Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti telah dikemukakan oleh banyak pakar mengenai studi kota ,
bahwa penduduk akan bertempat tinggal di kota dan kawasan sekitar kota.
Hal ini didasarkan bahwa jumlah penduduk kotakota di dunia mempunyai
kecenderungan makin besar dan tidak terkecuali Kota Makassar.
Bertambahnya jumlah penduduk akan selalu diwarnai dengan
munculnya masalahmasalah akibat kehidupan penduduk yang dinamis.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatnya kegiatan diberbagai
sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-wilayah perkotaan seperti
permasalahan yang umum terjadi di kota - kota di Indonesia.
Kota Makassar yang merupakan salah satu kota yang tumbuh cepat
secara alamiah baik dilihat dari jumlah penduduknya maupun dari
kemampuan ekonominya yang berdampak pada pemenuhan akan kebutuhan
prasarana. Kecamatan Mariso yang merupakan salah satu dari 14 Kecamatan
yang ada di Kota Makassar yang sedang tumbuh dan berkembang. Agar dalam
perkembangan fisik prasarana wilayahnya, fungsi kota dapat teroptimalkan
dengan baik maka perlu untuk diketahui kondisi infrastruktur yang ada
diwilayah tersebut. Dimaksudkan dengan menemukenali kondisi infrastruktur
yang ada maka dengan sendirinya permasalahan prasarana sebagai penopang
segala aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup penduduk di wilayah
Mariso dapat diketahui.
Sangat disayangkan, Kondisi prasarana di Kecamatan Mariso begitu
memperihatinkan, seperti kondisi persampahan dan drainase Hampir seluruh
kelurahan yang ada di Kecamatan Mariso kondisi sampahnya sangat
menggangu masyarakat setempat. Dapat dikatakan seluruh TPS seperti
kontainer, sampahnya berserakan disekitar kontainer, drainase dipenuhi oleh
sampah, seakan memberikan kesan bahwa sampah sudah menjadi bagian yang
[Type the company name] |
tak terpisahkan oleh suatu permukiman. Selain itu warga juga mengaku bahwa
pada saat musim hujan sering terjadi banjir. Prasarana air bersih bersumber
dari PAM dan air sumur namun tidak semua mesyarakat menikmati air PAM
karena persoalan biaya sedangkan untuk sumur baik itu sumur bor atu sumur
gali memang mudah untuk didapat namu air yang dihasilkan belum memenuhi
kriteria air bersih pada umumnya.
Prasarana jalan di Kecamatan Mariso cukup baik sebab merupakan
jalan aspal walaupun ada sebagian jalan yang masih rusak seperti Jl. Kutilang
dan Jalan sekitar Jl. Cendrawasih. Prasarana listrik dan Prasarana
telekomunikasi dapat dikatakan cukup baik sebab daerah ini merupakan
wilayah perkotaan sehingga selain menggunakan telepon umum yang ada di
Kecamatan Mariso, masyarakat juga menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi, sedangkan untuk kebutuhan listrik untuk setiap kelurahan
telah terjangkau.
Bertitik tolak dari hal diatas, maka kami melaksanakan suatu tinjauan
pada kecamatan ini untuk mengidentifikasi masalah yang ada di Kecamatan
Mariso Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan dan membuat suatu sanitasi
untuk membuat kehidupan suatu lingkungan itu bisa manjadi lebih baik.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Bagaimana tingkat kebutuhan prasarana di Kecamatan
Mariso?
: PENDAHULUAN
Bab ini menguraiakan latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, dan sistematika pembahasan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pengertian wilayah, pengertian kota,
pengertian prasarana dan standar prasarana lingkungan.
BAB V
BAB II
KAJIAN TEORI
dan
keseimbangan lingkungan.
Keterpaduan dan penggunaan sumber daya dan penataan lingkungan
hidup harus di dasarkan pada Pola Tata Ruang Wilayah Nasional, yang
dapat memadu dan menyerasikan tata guna lahan, tata guna air, dan tata
guna sumber daya alam lainnya, yang sejalan dengan upaya penataan ruang
di
segala
bidang.
