You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti telah dikemukakan oleh banyak pakar mengenai studi kota ,
bahwa penduduk akan bertempat tinggal di kota dan kawasan sekitar kota.
Hal ini didasarkan bahwa jumlah penduduk kotakota di dunia mempunyai
kecenderungan makin besar dan tidak terkecuali Kota Makassar.
Bertambahnya jumlah penduduk akan selalu diwarnai dengan
munculnya masalahmasalah akibat kehidupan penduduk yang dinamis.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatnya kegiatan diberbagai
sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-wilayah perkotaan seperti
permasalahan yang umum terjadi di kota - kota di Indonesia.
Kota Makassar yang merupakan salah satu kota yang tumbuh cepat
secara alamiah baik dilihat dari jumlah penduduknya maupun dari
kemampuan ekonominya yang berdampak pada pemenuhan akan kebutuhan
prasarana. Kecamatan Mariso yang merupakan salah satu dari 14 Kecamatan
yang ada di Kota Makassar yang sedang tumbuh dan berkembang. Agar dalam
perkembangan fisik prasarana wilayahnya, fungsi kota dapat teroptimalkan
dengan baik maka perlu untuk diketahui kondisi infrastruktur yang ada
diwilayah tersebut. Dimaksudkan dengan menemukenali kondisi infrastruktur
yang ada maka dengan sendirinya permasalahan prasarana sebagai penopang
segala aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup penduduk di wilayah
Mariso dapat diketahui.
Sangat disayangkan, Kondisi prasarana di Kecamatan Mariso begitu
memperihatinkan, seperti kondisi persampahan dan drainase Hampir seluruh
kelurahan yang ada di Kecamatan Mariso kondisi sampahnya sangat
menggangu masyarakat setempat. Dapat dikatakan seluruh TPS seperti
kontainer, sampahnya berserakan disekitar kontainer, drainase dipenuhi oleh
sampah, seakan memberikan kesan bahwa sampah sudah menjadi bagian yang
[Type the company name] |

tak terpisahkan oleh suatu permukiman. Selain itu warga juga mengaku bahwa
pada saat musim hujan sering terjadi banjir. Prasarana air bersih bersumber
dari PAM dan air sumur namun tidak semua mesyarakat menikmati air PAM
karena persoalan biaya sedangkan untuk sumur baik itu sumur bor atu sumur
gali memang mudah untuk didapat namu air yang dihasilkan belum memenuhi
kriteria air bersih pada umumnya.
Prasarana jalan di Kecamatan Mariso cukup baik sebab merupakan
jalan aspal walaupun ada sebagian jalan yang masih rusak seperti Jl. Kutilang
dan Jalan sekitar Jl. Cendrawasih. Prasarana listrik dan Prasarana
telekomunikasi dapat dikatakan cukup baik sebab daerah ini merupakan
wilayah perkotaan sehingga selain menggunakan telepon umum yang ada di
Kecamatan Mariso, masyarakat juga menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi, sedangkan untuk kebutuhan listrik untuk setiap kelurahan
telah terjangkau.
Bertitik tolak dari hal diatas, maka kami melaksanakan suatu tinjauan
pada kecamatan ini untuk mengidentifikasi masalah yang ada di Kecamatan
Mariso Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan dan membuat suatu sanitasi
untuk membuat kehidupan suatu lingkungan itu bisa manjadi lebih baik.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Bagaimana tingkat kebutuhan prasarana di Kecamatan
Mariso?

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
tingkat kebutuhan prasarana di Kecamatan Mariso.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat mengatasi bagaimana tingkat
kebutuhan Prasarana di Kecamatan Mariso.

[Type the company name] |

1.4 Sistematika Pembahasan


Untuk memberikan gambaran keseluruhan dari laporan ini, maka berikut
ini diuraikan secara garis besar.
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini menguraiakan latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, dan sistematika pembahasan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pengertian wilayah, pengertian kota,
pengertian prasarana dan standar prasarana lingkungan.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI


Bab ini menguraikan Gambaran Umum Lokasi survei Kota
Makassar dan gambaran umum Wilayah Penelitian yaitu
Kecamatan Mariso yang terdiri dari data aspek fisik dasar,
aspek kependudukan, aspek utiilitas dan aspek penggunaan
lahan.
BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini menguraikan tentang analisis analisis aspek fisik
dasar, analisis kependudukan, analisis penggunaan lahan dan
analisis prasarana Kecamatan Mariso.

BAB V

: KESIMPULAN & SARAN


Bab ini menguraikan Kesimpulan dan Saran

[Type the company name] |

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Wilayah dan Kota


2.1.1 Pengertian Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif atau aspek fungsional.
Dalam arti fisik keruangan, wilayah dan daerah memiliki pengertian
yang sama sebagai terjemahan dari region yaitu suatu hamparan luas
sebagai kumpulan dari lokasi-lokasi atau areal areal, baik mencakup ciri
perkotaan maupun pedesaan. (UU R.I. No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggara Penataan Ruang)
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. (UU No.26 Tahun 2007 tenteng
Penataan Ruang)
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Strategi penataan ruang wilayah nasional ditujukan agar pemanfaatan
sumber daya secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab sesuai
dengan daya dukungnya, dengan mengutamakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat

serta memperhatikan kelestarian fungsi

dan

keseimbangan lingkungan.
Keterpaduan dan penggunaan sumber daya dan penataan lingkungan
hidup harus di dasarkan pada Pola Tata Ruang Wilayah Nasional, yang
dapat memadu dan menyerasikan tata guna lahan, tata guna air, dan tata
guna sumber daya alam lainnya, yang sejalan dengan upaya penataan ruang

[Type the company name] |

tersebut, telah tertuang dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang yang menetapkan penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN).
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan
pembangunan

di

segala

bidang.

Pembangunan

merupakan

proses

pengelolaan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia


dengan memanfaatkan teknologi. Dalam pola pembangunan tersebut, perlu
memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar
dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Tiga pilar pembangunan berkelanjutan adalah sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam setiap
pembangunan nasional, dengan pendekatan kependudukan, pembangunan,
dan lingkungan sampai dengan integrasi aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
Menurut Emil Salim dalam buku Pembangunan berkelanjutan
(1992) menyatakan bahwa Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu
proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan
aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam dan sumber daya
manusia dalam pembangunan.
Menurut Sabrini Sumawinata dalam buku Pembanguan Berkelanjutan
(1992) manyatakan bahwa Pembangunan Berkelanjutan tidak harus
diartikan sebagai pembangunan yang berlangsung secara lancar, mantap dan
tanppa hambatan. Pembangunan masyarakat selalu berjalan bergelombang
dengan pasang surut. Pembangunan disebut berkelanjutan jika mampu
menghindari dan mematahkan hambatannya dan bergerak lebih lanjut ke
tingkat keseimbangan yang lebih tinggi. Manusia merupakan subjek
pembangun, karena ia merupakan pelaksana pembangunan. Manusia
menjadi objek pembangunan, sebab sasaran hasil pembangunan pada
hakikatnya

untuk

[Type the company name] |

kepentingan

manusia

itu

sendiri.

