Professional Documents
Culture Documents
2
3
4
Filipina
Thailand
Malaysia
52.50%
46.20%
28.30%
g
g
bersifat diffused
structure.
Saham
Saham
Saham ownership
Saham
11
22
Pemegan
gg
Saham
Saham
33
DIREKSI
DIREKSI
Pemegan
Pemegan
gg
Saham
Saham
44
Pemegan
Pemegan
gg
Saham
Saham
n
n
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik akan mampu mengurangi bahkan
meminimalkan potensi konflik kepentingan yang timbul antara pengendali perusahaan dan
outside investor (pemegang saham publik), terutama pada Perusahaan dengan struktur
kepemilikan terkonsentrasi seperti pada Gambar. 1-2.
Pemegan
Pemegan
gg
Saham
Saham
Gambar
Pemegan
Pemegan
gg
Saham
Saham
Pemegan
Pemegan
gg
Saham
Saham
Pemegang
Saham
Pengendali
Pemegang
Saham
Pengendali
pada
DIREKSI
Gambar 1-2. tersebut tampak bahwa terdapat sekelompok pemegang saham yang
mengontrol atau mengendalikan perusahaan. Arah kebijakan dan strategi perusahaan
relatif merepresentasikan arah atau kepentingan para pemegang saham mayoritas,
sehingga dalam kondisi kepemilikan saham seperti ini akan meningkatkan probabilitas
munculnya ekspropriasi kepentingan pemegang saham mayoritas terhadap pemegang
saham minoritas. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan analisis apakah IOS,
Leverage, Dividen Payout Ratio, Growth, Profitability, value of the firm, Market Value of
The Equity and Institutional Ownership berpengaruh terhadap tingkat kepemilikan saham
manajerial. Penelitian disertasi ini berbeda dengan sejumlah penelitian lain yang sejenis,
terutama dalam masalah: (i) unit analisis penelitian; (ii) variabel dan proksi variabel
penelitian; serta (iii) teknik analisis yang digunakan.
Tabel 1-3. Dividend Yield dan Leverage ratio rata-rata Perusahaan yang telah listed
Tahun 2000-2007
Tahun
Dividend Yield
(%)
Leverage
200
0
1.65
200
1
1.92
200
2
1.06
200
3
1.74
200
4
1.64
200
5
1.45
200
6
1.56
200
7
1.65
0.67
0.57
0.48
0.45
0.54
0.65
0.55
0.6
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis kemukakan pada bagian
model
B A B II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1.
Kajian Pustaka
Masalah keagenan merupakan isu sentral dalam literatur keuangan sejak Berle and
Means dalam Khanna Arun (2007;22-34), mereka telah melakukan suatu investigasi
secara intensif mengenai struktur kepemilikan perusahaan publik (publicly corporate
ownership structure). Dalam artikelnya, secara tegas mereka menyebutkan: ........ that the
separation of ownership from control produces a condition where the interests of owner(s)
and manager(s) often diverge and that discretionary power by manager(s) exists. They
ask: Have we any justification for assuming that those in control of the modern
corporation will also choose to operate it in the interest of owners ? .
Hasil studinya menyebutkan bahwa perusahaan dengan struktur kepemilikan
saham tersebar (diffused stock ownership structure), pada umumnya para pemegang saham
secara individual tidak dapat mengendalikan manajemen agar bertindak selaras dengan
kepentingannya. Masalah inti keagenan dalam perusahaan seperti ini adalah konflik
keagenan antara manajer dengan pemegang saham. Pada sisi lain, dalam kondisi
kepemilikan yang bersifat divergence atau menyebar seperti dikemukakan oleh Berle and
Means dalam Khanna Arun (2007;22-34), terdapat kekuatan tawar-menawar yang tinggi
dari pihak manajemen. Lebih lanjut mereka menyebutkan bahwa dalam perusahaan
dengan kepemilikan terkonsentrasi terdapat pemegang saham yang dapat mengendalikan
manajemen atau bahkan bagian dari manajemen itu sendiri.
Konsep yang selama ini lazim digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
konsentrasi kepemilikan adalah konsep kepemilikan immediate. Namun demikian, konsep
kepemilikan ini memiliki kelemahan dalam mengkaji pola kepemilikan perusahaan karena
konsep kepemilikan ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi rantai kepemilikan
perusahaan (coporate ownership chain), pemegang saham pengendali (controlling party),
pemisahan hak aliran kas dan hak kontrol, serta mekanisme peningkatan kontrol
perusahaan, hal ini seperti yang dijelaskan oleh La Porta et.al. (2002;25).
2.1.1. Teori Kepemilikan Saham Perusahaan
peningkatan kepemilikan insiders, oleh karenanya hal ini terkait dengan semakin
menurunnya berbagai pengeluaran yang dilakukan para manajer dalam bentuk kemewahan
fasilitas, sehingga dalam kondisi ini ditunjukkan berbagai pengeluaran tersebut
dicerminkan oleh titik F11, dan pengeluaran tersebut ada dalam kurva indiferen dua (IC11),
sebagai akibat adanya penurunan nilai perusahaan sebagaimana ditunjukkan oleh V11.
Penjelasan selanjutnya, tingkat konsumsi atas kemewahan fasilitas yang dilakukan
oleh para manajer perusahaan dalam peraga tersebut ditunjukkan oleh kurva indifferen
(Indifference Curve) ke tiga (IC3). Pada titik ini para insiders berusaha mencoba untuk
memenuhi kepentingannya melalui kekayaan yang dimiliki oleh outsider shareholders.
Sebagai akibatnya, nilai perusahaan dan kekayaan pemilik mengalami penurunan
sebagaimana ditunjukkan oleh V111.Gambar 2.1. hubungan antara nilai perusahaan dengan
pengeluaran manajer dalam bentuk kemawan fasilitas.
Nilai Perusahaan
V
V1
V11
V111
IC1
IC2
IC3
F1
F11
F111
F
Pengeluaran Manajer dalam bentuk Kemewahan Fasilitas.
Gambar 2.1.Hubungan antara nilai perusahaan dengan tingkat pengeluaran manajer
dalam bentuk kemewahan fasilitas
Sumber: Jensen & Meckling (1976;247-263).
2.1.1.3. Teori Informasi A-Simetris
Akerlof and Stiglitz (2001;195-211) menyebutkan bahwa berdasarkan teori
informasi simetris, informasi yang diterima para pelaku pasar diasumsikan akan sama
dengan informasi yang ada pada manajemen perusahaan. Dalam kenyataannya manajer
perusahaan memiliki informasi yang relatif lebih banyak daripada informasi yang tersedia
bagi para investor luar. Kondisi ini disebut dengan asymmetric information.
Dalam artikelnya Akerlof and Stiglitz (2001;195-211) memberikan gambaran
mengenai aspek ketidaksimetrisan informasi dalam bisnis. Mereka menyebutkan bahwa
10
Gambar 2.2
Ekspektasi Utilitas berdasarkan Prospect Theory
Sumber: Kahneman and Tversky (1979) Pangeran, Perminas
(2003;27-
46).
2.1.2.
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki nilai book to market yang tinggi berarti
perusahaan tersebut memiliki kesempatan investasi yang rendah. Kesempatan investasi
yang rendah akan mengurangi keatraktifan manajer dari pada perusahaan yang memiliki
kesempatan investasi yang tinggi, dengan kata lain manajer akan mengurangi
kepemilikannya dalam perusahaan jika perusahaan memiliki nilai book to market ratio
yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha (2003;288-297)
memberikan bukti kesempatan investasi perusahaan yang di proksikan dengan book to
market
value
dapat
manajerial.Selanjutnya
digunakan
Mahadwartha
untuk
memprediksi
(2003;288-297)
kepemilikan
memberikan
bukti
saham
bahwa
11
D3
D2
D1
Deegre of
Managerial
Ownership
Insider 1 (%)
Insider 3 (%)
Insider n2%)
12
13
sementara nilai perusahaan meningkat, sebaliknya pada kondisi yang lain ketika jumlah
kepemilikan saham tinggi justru nilai perusahaan tinggi.
Gambar 2-4. Hubungan antara Firm Value dengan Persentase insider share
Sumber: Claessen.et.al (2002;2741-2771).
14
OWNERSHIP
CORPORATE
OWNERSHIP
kemampuan
klasifikasi
(classifiacation) terhadap variabel kategori dependen yang
CORPORATE
THEORY
FINANCE
FINANCE
THEORY
THEORY
sebelumnya
telah dilakukan pengelompokkan.
