Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN UMUM
II-2
merupakan salah satu bentuk kontrak bagi hasil dan bentuk kerja sama dengan
PT. Pertamina (Persero) untuk melaksanakan eksplorasi minyak dan gas bumi
berdasarkan prinsip pembagian hasil produksi yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1999 tentang syarat-syarat pedoman kerja sama
bagi hasil minyak dan gas bumi. Peraturan tersebut mengatur tentang
keuntungan yang diperoleh untuk selanjutnya dilakukan bagi hasil dengan
ketentuan 15 % untuk perusahaan dan 85 % untuk PT. Pertamina (Persero).
Penandatanganan kontrak perusahaan TAC Pertamina Pilona Petro
Tanjung Lontar (PPTL) Ltd. dengan PT. Pertamina (Persero) dilakukan pada
bulan Oktober 1996. Kemudian kegiatan operasi dimulai pada bulan Mei 1997.
Pada bulan Mei 1998 dimulai produksi minyak TAC Pertamina Pilona Petro
Tanjung Lontar (PPTL) Ltd. Pada awal mulai produksi sampai dengan tahun
2008, TAC Pertamina Pilona Petro Tanjung Lontar (PPTL) Ltd. terus
melakukan upaya untuk meningkatkan produksi minyak dengan melakukan
pengembangan pemboran sumur-sumur dari sumur-sumur sebelumnya.
Sampai dengan bulan Februari 2009, jumlah sumur yang masih
berproduksi 58 sumur dengan jumlah produksi berkisar antara 850 sampai 900
BOPD (barrel oil per day).
Struktur organisasi TAC Pertamina Pilona Petro Tanjung Lontar (PPTL)
Ltd. ditunjukkan pada Gambar 2.2.
II-3
GAMBAR 2.1.
LOKASI TAC PERTAMINA PILONA PETRO TANJUNG LONTAR LTD.
II-4
Field Manager
secretary
Operation Dept.
Field Engineers
Finance Dept.
GAMBAR 2.2.
STRUKTUR ORGANISASI FIELD OFFICE
TAC PERTAMINA PILONA PETRO TANJUNG LONTAR LTD.
II.3 Wilayah Operasi dan Kegiatan Operasional Perusahaan
Wilayah operasi TAC Pertamina Pilona Petro Tanjung Lontar Ltd.
terletak di Kecamatan Merapi, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Wilayah TAC Pertamina Pilona Petro Tanjung Lontar (PPTL) Ltd terbagi
dalam empat lapangan (field) yaitu Lapangan Tanjung Lontar (24 sumur
produksi, 2 natural flow), Lapangan Sengkuang (5 sumur produksi), Lapangan
Banjarsari (11 sumur produksi) dan Lapangan Arahan (17 sumur produksi).
II-5
crude oil
II-6
Cekungan ini dibatasi oleh pegunungan Bukit Barisan di sebelah barat daya,
Paparan Sunda di sebelah timur laut, Tinggian Lampung di sebelah
tenggara, dan pegunungan Tigapuluh di sebelah barat laut.
II-7
II-8
II-9
Pada bagian atas, fasiesnya lempung tuffaan dan batu pasir tuffaan yang
bersifat marine.
Formasi Talang Akar merupakan Transgresi Marine yang sebenarnya
kemudian dipisahkan dari Formasi Lahat oleh suatu ketidakselarasan yang
mewakili
pengangkatan
Tengah. Pada sebagian dari Formasi ini adalah fluviatil sampai delta
(gritsand member) dan laut dangkal (transition member). Di beberapa
tempat, batu pasir terlokalisasi pada daerah tinggi (Pendopo High) atau
dekat Paparan Sunda. Formasi Talang Akar merupakan lapisan reservoar
utama di Sumatera Selatan.
Formasi Baturaja terdiri dari batu gamping dan sering merupakan
terumbu. Formasi ini di Cekungan Jambi tidak terbentuk dan begitu juga
pada bagianbagian tertentu dari Cekungan Palembang, seperti di depresi
Lematang. Di daerah tinggian, terumbu Formasi Baturaja terkadang
langsung terbentuk di atas batuan dasar Pra-Tersier, seperti yang terdapat
dibeberapa tempat di Lapangan Musi. Formasi ini sangat berpotensi akan
kandungan gas.
Formasi Gumai terdapat di atas Formasi Baturaja dan mempunyai
penyebaran yang luas. Pada umunya terdiri dari serpih laut dalam. Formasi
Gumai (Telisa Shale) sering dianggap sebagai batuan induk untuk semua
minyak bumi di Cekungan Sumatra Selatan. Akan tetapi berdasarkan studi
geokimia terakhir di sub Cekungan
II-10
terdiri dari lapisan pasir pantai selang-seling dengan batu lempung. Pada
bagian atas sering dijumpai sisipan batubara. Penyebarannya jauh lebih luas
dari formasiformasi sebelumnya dan di beberapa tempat penumpang (on
lapping) terjadi di atas batuan Pra-Tersier ke arah timur
pada
Paparan
II-11
relief pada batuan dasar ini diperkirakan karena pematahan dasar dalam
bongkah-bongkah. Gerakan
diferensial dari
blok-blok
patahan
ini
II-12
GAMBAR 2.3.
STRATIGRAFI REGIONAL SUMATERA SELATAN