Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prol Tape
1.
2.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas prol tape antara lain:
a.
Gula
Desrosier (1988) menyatakan bahwa dalam pembuatan cake
atau prol gula berfungsi sebagai pemberi rasa manis dan membentuk
aroma yang khas. Aroma wangi gula terbentuk dari proses
karamelisasi
selama
pembakaran. Bersamaan
dengan
proses
b.
Susu
Apriyantono
pembuatan
(2009)
cake atau
prol
menjelaskan
adalah
fungsi
susu
memperkaya nilai
dalam
gizi,
Telur
Telur
mengandung
lechitin
yang
mempunyai
daya
Tepung terigu
Prol tidak membutuhkan tepung terigu dengan kandungan
protein tinggi. Tepung terigu dengan kadar potein rendah 7-9%,
dengan butiran yang halus. Kandungan proteinnya yang rendah
membantu selama proses pencampuran karena lebih mudah menyatu
dengan bahan lain (Sutomo, 2007).
B. Singkong
Singkong (cassava) sudah lama dikenal di seluruh dunia yang
merupakan bahan pangan yang sering dikonsumsi dan digunakan dalam
tatanan pengembangan agribisnis dan agroindustri. Singkong berperan cukup
besar dalam mencukupi bahan pangan nasional dan dibutuhkan sebagai bahan
baku berbagai industri makanan (Rukmana, 1999).
Singkong merupakan tanaman yang dapat hidup di dataran rendah
sampai dataran tinggi, singkong memiliki banyak kandungan senyawa
organik. Kandungan gizi singkong dalam 100 g singkong disajikan pada
Tabel 1.
Kandungan (gram)
154
36,8
0,3
1
Kalori
Karbohidrat
Lemak
Protein
C. Kulit Singkong
Daun
Kulit
Onggok
Bahan Protein
Kering
(%)
(%)
23,53
21,45
17,45
8,11
85,50
01,51
TDN
(%)
63,00
74,73
82,76
Serat
Kasar
(%)
25,71
15,20
0,25
Lemak
CA
(%)
9,72
1,29
1,03
(%)
0,72
0,63
0,47
(%)
0,59
0,22
0,01
Tape Singkong
173
0,5
0,1
42,5
30
30
0
0,07
56,1
Tape singkong ini juga dapat diolah menjadi campuran suatu produk
makanan misalnya prol tape, dodol tape, bubur tape, dan lain sebagainya.
Selain daging singkong, limbahnya yang berupa kulit singkong juga dapat
dimanfaatkan.
Kulit singkong yang sangat murah harganya, dapat dibuat menjadi
produk makanan yang bergizi yaitu prol tape dengan melalui proses
pembuatan tape kulit singkong yang difermentasi menggunakan ragi selama
2-3 hari (Rukmana dan Yuniarsih, 2001). Tape kulit singkong akan
memberikan rasa yang khas pada prol tape tersebut.
Syarat utama dalam pembuatan tape adalah kandungan karbohidrat
yang cukup. Karbohidrat akan digunakan oleh mikroba sebagai sumber energi
dalam proses fermentasi. Dalam pembuatan tape dengan proses fermentasi,
karbohidrat (pati) bereaksi dengan enzim atau terhidrolisis sehingga
menghasilkan glukosa. Glukosa akan mengalami proses fermentasi (peragian)
dan menghasilkan etanol/alkohol. Faktor yang mempengaruhi kualitas tape :
1. Bahan baku
2. Ragi
3. Kebersihan alat
E. Fermentasi
Fermentasi mempunyai pengertian luas yaitu mencakup aktifitas
metabolisme mikroorganisme baik aerobik maupun anaerobik di mana terjadi
perubahan atau transformasi kimiawi dari substrat organik (Tarigan, 1988).
Industri fermentasi dari segi mikrobiologi adalah proses untuk menghasilkan
berbagai produk dengan perantaraan atau dengan melibatkan mikroorganisme
(Buckle, 1988). Pada proses fermentasi mikroba membutuhkan energi yang
berasal dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan zat lain yang ada pada
bahan pangan (substrat). Mikroba dalam fermentasi adalah harus tumbuh
pada substrat dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan mikroba
harus mampu mengeluarkan enzim penting yang dapat melakukan perubahan
yang dikehendaki secara kimia. Fermentasi dipengaruhi pula kondisi
lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan mikroba yaitu suhu, udara
(oksigen), kelembaban, garam, dan asam (Afrianti, 2008).
Perubahan yang terjadi sebagai hasil fermnetasi mikroorganisme dan
interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan-kegiatan tersebut dan zatzat yang merupakan pembentukanbahan pangan tersebut. Proses fermentasi
tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga menyebabkan
perubahan tekstur, cita rasa, dan aroma bahan pangan yang membuat produk
fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi (Robert dan Endel,
murah bahkan
kapang
amilolitik
(Amylomyces
rouxii)
dan
khamir
Fungsi
Penghasil sakarida dan cairan
Penghasil sakarida dan cairan
Penghasil sedikit sakarida dan cairan
Penghasil sakarida dan bau yang lemah
Penghasil alkohol
Penghasil aroma yang menyegarkan
Penghasil bau yang khas
Penghasil bau yang khas
G. Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling
erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan (Sediaoetama, 1996).
Protein merupakan komponen yang terbesar dari tubuh manusia selain air
(Winarno, 1993).
ilmu gizi, serat sayuran dan buah disebut serat kasar (crude fiber). Serat
pangan meliputi selulosa, hemiselulosa, pektin, gum dan lignin. Serat dapat
dirombak oleh bakteri flora saluran pencernaan terutama dalam kolon.
JumLah serat pangan yang harus dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 20
35 g/hari atau 10 15 g/1000 kkal menu (Kusharto, 2006).
I. HCN
HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Asam ini
akan menggangu oksidasi (pengangkutan O2) ke jaringan dengan cara
mengikat enzim sitokrom oksidasi. Oleh karena adanya ikatan ini, O2 tidak
dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ sensitif terhadap kekurangan
O2 akan sangat menderita terutama jaringan otak akibatnya akan terlihat pada
permukaan suatu tingkat stimulasi dari pada susunan saraf pusat yang disusun
oleh tingkat depresi yang akhirnya timbul kejang oleh hypoxia dan kematian
oleh kegagalan pernafasan kadang-kadang dapat timbul detak jantung yang
ireguler (Manik, 2003).
Penyebab keracunan singkong adalah HCN yang terkandung di
dalamnya. Bergantung pada jenis singkong kadar HCN berbeda-beda. Namun
tidak semua orang yang memakan singkong keracunan. Hal ini disebabkan
selain kadar HCN yang terdapat dalam singkong itu sendiri, dipengaruhi oleh
cara pengolahannya. Dengan merendam singkong terlebih dahulu di dalam air
jangka waktu tertentu, kadar HCN dalam singkong berkurang oleh karena
HCN akan larut dalam air (Manik, 2003).
Kadar HCN paling tinggi ada pada bagian paling luar umbi. Untuk
menghindari keracunan singkong dapat dilakukan dengan memilih varietas
singkong yang mengandung sedikit HCN. Kadar HCn dapat hilang dengan
beberapa perlakuan anatara lain pencucian, perendaman, pengukusan, dan
fermentasi (Darmawan, 2006).
J. Organoleptik
Organoleptik merupakan pengujian secara subyektif yaitu suatu
pengujian penerimaan selera makanan (acceptance) yang didasarkan atas