You are on page 1of 2

a.

Teori yang tidak berorientasi pada kelas sosial, tapi dari aspek yang lain seperti lingkungannya,
kependudukan, kemiskinan, dan sebagainya termasuk, teori ekologis, teori factor ekonomi dan teori
differential association.
1) Teori Ekologis
Teori ini mengadakan penelitian sebab-sebab kejahatan dari aspek baik lingkungan manusia maupun
sosial, seperti kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, hubungan desa dan kota khususnya
urbanisasi, daerah kejahatan dan perumahan kuno.
2) Teori Konflik Kebudayaan
T.Sellin dalam buku Culture Conflict and Crime (1938) bahwa semua konflik kebudayaan adalah
konflik dalam nilai sosial, kepentingan dari norma-norma. Konflik kadang-kadang sebagai hasil
sampingan dari proses perkembangan kebudayaan dan peradaban. Konflik norma-norma tingkah
laku dapat timbul dalam berbagai cara seperti adanya perbedaa-perbedaan dalam cara hidup dan
nilai sosial yang berlakudiantara kelompok-kelompok yang ada. Konflik antara norma-norma dari
aturan-aturan cultural yang berbeda dapat terjadi antara lain : bertemunya dua budaya besar,
budaya besar menguasai budaya kecil, apabila anggota dari suatu budaya pindah ke budaya lain.
3) Teori Faktor Ekonomi
Kehidupan ekonomi merupakan hal yang fundamental bagi seluruh struktur sosial dan cultural dan
karenanya menentukan semua urusan dalam struktur tersebut, pandangan kriminologi kuno,
menyatakan kejahatan sebagai akibat yang wajar dari kesengsaraan yang meluas, sehingga mereka
percaya bahwa dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat luas maka akan dapat mengurangi
kejahatan, khususnya kejahatan dalam bidang ekonomi.
G. Von Mayr (1841 1925), telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara pencurian
dengan harga gandum di bayern dan menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara kenaikan
harga gandum dengan kejahatan hak milik, pengemisan dan emigrasi.
W.A.Bonger, mengatakan, factor ekonomi mempunyai pengaruh yang besar dalam timbulnya
kejahatan dengan menambahkan apa yang disebutnya subyektive nahrungschwering
(pengangguran) sebagai hal yang menentukan.
4) Teori Differential Assosiaciation
Teori ini berlandaskan pada proses belajar, yaitu perilaku kejahatan adalah yang dipelajari. Untuk
beberapa kejadian memang benar, akan tetapi tentunya tidak benar untuk semua kasus. Teori
Sutherland mendasarkan pada postulat bahwa kejahatan berasal dari organisasi sosial dan
merupakan pernyataan dari organisasi tersebut. Menurut Sutherland, perilaku kejahatan adalah
perilaku manusia yang sama dengan perilaku manusia pada umumnya yang bukan kejahatan.
b. Teori yang berorientasi pada kelas sosial
Teori ini dipandang sebagai pendewasaan teori-teori sebelumnya yang mencari sebab-sebab
kejahatan dari ciri-ciri yang terdapat atau yang melekat pada orang atau pelakunya, teori klas
mencari diluar pelakunya khususnya pada struktur sosial yang ada.
Robert Merton dikenal dengan teori anomic yang merupakan teori kelas utama, sedangkan teori
sub-budaya delinquent merupakan pengembangan dari teori anomic. Secara harfiah anomic berarti
tanpa norma. Merton berusaha untuk menunjukkan bahwa beberapa struktur sosial dalam
kenyataannya telah membuat oran-orang tertentu dalam masyarakat untuk bertindak menyimpang
daripada mematuhi norma-norma sosial. Terdapat dua unsur struktur sosial dan cultural yang
dianggap penting untuk menyusun teori tersebut.
1) Unsur struktur sosial, terdiri dari tujuan-tujuan dan kepentingan-kepentingan yang sudah
membudaya meliputi kerangka aspirasi dasar manusia seperti dorongan hidup orisinal manusia

2) Struktur kultural terdiri dari aturan-aturan dan cara-cara control yang diterima untuk mencapai
tujuan tersebut.

You might also like