Pembangunan

dilaksanakan oleh dan untuk manusia. Karenanya, aspek kesejahteraan yang


adil dan merata di setiap wilayah harus di upayakan.
2.1.2 Pengertian Kota
Kota merupakan suatu daerah yang memiliki wilayah batas
administrasi dan bentang lahan luas, penduduk relatif banyak, adanya
heterogenis penduduk, sektor agraris sedikit atau banhkan tidak ada dan
adanya suatu sistem pemerintahan (Rinaldi Mirsa, 2009).
Menurut Bintarto dalam buku Elemen Tata Ruang Kota (2009)
menyatakan bahwa Kota dari segi geografis, merupakan suatu sistem
jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduuk yang tinggi
dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak
materialistis.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman

perkotaan,

pemusatan

dan

distribusi

pelayanan

jasa

pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU R.I. No. 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggara Penataan Ruang)
Kawasan perkotaan merupakan kawasan strategis, yang dapat berupa
kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, atau kawasan
strategis kabupaten. Dalam pasal 64 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, yakni :
a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten;
b. kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota pada satu atau lebih provinsi.
Karakteristik kota, meliputi beberapa aspek, antara lain:
Dari aspek morfologi, antara kota dan pedesaan terdapat perbedaan
bentuk fisik, seperti cara membangun bangunan-bangunan tempat
tinggal yang berjejal dan mencakar langit (tinggi) dan serba kokoh.
Tetapi pada prakteknya kriteria itu sukar dipakai pengukuran, karena
banyak kita temukan dibagian-bagian kota tampak seperti desa,
misalnya, didaerah pinggiran kota, sebaliknya juga desa-desa yang mirip
[Type the company name] |

kota, seperti desa-desa di pegunungan di negara-negara laut tengah.


Dari aspek penduduk, secara praktis jumlah penduduk ini dapat dipakai
ukuran yang tepat untuk menyebut kota atau desa, meskipun juga tidak
terlepas dari kelemahan-kelemahan. Kriteria jumlah penduduk ini dapat
secara mutlak atau dalam arti relatif yakni kepadatan penduduk dalam
suatu wilayah.
Dari aspek sosial, gejala kota dapat dilihat dari hubungan-hubungan
sosial (social interrelation dan social interaction) di antara penduduk
warga kota, yakni yang bersifat kosmopolitan. Hubungan sosial yang
bersifat impersonal, sepintas lalu (super-fical), berkotak-kotak, bersifat
sering terjadi hubungan karena kepentingan dan lain-lain, orang ini
bebas untuk memilih hubungan sendiri.
Dari aspek ekonomi, gejala kota dapat dilihat dari cara hidup warga kota
yakni bukan dari bidang pertanian (agraria) sebagai mata pencaharian
pokoknya, tetapi dari bidang-bidang lain dari segi produksi atau jasa.
Dari aspek hukum, pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak
dan kewajiban hukum bagi penghuni, atau warga kota serta sistem
hukum tersendiri yang dianut untuk menunjukan suatu wilayah tertentu
yang secara hukum disebut kota.
Dalam pasal 65 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, yakni:
(1) Kawasan perkotaan menurut kriteria besarnya meliputi:
a. Kawasan perkotaan kecil;
b. Kawasan perkotaan sedang;
c. Kawasan perkotaan besar;
d. Kawasan metropolitan; dan
e. Kawasan megapolitan.
(2) Kawasan perkotaan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Jumlah penduduk paling sedikit 50.000 ( lima puluh ribu) jiwa dan
paling banyak 100.000 (seratus ribu) jiwa;
[Type the company name] |

b. Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan perdagangan


dengan jangkauan pelayanan kecamatan dan/atau antardesa; dan
c. Ketersedian prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor kecamatan dan pasar harian.
(3) Kawasan perkotaan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hruf b
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa dan kurang
dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
b. Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa dan
perdagangan dengan jangkauan pelayanan satu wilayah kabupaten
dan/atau antar kabupaten; dan
c. Keteresediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan palingsedikit
kantor pemerintah Kabupaten/Kota , fasilitas transportasi lokal,
kantor cabang perbankan, dan pusat pertokoan.
(4) Kawasan perkotaan besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
memiliki kriteria paling sedikit:
a. jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
b. dominasi

fungsi

kegiatan

ekonomi

berupa

kegiatan

jasa,

perdagangan, dan industri dengan jangkauan pelayanan satu wilayah


provinsi dan/atau antarprovinsi; dan
c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor pemerintahan Kabupaten/kota, terminal/pelabuhan, kantor
cabang perbankan, dan kawasan pertokoan.
(5) Kawasan metropolitan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf d
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Merupakan kawasan perkotaan

yang

berdiri

sendiri

atau

kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya


yang saling memiliki keterkaitan fungsional;
b. Jumlah penduduk secara keseluruhan paling sedikit 1.000.000 (satu
juta) jiwa;
c. Dominasi

fungsi

[Type the company name] |

kegiatan

ekonomi

berupa

kegiatan

jasa,
8

perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan antar provinsi


dan/atau nasional;
d. Ketersedian prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor pemerintah kota/pemerintahan provinsi, fasilitas transportasi
regional, kantor perbankan, dan pusat perbelanjaan;
e. Memiliki sistem Prasarana prasarana wilayah yang terintegrasi, dan
f. Memiliki kejelasan sistem struktur ruang yang ditunjukkan adanya
pusat dan sub-pusat yang terintegrasi dengan peran ekonomi pusat
yang dapat lebih besar dari kota atau kawasan sekitar diukur dari
jumlah aktivitas jasa dan industri dan jumlah uang beredar.
(6) Kawasan megapolitan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf e
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Merupakan gabungan 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan
sehingga berpusat jamak dan memiliki keterkaitan fungsional;
b. memiliki hubungan spasial masing-masing kota dengan sistem yang
dipisahkan kawasan perdesaan;
c. memiliki jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 10.000.000
(sepuluh juta) jiwa;
d. memiliki dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa
perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan regional
antarnegara;
e. memiliki ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling
sedikit

fasilitas

transportasi

antarnegara,

sarana

perbankan

antarnegara, dan pusat perbelanjaan dengan skala pelayanan


regional; dan
f. menghubungkan antarpusat kegiatan dengan prasarana transportasi
utama dan memiliki sistem Prasarana prasarana wilayah yang
terintegrasi.
Fungsi Kota
Pada dasarnya peran dan fungsi kota dalam bidang pendidikan,
bidang ekonomi, dan bidang politik, pada masa pergerakan nasional sama
[Type the company name] |

dengan fungsi dan peran kota di masa kini yaitu menjalankan tugas pokok
dan fungsinya sebagi administrator, stabilisator, dinamisator, fasilitator, dan
advokasi dibidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih
luas lagi antara lain sebagai berikut:
a. sebagai pusat permukiman penduduk
b. sebagai pusat kegiatan ekonomi
c. sebagai pusat kegiatan sosial budaya
d. pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintah serta tempat
kedudukan pemimpin pemerintahan.

2.2 Pengertian Prasarana Wilayah Dan Kota


Prasarana adalah system bangunan yang di perlukan terlebih dahulu
agar system transportasi, teknik penyehatan, perairan, telekomunikasi, dsb
dapat berfungsi. Prasarana pelayanan umum harus harus dalam memberikan
pelayanan terhadap pemakainya harus menjaga keseimbangan dengan
lingkungan sekitarnya.
Prasarana (network):hubungan tali temalai hingga terbentuk Prasarana
atau merupakan suatu keterkaitan antar unsure. (Sumber; kamus tata ruang
oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 38)
Lokasi suatu tempat atau suatu wilayah yang bersangkutan berkenaan
dengan hubungan atau tempat wilayah itu dengan factor alam atau faktor
budaya yang ada di sekitarnya. Jadi lokasi relative ini di tinjau dari posisi
suatu tempat atau suatu wilayah terhadap kondisi-kondisi wilayah yang ada
di sekitarnya.
Perluasan

prasarana

mengikuti

tata

ruang

yang

dan

pengembangannya tetap memperhatikan konstruksi penggunaan lahan


sehingga tidak mempengaruhi pola tata guna lahan sebelumnya.
Untuk menyamakan persepsi dalam studi maka di perlukan konsep
operasional sebagai berikut :