THEORY
Paton (1933)
ENTITY
ENTITY
THEORY
THEORY
CORPORATE
CORPORATE
OWNERSHIP
OWNERSHIP
Kam(1990;307308)
Jensen& Meckling (1976)
Meckling (1982)
Bhattacharya (1979
Kose & William (1985)
AKerlof (2001)
EMPIRICAL
EMPIRICAL
MODEL
MODEL
AGENCY
AGENCY
THEORY
THEORY
SIGNALINGT
SIGNALINGT
HEORY
HEORY
public
OWNERSHIP
OWNERSHIP
STRUCTURE
STRUCTURE
ASSYMETRIC
ASSYMETRIC
INFORMAINFORMATION
TION
PROSPECT
PROSPECT
MODEL
MODEL
DISERTASI
DISERTASI
TEORITICAL
TEORITICAL
MODEL
MODEL
insiders
Instl
Crutchley
THEORY
THEORYKonsep Kepemilikan Perusahaan (corporate ownership)
Gambar 2-5.Penelusuran
& Hansen
(1989)
Chen dan
Steiner
(1999),
Bathala,et.
al (1994)
Putu
Anom M
15
16
EMITEN
TANPA
KEPEMILIKAN
MANAJAERIAL
CORPORATE
FINANCE
THEORY
EMITEN DENGAN
KEPEMILIKAN
MANAJERIAL
SEDANG
FINANCIAL
POLICIES
EMITEN DENGAN
KEPEMILIKAN
MANAJERIAL
TINGGI
NON~
FINANCIAL
POLICIES
KEPEMILIKAN SAHAM
MANAJERIAL
PERUSAHAAN tbk
MEDIUM
THEORY
APPLIED
THEORY
Signalin
g theory
Agency
Theory
Assymetric
Information
Entity
Prospect
Theory
Theory
Dari penjelasan konseptual seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dibuat suatu konstelasi variabel penelitian mengenai prediksi kepemilikan saham oleh
IOS
LEVERAGE
DPR
GROWTH ROE
TOBINSQ
NPE
manajemen perusahaan,
dimana dalam model penelitian ini, prediksi kepemilikan saham
SIZE INSTL
oleh manajemen (Yij) merupakan variabel karakteristik, berupa: kategori kepemilikan
perusahaan (Yij) dengan:: (i) G0 = tidak ada kepemilikan saham oleh manajemen (null,
Prediksi Kepemilikan saham Manajerial
kepemilikan saham manajerial= 0); sementara itu (ii) G1 = kepemilikan saham oleh
manajemen pada kategori sedang (0 < Kepemilikan saham manajerial < mean); dan 9iii)
Gambar 2.6.
Kerangka Pemikiran
17
IOS
LEV
DPR
ROE
Kepemilikan
Saham
Manajerial
GROWTH
TOBINSQ
EMV
2.3.
Gambar 2.7.
Model Penelitian
Hipotesis
SIZE
Berangkat
dari deskripsi teoritis dan empiris dan juga perumusan masalah yang
go
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Bagian ini akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian
dalam penulisan Disertasi ini, yaitu metode yang digunakan, operasionalisasi variabel,
populasi penelitian, sumber dan cara penentuan data, teknik pengumpulan data, rancangan
analisis dan uji hipotesis.
3.1. Metode yang digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan metode verifikatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan
informasi mengenai kepemilikan manajerial perusahaan yang telah go-public di Bursa
Efek Indonesia. Metode deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan setiap variabel
penelitian beserta formulasi matematis pembentuk setiap variabel penelitian. Tujuan dari
deskripsi variabel penelitian ini adalah untuk mendapatkan kecenderungan arah
pergerakan serta pola dari setiap variabel untuk menunjang hasil analisis verifikatif yang
dilakukan peneliti. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh secara jelas tentang
19
suatu situasi atau keadaan tertentu, metode penelitian deskriptif memiliki karakteristik: (i)
Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan
atau masalah-masalah yang bersifat aktual, dan (ii) Menggambarkan fakta-fakta tentang
masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi rasional
(Hernawan, 2003:41).
Sementara metode verifikatif bertujuan untuk mengetahui kejelasan hubungan
suatu variabel atau menguji hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengetahui kejelasan hubungan suatu variabel. Tipe penelitian
ini adalah penelitian asosiatif kausalitas yang bertujuan menjelaskan hubungan antar
variabel-variabel yang diteliti.
3.2. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1. berikut ini menjelaskan mengenai Operasionalisasi variabel-variabel
penelitian, sesuai dengan konsep sebelumnya.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
20
Variabel
I. Variabel
Dependen
Konsep variable
Simbol
Indikator
Insiders
Insider
Tot Shrt it
Variabel dependen
kelompok/kategori pertama tanpa
kepemilikan manajerial
Variabel dependen
kelompok/kategori kedua
kepemilikan manajerial sedang
Variabel dependen
kelompok/kategori ketiga
kepemilikan manajerial tinggi
II. Variabel Independen:
2. Leverage
3. Rasio
Pembayaran
Dividen
Skala
Persen
Rasio
Lembar
Saham
Rasio
Lembar
Saham
Rasio
D & C Shrsit
1
i1 1
Pr(yi y1|xi)Pi11| x ) P
Persen nominal
Pr(
i
i
i
1
1exp xi2 exp xi3 1 exp
xi2i2i3 exp xi3
i1
1
i 2 1
Pr(Pr(yyi i1|x
1i1| xi ) Pi1
Persen nominal
i )P
2i3 exp xi 3
1exp xi2 expxi3 1 iexp
i
1 i 2x
exp x
i3 1
Pr(
Pr(yi y3i|xi)Pi13| xi ) i 3 Pi1
nominal
1exp xi2 exp xi3 1 exp
xi2i 3 Persen
exp xi 3
i1 i 2
IOS
Lev
Satuan
D & C Shrt it
Ukuran
(IOS)
Lev
Tot Debt
Total Assets it
DPR
Book.Value
X100 % Persen
Market.Value
Rasio
Total .Debt
X100 % Persen
Total , Asset
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
DPS it
X 100 % Persen
EPS it
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
DPS it
DPS it
EPS it
.. dilanjutkan
..Lanjutan Tabel 3.1.
21
Variabel
4.
Profitabilitas
5.Tingkat
Pertumbuhan
Perusahaan
6. Nilai
Perusahaan
Konsep variable
Simbol
Indikator
ROE
ROEit
Satuan
Skala
Persen
Rasio
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
Persen
Rasio
Rupiah
Rasio
Instlit Rupiah
TotOutShrt it
Rasio
EATit
Tot Equity it
Growthit
TA t
TA t-1
(Tobins Q)
TQ
MVE BVD
Nominal
BVA
Rasio
MVE
Rupiah
Rasio
BVD
Rupiah
Rasio
BVA
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
Buying price
Acc depreciation
7. Nilai
Nilai pasar dari ekuitas yang
Pasar Ekuitas it dihitung dari hasil perkalian antara
harga sahamdengan sahamberedar
8. Ukuran
Perusahaan
Ukuran
NPE
NPEit
Ln (Closing Priceit
Logaritm
x Total Share
a Natural
Outstanding it )
Closing Price it
Outstanding Share it
Size
(Sizeit)
Size=Ln
(Tot.Salesit )
Rasio
Rupiah
Rasio
Lembar
Saham
Rasio
Logaritm
a Natural
Rasio
22
3.3.
perusahaan emiten selama periode penelitian, sehingga merupakan data sekunder. Data
penelitian juga merupakan data panel dengan data atau nilai yang diambil dari rata-rata
untuk setiap perusahaan selama periode penelitian.Sementara itu penentuan data dilakukan
dengan menggunakan prosedur pengumpulan data sebagai berikut: (i) Semua perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan 2007.
(ii)
Mengidentifikasi dan mengklasifikasi perusahaan-perusahaan yang memenuhi syaratsyarat penelitian., yaitu konsisten dengan variabel penelitian, atau subjek penelitian yang
memiliki irisan selama periode penelitian. (iii) Melakukan array data kepemilikan
manajerial dan melakukan asscending kemudian diambil cut-off means untuk
menentukkan batasbatas kepemilikan saham manajerial.
Mengacu penelitian terdahulu, kepemilikan saham manajerial dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu: (i) Kelompok 1, yaitu perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan
manajerial (kepemilikan saham manajerial = 0); (ii) Kelompok 2, yaitu perusahaan yang
memiliki komposisi saham 0 < kepemilikan saham manjerial mean, dan (iii) Kelompok
3,yaitu perusahaan yang memiliki komposisi kepemilikan di atas nilai rata-rata atau
kepemilikan saham manajerial >mean..
3.4.
telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan
2007. Dari data diketahui bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki irisan dan
konsisten selama periode penelitian (2005 s.d. 2007) sebanyak 66 perusahaan. Dengan
demikian unit analisisnya adalah laporan keuangan dari perusahaan yang konsisten serta
secara aktif diperdagangkan selama periode penelitian, yaitu konsistensi variabel
penelitian. Selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, sehingga terkumpul sebanyak 66
perusahaan.
3.5. Rancangan analisis dan uji hipotesis
3.5.1.Rancangan Analisis
Untuk menjawab rumusan masalah digunakan model Regresi Logistic Multinomial.
Dalam kasus multinomial, variable dependen berupa
23
dikelompokkan menjadi lebih dari 2 (dua) kategori, yaitu: kelompok 1 perusahaan yang
tidak memiliki kepemilikan manajerial (0 < insiders); kelompok 2 perusahaan yang
memiliki kepemilikan manajerial lebih besar dari 0 sampai dengan dibawah means (0 <
insiders mean); dan kelompok 3, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial
means atau lebih insiders > mean.
