan dibatasi oleh biaya dan ketersediaan
hardware, kinerja perangkat sering tergantung pada frekwensi yang teribat. Modulasi
memungkinkan perancangan sistem komunikasi menempatkan sinyal tertentu pada suatu
range frekuensi untuk menghindari keterbatasan hardware
5. Mengurangi noise dan interferensi
Efek dari noise dan interferensi dapat diminimalisir dengan menggunakan type modulasi
tertentu dengan bandwidth yang lebih lebar dari bandwidth sinyal. Ada trade-off antara
pengurangan noise dengan penambahan bandwidth
Pada modulasi digital, pesan sinyal diubah menjadi sinyal baseband. dalam sistem komunikasi
nirkabel, bagian kedua dari modulasi mengubah sinyal baseband ke frekuensi radio (RF) sinyal,
modulasi fase, frekuensi atau amplitudo sinyal pembawa. Dalam sebuah sistem kabel, sinyal
pada baseband dapat dikirimkan secara langsung tanpa modulasi carrier. Namun, kadangkadang, beberapa sinyal pesan diperlukan untuk mengirimkan melalui kawat yang sama. Dalam
keadaan tertentu beberapa teknik modulasi dapat digunakan sehingga pesan yang berbeda dapat
dimodulasi ke frekuensi yang berbeda. Teknik ini disebut Frequency Division Multiple Access
(FDMA). Selain ini, ada lebih banyak teknik akses yang dapat digunakan untuk sistem digital,
seperti Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access (CDMA).
Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu :
1. Amplitude Shift Keying
Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitude,
merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah amplitude. Dalam proses modulasi
ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal
informasi digital.
Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar.
Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap
sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan
distorsi lainnya. Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan
jarak dekat saja.
Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi
AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat
mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.
Diagram konstelasi modulasi PSK dan Gambar Minimum bandwidth modulasi PSK
3.2. QPSK
Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK, QPSK
menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di sekitar suatu lingkaran. Dengan
empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK.
Analisa menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika
dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai sebagai suatu
modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang
termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk mengatur
komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur komponen quadraturephase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada kedua carrier dan dapat dimodulasi
dengan bebas.
MODULASI FREKUENSI(FM)
Pengertian Modulasi Frekuensi (FM)
Modulasi frekuensi didefinisikan sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal pembawa (dari frekuensi
tak termodulasinya) sesuai dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi. Sinyal pembawa dapat
berupa gelombang sinus, sedangkan sinyal pemodulasi (informasi) dapat berupa gelombang apa
saja (sinusoidal, kotak, segitiga, atau sinyal lain misalnya sinyal audio). Gambar 4.1
mengilustrasikan modulasi frekuensi sinyal pembawa sinusoidal dengan menggunakan sinyal
pemodulasi yang juga berbentuk sinyal sinusoidal. Secara matematis, sinyal termodulasi FM
dapat dinyatakan dengan
e
FM
= V sin ( t + m sin t )
c
dengan
e
FM
: sinyal termodulasi FM
e : sinyal pemodulasi
m
e : sinyal pembawa
c
m : indeks modulasi FM
f
Indeks Modulasi FM
Seperti telah dibahas, pada modulasi frekuensi maka frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah
sehingga besarnya sebanding dengan dengan besarnya amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin
besar amplitudo sinyal pemodulasi, maka semakin besar pula frekuensi sinyal termodulasi FM.
Besar selisih antara frekuensi sinyal termodulasi FM pada suatu saat dengan frekuensi sinyal
pembawa disebut deviasi frekuensi. Deviasi frekuensi maksimum didefinisikan sebagai selisih
antara frekuensi sinyal termodulasi tertinggi dengan terendahnya.
Indeks modulasi FM (m ) merupakan perbandingan antara deviasi frekuensi maksimum dengan
f
dengan
: deviasi frekuensi maksimum
f : frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
m
m : indeks modulasi FM
f
Besarnya indeks modulasi FM dapat dipilih sebesar mungkin sejauh tersedia bandwidth (lebar
bidang) untuk keperluan transmisinya. Biasanya besarnya indeks modulasi ini akan
dimaksimalkan dengan cara mengatur besarnya deviasi frekuensi maksimal yang diijinkan.
FM
= V J m sin t
c
+
dengan
e
FM
m : indeks modulasi FM
f
dan
V J (m ) sin t = komponen frekuensi pembawa
c 0
Penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk berbagai indeks modulasi dapat dilihat pada gambar
4.2 dan tabel fungsi Bessel pada halaman akhir bab ini.