Pembangunan
merupakan
proses
untuk
kepentingan
manusia
itu
sendiri.
Pembangunan
perkotaan,
pemusatan
dan
distribusi
pelayanan
jasa
pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU R.I. No. 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggara Penataan Ruang)
Kawasan perkotaan merupakan kawasan strategis, yang dapat berupa
kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, atau kawasan
strategis kabupaten. Dalam pasal 64 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, yakni :
a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten;
b. kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota pada satu atau lebih provinsi.
Karakteristik kota, meliputi beberapa aspek, antara lain:
Dari aspek morfologi, antara kota dan pedesaan terdapat perbedaan
bentuk fisik, seperti cara membangun bangunan-bangunan tempat
tinggal yang berjejal dan mencakar langit (tinggi) dan serba kokoh.
Tetapi pada prakteknya kriteria itu sukar dipakai pengukuran, karena
banyak kita temukan dibagian-bagian kota tampak seperti desa,
misalnya, didaerah pinggiran kota, sebaliknya juga desa-desa yang mirip
[Type the company name] |
fungsi
kegiatan
ekonomi
berupa
kegiatan
jasa,
yang
berdiri
sendiri
atau
fungsi
kegiatan
ekonomi
berupa
kegiatan
jasa,
8
fasilitas
transportasi
antarnegara,
sarana
perbankan
dengan fungsi dan peran kota di masa kini yaitu menjalankan tugas pokok
dan fungsinya sebagi administrator, stabilisator, dinamisator, fasilitator, dan
advokasi dibidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih
luas lagi antara lain sebagai berikut:
a. sebagai pusat permukiman penduduk
b. sebagai pusat kegiatan ekonomi
c. sebagai pusat kegiatan sosial budaya
d. pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintah serta tempat
kedudukan pemimpin pemerintahan.
prasarana
mengikuti
tata
ruang
yang
dan
10
11
Jalan utama (major road): jalan yang paling penting di antara jalan
yang salinh berpotongan atau bersalingan. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara
kendaraan bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan
prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase,
lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.
Klasifikasi ruang jalan berdasarkan karakter dan intensitas lalu
lintasnya yaitu:
a. Pelayanan A : arus bebas, kecepatan tinggi, kepadatan rendah.
b. Pelayanan B : lalu lintas stabil, kecepatan bebas
c. Pelayanan C : lalu lintas stabil, kecepatan dibatasai
d. Pelayanan D : lalu lintas tidak stabil, kecepatan dibatasi
e. Pelayanan E : lalu lintas tidak stabil, sering macet
f. Pelayanan F : lalu lintas terhambat, macet.
Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya yaitu:
a. Arteri : melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan tinggi, jalan masuk dibatasi.
b. Sekunder : melayani angkutan pengumpulan, dengan ciri jarak sedang,
kecepatan sedang, jalan masuk dibatasi.
c. Lokal : melayani angkutan setempat, perjalanan jarak pendek, jalan
masuk tidak dibatasi.
pipa
saluran air
yang
12
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang
memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan
perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah
berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih
lingkungan perumahan di perkotaan.
Air bersih adalah Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk
kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor
essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan.
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, Pengertian air bersih adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan air bersih;
b) jaringan air bersih;
c) kran umum; dan
d) hidran kebakaran
Sumber air: tempat-tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas
maupun di bawah permukaan tanah. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 103)
1.
Air Permukaan, adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai,
saluran irigasi, danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air
permukaan :
a. Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
b. Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)
13
Mata Air, adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke
permukaan tanah sebagai akibat dari :
a. Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b. Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran
Gravitasi Kontak
Tujuan pembangunan air bersih yaitu :
dalam
2.2.3
Prasarana listrik
Prasarana listrik adalah bagian saluran pembawa atau transmisi tenaga
14
2.2.4
Prasarana Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang
harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.
