You are on page 1of 23

KETENTUAN ISLAM TENTANG

OPERASI PLASTIK, OPERASI


SELAPUT DARA, WARIA, DAN
NAPZA
KELOMPOK 4

OPERASI PLASTIK
Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan

oleh kalangan kedokteran


Dalam sebuah kaidah fiqih disebutkan bahwa:


Artinya: Asal segala sesuatu itu dibolehkan sampai
adanya dalil yang mengharamkannya.
Apapun yang kita lakukan sebenarnya boleh kita
lakukan, dan selamanya boleh kita lakukan, hingga
adanya dalil atau petunjuk yang menyatakan
haramnya melakukan sesuatu itu.
Oleh karena itu, operasi plastik tampaknya mesti
dilihat dari tujuannya.

Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang

merubah ciptaan-Nya adalah orang yang mengikuti


jalan dan ajakan syaithan.
Q.S. an-Nisa ayat 119 yang artinya:
Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka,
dan akan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan menyuruh mereka (memotong
telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benarbenar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya
ia menderita kerugian yang nyata.

Bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya

bertujuan mempercantik diri termasuk perbuatan


syetan yang dilaknat Allah.
Contohnya, operasi untuk memperindah bentuk
hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk
menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah,
dan sebagainya.
Persoalan ini apabila dilihat dari kaidah yang
disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik
dengan tujuan untuk mempercantik [jirahah attajmil], maka hukumnya adalah haram.

Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan

untuk memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir


(al-uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing,
atau cacat yang datang kemudian (al-uyub atthari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau
semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan, maka dapat
dikategorikan sebagai mubah atau dibolehkan
melakukan operasi tersebut.
Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa
cacat sejak lahir atau cacat akibat kecelakaan
adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:

Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan,

PERGANTIAN KELAMIN
Secara umum, transeksual dapat diakibatkan

faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor


lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya
pendidikan yang salah pada masa kecil dengan
membiarkan anak laki-laki berkembang dalam
tingkah laku perempuan, trauma pergaulan seks
dengan pacar, suami atau istri.

Para ulama fiqih mendasarkan ketetapan hukum

tersebut pada dalil-dalil diantaranya yaitu Hadits


Nabi saw.: Allah mengutuk laki-laki yang
menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai
laki-laki. (HR. Ahmad). Oleh karena itu kasus ini
sebenarnya berakar dari kondisi kesehatan
mental yang penanganannya bukan dengan
merubah ciptaan Tuhan melainkan melalui
pendekatan spiritual dan kejiwaan (spiritual and
psychological therapy).

OPERASI PENGAMBILAN
SELAPUT DARA
Operasi selaput dara adalah operasi untuk

memperbaiki selaput dara yang rusak atau


mengembalikannya kepada tempat semula.
Operasi pengembalian keperawanan wanita
dalam istilah bahasa Arab adalah ritqu ghisyya albikarah. Secara harfiah, ritqu dapat diartikan
menjadi menempelkan atau merapatkan.
Ritqu ghisyya al-bikarah dapat diartikan menjadi
mengembalikan selaput dara atau selaput
keperawanan yang telah sobek atau rusak
karena sebab tertentu dengan cara dioperasi.

Sisi Positif Dilakukannya Operasi


Selaput Dara
1) Untuk menutupi aib
Menutupi aib sendiri merupakan tujuan syariat
yang mulia dan telah ditekankan dalam beberapa
nash dari sunnah Nabi, diantaranya beliau
bersabda. Tidaklah seseorang menutupi aib
orang lain di dunia, kecuali Allah akan menutupi
aibnya pada hari kiamat. (HR. Muslim)

2)
Melindungi keluarga
Akan dibentuk kemudian hari dari hal-hal yang
menyebabkan kehancuran dan menimbulkan
perasangka serta hilangnya kepercayaan antara
keduanya
3)
Pencegahan dari perasangka buruk
Allah bersabda: Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah perbuatan banyak berburuk sangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.
Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. (Al-Hujurat : 12)

Sisi Negatif Dilakukannya Operasi


Selaput Dara
1)
Penipuan
Adanya penipuan dari pihak perempuan kepada
calon suami.
2)
Mendorong perbuatan keji
Mendorong para wanita nakal yang pada
dasarnya senang melakukan perbuatan zina
untuk terus melakukan perbuatan keji tersebut.
3)
Tersingkapnya aurat yang paling vital milik
perempuan di hadapan dokter.
Maka, hanya alasan yang sangat darurat dan
mendesaklah yang dapat membolehkan operasi
selaput dara ini

Hukum operasi selaput dara


a.
Hilang selaput dara bukan karena maksiat
Seorang gadis mungkin saja kehilangan selaput
daranya karena kecelakaan, membawa beban
terlalu berat, jatuh, dan lain-lain. Begitu juga jika
ia dalam keadaan masih kecil dan tertidur
kemudian diperkosa orang atau ditipu.
Jika si gadis yang tidak berdosa itu melakukan
operasi selaput dara, maka ulama berbeda
pendapat mengenai hal ini, sebagian ulama
berpendapat itu dibolehkan, atau disunnahkan,
atau malah menjadi wajib,

b.
Hilang selaput dara karena zina dan masyarakat
mengetahuinya
Orang yang berzina dibagi menjadi dua keadaan:
1)
Dia telah melakukan zina tapi masyarakat belum
mengetahuinya. Dalam hal ini ulama berbeda
pendapat. Sebagian membeolehkan dengan alasan
menutupi aibnya. Namun, sebagian tidak
membolehkannya dengan alasan hal itu akan
mendorongnya dan mendorong orang lain terusmenerus berbuat zina,
2)
Dia sudah melakukan zina dan masyarakat
sudah mengetahuninya. Dalam hal ini para ulama
bersepakat untuk mengharamkan operasi selaput
dara karena mafsadat yang ditimbulkan jauh lebih
besar dan tidak ada maslahat sama sekali dalam hal
itu.

c.