Zit = j1IOS1 + j2*Lev2 + j3*DPR3 + j4*ROE4 + j5*Growth5 + j6*TQ6 + j7*EMV7 +
j8*Size8 + j9*Instl9 + ij
Zit
IOSit
. (3.1.)
Levit
DPRit
ROEtit
TQit
EMVit
SIZEit
it
1 sd. 9
= Efsilon
= Koefisien Parameter dari variable penelitian
Dari persamaan tersebut, maka kita dapat me-rumuskan kembali standar regresi
multinomial. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
tehnik analisis Multinomial Logit dengan model sebagai berikut: Adapun pengujian secara
statistik terhadap hipotesis yang dikemukan sebelumnya dengan langkah-langkah sebagai
berikut: (i) Analisis data dilakukan dengan menilai kelayakan model regresi (goodness of
fit), (ii) Menguji koefisien regresi, (likelihood maupun wald coefficient) dan (iii)
Menganalisis daya klasifikasi model prediksi untuk masing-masing kelompok.
24
Oleh karena nilai probabilitas model multinomial logit dirumuskan sebagai berikut:
Pr( yi j | xi ) Pij
exp xi j
for
1 j 2 exp xi j
Pr( yi 1 | xi ) Pi1
j 1
(3.2)
1 j 2 exp xi j
J
tingkat signifikansi t-
statistiknya sangat kecil dari hasil regresi tersebut dan cenderung banyak yang tidak
signifikan. Selain itu untuk menguji multikolinearitas, bisa dilihat matrik korelasinya. Jika
masing-masing variabel bebas berkorelasi lebih besar dari 80 % maka termasuk yang
memiliki hubungan yang tinggi atau ada indikasi multikolinearitas (Gujarati, 2003).
Sedangkan untuk VIF, semakin rendah nilai VIF semakin rendah derajat kolinearitas yang
terjadi. Batasan nilai maksimum VIF yang biasa digunakan untuk menjustifikasi adanya
kolinearitas adalah 10.
Tabel 3.2.
Hasil Uji Kolinieritas
Coefficient Correlationsa
Model
1
Correlations
Covariances
INSTL (X9)
EMV (X7)
Growth (X5)
IOS (X1)
Profit (X4)
Debt (X2)
Tobin's Q (X6)
DPR (X3)
SIZE (X8)
INSTL (X9)
EMV (X7)
Growth (X5)
IOS (X1)
Profit (X4)
Debt (X2)
Tobin's Q (X6)
DPR (X3)
SIZE (X8)
Tobin's Q (X6)
-.103
-.501
-.355
-.221
.006
.020
1.000
.176
.445
-6.71E-010
-4.26E-008
-3.75E-010
-1.87E-008
2.10E-011
1.51E-010
2.01E-012
3.86E-011
4.73E-008
DPR (X3)
.062
-.043
-.470
.003
.025
.175
.176
1.000
-.123
4.42E-008
-4.0E-007
-5.4E-008
2.44E-008
1.03E-008
1.46E-007
3.86E-011
2.39E-008
-1.4E-006
SIZE (X8)
.005
-.776
.048
-.429
.042
-.272
.445
-.123
1.000
1.65E-006
-.003
2.66E-006
-.002
8.33E-006
.000
4.73E-008
-1.4E-006
.006
Pengujian Autokorelasi
Penaksiran model regresi linier mengandung asumsi bahwa tidak terdapat korelasi
serial di antara disturbance terms, yaitu :
Cov ( ei, ej ) = 0
di mana i j
Metode Durbin-Watson Test
................................( 3.3)
25
Ho : 0
H1 : 0
2.
Ho : 0
H1 : 0
3.
H0 : 0
H1 : 0
Salah satu perhitungan serial korelasi yang sering digunakan adalah metode
Durbin Watson. Pada intinya metode ini akan mendistribusikan nilai statistik ujinya dari
angka 1 hingga angka 4. Jika statisitk DW mendekati angka 1 berarti ada serial korelasi
positif dari hasil estimasi model, sebaliknya jika mendekat angka 4 berarti terdapat serial
korelasi negatif. Tidak adanya serial korelasi dalam model yang diestimasi dicirikan
dengan nilai statistik DW yang berada di sekitar angka 2. Pengujian serial korelasi untuk
model data panel pada penelitian ini dilakukan juga dengan menghitung statisitk DW yang
diperoleh sebesar 1,88
Bila statistik durbin-watson tersebut dibandingkan dengan batas kritis yang ada
pada tabel maka tampak untuk n=74 serta prediktor yang jumlahnya 10 diperoleh d L=
1.44 dan dU= 1.77 Gambaran pengujian tersebut tampak pada bagan berikut.
DW=1.8
8
1,44
2,23
Gambar 3.1.
Pengujian Serial Korelasi
Dengan pengujian yang digambarkan pada bagan di atas maka terlihat bahwa nilai
statistik Durbin Watson sebesar 1,88 berada dalam area d U dan 4-dU. Dengan demikian
dapat dinyatakan berdasarkan Uji Durbin Watson tidak ditemukan adanya serial korelasi
pada hasil estimasi model.
Pengujian Heteroskedastisitas
Homokedastisitas diartikan sebagai distribusi dari variabel gangguan ui, adalah
suatu nilai konstan yang sama 2 untuk setiap nilai dari variabel penjelasnya, misal : Xi.
E(ui2 ) = 2
i = 1,2,3,,N
26
Jika variansnya tidak sama, maka dalam model tersebut terdapat situasi
heterokedastisitas, di mana :
E(ui2 ) = i2
i = 1,2,3,,N
..................................(3.4)
Heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross
section, karena data tersebut menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran.
Konsekuensi logis dari adanya heteroskedastisitas ialah bahwa penaksir OLS tetap tak bias
dan konsisten tetapi penaksir tadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun
sampel besar. Hasil perhitungan nilai R2 kuadrat untuk Uji White tampak pada tabel
berikut.
Tabel 3.3.
Pengujian Nilai Square Uji White
R
R Square
0.566692 0.32114
Sumber : data diolah
Nilai chi-square dari hasil perhitungan tersebut adalah : df.R2 = (66 x 0,32114) =
21.19, kemudian nilai ini bila dibandingkan dengan nilai kritis dari tabel chi square yang
bernilai 79.08 maka statistik ujinya lebih kecil. Dengan demikian melalui Uji white tidak
ditemukan masalah heteroskedastis yang berarti dari hasil estimasi model regresi.
Pengujian hipotesis yang dilakukan ialah :
H0 : Tidak ada heteroskedastis (homokedastis)
H1 : Ada heteroskedastis
Jadi dengan tidak signifikannya uji heteroskedastisitas, maka Ho diterima berarti
tidak ada heteroskedastisitas.
3.5.2. Rancangan Pengujian Hipotesis Penelitian
Metode untuk mengestimasi parameter regresi logistic multinomial adalah dengan
menggunakan metode likelihood dan Wald-ratio. Pendekatan likelihood menghitung
interceipt dan koefisien variable independen (it) sedemikian rupa sehingga kemungkinan
pengamatan nilai Y (variabel dependen) adalah semaksimal mungkin sehingga mendekati
nilai yang sebenarnya. Pada persamaan Multinomial logistic regression, kondisi-kondisi
yang perlu diperhatikan adalah Goodness-of-fit yaitu menguji atau menilai overall fit
model terhadap data.
Pada logistic regression, kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dari hasil logistic
regression adalah: Goodness-of-fit adalah menguji atau menilai overall fit model terhadap
data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.
27
Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik
-2LogL ini mengikuti distribusi chi-square dengan derajat bebas (degree of freedom)
sebesar p, sehingga hipotesis ditolak jika -2LogL > 20,05;db(r-1)(k-1) atau p-value < 0,05.
Untuk menentukan besarnya nilai R2 dapat digunakan nilai nagrelkerkes. R square dapat
diinterpretasikan seperti ukuran R2 pada multiple regression yaitu diartikan sebagai
variabiliitas variabel dependen dan dapat dijelaskan oleh variabelitas variabel independen
dengan nilainya bervariasi dari 0, 1 sampai dengan 2.
Dalam hal ini koefisien nilai R square
Berdasarkan analisis terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari hasil
diskriminan analisis yaitu:
1.
Melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
perusahaan. Untuk melihat perbedaan yang signifikan ini dilakukan dengan
2.
28
bila lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima maka dapat
dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan.
3.5.2.2.
( fei foi )
fei
.. (3.5.)
Keterangan:
i 1
2: Nilai chi-kuadrat
fe: frekuensi ekspektasi untuk kategori ke-i
fo: frekuensi observasi untuk kategori ke-i
k menunjukkan jumlah kategori, mulai kategori i=1 sampai dengan ke-n
Gambar 3.1. berikut ini daerah penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian,
(x2 )
daerah yang diarsil adalah daerah kritis (critical value) yang diambil dari nilai 2
berdasarkan pada nilai sampel tertentu dan pada tingkat derajat bebas (deegre of freedom)
tertentu yang diperoleh dari n-1 juga pada taraf alfa () tertentu.