[Type the company name] |
15
b
Keterangan : w (Lebar Penampang Atas) = 2m
d (Tinggi Penampang) = 2 m
b (Lebar Penampang Bawah) = 1,7 m
Tabel 2.1Bagian jaringan drainase
Sarana
Prasarana
Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan tanah (air tanah akifer)
Gorong-gorong, Pertemuan saluran
Bangunan terjunan, Jembatan
Bangunan
Street inlet
Pelengkap
Pompa
Bangunan pelengkap
Pintu air
16
2.2.5
Prasarana telekomunikasi
Prasarana Telekomunikasi adalah bagan atau system komunikasi yang
pendapatan
rumah tangga
untuk
berkaitan
dengan
kebutuhan
STO
pada
kawasan
yang
direncanakan;
d. kapasitas terpasang STO yang ada; dan
e. teknologi Prasarana telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan.
2.2.6
Prasarana Persampahan
Prasarana Persampahan adalah Prasarana pembuangan sampah yang
berasal dari rumah tangga berupa bak atau tempat yag tersedia pada setiap
rumah tangga dan berupa container dalam suatu kawasan permukiman yang
kemudian disatukan dalam suatu wilayah
menampungnya.
Komponen prasarana dan sarana bidang persampahan secara umum
akan meliputi :
1. Pewadahan;
merupakan sarana yang diperlukan untuk mengisolasi sampah pada
suatu tempat / wadah sehingga tidak berserakan, disamping memudahkan
[Type the company name] |
17
yang penyediaan,
penggunaan dan
Prasarana jalan
direkomendasikan
18
hierarkhi
jaringan
jalan
dapat
kita
klasifikasikan
2.3.2
Arteri Primer
> 60 km/jam
>8m
> 22 m
Arteri sekunder
> 30 km/jam
>8m
> 20 m
Kolektor Primer
> 40 km/jam
>7m
> 17 m
Kolektor Sekunder
> 20 km/jam
>7m
>7m
Lokal Primer
> 20 km/jam
>6m
> 12 m
Lokal Sekunder
> 10 km/jam
> 6m
>4m
penghidupan
dan
kehidupan
penduduk
di
kawasan
rencana
kebutuhan
air
bersih
dikategorikan
19
Fasilitas
Perumahan
Kebutuhan
60 liter/orang/hari
STK 10 liter/orang/hari
Pendidikan
SD 10 liter/orang/hari
SLTP 10 liter/orang/hari
SLTA 10 liter/orang/hari
Kesehatan
Pelayanan
Umum
Peribadatan
20
Uraian
Tabel 2.4
Standar Pelayanan Air bersih
Satuan
Distribusi Untuk Setiap Jenis Kota
Kecil
Sedang
Besar
Metro
Kepadatan
Jiwa/Ha
100
200
300
400
10
10
Kebocoran air
20
20
20
20
Pelayanan domestik
90
85
80
70
Rasio pelayanan SL
90
90
90
90
Rasio Pelayanan
10
10
10
10
Pelayanan Per SL
Jiwa/SL
Konsumsi SL
Ltr/jiwa
100
125
150
200
Jiwa/Hu
50
50
50
50
Ltr/jiwa
30
30
30
30
Domestik
10
10
10
10
Konsumsi Non
Ltr/unit
2000
2000
2000
2000
Datar
Datar
Datar
Datar
di pel
HU/TA
Konsumsi Hidrant
Umum
Pelayanan Non
Domestik
Kemiringan Lahan
2.3.3
Prasarana Listrik
Kebutuhan sistem energi listrik dimaksudkan adalah kebutuhan sistem
21
4.
Jenis
rumah
Kecil
Tabel 2.5
Kebutuhan Listrik Untuk Perumahan
Luas
Ukuran
Jumlah rumah
bangunan Kebutuhan
Petak ratayang dilayani
rata-rata
(watt)
2
rata (m )
gardu (unit)
(m2)
100
70
900
1400
Sedang
200
240
900
420
Besar
400
600
1300
100
22
23
Tabel 2.6
Standar Perencanaan Prasarana Drainase
Kemiringan
No
Lahan
0-2 %
Ket
Primer
Sekunder
Tersier
total
800
5100
14100
20000
min
0,6 m/dt
2
2-5 %
600
4080
11280
15960
5-15 %
480
3060
8460
12000
15-40 %
320
2040
5640
8000
mak
2.5m/dt
5
2.3.5
> 40 %
Tidak Direkomendasikan
Prasarana Telekomunikasi
24
2.3.6
Prasarana Persampahan
Untuk mengestimasikan jumlah sampah yang akan dihasilkan di masa
Mengingat
untuk
mengkuantitaskanjumlah sampah
yang
25
perhari untuk tiap siswa, perkantoran yaitu 10% dari jumlah timbunan
sampah pendidikan serta untuk sampah jalan yaitu 0,825xpanjang jalan.