[Type the company name] |

10

2.2.1 Prasarana Jalan


Jalan adalah salah satu elemen pembentuk pola dlok suatu kawasan
kota. Selain itu jalan bisa disebut pula sebagi ruang yang terletak diantara
blo-blok kawasan kota atau lorong-lorong ruang publik yang membuat suatu
jaringan (Rinaldi Mirsa 2009).
Prasarana jalan (road network):susunan jalan yang mengikat dan
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada
dalam penagruh pelayanan. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana
royat,halaman 38)
Jalan kolektor (collector road): jalan yang melayani angkutan
pengumpulan/pembagian dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang.kecepatan
rata-rata jalan masuk di batasi. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana
royat,halaman 34)
Jalan local: jalan yang melayani angkutan setempat;cirri-ciri
perjalanan jarak dekat,kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
tidak di batasi. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman
35)
Jalan primer: sisytem Prasarana jalanan jalan dengan pelayanan jas
adistribusi antar kota dan wilayah. . (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 35)
Jalan raya (highway): jalan raya atau lebar,memungkinkan digunakan
lalu lintas berkecepatan tinggi terutama diperuntukan bagi lalu lintas antar
kota. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
Jalan sekunder: jalan dengan peranan dengan pelayanan jasa distribusi
diluar kota. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 36)

[Type the company name] |

11

Jalan utama (major road): jalan yang paling penting di antara jalan
yang salinh berpotongan atau bersalingan. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara
kendaraan bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan
prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase,
lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.
Klasifikasi ruang jalan berdasarkan karakter dan intensitas lalu
lintasnya yaitu:
a. Pelayanan A : arus bebas, kecepatan tinggi, kepadatan rendah.
b. Pelayanan B : lalu lintas stabil, kecepatan bebas
c. Pelayanan C : lalu lintas stabil, kecepatan dibatasai
d. Pelayanan D : lalu lintas tidak stabil, kecepatan dibatasi
e. Pelayanan E : lalu lintas tidak stabil, sering macet
f. Pelayanan F : lalu lintas terhambat, macet.
Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya yaitu:
a. Arteri : melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan tinggi, jalan masuk dibatasi.
b. Sekunder : melayani angkutan pengumpulan, dengan ciri jarak sedang,
kecepatan sedang, jalan masuk dibatasi.
c. Lokal : melayani angkutan setempat, perjalanan jarak pendek, jalan
masuk tidak dibatasi.

2.2.2 Prasarana air bersih


Prasarana drainase adalah Prasarana

pipa

saluran air

yang

mengalirkan air bersih kerumah-rumah yang di lainnya. (Sumber; kamus tata


ruang oleh Dr.ir,sujana royat, halaman 38)

[Type the company name] |

12

Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang
memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan
perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah
berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih
lingkungan perumahan di perkotaan.
Air bersih adalah Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk
kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor
essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan.
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, Pengertian air bersih adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan air bersih;
b) jaringan air bersih;
c) kran umum; dan
d) hidran kebakaran
Sumber air: tempat-tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas
maupun di bawah permukaan tanah. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 103)
1.

Air Permukaan, adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai,
saluran irigasi, danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air
permukaan :
a. Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
b. Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)

[Type the company name] |

13

c. Pengelolaan air permukaan non gravitasi


2.

Mata Air, adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke
permukaan tanah sebagai akibat dari :
a. Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran
Gravitasi Kontak
Tujuan pembangunan air bersih yaitu :

1. Meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama untuk masyarakat


miskin.
2. Meningkatkan dan memberdayaan masyarakat desa
pembangunan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.

dalam

3. Meningkatkan efisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih

2.2.3

Prasarana listrik
Prasarana listrik adalah bagian saluran pembawa atau transmisi tenaga

atau arus listrik,berpangkal dari pusat tenaga listrik,di distribusikan oleh


Prasarana transmisi melalui bangunan instalasi ke berbagai bangunan yang
memakainya.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan daya listrik
1) setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari
PLN atau dari sumber lain; dan
2) setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum
450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total
kebutuhan rumah tangga.
b) Penyediaan jaringan listrik

[Type the company name] |

14

1) disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki


pelayanan, dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan
jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun;
2) disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan
pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar (lihat Gambar 1
mengenai bagian-bagian pada jalan);
3) disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
4) adap

un penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500

lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah;


5) sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak
dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat
permanen karena akan membahayakan keselamatan.
Pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan
ataupun dalam bangunan hunian juga harus direncanakan secara
terintegrasi dengan berdasarkan peraturanperaturan dan persyaratan
tambahan yang berlaku, seperti:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
b) peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat; dan
c) peraturan-peraturan lain yang masih juga dipakai seperti antara lain
AVE.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan daya listrik; dan
b) jaringan listrik.

2.2.4

Prasarana Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air

permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang
harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.
[Type the company name] |

15

Prasarana Drainase adalah prasarana yang berfungsi menglirkan air


permukaan ke badan air atau kebangunan resapan air.
Drainase Sekunder
w
d

Keterangan : w (Lebar Penampang Atas) = 2,8 m


d (Tinggi Penampang) = 70cm
b (Lebar Penampang Bawah) = 2m
Drainase Tersier

b
Keterangan : w (Lebar Penampang Atas) = 2m
d (Tinggi Penampang) = 2 m
b (Lebar Penampang Bawah) = 1,7 m
Tabel 2.1Bagian jaringan drainase
Sarana

Badan penerima air

Prasarana
Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan tanah (air tanah akifer)
Gorong-gorong, Pertemuan saluran
Bangunan terjunan, Jembatan

Bangunan

Street inlet

Pelengkap

Pompa
Bangunan pelengkap
Pintu air

[Type the company name] |

16

2.2.5

Prasarana telekomunikasi
Prasarana Telekomunikasi adalah bagan atau system komunikasi yang

melayani percakapan atau pembicaraan telepon antara dua orang yang


bertempat sejauhan.
Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
penyediaan sambungan telepon rumah tangga adalah:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan perkembangan lokasi yang
direncanakan, berkaitan dengan kebutuhan sambungan telepon;
b. tingkat

pendapatan

keluarga dan kegiatan

rumah tangga

untuk

mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon pada kawasan yang


direncanakan;
c. jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun Telepon Otomat
(STO),

berkaitan

dengan

kebutuhan

STO

pada

kawasan

yang

direncanakan;
d. kapasitas terpasang STO yang ada; dan
e. teknologi Prasarana telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan.

2.2.6

Prasarana Persampahan
Prasarana Persampahan adalah Prasarana pembuangan sampah yang

berasal dari rumah tangga berupa bak atau tempat yag tersedia pada setiap
rumah tangga dan berupa container dalam suatu kawasan permukiman yang
kemudian disatukan dalam suatu wilayah

yang lebih luas untuk

menampungnya.
Komponen prasarana dan sarana bidang persampahan secara umum
akan meliputi :
1. Pewadahan;
merupakan sarana yang diperlukan untuk mengisolasi sampah pada
suatu tempat / wadah sehingga tidak berserakan, disamping memudahkan
[Type the company name] |

17

kegiatan pengumpulan berikutnya. Umumnya berupa wadah portable dengan


ukuran dan jenis bervariasi;

yang penyediaan,

penggunaan dan

pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemilik bangunan atau penghasil


sampah itu sendiri.
2. Pengumpulan;
meliputi sarana pengumpulan bermesin maupun tidak yang dapat
berupa : gerobak sampah, container / bak sampah, dan kendaraan pengumpul
(minitruk).
3. Pemindahan;
meliputi sarana container load haul / arm roll maupun prasarana
transfer depo yang berfungsi untuk menampung sampah yang terkumpul
sebelum kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan.
2.3 Standar Prasarana Lingkungan
2.3.1