Gambar 4.2 Penyelesaian fungsi Bessel orde ke-n untuk berbagai indeks modulasi
Lebar-bidang Untuk FM
Lebar-bidang yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal FM adalah:
BW = 2 ( n . f )
m
pemodulasi. Oleh karena pada kenyataannya nilai n mencapai tak hingga, maka secara teoritis
lebar bidang yang dibutuhkan adalah tak hingga pula. Namun, amplitudo komponen bidang sisi
untuk n yang bernilai besar menjadi tidak terlalu signifikan sehingga kontribusinya dapat
diabaikan. Dengan pertimbangan ini, maka nilai n yang digunakan untuk menentukan lebar
bidang adalah nilai n yang masih memberikan kontribusi signifikan pada amplitudo komponen
bidang sisinya. Kontribusi yang dapat dianggap signifikan adalah yang memberikan tegangan
sebesar minimal 1% atau 40 dB. Hal ini dapat dilihat pada tabel fungsi Bessel, misalnya untuk
m sebesar 5 maka jumlah n yang signifikan adalah 8 (sampai dengan J , untuk n > 8 diabaikan).
f
Pada tahun 1938 J.R. Carson menyatakan bahwa untuk mentransmisikan sinyal termodulasi FM
dibutuhkan lebar bidang minimal dua kali jumlahan deviasi frekuensi dengan frekuensi
maksimum sinyal termodulasi. Selanjutnya hal ini dikenal dengan Carsons rule dan dapat
dinyatakan sebagai:
BW = 2 ( + f )
m
dengan adalah deviasi frekuensi dan f adalah frekuensi tertinggi sinyal pemodulasi.
m
FCC telah mengalokasikan lebar bidang sebesar 200 kHz untuk siaran FM (disebut FM bidang
lebar atau wideband FM). Deviasi frekuensi maksimum yang diijinkan adalah sebesar = 75
kHz. Dengan batasan ini, maka besarnya indeks modulasi juga dibatasi (mulai sebesar m = 5
f
untuk f =15 kHz hingga sebesar m =1500 untuk f =50 Hz). Gambar 4.4 memperlihatkan bidang
m
Selain yang telah dibahas di atas, FCC juga mengalokasikan bidang frekuensi untuk siaran FM
bidang sempit (narrowband FM) sebesar 10 30 kHz. Indeks modulasinya dibuat mendekati
satu sehingga lebar bidang yang diperlukan sama dengan lebar bidang untuk sinyal AM yaitu
hanya sebesar 2 x f . Contoh FM bidang sempit antara lain sistem radio mobil untuk polisi, dinas
m
Detektor FM
Detektor FM mengubah variasi frekuensi carrier kembali ke replikadari sinyal modulasi asli. Ada
beberapa tipe dasar detektor FM, diantaranya :
1. Slope Detector
Slope detektor adalah jenis yang paling sederhana dari detektor FM. Diagram skematik dari
slope detector adalah sebagai berikut,
Operasi dari detektor slope sangat sederhana. Jaringan output dari sebuah amplifier diatur ke
frekuensi yang lebih sedikit dari Frekuensi carrier + deviasi puncak. Sebagai sinyal input
bervariasi dalam frekuensi, output sinyal di jaringan LC akan bervariasi dalam amplitudo karena
sifat band pass dari rangkaian tangki. Output dari penguat ini adalah AM, yang dapat dideteksi
menggunakan detektor dioda.
Rangkaian yang ditunjukkan dalam diagram di atas terlihat sangat mirip dengan IF amplifier
akhir dan detektor penerima AM, dan memungkinkan untuk menerima NBFM pada penerima
AM dengan mengatur ulang transformator IF yang terakhir. Jika transformator ini diatur ke
frekuensi sekitar 1 KHz di atas frekuensi IF, IF amplifier yang terakhir akan mengkonversi
NBFM ke AM.
Meskipun sederhana, detektor slope jarang digunakan karena memiliki linearitas yang rendah.
Untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi, perlu melihat persamaan untuk tegangan yang
melalui transformator utama pada detektor slope :
Tegangan primer transformator berubah-ubah terkait dengan kuadrat frekuensi. Karena deviasi
frekuensi sinyal FM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal modulasi itu, output dari detektor
slope akan terdistorsi. Jika bandwidth dari sinyal FM kecil, sangat mungkin untuk mendekati
respon detektor lereng oleh fungsi linear, dan detektor slope dapat digunakan untuk demodulasi
sinyal NBFM.
2. Foster-Seely Discriminator
The Foster-Seely Discriminator adalah detektor FM yang banyak digunakan. Detektor ini terdiri
dari special center-tapped IF transformator dengan dua dioda. Skema terlihat sangat mirip
rangkaian penyearah DC gelombang penuh. Karena input transformator disetel ke frekuensi IF,
output dari diskriminator adalah nol jika tidak ada penyimpangan dari carrier; kedua bagian dari
transformator center tapped adalah seimbang. Sebagai ayunan sinyal FM pada frekuensi di atas
dan di bawah frekuensi pembawa, keseimbangan antara kedua bagian dari center-tapped
sekunder dihancurkan dan ada tegangan output sebanding dengan deviasi frekuensi.
Discriminator ini memiliki linearitas yang sangat baik dan merupakan detektor yang baik untuk
sinyal WFM dan NBFM. Kelemahan utamanya adalah merespon sinyal AM juga. Sebuah limiter
baik harus mendahului diskriminator untuk mencegah noise AM muncul pada output.
3. Ratio Detector
Rasio detektor adalah varian dari diskriminator. Rangkaian ini mirip dengan discriminator, tetapi
pada detektor rasio, dioda bekerja dengan arah yang berlawanan. Juga, output tidak diambil
melintasi dioda, tetapi antara jumlah tegangan dioda dan center tap. Output melintasi dioda
terhubung ke kapasitor besar, yang menghilangkan noise AM di output detektor rasio. Operasi
dari detektor rasio sangat mirip dengan diskriminator, namun output hanya 50% dari output
diskriminator untuk sinyal input yang sama.