Kuantitas sampah
Sumber Sampah
Satuan
Volume (Ltr/Hr)
Permukiman
Org/Hari
2,25-2,50
Permanen
Org/Hari
2,00-2,25
Org/Hari
1,75-2,00
Semi Permanen
Temporer
2.
Pasar
Unit/Hari
2.000
3.
Toko
Org/Hari
2,50-3,00
4.
Kantor
Org/Hari
0,50-3,00
5.
Sekolah
Org/Hari
0,10-1,15
6.
Industri
Org/Hari
0,03
7.
Jalan
Meter/Hari
0,10-0,15
26
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Kecamatan
Luas (km2)
Persentase (%)
Mariso
1.82
1.03
Mamajang
2.25
1.27
Tamalate
18.18
10.3
Rappocini
9.24
5.23
Makassar
2.54
1.44
Ujung Pandang
2.63
1.49
Wajo
1.99
1.13
Bontoala
2.1
1.19
Ujung Tanah
5.94
3.37
10
Tallo
8.71
4.94
11
Panakukang
17.15
9.72
12
Manggala
23.74
13.45
13
Biringkanaya
48.22
27.34
14
Tamalanrea
31.86
18.1
176.37
100
Jumlah
27
1.03%
mariso
1.27%
mamajang
1.44%
10.3%
18.1%
tamalate
rappocini
5.23%
1.49%
1.13%
1.19%
3.37%
4.94%
27.34%
makassar
ujung pandang
wajo
bontoala
ujung tanah
tallo
9.72%
panakukang
manggala
13.45%
biringkanaya
tamalanrea
Berdasarkan Tabel 3.1 dan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa tiga wilayah
di Kota Makassar yang mempunyai persentase luas wilayah tertinggi yaitu
Kecamatan Biringkanaya dengan Persentase 27.34%, kemudian Kecamatan
Tamalanrea dengan Persentase wilayah 27.34 dan Kecamatan Manggala
denganpersentase 13.46%. sedangkan tiga wilayah yang memiliki Persentase
luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan mariso dengan persentase 1.03% yang
juga merupakan lokasi penelitian kelompok kami. Kemudian kecamatan Wajo
dengan persentase 1.13%, dan Kecamatan Bontoala dengan persentase 1.19%
dari luas Kota Makassar. Untuk lebih jelasnya pembagian daerah administrasi
kota makassar dapat dilihat pada gambar 3.2 peta administrasi kota makassar.
28
Tabel 3.2
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi
Di Kecamatan Mariso
Kelurahan
Bontorannu
Luas Area
(KM2)
0.18
Tamarunang
0.12
6.59
Mattoanging
0.18
9.89
Kampung Buyang
0.16
8.79
Mariso
0.18
9.89
Lette
0.15
8.25
Mario
0.28
15.38
Pannambungan
0.31
17.04
Kunjung Mae
0.26
14.28
1.82
100,00
No
Jumlah
29
Bontorannu
14.28%
6.59%
9.89%
Tamarunang
Mattoanging
9.89%
17.04%
8.79%
15.38%
9.89%
8.25%
Kampung Bayang
Marisoo
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
Gambar 3.3
Grafik Pembagian daerah Administrasi Kecamatan Mariso
Pada tabel 3.2 dan Gambar 3.3 terlihat bahwa wilayah administrasi
Kecamatan Mariso terdiri dari 9 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 1.82
km2. Wilayah dengan persentase wilayah terbesar yaitu Kelurahan
Pannambungan dengan persentase 17.07% sedangkan wilayah yang
memiliki persentase wilayah terkecil yaitu Kelurahan Tamarunang dengan
persentasi wilayah 6.59% dari luas Kecamatan Mariso. Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian daerah administrasi Kecamatan Mariso
dapat dilihat pada gambar 3.4 peta administrasi Kecamatan Mariso.