Prasarana jalan

a. Prasarana Jalan Kolektor


Karakter dari Prasarana jalan kolektor adalah jalan yang berfungsi
sebagai pengumpul lalu lintas dari Prasarana jalan lokal untuk
disalurjkan ke Prasarana jalan arteri. Dengan kata lain Prasarana jalan
ini akan merupakan penghubung jalan arteri dengan jalan lokal.Selain
itu jalan yang memotong Prasarana jalan ini sedapat mungkin dibatasi
oleh kendaraan

yang melintasinya.Jalan ini

direkomendasikan

berkecepatan lebih rendah dari kecepatan kendaraan pada jalan arteri.


b. Prasarana Jalan Lokal
Prasarana jalan lokal adalah jalan yang berfungsi menampung lalu
lintas dari jalan tertentu yang terlayani oleh jalan lingkungan,dan
selanjutnya akan disalurkan ke Prasarana jalan kolektor. Adapun
karakter dari jalan lokal adalah jarak perjalanannya atau identik dengan
panjang jalan ini relatif pendek dan jalan memotongnya (dapat saja

[Type the company name] |

18

berupa gank/lorong) tidak dibatasi.selain itu direkomendasikan lebih


mudah dari ketentuan yang diberlakukan pada Prasarana jalan kolektor
maupun arteri.
Untuk

hierarkhi

jaringan

jalan

dapat

kita

klasifikasikan

berdasarkan kepada kecepatan kendaraan, lebar jalan dan garis


sempadan jalan, yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jalan Berdasarkan Kecepatan Kendaraan, Lebar dan GSJ
Lebar
GSJ
Kecepatan
Hierarki Jalan
Badan
terhadap
Kendaraan
Jalan
bangunan

2.3.2

Arteri Primer

> 60 km/jam

>8m

> 22 m

Arteri sekunder

> 30 km/jam

>8m

> 20 m

Kolektor Primer

> 40 km/jam

>7m

> 17 m

Kolektor Sekunder

> 20 km/jam

>7m

>7m

Lokal Primer

> 20 km/jam

>6m

> 12 m

Lokal Sekunder

> 10 km/jam

> 6m

>4m

Prasarana Air Bersih

Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan


utama

penghidupan

dan

kehidupan

penduduk

di

kawasan

perencanaan.Beberapa sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh


penduduk kawasan perencanaan bersumber dari air permukaan (sungai)
dan dari mata air pegunungan yang dikelolah oleh PDAM dan
masyarakat.Sasaran

rencana

kebutuhan

air

bersih

dikategorikan

berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan kebutuhan


aktivitas perkotaan. Standarisasi kebutuhan air bersih berdasarkan
petunjuk pedoman tersebut di atas termasuk sasaranpenggunaanya, antara
lain :

[Type the company name] |

19

Kriteria yang umum digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah


pipa adalah :
Pipa Primer 4-5 m/sambungan
Pipa Sekunder 6-8 m/sambungan
Pipa Tersier 9-12 m/sambungan
Standar hidrant dan sarana pemadam kebakaran pada umumnya
dalam satu kilometer pipa distribusi terdapat 4-5 buah hidrant. Ketentuan
dalam penempatan hidrant yaitu:
Sebaiknya hidrant diletakkan pada jarak 60-180 cm dari tepi jalan
Hidrant diletakkan 1 meter dari bangunan permanen
Tabel 2.3
Standar Kebutuhan Air Bersih
No

Fasilitas

Perumahan

Kebutuhan
60 liter/orang/hari
STK 10 liter/orang/hari

Pendidikan

SD 10 liter/orang/hari
SLTP 10 liter/orang/hari
SLTA 10 liter/orang/hari

Kesehatan
Pelayanan
Umum
Peribadatan

[Type the company name] |

Toko Obat 30 liter/orang/hari


Tempat Praktek Dokter 300 liter/orang/hari
(kantor lingkungan, kantor pos, parkir umum
ditambah MCK) 1000 liter/orang/hari
Mesjid 3500 liter/orang/hari
Mushallah 2000 liter/orang/hari

20

Uraian

Tabel 2.4
Standar Pelayanan Air bersih
Satuan
Distribusi Untuk Setiap Jenis Kota
Kecil

Sedang

Besar

Metro

Kepadatan

Jiwa/Ha

100

200

300

400

Sisa Tekan Minimal

10

10

Kebocoran air

20

20

20

20

Pelayanan domestik

90

85

80

70

Rasio pelayanan SL

90

90

90

90

Rasio Pelayanan

10

10

10

10

Pelayanan Per SL

Jiwa/SL

Konsumsi SL

Ltr/jiwa

100

125

150

200

Pelayanan Per HU/TA

Jiwa/Hu

50

50

50

50

Ltr/jiwa

30

30

30

30

Domestik

10

10

10

10

Konsumsi Non

Ltr/unit

2000

2000

2000

2000

Datar

Datar

Datar

Datar

di pel

HU/TA

Konsumsi Hidrant
Umum
Pelayanan Non

Domestik
Kemiringan Lahan

2.3.3

Prasarana Listrik
Kebutuhan sistem energi listrik dimaksudkan adalah kebutuhan sistem

yang meliputi Prasarana dan distribusinya.Pelayanan listrik di kawasan


perencanaan dibutuhkan peningkatan daya listrik serta Prasarana yang
relatif mencukupi termasuk penerangan jalan.
Keseluruhan kebutuhan energi listrik di kawasan perencanaan berdasarkan
standar perencanaan lingkungan perkotaan kebutuhan listrik adalah :

[Type the company name] |

21

1. Kebutuhan energi listrik perumahan dan permukiman diasumsikan tipe


kecil adalah 900 VA, tipe sedang 900 VA dan tipe besar 1.300 VA.
2. Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dengan tipe kecil adalah
1.500 VA/Watt, tipe sedang adalah 2.500 VA/Watt dan tipe besar
dengan 3.500 VA/Watt.
3.

Fasilitas umum kebutuhan energi listriknya adalah 20 %.

4.

Penerangan jalan kebutuhan listriknya adalah 10 % dari total


kebutuhan keseluruhan.
Sistem distribusi Prasarana kabel listrik dengan menggunakan
tiang yang terbuat dari pipa beton yang penempatannya pada daerah
manfaat jalan dengan jarak satu dengan yang lainnya adalah lebih
kurang 50 meter dan sebagai upaya untuk menghindari gangguan
Prasarana listrik, maka di beberapa tempat akan ditempatkan gardu
listrik yang sekaligus berfungsi sebagai pengontrol gangguan listrik
yang akan terjadi.

Jenis
rumah
Kecil

Tabel 2.5
Kebutuhan Listrik Untuk Perumahan
Luas
Ukuran
Jumlah rumah
bangunan Kebutuhan
Petak ratayang dilayani
rata-rata
(watt)
2
rata (m )
gardu (unit)
(m2)
100
70
900
1400

Sedang

200

240

900

420

Besar

400

600

1300

100

2.3.4 Prasarana Drainase


Prasarana primer dan sekunder drainase harus mempunyai kapasitas
tampung yang cukup untuk menampung airyang mengalir dari area Kasiba
dan kawasan sekitarnya.
Saluran pembuangan air hujan dapat dibangun secara terbuka dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Dasar saluran terbuka lingkaran dengan diameter minimum 20 cm

[Type the company name] |

22

atau berbentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm;


b. Bahan saluran terbuat dari tanah liat, beton, pasangan batu bata dan
atau bahan lain;
c. Kemiringan saluran minimum 2 %;
d. Tidak boleh melebihi peil banjir di daerah tersebut;
e. Kedalaman saluran minimum 30 cm;
b. Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus
dilengkapi dengan lubang kontrol dan pada bagian saluran yang lurus
lubang kontrol harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 (lima
puluh) meter;
c. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahanbahan lain;
d. Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah
pada drainase terbuka dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak
kurang lebih 50 m dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40) m3;
Setiap lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air
hujan atau kotoran yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup
seperti :
a. Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan
frekuensi intensitas curah hujan 2 tahunan.
b. Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau
tertutup.
c. Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah harus
dilengkapi dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus lubang
periksa harus dibuat tiap jarak minimum 50 meter.