Kriteria penerimaan atau penolakan Ha dapat dilakukan baik dengan melihat
antara
memperhatikan derajat kebebasan (dk), nilai taraf alfa () dan nilai atau jumlah unit
analisis (n) dan apakah uji satu fihak atau dua fihak. Cara atau pendekatan lainnya adalah
dengan melihat nilai signifikansi hasil pengujian (P-Value) untuk masing-masing variabel
independen dan dibandingkan dengan nilai taraf alfa ().
Kesimpulannya adalah;
Terima H0 apabila 2 hitung > 2 tabel atau (P-Value > dari ,)
Terima Ha apabila 2 hitung < 2 tabel atau P-Value < dari ).
3.5.2.3 Pengujian Hipotesis Ketiga
Sementara itu pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan melihat nilai double
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
29
menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, nilai L kemudian
ditransformasikan menjadi nilai -2LogLL. Statistik -2LogLL ini mengikuti distribusi chisquare dengan derajat bebas p atau dk (n-1), sehingga hipotesis ditolak, jika -2LogLL >
20,05;db(r-1)(k-1). Untuk menentukan besarnya nilai R2 dapat digunakan nilai nagrelkerkes.
Selain itu, hasil analisis -2LogLL pada modal awal (interceipt only) akan dibandingkan
dengan nilai atau model final. Apabila terdapat penurunan nilai -2LogLL model awal
terhadap nilai -2LogLL model akhir, maka dapat dikatakan bahwa model menunjukkan
model Multinomial yang lebih baik.
Evaluasi fungsi klasifikasi (fungsi multinomial) dilakukan dengan menghitung
peluang kesalahan klasifikasi, yaitu fraksi (proporsi) pengamatan pada unit analisis yang
salah diklasifikasikan oleh fungsi klasifikasi. Evaluasi fungsi klasifikasi dihitung dengan
terlebih dulu membuat tabel sebagai berikut.
Tabel 3.4.
Klasifikasi Actual dan Predicted group
Actual
group
Predicted Group
1
n11
n21 = n2-n22-n23
n22
3
n13 = n1- n11-n12
n23=n2-n21-n22
3
n31 = n3-n32n33
n32 = n3-n31-n33
Sumber: Basic Econometrics, Gujarati (2003)
n33
30
group dan predicted group yang diperoleh dari fungsi logistik. Selanjutnya dihitung
proporsi pengamatan yang salah diklasifikasikan. Diharapkan proporsi pengamatan yang
salah diklasifikasikan tersebut bisa sekecil mungkin. Untuk menilai ketepatan prediksi
juga dapat dilakukan dengan melihat class plot diagram.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan unit analisis laporan keuangan perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Penelitian dari tahun
2005 sampai dengan 2007, variabel dalam penelitian ini meliputi set peluang investasi,
leverage, rasio pembayaran dividen, profitabilitas perusahaan, tingkat pertumbuhan
perusahaan, nilai perusahaan, nilai pasar ekuitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham
oleh. Selanjutnya variabel-variabel tersebut merepresentasikan hasil kinerja keuangan
perusahaan sebagai hasil dari implementasi kebijakan manajemen dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya, khususnya dalam menganalisis bagaimana mengenai tingkat
kecenderungan kepemilikan saham oleh manajemen (managerial ownership).
4.1.
31
masing-masing kelompok dikalikan dengan nilai benchmark model dari program dengan
nilai rata-rata sebesar 25%. Tabel 4.1. menunjukkan ringkasan case processing model.
Hasil analisis tersebut diperoleh dari 66 perusahaan yang memiliki irisan selama periode
penelitiandari tahun 2005 s.d. 2007.
Tabel 4.1.
Case Processing Summary
Case Processing Summary
N
Insider (Y)
Valid
Missing
Total
Subpopulation
41
10
15
66
0
66
66a
Marginal
Percentage
62.1%
15.2%
22.7%
100.0%
Nilai proporsional tingkat akurasi kesempatan untuk setiap kategori dalam model
baik kelompok 1, kelompok 2 maupun kelompok 3 sebesar 0.6212+0.1522+0.2272 = 0.460,
dengan demikian kriteria proporsionalitas kesempatan untuk setiap kelompok sebesar
(1.25x 46.00%) =
32
Goodness-of-Fit
Pearson
Deviance
Chi-Square
77.900
70.915
df
112
112
Sig.
.994
.999
.533
.635
.415
4.3.
antara variabel dependen dengan kombinasi variabel independen yang didasarkan pada
33
signifikansi statistik. Dalam analisis ini diketahui bahwa tingkat probabilitas Model ChiSquare (50.313) sebesar 0.000. Oleh karena itu nilai p-value lebih kecil dari 1% .
Secara lebih lengkap hasil analisis mengenai kemampuan variable karakteristik
perusahaan dan variable dalam memrediksi kepemilikan saham manajerial diperlihatkan
dalam Table 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Pengujian Kesesuian Model
Model Fitting Information
Model
Intercept Only
Final
df
Sig.
18
.000
Dengan demikian hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
nyata antara model tanpa variable independen dengan model dengan variabel independen
ditolak atau tidak dapat diterima, oleh karena itu eksistensi relasional antara variabel
independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini dapat dibuktikan dan bermakna
secara statistik.
Hasil analisis model multinomial logit adalah sebagai berikut: model ini memiliki
angka -2LL pada model awal (intecept only) sebesar 121.228 dan angka -2LL pada model
final sebesar 70.915 (lihat Tabel 4.4), oleh karena hasil uji likelihood test ratio ini
menunjukkan adanya penurunan pada model final, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa model ini menunjukkan model Multinomial Logit yang lebih baik atau model yang
baik (a usefull model). Dengan perkataan lain Model ini dapat digunakan untuk
memrediksi kepemilikan manajerial pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
khususnya selama periode penelitian ini dilakukan.
Melihat nilai Wald dan P-Value masing-masing variabel independen dalam
membedakan Kelompok 1 (satu) terhadap kelompok 3 (tiga) dan Kelompok 2 (dua)
terhadap Kelompok 3 (tiga), dimana kelompok 3 (merupakan kelompok referensi). Seperti
terlihat pada Tabel 4.6. Dalam model ini, kelompok 3 (tiga) sebagai kelompok referensi (a
refference Group).
Konsekuensi dari pemisahan
perusahaan modern (the modern corporation) diungkapkan pertama kali oleh Berle dan
Means dalam Budi Wibowo (2006;13-21) yang mengamati korporasi-korporasi besar di
34
Amerika Serikat. Sejalan dengan teori Berle dan Means, kemudian Jensen dan Meckling
(1976;247-263) mengemukakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh Manajemen
(managerial ownership) maka semakin berkurang kecenderungan manajemen untuk tidak
mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal
terhadap perusahaan dan mengurangi besarnya eksistensi masalah keagenan, sehingga
perusahaan akan menggunakan dividen yang rendah sebagai salah stu mekanisme kontrol
yang dpata digunakan. Dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer
menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
financial distress dan risiko kebangkrutan (Crutcley and Hansen, 1999;34-36).
Kose and Williams (1985;1053-1070) mengemukakan konsep mengenai demand
and supply hypothesis. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai
oleh insiders menggunakan hutang dalam jumlah besar untuk mendanai perusahaan.
Dengan persentase kepemilikan yang besar, pihak insiders ingin mempertahankan
efektivitas kontrol terhadap perusahaan. Supply hipothesis menjelaskan bahwa perusahaan
yang dikontrol oleh insider memiliki debt agency cost kecil sehingga meningkatkan
penggunaan hutang. Hasil pengujian regresi multinomial logit seperti pada Tabel 4.5
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Parameter Estimate
Parameter Estimates
Insider (Y)
Tidak Ada Kepemilikan
Kepemilikan Sedang
B
Intercept
IOSX1
LevX2
DPRX3
ROEX4
GrowthX5
TobinsQX6
EMVX7
SIZEX8
INSTLX9
Intercept
IOSX1
LevX2
DPRX3
ROEX4
GrowthX5
TobinsQX6
EMVX7
SIZEX8
INSTLX9
-7.168
-5.631
.016
.013
.072
.003
.000
-1.497
2.207
.115
-15.156
.407
.070
.001
.081
-.010
-.003
1.161
-1.092
.081
Std. Error
5.657
2.432
.027
.024
.066
.004
.000
.675
.802
.039
8.767
.847
.041
.030
.069
.011
.002
1.126
1.151
.044
Wald
1.606
5.359
.354
.301
1.200
.623
.874
4.923
7.564
8.705
2.988
.230
2.836
.002
1.374
.961
2.434
1.064
.900
3.457
df
Sig.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
.205
.021
.552
.583
.273
.430
.350
.027
.006
.003
.084
.631
.092
.964
.241
.327
.119
.302
.343
.063
Exp(B)
.004
1.016
1.013
1.075
1.003
1.000
.224
9.089
1.121
1.502
1.072
1.001
1.085
.990
.997
3.193
.335
1.085
.422
1.071
1.063
1.223
1.011
1.000
.840
43.811
1.210
7.903
1.163
1.061
1.242
1.011
1.001
28.999
3.204
1.182
35
4.3.1.
variabel independen yang signifikan secara statistik dan dapat digunakan untuk
memrediksi dan membedakan atau mengklasifikasikan (in distinguishing) ke dalam
kelompok perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki saham manajerial atau Perusahaanperusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial tinggi, variabel tersebut adalah: (i)
IOS; (ii) EMV; (iii) Size dan (iv) INSTL.