30
119 24 o BT 119 24 o BB
05 09
LS 10 12 o LU
C. Kondisi Hidrologi
Sumber mata air masyarakat Kecamatan Mariso untuk keperluan
konsumsi
31
D. Kondisi Klimatologi
Iklim dan Curah Hujan sebagaimana kecamatan lain di wilayah
Sulawesi Selatan beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim
kemarau dan musim hujan. Musim hujan biasanya pada bulan
September sampai Januaari, sedangkan musim kemarau biasanya
terjadi antara bulan Februari sampai Agustus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tebel 3.3.
Tabel 3.3
Jumlah dan Rata-Rata Curah Hujan Dirinci Perbulan
Kecamatan Mariso tahun 2011
No
Bulan
Januari
Rata-rata CH
(mm)
869.4
Jumlah CH
(Hari)
27
1
2
Februari
472.3
19
Maret
277.6
17
April
228.3
16
Mei
143.2
18
Juni
124.0
17
Juli
99.8
14
Agustus
56.7
17
September
227.7
24
10
Oktober
223.4
25
11
November
240.7
21
12
Desember
761.0
28
306.6
20
Rata-rata
32
Desember
November
28
24 25 21
Oktober
Agustus
Juli
Juni
Mei
April
Maret
Februari
19 17 16 18 17
14 17
September
27
Januari
30
20
10
0
Dari data tentang jumlah curah hujan di atas dapat kita ketahui
bahwa musim hujan terjadi pada bulan september hingga januari yang
ditandai dengan tingginya jumlah hari hujan, sedangkan musim kemarau
terjadi pada bulan februari hingga agustus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.9 peta klimatologi Kecamatan Mariso.
E. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Aspek geologi merupakan aspek yang mempunyai kaitan yang
erat hubungannya dengan potensi sumber daya tanah. Struktur geologi
tertentu berasosiasi dengan ketersediaan air tanah, minyak bumi, dan
lain-lain. Selain itu struktur geologi selalu dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembangunan suatu wilayah. Kecamatan Mariso
merupakan daerah Flicone Sedimentasi yang tanahnya kurang subur
pada wilayah utaranya sedangkan pada wilayah baratnya merupakan
batuan yang berupa batuan pasir kuarsa dan batu gamping dolomit.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi dapat dilihat pada
gambar 3.10 peta geologi dan jenis tanah kecamatan Mariso.
33
memiliki
karakteristik
wilayah
yang cukup
baik
untuk
dalam kurun
Pertambahan
(Jiwa)
(Jiwa)
54.117
292
0.539
2009
54.616
449
0.822
2010
55.431
815
1.47
2011
55.875
444
0.794
54.778
500
0.906
No
Tahun
2007
53.825
2008
Rata-rata
34
56500
56000
55500
55000
54500
54000
53500
53000
52500
Jumlah Penduduk
35
Tabel 3.5
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
Desa/kelurahan
Laki-laki
Perempuan
No
Jumlah
Bontorannu
2959
2821
5780
Tamarunang
2867
2890
5757
Mattoanging
1885
2082
3967
Kampung buyang
1783
1852
3635
Mariso
3911
3909
7820
Lette
4393
4447
8840
Mario
2279
2295
4574
Pannambungan
5740
5512
11252
Kunjung Mae
2019
2231
4250
Jumlah
27836
28039
55875
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Laki-laki
Perempuan
Kecamatan
Mariso
jika
diklasifikasikan
menurut
36
Desa/kelurahan
KK
Jumlah
Bontorannu
1187
5780
Tamarunang
1248
5757
Mattoanging
849
3967
Kampung buyang
698
3635
Mariso
1581
7820
Lette
1996
8840
Mario
1118
4574
Pannambungan
2532
11252
Kunjung Mae
817
4250
12026
55875
Jumlah
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
1187 1248
1581
849
2532
1996
698
1118
817
Kepala Keluarga
D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan Mariso
adalah sebanyak
30.457 jiwa/km2 dengan luas wilayah 1.82 km2 dan jumlah penduduk
37