[Type the company name] |

23

Tabel 2.6
Standar Perencanaan Prasarana Drainase

Kerapatan Saluran (m/100 Ha)

Kemiringan

No

Lahan
0-2 %

Ket
Primer

Sekunder

Tersier

total

800

5100

14100

20000

min

0,6 m/dt
2

2-5 %

600

4080

11280

15960

5-15 %

480

3060

8460

12000

15-40 %

320

2040

5640

8000

mak

2.5m/dt
5

2.3.5

> 40 %

Tidak Direkomendasikan

Prasarana Telekomunikasi

Lingkungan perumahan harus dilengkapi Prasarana telepon sesuai


ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan
yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum
Prasarana telepon lingkungan perumahan di perkotaan.
Jenis elemen perencanaan
Jenis prasarana dan utilitas Prasarana telepon yang harus disediakan
pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a. kebutuhan sambungan telepon; dan
b. Prasarana telepon.
Persyaratan, kriteria, dan kebutuhan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
a. tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah dan
telepon umum sejumlah 0,13 sambungan telepon rumah per jiwa atau
dengan menggunakan asumsi berdasarkan tipe rumah sebagai berikut:
R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3 sambungan/rumah
R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2 sambungan/rumah
R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah : 0-1 sambungan/rumah

[Type the company name] |

24

b. dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk


setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat
kegiatan lingkungan RT tersebut;
c. ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak
radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m;
d. penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik
seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan
dengan bangunan sarana lingkungan; dan
e. penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan
dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan
kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
Penyediaan Prasarana telepon
a. tiap lingkungan rumah perlu dilayani Prasarana telepon lingkungan dan
Prasarana telepon ke hunian;
b. Prasarana telepon ini dapat diintegrasikan dengan Prasarana pergerakan
(Prasarana jalan) dan Prasarana prasarana / utilitas lain;
c. tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (daerah milik jalan,
lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan) pada sisi jalur hijau
yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar; dan
d. stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 10.000 sambungan
dengan radius pelayanan 3 5 km dihitung dari copper center, yang
berfungsi sebagai pusat pengendali Prasarana dan tempat pengaduan
pelanggan.

2.3.6

Prasarana Persampahan
Untuk mengestimasikan jumlah sampah yang akan dihasilkan di masa

datang dianggap bahwa jumlahnya tergantung jumlah penduduk kawasan


tersebut.

Mengingat

untuk

mengkuantitaskanjumlah sampah

yang

dihasilkan sangat sulit maka digunakan standar umum yakni 2,9


liter/orang/hari. Sedangkan untuk fasiltas perdagangan 10% dari jumlah
timbunan sampah rumah tangga, dan untuk pendidikan yaitu 1,15 liter
[Type the company name] |

25

perhari untuk tiap siswa, perkantoran yaitu 10% dari jumlah timbunan
sampah pendidikan serta untuk sampah jalan yaitu 0,825xpanjang jalan.
Kuantitas sampah

yang dihasilkanakan dikumpulkan ataupun

dikelolah dengan menggunakan sarana dan prasarana, berupa penyediaan;


Gerobak 1 M2 untuk 200 KK.
Tempat pembuangan sementara (TPS) untuk 150 KK.
Container sampah dengan volume 6 8 M2 2.000 KK.
Tabel 2.7
Timbulan Sampah Kota Sedang dan Kecil di Indonesia
No.
1.

Sumber Sampah

Satuan

Volume (Ltr/Hr)

Permukiman

Org/Hari

2,25-2,50

Permanen

Org/Hari

2,00-2,25

Org/Hari

1,75-2,00

Semi Permanen
Temporer
2.

Pasar

Unit/Hari

2.000

3.

Toko

Org/Hari

2,50-3,00

4.

Kantor

Org/Hari

0,50-3,00

5.

Sekolah

Org/Hari

0,10-1,15

6.

Industri

Org/Hari

0,03

7.

Jalan

Meter/Hari

0,10-0,15

Sumber : Pedoman Teknis Pengelolaan Persampahan Dep. PU (1998)

[Type the company name] |

26

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

3.1 Gambaran Umum Kota Makassar


Kota Makassar merupakan Ibukota Sulawesi Selatan dengan luas
wilayah administrasi 176,37 km2. Dengan batas administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kepulauan Pangkajenne

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Sebalah Barat berbatasan dengan Selat Makassar


Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan yaitu :
Tabel 3.1
Pembagian Daerah Administrasi
Di Kota Makassar
No

Kecamatan

Luas (km2)

Persentase (%)

Mariso

1.82

1.03

Mamajang

2.25

1.27

Tamalate

18.18

10.3

Rappocini

9.24

5.23

Makassar

2.54

1.44

Ujung Pandang

2.63

1.49

Wajo

1.99

1.13

Bontoala

2.1

1.19

Ujung Tanah

5.94

3.37

10

Tallo

8.71

4.94

11

Panakukang

17.15

9.72

12

Manggala

23.74

13.45

13

Biringkanaya

48.22

27.34

14

Tamalanrea

31.86

18.1

176.37

100

Jumlah

Sumber: Kota Makassar Dalam Angka 2011 ( BPS )

[Type the company name] |

27

1.03%

mariso

1.27%

mamajang
1.44%

10.3%

18.1%

tamalate
rappocini

5.23%

1.49%
1.13%
1.19%

3.37%
4.94%
27.34%

makassar
ujung pandang
wajo
bontoala
ujung tanah
tallo

9.72%

panakukang
manggala

13.45%

biringkanaya
tamalanrea

Gambar 3.1 Grafik Pembagian Daerah Administrasi Kota Makassar

Berdasarkan Tabel 3.1 dan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa tiga wilayah
di Kota Makassar yang mempunyai persentase luas wilayah tertinggi yaitu
Kecamatan Biringkanaya dengan Persentase 27.34%, kemudian Kecamatan
Tamalanrea dengan Persentase wilayah 27.34 dan Kecamatan Manggala
denganpersentase 13.46%. sedangkan tiga wilayah yang memiliki Persentase
luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan mariso dengan persentase 1.03% yang
juga merupakan lokasi penelitian kelompok kami. Kemudian kecamatan Wajo
dengan persentase 1.13%, dan Kecamatan Bontoala dengan persentase 1.19%
dari luas Kota Makassar. Untuk lebih jelasnya pembagian daerah administrasi
kota makassar dapat dilihat pada gambar 3.2 peta administrasi kota makassar.

[Type the company name] |

28

3.2 Gambaran Umum Kecamatan Mariso


Kecamatan Mariso merupakan daerah Flicone Sedimentasi yang tanahnya
kurang subur pada wilayah utaranya sedangkan pada wilayah baratnya
merupakan batuan yang berupa batuan pasir kuarsa dan batu gamping dolomit.
Kecamatan Mariso merupakan daerah bukan pantai dengan topografi
ketinggian wilayah antara 5-10 meter dari permukaan laut. Menurut jaraknya
letak masing masing kelurahan ke Ibu Kota kecamatan berkisar 1 2 km.
Kecamatan Mariso terdiri dari 9 desa/ kelurahan dengan kategori wilayah
swasembada yaitu yaitu ; Desa Bontorannu, Desa Tamarunang, Desa
Mattoanging, Desa kampung Buyang, Desa Mariso, Desa Lete, Desa Mario,
Desa Panambungan, Desa Kunjungmae dengan ibu kota kecamatan adalah
Kel. Mariso.