Z13 = -7.168 - 5.631*IOS1 + 0.016*Lev2 + 0.013*DPRr3 + 0.072*ROEt4 + 0.003*Growth5
+ 0.0001*TobinsQ6 1.497*EMV7 + 2.207*Size8 +
0.115*Instl9 +
(4.1.)
variabel dependen, kepemilikan saham manajerial,
= merupakan variabel kaegori yang terdiri dari 3 kelompok
untuk perusahaan i periode ke-t.
Zij
IOSit
Levtit
DPRit
ROEit
TobinsQit
EMVit
SIZEit
36
0.224 menjelaskan bahwa ketika ada peningkatan sebesar 1 unit (Rp) dari
37
variabel nilai pasar ekuitas akan menurunkan persentase kepemilikan saham manajerial
sebesar (0.224 - 1= - 0.776) atau sebesar 77.6% pada variabel dependen kelompok
pertama.
Hubungan antara variabel EMV bersifat non linear, dengan demikian ketika nilai
pasar ekuitas tinggi, harga saham juga tinggi, berarti ekspektasi return berupa gain juga
tinggi. Sebagai implikasinya tingkat probabilitas harga mengalami penurunan juga tinggi
(trading range hypotheis), oleh karena itu risikonya juga tinggi, dengan demikian banyak
para investor yang memandang harga saham ini nilai risiko portofolionya tinggi hal ini
mendorong mereka kurang berminat untuk membeli saham perusahaan, sehingga ada
korelasi negatif antara EMV dengan tingkat kepemilikan saham manajerial.
4.3.1.3.Hasil Analisis Ukuran Perusahaan dalam memrediksi kepemilikan manajerial
Variabel ini memiliki nilai Wald sebesar 7.564 dengan p-value sebesar 0.006
dengan arah koefisien positif. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan, maka semakin besar tingkat kepemilikan saham manajerial. Variabel ini
sebagai determinan penting pada kelompok 1 (perusahaan tanpa kepemilikan manajerial),
jadi jelas ketika ukuran atau magnitude perusahaan mulai menunjukkan peningkatan,
maka secara bersama-sama adanya peningkatan kepemilikan manajerial, sehingga adanya
pergerakan searah antara ukuran perusahaan dengan persentase kepemilikan saham
manajerial. Secara statistik nilai exp (b) sebesar 9.089 memiliki arti bahwa setiap ada
peningkatan 1 unit (satuan Ln) dari ukuran perusahaan maka akan meningkatkan
persentase kepemilikan saham manajerial sebesar (9.089-1) atau sebesar 8.089 dalam
satuan Logaritma natural, pada kelompok variabel dependen kategori pertama.
Hasil analisis variabel penelitian ini mengisyaratkan bahwa variabel ukuran
perusahaan dapat digunakan untuk memrediksi persentase kepemilikan saham manajerial
pada perusahaan-perusahaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Variabel ini
mampu membedakan kategori variabel dependen antara kelompok 1 (tanpa kepemilikan
saham manajerial) dengan kategori variabel dependen kelompok atau kategori 3 (emiten
dengankepemilikan saham manajerial tinggi).
4.3.1.4. Hasil Analisis Kepemilikan Saham Institusional dalam Memrediksi
kepemilikan manajerial
Variabel terakhir yang signifikan dalam pengujian hipotesis pertama ini adalah
kepemilikan institusional (instl). Sekali lagi koefisien variabel Instl ini memiliki koefisien
positif dan signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 1%, dengan nilai wald sebesar
38
7.554. Selain itu nilai exp(b) nya sebesar 1.121 hal ini mengindikasikan, ketika ada
peningkatan 1 unit (%) kepemilikan saham institusional akan meningkatkan kepemilikan
saham manajerial sebesar 0.121 atau 12.1% . Lebih jauh dengan signifikannya variabel
kepemilikan institusional dapat diinterpretasikan bahwa variabel ini mampu membedakan
status kategori variabel dependen kelompok 1 (tanpa ada kepemilikan saham manajerial)
dengan kategori variabel kelompok 3 (perusahaan emiten dengan kepemilikan saham
manajerial tinggi).
Sejumlah studi empiris menghasilkan relasional negatif antara kepemilikan saham
institusional dengan kepemilikan saham manajerial, seperti studi empiris Tandelilin dan
Wilberforce (2002;31-43), begitu juga studi empiris yang dilakukan oleh Bathala, Moon
and Rao (1994;38-50) yang menyebutkan adanya peran mekanisme kontrol yang
dilakukan oleh pemegang saham institusional terhadap para insiders.
Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dalam model kepemilkan
manajerial dikelompokkan menjadi 3
variabel yang signifikan secara statistik, yaitu variabel Lev atau leverage (TD/TA*100%)
dan yang kedua adalah variabel kepemilikan saham Institusional.
Z23 = -15.156 + 0.407*IOS1 + 0.070*Lev2 + 0.011*DPR3 + 0.081*ROE4 - 0.010*Growth5
- 0.003*TQ6 + 1.161*EMV7 - 1.092*Size8 + 0.081*Instl9 + it
. (4.2..)
Zij
IOSit
Levit
DPRit
39
ROEtit
TobinsQit
EMVit
SIZEit
Analisis
Kepemilikan
Institusional
(Instl)
dalam
Memrediksi
40
mereka buat untuk membeli saham yang beredar di pasar modal. Hasil ini telah
membuktikan bahwa sejak perusahaan melakukan IPO pada dasarnya tidak ada perubahan
secara signifikan, karena keluarga pendiri masih memiliki saham dominan, baik melalui
insiders sebagai direksi maupun melalui unit bisnis yang mereka dirikan untuk selanjutnya
membeli saham-saham perusahaan yang beredar di Bursa Efek. Kondisi ini didukung oleh
nilai perusahaan (Tobins Q ) yang memiliki nilai positif
4.4.
dijelaskan bagaimana variable-variabel penelitian Disertasi ini, yang terdiri dari: IOS, Lev,
DPR, ROE, Growth, TobinsQ, EMV, Size, INSTL berpengaruh baik secara bersama-sama
maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial perusahaan
go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Table 4.6 berikut ini memberikan gambaran bagaimana model signifikan secara
statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis kedua signifikan secara statistik atau
tidak ada alasan untuk menolak hipotesis kedua, bahwa secara bersama-sama variabel
IOS, LEV, DPR, ROE, Growth, Tobisq, NPE, size dan Instl berpengaruh terhadap
kepemilikan saham manjarial.
Hasil
menunjukkan bahwa model sudah fit atau merepresentasikan terhadap faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial pada perusahaan-perusahaan yang menjadi
subjek dalam penelitian ini.
Tabel 4.6.
Kecocokan Model (Goodness of Fit)
Goodness-of-Fit
Pearson
Deviance
Chi-Square
77.900
70.915
df
112
112
Sig.
.994
.999
41
Effect
Intercept
AIC of
Reduced
Model
111.299
BIC of
Reduced
Model
150.712
-2 Log
Likelihood of
Reduced
Model
75.299
Chi-Square
4.383
df
2
Sig.
.112
IOSX1
115.176
154.589
79.176
8.260
.016
LevX2
110.608
150.022
74.608
3.692
.158
DPRX3
108.551
147.965
72.551
1.635
.441
ROEX4
111.397
150.810
75.397
4.481
.100
GrowthX5
111.434
150.848
75.434
4.518
.100
TobinsQX6
114.329
153.743
78.329
7.413
.025
EMVX7
115.772
155.186
79.772
8.856
.012
SIZEX8
121.845
161.259
85.845
14.930
.001
INSTLX9
124.591
164.005
88.591
17.676
.000
The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between the final model and a
reduced model. The reduced model is formed by omitting an effect from the final model. The
null hypothesis is that all parameters of that effect are 0.
IOSit
Lev it
DPRit
ROEit
TobinsQit
EMVit
SIZEit
42
interpretation, hal ini berbeda dengan regresi logistik biasa, kedua interpretasi tersebut
adalah:
(i) The Likelihood test ratio, uji ini memfokuskan pada signifikansi relationship
antara variabel independen secara individual, dalam penelitian disertasi ini,
digunakan dalam menguji hipotesis kedua.
(ii) The Wald Test ratio, uji jenis ini melihat bagaimana kemampun model dalam
memrediksi status kategori variabel dependen. Pengujian ini akan digunakan
untuk pembuktian hipotesis pertama dalam penelitian ini. Pengujian jenis
pertama ini untuk melihat distinguishing powers dari variabel independen
dalam memrediksi kelompok variabel dependen kategori atau kelompok 1, 2
atau kelompok 3.