Desa/kelurahan
Luas
Jumlah
(km2)
Kepadatan
penduduk
Bontorannu
0,18
5780
32111
10.80309
Tamarunang
0,12
5757
47975
16.14021
Mattoanging
0,18
3967
22039
7.414572
Kampung buyang
0,16
3635
22719
7.643344
Mariso
0,18
7820
43444
14.61585
Lette
0,15
8840
58933
19.82681
Mario
0,28
4574
16336
5.495914
Pannambungan
0,31
11252
36297
12.21139
Kunjung Mae
0,26
4250
17385
5.848829
Jumlah
1,82
55875
30701
100
5.848829
10.80309
16.14021
5.495914
7.414572
19.82681
7.643344
14.61585
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
Gambar 3.14
Grafik Persentase Kepadatan Penduduk Kecamatan mariso
Dari tabel dan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa daerah yang
memiliki ekpadatan penduduk tinggi yaitu kelurahan Lette dengan
persentase 19.83 % dan yang paling rendah adalah Kelurahan Mrio dengan
38
persentase 5.5 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 Peta
Kapadatan Panduduk.
penggunaan lahan lainnya yang meliputi saluran irigasi dan jalan. Dari
observasi kami di Kecamatan Mriso sebagian besar warga hanya
menempati petak-petak berukuran kecil untuk tempat hunian terutama
yang berada di permukiman kumuh. Di Kecamatana Mariso terdapat suatu
tempat yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yaitu stadion
Andi Mattalatta.
39
(a)Jalan Cendrawasih
(b)Jalan Hatimulya
40
41
(c)Sumur (Kel.Kunjungmae)
Gambar 3.17 Prasarana Air Bersih Kecamatan Mariso
No
Tabel 3.8
Prasarana Air Bersih di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
PAM
Pompa, sumur
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
42
3.4.4
Prasarana Drainase
Prasarana Drainase yang ada di Kecamatan Mariso mengikuti pola
Prasarana jalan
terbagi atas tiga jenis Prasarana yaitu Prasarana sekunder dan Prasarana
tersier dengan kondisi yang pada umunya permanen.
Prasarana drainase primer berupa aliran sungai dengan lebar 3 meter.
Prasarana drainase sekunder mempunyai ukuran lebar bagian atas kurang
lebih 100 cm , lebar bawah 80 cm, dengan tinggi 100 cm, sedangkan
Prasarana tersier mempunyai lebar kurang lebih 70 cm, lebar bawah 60 cm
dengan ketinggian 80 cm. Namun permasalahan yang ada, pembuangan
sampah di lakukan di saluran drainase baik itu drainase primer, drainase
43
(b) Kel.Pannambungan
3.4.5
Prasarana Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi
44
(a)STO
(b)Telepon Umum
No
Tabel 3.9
Prasarana Telekomunikasi di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
Telepon Umum
STO
Wartel
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
Dari tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa tidak semua
Kelurahan di Kecamatan Mariso terdapat Wartel atau telapon umum dan
hanya terdapat tiga Kelurahan yang memiliki Telepon umum dan wartel
yaitu Kelurahan Tamarunang, Mario dan Kunjung Mae sedangkan daerah
lainnya hanya menggunakan Telepon seluler dan Telepon rumah untuk
rumah-rumah tetentu yang memiliki Telepon Rumah.Untuk mengetahui
[Type the company name] |
45
daerah-daerah yang memiliki telepon umum dan wartel juga dapat dilihat
pada Gambar 3.22 Peta Prasarana Telekomunikasi.
3.4.6
Prasarana Persampahan
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan penduduk
(a)Kel.
(b) Kel.Lette
46
No
Tabel 3.10
Prasarana Persampahan di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
Dusun
kontainer
Tempat Sampah
Bontomarannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
47
48