Tabel 3.2
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi
Di Kecamatan Mariso
Kelurahan

Bontorannu

Luas Area
(KM2)
0.18

Tamarunang

0.12

6.59

Mattoanging

0.18

9.89

Kampung Buyang

0.16

8.79

Mariso

0.18

9.89

Lette

0.15

8.25

Mario

0.28

15.38

Pannambungan

0.31

17.04

Kunjung Mae

0.26

14.28

1.82

100,00

No

Jumlah

Persentase Terhadap Luas


Kecamatan (%)
9.89

Sumber: Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011 ( BPS )

[Type the company name] |

29

Bontorannu
14.28%

6.59%

9.89%

Tamarunang
Mattoanging

9.89%

17.04%

8.79%
15.38%

9.89%
8.25%

Kampung Bayang
Marisoo
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae

Gambar 3.3
Grafik Pembagian daerah Administrasi Kecamatan Mariso

Pada tabel 3.2 dan Gambar 3.3 terlihat bahwa wilayah administrasi
Kecamatan Mariso terdiri dari 9 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 1.82
km2. Wilayah dengan persentase wilayah terbesar yaitu Kelurahan
Pannambungan dengan persentase 17.07% sedangkan wilayah yang
memiliki persentase wilayah terkecil yaitu Kelurahan Tamarunang dengan
persentasi wilayah 6.59% dari luas Kecamatan Mariso. Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian daerah administrasi Kecamatan Mariso
dapat dilihat pada gambar 3.4 peta administrasi Kecamatan Mariso.

3.2.1 Aspek Fisik Dasar


A. Letak Geografis
Kecamatan Mariso merupakan salah satu kecamatan di Kota
Makassar yang terdiri dari 9 (sembilan) kelurahan. Kecamatan Mariso
mempunyai luas 1,82 km2. Kecamatan Mariso merupakan daerah bukan
pantai dengan ketinggian wilayah sampai dengan 5-10 meter dari
permukaan air laut. Yang mana Kecamatan Mariso secara administratif
berbatasan dengan:
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ujung pandang
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mamajang
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamalate
[Type the company name] |

30

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan selat makassar


Dari segi geografis terletak pada posisi selatan Makassar, yaitu terletak
pada :

119 24 o BT 119 24 o BB

05 09

LS 10 12 o LU

Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis dapat dilihat pada


gambar 3.5 peta geografis Kecamatan Mariso.
B. Kondisi Topografi
Secara umum Kecamatan Mariso merupakan salah satu kecamatan
yang berada di Kota Makassar yang merupakan daerah bukan pantai
dengan topografi ketinggian wilayah antara 5-10 meter dari permukaan
air laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6 peta
topografi Kecamatan Mariso.

C. Kondisi Hidrologi
Sumber mata air masyarakat Kecamatan Mariso untuk keperluan
konsumsi

bersumber dari air PDAM dan sumur yang di buat

masyarakat. Keadaan hidrologi Kecamatan Mariso, berdasarkan hasil


observasi lapangan dibedakan antara lain air permukaan seperti Kanal
dan air tanah yang bersumber di bawah permukaan (air tanah) dengan
ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil survey
daerah yang sebagian penduduknya masih menggunakan air sumur
diantaranya Kelurahan Mario dan Kelurahan Kunjung Mae. Untuk
lebih jelasnya mengenai sumber air Kecamatan mariso dapat dilihat
pada gambar 3.7 dan 3.8 peta hidrologi Kecamatan Mariso.

[Type the company name] |

31

(a) Kelurahan Mariso

(b) Kel. Kunjung Mae

Gambar 3.7 Air Permukaan Air Tanah di Kecamatan Mariso

D. Kondisi Klimatologi
Iklim dan Curah Hujan sebagaimana kecamatan lain di wilayah
Sulawesi Selatan beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim
kemarau dan musim hujan. Musim hujan biasanya pada bulan
September sampai Januaari, sedangkan musim kemarau biasanya
terjadi antara bulan Februari sampai Agustus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tebel 3.3.
Tabel 3.3
Jumlah dan Rata-Rata Curah Hujan Dirinci Perbulan
Kecamatan Mariso tahun 2011
No

Bulan
Januari

Rata-rata CH
(mm)
869.4

Jumlah CH
(Hari)
27

1
2

Februari

472.3

19

Maret

277.6

17

April

228.3

16

Mei

143.2

18

Juni

124.0

17

Juli

99.8

14

Agustus

56.7

17

September

227.7

24

10

Oktober

223.4

25

11

November

240.7

21

12

Desember

761.0

28

306.6

20

Rata-rata

Sumber: Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011 ( BPS )

[Type the company name] |

32

Desember

November

28
24 25 21

Oktober

Agustus

Juli

Juni

Mei

April

Maret

Februari

19 17 16 18 17
14 17

September

27

Januari

30
20
10
0

Gambar 3.8 Grafik Jumlah Curah Hujan dirinci Perbulan

Dari data tentang jumlah curah hujan di atas dapat kita ketahui
bahwa musim hujan terjadi pada bulan september hingga januari yang
ditandai dengan tingginya jumlah hari hujan, sedangkan musim kemarau
terjadi pada bulan februari hingga agustus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.9 peta klimatologi Kecamatan Mariso.
E. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Aspek geologi merupakan aspek yang mempunyai kaitan yang
erat hubungannya dengan potensi sumber daya tanah. Struktur geologi
tertentu berasosiasi dengan ketersediaan air tanah, minyak bumi, dan
lain-lain. Selain itu struktur geologi selalu dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembangunan suatu wilayah. Kecamatan Mariso
merupakan daerah Flicone Sedimentasi yang tanahnya kurang subur
pada wilayah utaranya sedangkan pada wilayah baratnya merupakan
batuan yang berupa batuan pasir kuarsa dan batu gamping dolomit.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi dapat dilihat pada
gambar 3.10 peta geologi dan jenis tanah kecamatan Mariso.

[Type the company name] |

33

3.2.2 Aspek Demografi


Penduduk merupakan komponen utama dalam suatu wilayah. Wilayah
tidak akan berkembang jika tidak ada penduduk, karena penduduk menjadi
pengelola dari potensi masing-masing wilayah. Wilayah Kecamatan
Mariso

memiliki

karakteristik

wilayah

yang cukup

baik

untuk

dikembangkan, olehnya itu agar potensi tersebut bisa dikembangkan maka


peningkatan SDM adalah salah satu alternatif jumlah penduduk.
A. Jumlah dan Perkembangan Penduduk.
Perkembangan penduduk di Kecamatan Mariso

dalam kurun

waktu 5 tahun terakhir cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh


tingkat migrasi yang tinggi baik migrasi masuk maupun migrasi keluar
dan tersedianya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Penduduk
Kecamatan Mariso

menurut hasil registrasi penduduk tahun 2011

sebanyak 55.875 jiwa.


Pada tahun 2007

jumlah penduduk 53.825 jiwa, tahun 2008

jumlah penduduk di Kecamatan Mariso mengalami peningkatan


sebanyak 292 jiwa, begitu seterusnya hingga tahun 2011 selalu
mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Jumlah dan Perkembangan Penduduk 5 Tahun Terakhir
Di Kecamatan Mariso
Jumlah penduduk

Pertambahan

(Jiwa)

(Jiwa)

54.117

292

0.539

2009

54.616

449

0.822

2010

55.431

815

1.47

2011

55.875

444

0.794

54.778

500

0.906

No

Tahun

2007

53.825

2008

Rata-rata

Sumber : Kecamatan Mariso dalam angka 2011

[Type the company name] |

34

56500
56000
55500
55000
54500
54000
53500
53000
52500

Jumlah Penduduk

2007 2008 2009 2010 2011

Gambar 3.11 Grafik Jumlah Penduduk 5 tahun Terakhir

Berdasarkan tabel 3.4 dan Gambar 3.11, jumlah pertumbuhan


penduduk di Kecamatan Mariso cenderung meningkat dimana
pertumbuhan penduduk cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pertambahan penduduk yang tertinggi terjadi pada tahun 2009
ke 2010 dengan pertambahan 815 jiwa sedangkan pertambahan
penduduk yang paling rendah terjadi pada tahun 2007 ke 2008 dengan
jumlah pertambahan 292 jiwa.