4.4.1. Hasil Analisis Set Peluang Investasi Terhadap Kepemilikan Saham Manajerial
Variabel Peluang Investasi (investment opportunity sets) yang diproksi dari
perbandingan nilai buku dan nilai pasar aktiva memiliki koefisien regresi positif (8.260)
dan signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa
variabel IOS secara individual memiliki relasional signifikan secara statistik terhadap
kepemilikan saham manajerial dalam unit analisis ini. Hasil analisis multinomial logit
menunjukkan bahwa variabel IOS ini signifikan secara statistik, variabel ini memiliki
koefisien positif. Hasil penelitian ini konsisten dengan studi yang dilakukan oleh Luciana
dan Meliza (2006; 9-15). namun berbeda dengan studi Mahadwartha (2003;288-297).
Semakin tinggi kesempatan investasi perusahaan, akan mendorong semakin tinggi
kepemilikan saham oleh manajemen.
Hasil analisis variabel ini tidaklah mengejutkan, apabila dilihat dari sudut pandang
manajemen keuangan, dengan meningkatnya set peluang investasi akan mendorong makin
tingginya tingkat kesejahteraan pemilik, dengan semakin meningkatnya kesejahteraan
moneter dari para pemilik maka akan mendorong para manajer atau eksekutif menjadi
bagian dari kepemilikan perusahaan dengan harapan meningkatnya kesejahteraan moneter
mereka. Dengan demikian, kecenderngan kepemilikan saham oleh manajemen dapat
dijadikan sebagai signal bagi outsider investors untuk menjadikan peningkatan komposisi
kepemilikan manajerial sebagai benchmark bahwa perusahaan emiten tumbuh dan
berpotensi untuk membukukan keuntungan. Hal ini sejalan dengan penurunan
43
perbandingan antara nilai buku aktiva (book value) terhadap nilai pasar aktiva (market
value of assets).
4.4.2. Hasil Analisis Leverage Terhadap Kepemilikan Saham Manajerial
Variabel Leverage yang menggambarkan mengenai besarnya pendanaan aktiva
melalui hutang (financial leverage), dalam penelitian ini variabel leverage memiliki nilai
chi-square sebesar 3.692, hasil ini mengindikasikan bahwa variabel leverage secara
individual tidak memiliki relasional signifikan terhadap tingkat persentase kepemilikan
saham pada perusahaan-perusahaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian disertasi
ini. Hasil analisis regresi multinomial logit menunjukkan bahwa variabel leverage tidak
signifikan secara statistik. Hasil ini berbeda dengan studi empiris yang dilakukan oleh
Budi wibowo (2006;13-21) dan Mahadwartha (2003;288-297) yang menunjukkan bahwa
variabel leverage memiliki koefisien negatif dan memiliki relasional signifikan secara
statistik dengan kepemilikan manajerial.
Hal yang menarik dari variabel ini
statistik, koefisien variabel ini bernilai positif. Implikasinya adalah bahwa manajemen
lebih menyukai pemenuhan kebutuhan dananya melalui hutang (debt financing), hasil ini
konsisten dengan analisis variabel rasio pembayaran dividen. Pemenuhan kebutuhan dana
untuk investasi akan mengurangi dana untuk pembayaran dividen sehingga akan
menurunkan minat insiders. Namun demikian pemenuhan kebutuhan dana melalui hutang
akan meningkatkan rasio profitabilitas usaha perusahaan, meskipun manajemen berasumsi
kondisi ekonomi makro dalam keadaan baik dan relatif stabil.
4.4.3.
hasil analisis seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.8. mengindikasikan bahwa variabel
rasio pembayaran dividen tidak signifikan secara statistik. Dengan demikian secara
individual variabel DPR tidak memiliki signifikansi relasional secara statistik terhadap
tingkat persentase kepemilikan manajerial pada perusahaan yang menjadi unit analisis
dalam penelitian ini.
Hasil analisis regresi multinomial logit menunjukkan bahwa variabel rasio
pembayaran dividen ternyata tidak signifikan secara statistik dengan nilai koefisien
variabel positif. Dengan tidak signifikannya variabel ini maka variabel ini pada dasarnya
dapat diabaikan dari interpretasi model penelitian kepemilikan saham manajerial. Namun
44
demikian, logika rasional yang dapat dijelaskan dari relasional rasio pembayaran dividen
dengan kepemilikan saham manajerial adalah bahwa secara umum, kondisi perilaku
pemilik saham relatif lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya
dalam bentuk reinvestasi pada perusahaan dalam bentuk laba ditahan (retained earnings).
Dengan demikian, hasil analisis variabel ini membuktikan bahwa pada umumnya mereka
mendukung argumentasi Bird in the hand theory.
4.4.4.
45
besar dari nilai chi square intercept (4.383). begitu juga dengan nilai chi square variabel
ini melebihi nilai chi square tabel. Akirnya apabila kita lihat nilai p-value variabel growth
memiliki nilia sama dengan nilai alfa sebesar 10%, dengan demikian penulis dapat
katakana bahwa variabel Growth signifikan secara statistik. Dengan perkataan lain,
variabel tingkat pertumbuhan perusahaan secara individual memiliki signifikansi
relasional secara statistik terhadap tingkat persentase kepemilikan saham manajerial pada
perusahaan-perusahaan yang dijadikan subjek dalam penelitian ini.
Hasil studi empiris dalam penelitian disertasi ini ternyata variabel tingkat
pertumbuhan perusahaan signifikan secara statistik terhadap kepemilikan saham
manajerial. Alasan yang dapat dikemukakan berdasarkan fakta yang ada bahwa
perusahaan yang tumbuh baik aktivanya bertambah secara signifikan maupun tingkat
penjualannya akan menyebabkan ukuran perusahaan meningkat. Peningkatan ukuran
perusahaan ini menyebabkan strategi portofolio bisnis menjadi kurang efektif, oleh karena
itu pertumbuhan perusahaan yang meningkat secara signifikan akan menyebabkan biaya
kontrol menjadi makin mahal. Alasan rasional lainnya adalah bahwa fakta di lapangan
menunjukkan bahwa banyak perusahaan besar yang merupakan hasil diversifikasi menjadi
overleverage.
4.4.6.
the firm). Variabel ini diproksi dengan TobinsQ yang memikiki chi-square sebesar 7.413.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel ini signifikan pada taraf alfa sebesar 5%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel nilai perusahaan secara parsial
memiliki relasional signifikan secara statistik terhadap tingkat persentase kepemilikan
saham manajerial perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang menjadi unit analisis
dalam penelitian ini.
Arah koefisien positif dari variabel Tobins Q mengindikasikan bahwa ketika nilai
perusahaan meningkat maka ada kecenderungan kepemilikan saham oleh fihak
manajemen juga mengalami peningkatan. Hasil analisis variabel ini ternyata berbeda
dengan sejumlah penelitian sebelumnya, studi empiris Barnhart and Resentei, (1998;1-16),
Luciana dan Meliza (2006;9-15), Agus Sartono. (2001;54-63) juga Mahadwartha
(2003;288-297) dan juga beberapa peneliti lainnya menemukan hubungan yang bersifat
non-monotonic antara kepemilikan saham oleh fihak manajemen dengan kinerja keuangan
perusahaan. Kondisi relationship tersebut seperti digambarkan dalam Gambar 2-3 pada
46
bagian sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini, nilai
perusahaan yang diproksi oleh tobins Q memiliki relasional yang signifikan secara statisik
terhadap persentase kepemilikan saham manajerial.
4.4.7. Hasil Analisis Nilai Pasar Ekuitas Terhadap Kepemilikan Saham Manajerial
Variabel ketujuh dalam penelitian disertasi ini adalah nilai pasar ekuitas (Equity
Market Value). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel nilai pasar ekuitas yang
dihitung dengan menggunakan logaritma natural (Ln) hasil perkalian closing price
dengan outstanding-share ternyata signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 5%.
Hasil ini menunjukkan bahwa vaiabel nilai pasar ekuitas secara parsial memiliki relasional
yang signifikan secara statistik terhadap tingkat persentase kepemilikan saham manajerial
pada perusahaan-perusahaan yang menjadi subjek dalam penelitian disertasi ini. Nilai
pasar ekuitas atau equity market value merupakan salah satu indikator kinerja pasar
(market performance). Nilai ini merepresentasikan besarnya apresiasi pasar terhadap
perusahaan secara keseluruhan, meskipun nilai ini hanya diperoleh dari hasil perkalian
antara closing price dengan outstandingshare, namun sering menjadi barometer kinerja
emiten di pasar, khususnya di pasar modal.
4.4.8. Hasil Analisis Ukuran Perusahaan Terhadap Kepemilikan Saham Manajerial
Variabel kedelapan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (Size of the
firm). Hasil analisis regresi multinomial logit menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan memiliki nilai chi square sebesar 14.930, ternyata signifikan secara statistik.
Dengan demikian variabel ukuran perusahaan secara parsial memiliki relasional yang
signifikan secara statistik terhadap tingkat persentase kepemilikan saham manajerial pada
perusahaan-perusahaan yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini.