Hilangnya selaput dara karena pernikahan


Hilangnya selaput dara dalam pernikahan adalah
sesuatu yang wajar dan normal. Dan pada saat
melakukan operasi, harus membuka auratnya yang
paling vital dan tentunya akan dilihat oleh para
dokter yang melakukan operasi. Dengan demikian
melakukan operasi selaput dara dalam kondisi
seperti ini merupakan tindakan yang tercela dan
dilarang dalam Islam.

WARIA
Berbagai Al Quran dan Hadits Rasul telah banyak

menjelaskan aturan hukum yang berkaitan


dengan lelaki dan perempuan, tapi tidak
menjelaskan suatu hukumpun yang berkaitan
dengan waria (khuntsa).
Khuntsa menurut ahli bahasa Arab seperti
tersebut dalam kamus Al Munjid dan Kamus Al
Munawir, Khuntsa berasal dari kata khanitsakhanatsan yaitu lemah dan pecah. Khuntsa ialah
orang yang lemah lembut, padanya sifat lelaki
dan perempuan.

Salah satu adab berpakaian adalah Tidak boleh

memakai pakaian lawan jenis seperti laki-laki


memakai pakaian wanita atau sebaliknya. Rasululloh
shalallohu alaihi wa sallam bersabda:
"




"


"Alloh melaknat laki-laki yang memakai pakaian
wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki".
(HR. Adu Duad: 4/157, An-Nasa'i: 371)

Khuntsa di Zaman Nabi SAW.


Istri-istri nabi menganggap mereka (banci asli)
sebagai Ghoiru Ulil Irbah (tidak punya butuh dan
tidak punya syahwat). Namun meskipun begitu
Nabi melarang mereka bebas masuk /bergaul
dengan kaum wanita dan antara mereka harus
ada hijab/tabir. Bagi mereka yangtidak mematuhi,
oleh Nabi dilarang masuk dan tidak boleh kembali
kecuali sekali dalam seminggu yaitu setiap hri
Jumat untuk menerima jatah makan, selebihnya
mereka hidup di Baida (tanah lapang) atau di
Badiyah (perkampungan terpencil).

NAPZA
Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar
golonganNarkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) masih bermanfaat bagi
pengobatan, namun bila disalahgunakan atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau
standar pengobatan terlebih lagi bila disertai
peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat
merugikan bagi individu maupun masyarakat l
uas khususnya generasi muda.

Didalam bidang agama hal ini dapat membuat


seseorang :
1.
Mengkonsumsi narkotika menghalangi zikir
kepada Allah, shalat dan amal-amal ketaatan
lainnya.
2.
Mewariskan segala norma dan etika rendah
serta tercela.
3.
Merusak anggota badan yang dapat
digunakan untuk mendulang kebaikan -kebaikan.
4.
Menjadikan konsumernya sebagai budak
dan tawanan hawa nafsu
5.
Mendatangkan su'ul khatimah dan mati
dalam kemaksiatan.

6.
Menggiring kepada kriminalitas dan kejahatan
yang lebih jahat lagi seperti pembunuhan, zina,
homoseksual, lesbian dan lain-lain.
7.
Menjadikan para pelakunya saling tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan serta
berandil dalam pelanggaran dosa besar.
8.
Memasukkan pelakunya sebagai orang yang
memubazirkan harta yang merupakan tindakan
setan.
9.
Membuang-buang waktu dan menyianyiakannya tanpa guna bahkan dalam hal yang
membahayakan.
10. Orang yang mengkonsumsinya termasuk orang
yang membunuh dirinya sendiri jika mati karenanya.

Hukum mengkonsumsi NAPZA


hadits yang dikemukakan oleh Umar bin al-

khaththab yang menyatakan : Khamr adalah benda


yang menyebabkan hilang akal / kesadaran.( HR al
bukhari dan muslim )
Ajaran islam mengharamkan hal tersebut,
sebagaimana dinyatakan dalam surat asl Araf (7):
157:
...dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk... (Q.s.al-Araf ( 7 ): 157)

Bila di kategorikan dalam hukum Khamr dengan zat zat

yang memabukan yang lain dam konteks dewasa ini,


sejenis Napza, Narkotika, dan zat adiktif lainya, menurut
Imam Syafii, ada empat element :
1.
Ash ( pokok ), yakni suatu peristiwa yang sudah
ada ketentuan hukamnya dalam nash yang dijadikan
patokan dalam mengqiyaskan hukam suatu masalah,
atau bisa di sebutmaqisalaih, yang dalam hal ini adalah
Khamr.
2.
Far ( cabang ), yakni suatu peristiwa kontemporer
yang belum ada hukmnya, atau biasa yang disebut
maqis, dalam kaitan ini segala zat adiktif seperti ekstasi
dan sejenisnya.
3.
Hukum ashl, yakni hukm syara yang ditetapkan
oleh nash, yang dalam hal ini hukum minum khamr yang
jelas haram.
4.
Illat, yakni kesesuaian sifat yang terdapat dalam

TERIMAKASIH

You might also like