B. Penduduk Menurut Jenis Kelamin.


Penduduk Kecamatan Mariso jika diklasifikasikan menurut jenis
kelaminnya maka penduduk laki laki di Kecamatan Mariso pada tahun
2011 sebanyak 27.836 jiwa dan penduduk dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 28.039 jiwa. Hal tersebut menjelaskan bahwa
penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki
laki di Kecamatan Mariso pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnya
jumlah penduduk menurut jenis kelamin perkelurahan dapat dilihat pada
tabel 3.5

[Type the company name] |

35

Tabel 3.5
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
Desa/kelurahan
Laki-laki
Perempuan

No

Jumlah

Bontorannu

2959

2821

5780

Tamarunang

2867

2890

5757

Mattoanging

1885

2082

3967

Kampung buyang

1783

1852

3635

Mariso

3911

3909

7820

Lette

4393

4447

8840

Mario

2279

2295

4574

Pannambungan

5740

5512

11252

Kunjung Mae

2019

2231

4250

Jumlah

27836

28039

55875

Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011

6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Laki-laki
Perempuan

Gambar 3.12 Grafik Penduduk Menurut Jenis kelamin

C. Penduduk berdasarkan jumlah KK


Penduduk

Kecamatan

Mariso

jika

diklasifikasikan

menurut

banyaknya jumlah kepala keluarga maka jumlah kepala kaluarga di


Kecamatan Mariso sebanyak 12.026 dari 55.875 jumlah penduduk pada

[Type the company name] |

36

tahun 2011. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut jumlah


kepala keluarga perkelurahan dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Penduduk Menurut Jumlah KK
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
No

Desa/kelurahan

KK

Jumlah

Bontorannu

1187

5780

Tamarunang

1248

5757

Mattoanging

849

3967

Kampung buyang

698

3635

Mariso

1581

7820

Lette

1996

8840

Mario

1118

4574

Pannambungan

2532

11252

Kunjung Mae

817

4250

12026

55875

Jumlah

Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011

3000
2500
2000
1500
1000
500
0

1187 1248

1581
849

2532

1996

698

1118

817

Kepala Keluarga

Gambar 3.13 Grafik Jumlah KK di Kecamatan Mariso

D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan Mariso

adalah sebanyak

30.457 jiwa/km2 dengan luas wilayah 1.82 km2 dan jumlah penduduk

[Type the company name] |

37

55.431 pada tahun 2010. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk


perkelurahan dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Kepadatan Penduduk
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
No

Desa/kelurahan

Luas

Jumlah

(km2)

Kepadatan
penduduk

Bontorannu

0,18

5780

32111

10.80309

Tamarunang

0,12

5757

47975

16.14021

Mattoanging

0,18

3967

22039

7.414572

Kampung buyang

0,16

3635

22719

7.643344

Mariso

0,18

7820

43444

14.61585

Lette

0,15

8840

58933

19.82681

Mario

0,28

4574

16336

5.495914

Pannambungan

0,31

11252

36297

12.21139

Kunjung Mae

0,26

4250

17385

5.848829

Jumlah

1,82

55875

30701

100

Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2010


12.21139

5.848829

10.80309
16.14021

5.495914

7.414572
19.82681

7.643344
14.61585

Bontorannu

Tamarunang

Mattoanging

Kampung buyang

Mariso

Lette

Mario

Pannambungan

Kunjung Mae

Gambar 3.14
Grafik Persentase Kepadatan Penduduk Kecamatan mariso

Dari tabel dan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa daerah yang
memiliki ekpadatan penduduk tinggi yaitu kelurahan Lette dengan
persentase 19.83 % dan yang paling rendah adalah Kelurahan Mrio dengan

[Type the company name] |

38

persentase 5.5 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 Peta
Kapadatan Panduduk.

3.3 Pola Penggunaan Lahan


Tata Guna Lahan adalah pola penggunaan tanah yang meliputi
persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah serta pemeliharaannya.
Perencanaan Tata Ruang mencakup perencanaan struktur dan pola
pemanfaatan ruang yang meliputi tata guna tanah, tata guna air, tata guna
udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
Dari total luas wilayah Kecamatan Mariso maka dapat diperincikan
atas jenis-jenis penggunaan lahannya sebagaimana letak geografisnya di
dataran rendah dan merupakan kawasan perkotaan. Maka jenis
penggunaan lahannya mayoritas

adalah areal pemukiman, serta

penggunaan lahan lainnya yang meliputi saluran irigasi dan jalan. Dari
observasi kami di Kecamatan Mriso sebagian besar warga hanya
menempati petak-petak berukuran kecil untuk tempat hunian terutama
yang berada di permukiman kumuh. Di Kecamatana Mariso terdapat suatu
tempat yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yaitu stadion
Andi Mattalatta.

3.4 Prasarana Lokasi Studi.


3.4.1. Prasarana Jalan.
Secara umum kondisi jalan di Kecamatan Mariso merupakan
jalanan beraspal walaupun terdapat jalan yang rusak yang mengganggu
kenyamanan pengguna jalan. Jalan yang rusak itu adalah jalan Kutilang,
jalan nuri, Jalan Lingkungan di sekitar Stadion, Jalan lingkungan di sekitar
jalan Cendrawasih.
Prasarana jalan yang terdapat di Kecamatan Mariso terdiri dari
Prasarana jalan dengan sistem Prasarana jalan sekunder, kolektor primer
dan jalan lingkungan. Dimana untuk jalan Sekunder adalah jalan
Cendrawasih, jalan Rajawali , Jalan Gagak dan Jalan Kakatua serta jalan
[Type the company name] |

39

Samratulangi. Sedangkan untuk jalan kolektor primernya adalah jalan


Merpati, jalan Kutilang, jalan Mappanyuki, Jalan Merak , Jalan Tanjung ,
Jalan Dahlia, Jalan Matahari, Jalan Nuri, Jalan Hatimurni, jalan
Hatimulya, jalan Bunga Eja dan Jalan bajiminasa. Serta untuk jalan
Lingkungan salah satunya adalah jalan Flamboyan.

(a)Jalan Cendrawasih

(b)Jalan Hatimulya

Gambar 3.15 Jalan Sekunder dan Kolektor Primer di Kecamatan mariso

Adapun Jenis Kendaraan yang biasa melewati jalan sekunder


seperti jalan cendrawasih dan jalan Samratulangi yaitu kendaraan roda 6
seperti Truk, kendaraan roda 4 seperti mobil penumpang dan mobil
Pribadi serta Bus dan kendaraan roda 2. Sedangkan untuk jalan Kolektor
Primer seperti jalan Hatimulya Biasa dilewati Oleh kendaraan Roda 4
seperti mobil penumpang, mobil pribadi dan kendaraan roda 2 seperti
motor dan sepeda serta becak. Sedangkan kendaraan yang biasa melewati
jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan adalah Becak, motor, sepeda dan
kendaraan roda 4 seperti Mobil pribadi. Adapun jalan yang sering
mengalami Kemacetan yaitu Jalan Cendrawasi dan Hatimurni saat
menjelang malam hari sekitar pukul 17.00 hingga pukul 21.00 sebab
terdapat pasar senggol di Jalan Hati Murni, selain itu macet juga biasa
terjadi Di depan mall ratu indah dan toko agung yang disebabkan adanya
parkir liar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.16 Peta
Prasarana Jalan.