Ukuran perusahaan dalam sejumlah penelitian sering dijadikan sebagai variabel
kontrol. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh inkremental (increamental effect) dari
nilai aktiva atau tingkat penjualan perusahaan. Hasil analisis variabel ukuran perusahaan
dalam penelitian disertasi ini, signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 1% dengan
arah koefisien positif. Hasil analisis ini konsisten dengan studi empiris yang dilakukan
oleh Tandelilin dan Wilberforce (2002;31-43) juga studi empiris Harada and Nguyen
(2006;21-25), namun hasil ini tidak konsisten dengan studi empiris Mahadwartha
(2003;288-297) juga Luciana dan Meliza (2006;9-15) yang menemukan bahwa variabel
ukuran perusahaan memiliki koefisien negatif terhadap persentase kepemilikan saham
oleh manajemen namun ternyata tidak signifikan secara statistik.
47
Observed
Tidak Ada Kepemilikan
Kepemilikan Sedang
Kepemilikan Tinggi
Overall Percentage
Tidak Ada
Kepemilikan
38
6
5
74.2%
Predicted
Kepemilikan
Kepemilikan
Sedang
Tinggi
1
2
3
1
1
9
7.6%
18.2%
Percent
Correct
92.7%
30.0%
60.0%
75.8%
Hasil
analisis
regresi
seperti
ditunjukkan
oleh
Tabel-tabel
sebelumnya
48
a. Nilai -2Log Likelihood (2LL) intercept only atau model awal sebesar (121.228)
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan model final sebesar (70.915)
sehingga model Multinomial logit dapat digunakan atau bermakna (a usefull
model), begitu juga dilihat dari goodness of Fit model
multinomial logit ini layak digunakan sebegai model regresi kepemilikan saham
manajerial, atau model multinomial yang lebih baik.
b. Melihat daya klasifikasi secara keseluruhan, seperti terlihat pada Tabel 4.8
memperlihatkan bahwa Overall percentage Classification sebesar 75.8% melebihi
kriteria proporsionalitas kesempatan untuk setiap kelompok klasifikasi dalam
penelitian ini, yaitu sebesar (1.25x 46.00%) = 57.5% .
Berdasarkan pada analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa Model Multionomial Logit Regression memiliki daya
klasifikasi dan mampu digunakan untuk memrediksi kelompok kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat
diterima dan signifikan pada taraf alfa sebesar 1%, atau dengan perkataan lain tidak ada
alasan untuk menolak hipotesis ketiga ini.
Tabel 4.8 memberikan gambaran kuantitatif mengenai kemampuan model dalam
mengklasifikasi kepemilikan saham oleh fihak manajemen. Seperti yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya variabel Y dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
kelompok 1 (adalah perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial); kelompok 2
(adalah perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial sedang (0 < insiders 3.15%);
sementara kelompok 3 (tiga) adalah kelompok perusahaan yang memiliki kepemilikan
manajerial tinggi (insiders > 3.15%).
Data yang dapat dikumpulkan adalah 66 unit analisis, merupakan laporan
keunagan dari subjek penelitian yann memiliki irisan selama periode penelitian selama
tahun 20005 sampai dengan 2007, dengan demikian subjek penelitian sebanyak 66
perusahaan adalah populasi. Hasil identifikasi terhadap 66 subjek perusahaan sebagai
populasi ternyata diperoleh fakta bahwa terdapat perusahaan yang tidak memiliki
kepemilikan saham manajerial sebanyak 41 perusahaan; 10 sampel perusahaan memiliki
komposisi kepemilikan saham sedang (0 < insiders 3.15%);
perusahaan yang memiliki kepemilikan saham tinggi sebanyak 15 perusahaan (insiders >
3.15.%).
Kelompok
pertama,
adalah
perusahaanperusahaan
yang
tidak
memiliki
kepemilikan saham oleh manajemen, dari 41 perusahaan yang ada dan diprediksi tidak
49
tidak
memiliki
kepemilikan
saham
manajerial
sebanyak
74.2%
diterima dan signifikan pada taraf alfa sebesar 1%, dengan perkataan lain tidak ada alasan
untuk menolak hipotesis yang ketiga ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Beberapa simpulan penting yang dapat diperoleh dari hasil analisis penelitian
50
1.
1.
2.
bahwa
model
prediksi
dengan
menggunakan
pendekatan
51
Bagi manajemen
Perlu memperhatikan variabel-variabel fundamental yang signifikan dan
mampu mempengaruhi kinerja perusahaan, vaiabel tersebut merupakan
variabel solusi bagi manajemen yang bersifat controllable, dalam penelitian
ini variable tersebut adalah IOS dan Size.
Bagi Investors dan Shareholders
Bagi para outsider investors dan shareholders
terutama
minority
manajer.
2. Penelitian selanjutnya mengenai prediksi kepemilikan saham manajerial perlu
memperhatikan karakteritik atau kategori perusahaan dalam bentuk variable
dummy. Peneliti merekomendasikan variabel dummy untuk penelitian selanjutnya
adalah dengan membedakan perusahaan tumbuh dan perusahaan tidak tumbuh.
Atau kriteri pemegang saham asing (investor asing baik perseorangan maupun
institusional) maupun investor local baik perseorangan maupun institusional.
3. Penelitian selanjutnya perlu memperhatikan pengaruh dari variabel makro
ekonomi, misalnya IHSG, atau pengaruh dari perkembangan nilai indeks di luar
negeri, peneliti merekomendasikan untuk memasukkan variable perkembangan
52
indeks saham NYSE dan Nasdaq, hal ini penting karena banyak outsiders investor
yang mempengaruhi kondisi bullis dan bearish di keuda pasar bursa Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Adler. H.M., 2004. Teori Struktur Modal: Sebuah survey, Manajemen Usahawan
Indonesia No.04 .Th. XXXIII. pp: 20 46.
Agus Sartono. 2001. Pengaruh Alirn Kas Internal dan Kepemilikan Manajer dalam
Perusahaan Terhadap Pembelanjaan Modal: Managerial Hypothesis atau Peking
Order Hypothesis ?, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.16.No.1.Hal:54-63.
Akerlof.G, S.M. and Stiglitz, Y. 2001. Markets With Assymetric Information. Journal Of
Economics , Volume 104. Issue 2, PP: 195-211.
Ang, J., J. Chua, and J. McConnell, 1982. The Administrative Costs of Corporate
Bankruptcy: A Note. The Journal of Finance: 219-226.
Asep, Hernawan, 2003.
Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis, LPFE
Universitas Trisakti, Jakarta.
Barnhart, S.W. and Resentein, 1998. Board Composition, Managerial Ownership, and
Firm Performance: An Empirical Analysis . The Financial Review, 33: PP: 1-16.
53
Bathala, T.C.,K.R.; Moon, and R.P. Rao. 1994. Managerial Ownership, Debt Policy,and
the Impact of Instititional Holdings: An Agency Perspective, Financial
Management, Vol. 23. (Autum), pp: 38-50.
Bhattacharya, S. 1980. Nondissipative Signaling Structure & Dividend Policy. Quarterly
Journal of Economics.
Brigham, E.F. dan L.C., Gapenski, 2000, Intermediate Financial Management, The
Dryden Press, New York.
Budi Wibowo, 2006.Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan: Kasus
Indonesia, Manajemen Usahawan Indonesia No. 05 th XXXV pp: 13-21.
Chang, R.P., and Ghon, Rhee.S., 1990. Taxes and dividens: The impact of personel taxes
on corporate dividend policy and capital structure decisions. Financial
Management/Summer, pp: 21 31.
Chen Long and Zao Sinlei, 2003.Understanding The Role of The Market To Book ratio
and Profitability In Corporate Financing Decisions.Departmen Of Finance ,
Michigan State University.
Chen, R.C and Steiner, T.L. 1999. Managerial Ownership and Agency Conflict : a
Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership , Risk Taking,
Debt Policy and Dividend Policy, Financial Review, Vol. 34, pp. 119-137.
Chowdhury, Anup. 2007. Deterninants Of Managerials Ownership and The Link Between
Ownership And Performance; development of Testable Hypothesis. BRAC
University Journal,Vol. IV. No. 1. PP: 63-74.
Christian Herdinata, 2008. Good Corporate Governance and Bad Corporate Governance:
Pemenuhan Kepentingan Antara Pemegang Saham Mayoritas dan Pemegang Saham
Minoritas, The 2nd National Conference UKWMS Surabya Indonesia.
Claessens, Stijin. 2003. Corporate Governance and Development Focus 1, Makalah
disampaikan pada Global Corporate Governance Forum.
Claessens, Stijn; Simeon, Djankov; Joseph, R.H. Fan & Larry, H.P. Lang. 2002.
Disentangling the incentive and entrenchment effects of large shareholdings,
Journal of Finance 57 (6).2741-2771.
Crutcley, C. and Hansen.1989. A Test of The Agency Theory of Managerial Ownership,
Corporate Leverage and Corporate Dividends, Financial Management, 18.