[Type the company name] |

40

3.4.2. Prasarana Air Bersih


Sumber penyediaan air bersih di Kecamatan Mariso sebagian
berasal dari PDAM dan sebagian lagi menggunakan sumur gali. Karena
sumber air dari PDAM pada musim kemarau panjang sering mengalami
kemacetan maka penduduk mengantisipasinya dengan menyediakan sumur
baik air tanah dalam dengan fasilitas sumur bor maupun air tanah dangkal
dengan fasilitas sumur galian sebagai sumber air untuk dikonsumsi
masyarakat.
Pada dasarnya tingkat pelayanan kebutuhan air bersih pada
Kecamatan Mariso sudah cukup baik, dimana sumber air bersih berasal
dari pompanisasi dan PDAM yang terletak di jalan Ratulangi. Adapun
sumur gali dan sumur bor juga merupakan sumber air bersih bagi sebagian
penduduk yang belum memasukkan Prasarana PDAM ke rumah-rumah.
Pipa Prasarana primer (pipa induk) terdapat disepanjang jalan yang
selanjutnya berhubungan dengan pipa Prasarana tersier yang terdapat di
rumah-rumah penduduk. Namun permasalahan yang muncul adalah
kondisi perpipaan ini yang sudah mulai rusak dan pendistribusian air yang
tidak lancar. Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada
gambar 3.17 dan 3.18 Peta Prasarana Air Bersih Kecamatan Mariso.

(a) PAM (Kel.Mattoanging)

[Type the company name] |

(b) Pipa Tersier (Kel.Pannambungan)

41

(c)Sumur (Kel.Kunjungmae)
Gambar 3.17 Prasarana Air Bersih Kecamatan Mariso

No

Tabel 3.8
Prasarana Air Bersih di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
PAM
Pompa, sumur

Bontorannu

Tamarunang

Mattoanging

Kampung buyang

Mariso

Lette

Mario

Pannambungan

Kunjung Mae

Sumber: Survey lapangan tahun 2011


3.4.3 Prasarana Listrik
Prasarana listrik di Kecamatan Mariso ditempatkan di sepanjang
jalan. Kebutuhan pelayanan listrik di Kecamatan Mariso telah terlayani
dengan baik oleh PLN. Dimana pelayanan ini menjangkau rumah rumah
penduduk dengan tegangan antara 900 VA sampai 1300 VA setiap unit.
Sedangkan untuk gardu listrik juga sudah cukup memadai.

[Type the company name] |

42

Gambar 3.18 gardu listrik


di Kel. mattoanging

Penggunaan tegangan listrik di Kecamatan Mariso dapat diketahui


melalui klasifikasi jalan. Tegangan listrik yang digunakan pada jalan
sekunder seperti jalan Samratulangi dan jalan Cendrawasih yaitu antara
1500 watt hingga 3500 watt sebab disepanjang jalan tersebut terdapat
fasilitas pemerintahan dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan yang
terdapat di jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan dan jalan Merak
Menggunakan Tegangan antara 900 watt hingga 2.200 watt sebab
digunakan untuk perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat diliha pada
gambar 3.19 Peta Prasarana Listrik Kecamatan Mariso.

3.4.4

Prasarana Drainase
Prasarana Drainase yang ada di Kecamatan Mariso mengikuti pola

Prasarana jalan

dengan saluran terbuka. Prasarana drainase tersebut

terbagi atas tiga jenis Prasarana yaitu Prasarana sekunder dan Prasarana
tersier dengan kondisi yang pada umunya permanen.
Prasarana drainase primer berupa aliran sungai dengan lebar 3 meter.
Prasarana drainase sekunder mempunyai ukuran lebar bagian atas kurang
lebih 100 cm , lebar bawah 80 cm, dengan tinggi 100 cm, sedangkan
Prasarana tersier mempunyai lebar kurang lebih 70 cm, lebar bawah 60 cm
dengan ketinggian 80 cm. Namun permasalahan yang ada, pembuangan
sampah di lakukan di saluran drainase baik itu drainase primer, drainase

[Type the company name] |

43

sekunder maupun drainase tersier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat


gambar di bawah ini :

(a) Jl. Cendrawasih

(b) Kel.Pannambungan

Gambar 3.20 Drainase sekunder dan tersier di kecamatan mariso

Letak Drainase sekunder berada di jalan sekunder seperti


cendrawasih dan samratulangi sedangkan Drainase Tersier terdapatt pada
jalan-jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan dan depan rumah warga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.21 Peta Prasarana
Drainase Kecamatan Mariso.

3.4.5

Prasarana Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi

perkembangan kota. Berdasarkan hasil survey tidak ada Prasarana telepon


yang terdapat di Kecamatan Mariso Prasarana Telpon memberikan
pelayanan yang cukup baik. Walaupun tidak semua penduduk dapat
menikmati layanan jasa telekomunikasi dalam bentuk Prasarana telepon ke
rumah masing masing penduduk. Penduduk yang belum memiliki
Prasarana telpon di rumahnya menggunakan telepon celuler untuk
pemenuhan kebutuhan komunikasi termasuk juga yang sudah memiliki.
Penduduk Di Kecamatan Mariso umunya menggunakan telpon celuler
sebagai alat komunikasi. Peningkatan pelayanan akan Prasarana telepon
perlu ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dengan

[Type the company name] |

44

melakukan penambahan STO. Adapun STO yang terdapat di Kecamatan


Mariso antara lain dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini :

(a)STO

(b)Telepon Umum

Gambar 3.21 Prasarana Teelepon Kel.Tamarunang


Kecamatan Mariso

No

Tabel 3.9
Prasarana Telekomunikasi di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
Telepon Umum
STO
Wartel

Bontorannu

Tamarunang

Mattoanging

Kampung buyang

Mariso

Lette

Mario

Pannambungan

Kunjung Mae

Sumber: Survey lapangan tahun 2011

Dari tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa tidak semua
Kelurahan di Kecamatan Mariso terdapat Wartel atau telapon umum dan
hanya terdapat tiga Kelurahan yang memiliki Telepon umum dan wartel
yaitu Kelurahan Tamarunang, Mario dan Kunjung Mae sedangkan daerah
lainnya hanya menggunakan Telepon seluler dan Telepon rumah untuk
rumah-rumah tetentu yang memiliki Telepon Rumah.Untuk mengetahui
[Type the company name] |

45

daerah-daerah yang memiliki telepon umum dan wartel juga dapat dilihat
pada Gambar 3.22 Peta Prasarana Telekomunikasi.

3.4.6

Prasarana Persampahan
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan penduduk

setempat, umunya sampah sampah penduduk di buang di container yang


disediakan di tiap-tiap desa/kelurahan hanya saja penyediaan kontainer di
Kecamatan Bontoala belum mencukupi untuk sekian banyak penduduk di
Kecamatan ini sehingga sampah berhamburan di sekitar kontainer, selain
itu masyarakat juga sering membuang sampah mereka di saluran drainase
sehingga drainase menjadi tidak lancar. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor. Diantaranya,

rusaknya tempat pembuangan sampah, tidak

tersedianya kontainer di tempat-tempat tertentu dan tersedia kontainer


namun kesadaran masyarakat masih kurang. Untuk lebih jelasnya jumlah
kontainer yang ada di setiap kelurahan sebagai berikut.

(a)Kel.

(b) Kel.Lette

(c) Kel. Pannambungan


Gambar 3.23 Prasarana Persampahan Kec. Mariso

[Type the company name] |

46

No

Tabel 3.10
Prasarana Persampahan di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
kontainer
Tempat Sampah

Bontomarannu

Tamarunang

Mattoanging

Kampung buyang

Mariso

Lette

Mario

Pannambungan

Kunjung Mae

Sumber: Survey lapangan tahun 2011

Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih ada 3 kelurahan


yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah seperti kontainer dan
tempat sampah melainkan membuang sampah mereka secara komunal.
Untuk lebih jelasnya dapat pula dilihat pada Gambar 3.24 Peta Prasarana
Persampahan Kecamatan Mariso.

[Type the company name] |

47

[Type the company name] |

48

You might also like