De Angelo, H. and Masulis, R.W. 1980. Optimal Capital Structure Under Corporate and
Pesonal Taxation, Journal of Financial Economics. March: 3-30.
Demsertz, H. and Lehn, K. 1985. The Structure of Corporate Ownership: Causes and
Consequence, Journal Of Political Economy, 93: 115-117.
Eduardus Tandelilin, dan Wilberforce. T. 2002, Can Debt and Dividend Policies
Substitute Insider Ownership in Controlling Equity Agency Conflict?, Gadjah Mada
International Journal of Business, January, Vol. 1, No. 1, pp. 31 43.
Edy Suranta dan Masud Machfoedz. 2003. Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai
Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Makalah Simposium Nasional
Akuntansi VI. Universitas Airlangga Surabaya.
Fama, E. F. and Jensen, M. C. 1983. Separation of ownership and control. Journal of Law
and Economics 26, 301-325.
Fama, E.F. 1980. Agency Problem and The Theory of The Firm, Journal of Economy, 88,
pp. 288-307.
Fama, Eugene F. and Miller, Merton.H. 1972. The Theory of Finance. (Holt, Rinehart,
and Winston, New York).
54
Friend, I. and L.H.P. Lang. 1988. An Empirical Test of The Impact of Managerial Self
Interest on Corporate Capital Structure, Journal of Finance, 43, pp. 271-282.
Gaver, J.J., and K.M. Gaver, 1993. Additional Evidence on The Association between The
Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation
Policies. Journal of Accounting and Economics: PP: 125-160.
Grossman, S. and Hart, O, 1982. Corporate Financial Structure and Managerial
Incentives in The Economics of Information and Uncertainty, J. McCall, University
of Cichago Press, Cichago.
Gudjarati, D.N. 1995. Basic Econometrics, Third Edition, Mc. Graw-Hill, International
Edition.
Harada ,K. and Nguyen, Pascal, 2006. Ownership Concentration, Agency Conflict, and
Dividend Policy In Japan. Graduate School of International Accounting, Chuo
University, Japan.
Himmelberg, C. P., Hubbard, R. G., & Palia, D. 1999. Understanding the determinants of
managerial ownership and the link between ownership and performance. Journal of
Financial Economics, 53(3), 353-384.
I Putu G. Ary Suta, 2000. Menuju Pasar Modal Modern. Yayasan Sed Satria Bhakti
Jakarta, Indonesia.
Institute for Economic and Financial Research, 2004. Indonesian Capital Market
Directory, 15th Edition.
________________________________________.2005. Indonesian Capital Market
Directory, 16th Edition.
________________________________________.2006. Indonesian Capital Market
Directory1, 17th Edition.
________________________________________,2007. Indonesian Capital Market
Directory, 18th Edition.
Jensen, M. and Mackling, W.H. 1976. Theory of The Firm : Managerial Behavior, Agency
Cost and Ownership Structure, Journal of Financial and Quantitative Analysis,
Vo. 27, No. 2. pp. 247-263.
Jensen, M.C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers,
American Economics Review, Vol. 76 (May), pp. 323-329.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976, Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial Economics,Vol. 3
(October), pp. 305-360.
Jensen, M.C. and Murphy, K.J. 1990. Performance Pay and Top Management Incentives,
Journal of Political Economy, 98 (2): pp: 225-264.
Jensen, Solberg, Zorn, 1992. Simultaneous Determination of Insider Ownership, Debt and
Dividend Policies, Journal of Financial Economics, 3, pp. 305-360.
Jogiyanto Hartono dan Dewi Ratnaingsih, 2003. A Mechanism and Determinants of
Agency-Cost Explanation for Dividend Payments. International Journal Of
Busniess Vo. 5. No. 2 pp: 145-166.
Kahneman, D., & Tversky, A. 1979. Prospect theory: An analysis of decisions under risk.
Econometrica, 47, pp: 313-327.
Kakani R.K.; Biswatosh Saha & Reddy, V.N. 2001, Determninan of Financial
Performance of Indian Corporate Sector in the Post-Liberalization Era: An
Exploratory Study. NSE Research Initative Papers No. 5 pp: 17-20.
Kam, Vernon, 1986. Accounting Theory. 2nd edition, New York John Wiley and Son.
55
Khanna, A., 2007. Relations between Tobins Q unpacked and managerial ownership are
immune to lack of a true risk model problem. SSRN Working Paper,
http://ssrn.com/abstract=955739
Korajczyk, R.A. and Amnon, Levy. 2003. Capital structure choice: Macroeconomic
conditions and financial constraints.,Journal Of Financial Economics 68.Pp75-109.
Kose, John and Joseph Williams. 1985. Dividend, Dillution and Taxes: A Signalling
Equilibrium. The Journal Of Finance. Vol. 40. No. 4. Pp: 1053-1070.
Kose, John and Simi Kedia, 2002. DESiGN OF CORPORATE GOVERNANCE: Role of
Ownership Structure, Takeovers, Bank Debt and Large Shareholder Monitoring.
Graduate School of Business Administration Harvard University.
La Porta, Rafael., Lopez-De-Silanez, Florencio., and Shleifer, Andrei. 2002. Goverment
Ownership of Bank. The Journal of Finance Vol.LVII, No.1.
Luciana Spica Almilia, Meliza Silvy, 2006. Analisis Kebijakan Dividend an Leverage
Terhadap Prediksi Kepemilikan Dengan Teknik Analaisis Multinomial Logit.
Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.6 No. 1 Pebruari 2006 ISSN, PP: 1412-0852.
Megginson, W.L. 1997. Corporate Finance Theory, Addison Wesley Education
Publisher, Inc.
Miller, Merton and Kevin Rock, 1985, Dividend Policy Under Asymmetric
Information,Journal of Finance, 40 (4), PP: 1031-1051.
Mohd, M.A.; Perry, L.G. and Rimbey, J.N. 1998, The Impact of Ownership Structure On
Corporate Debt Policy: A Time-Series Cross-Sectional Analysis, Financial Review,
August, Vol. 33, PP: 85 99.
Myers, S.C. & Brealey, S.C., 2004. Principles Of Corporate Finance., McGraw Hill,
Seventh Edition. New York, NY 10020. United State of America.
Myers, S.C. and Majluf, N.S. 1984. Corporate Financing and Investment Decisions When
Firms Have Information That Investor Do Not Have, Journal of Financial
Economics, Vol. 39 (June), pp. 197-221.
Perminas, Pangeran, 2003. Pemilihan Antara Penawaran Sekuritas Ekuitas dan Hutang:
Suatu Pengujian Empiris Terhadap Pecking Order Theory dan Balancing Theory,
Manajemen Usahawan Indonesia No.04 Th XXXIII April, PP: 27 46.
Putu Anom Mahadwartha, 2002a. Interdependensi Antara Kebijakan Pembiayaan dengan
Kebijakan Dividen: Perspektif Teori Keagenan. Jurnal Roset Akuntansi,
Manajemen, Ekonomi, STIE-Yogyakarta: PP: 1-34.
____________, 2002b. The Association of Managerial Ownership With Dividend Policy
and Leverage Policy: Logit Model, Proceeding Simposium Surviving Strategies to
Cope With The Future, September 13th, Atmajaya Yogyakarta University,
Yogyakarta: PP: 367-377.
______________, 2003. Predictability Power of Devidend Policy and Leverage Policy to
Managerial Ownership: An Agency Theory Perspective, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol 18, No. 3, pp. 288 297.
______________ dan Hartono, J.M. 2002. Empirical Test of Balancing Model of Agency
Cost, Contracting Model Of Agency Theory, Collateral and Growth Hypothesis In
Indonesian Capital Market. Working Paper and presented In National Seminar of
Accountancy, Diponegoro University Semarang Indonesia.
Rozeff, M.S, 1982, Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout
Ratios, Journal of Financial Research, 5, pp. 249 -259.
56
Sekaran, Uma. 2000, Research Methods for Business: A Skill-building Approach, John
Wiley & Sons, Inc, Singapore.
Shleifer, A. and Vishey, R. 1986, Large Shareholders and Corporate Conrol, Journal of
Political Economy, 461 488.
Suad Husnan. 2001, Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan : Perbandingan
Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional
dan Bukan Multinasional, Journal of Accounting, Management, Economics
Research, hal. 1-10.
Sri Hasanawati, 2005, Implikiasi Keputusan Investasi, Pendanaan dan Dividen Terhadap
Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta, Manajemen Usahawan Indonesia.
No.09/TH XXXIV, Jakarta, Indonesia.
Wahidahwati, 2003. Kepemilikan Manajerial dan Agency Conflicts: Analisis Persamaan
Simultan Non Linier dari Kepemilikan Manajerial, Penerimaan Risiko (Risk
Taking), Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen, Makalah Simposium Nasional
Akuntansi V. Universitas Diponegoro Semarang.
Wilberforce, T. 2000. Substitutability of Agency Conflict Mechanism: A Simultaneous
Equation Analysis of Insider Ownership Debt and Divident Policies. Unpublished
M.Si Thesis Gadjah Mada University.
Yie Ke Feliana, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan
Fihak-Fihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi
Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin.