You are on page 1of 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan hayati yang besar.
Beranekaragam tanaman tumbuh di bumi Indonesia. Salah satunya adalah
Amorphophallus Muelleri Blume atau yang lebih dikenal dengan nama porang.
Porang banyak tumbuh di hutan jati dan mempunyai prospek sebagai bahan baku
industri dan komoditas ekspor. Tanaman porang kini mempunyai prospek yang
menjanjikan karena memiliki nilai ekonomi yang bisa dibudidayakan. Porang
tersebar luas di daerah hutan jati Nganjuk, Ngawi, Bojonegoro, dan Madiun dengan
luas areal masing-masing 55.000 Ha, 45.000 Ha, 60.000 Ha, dan 75.000 Ha.
Kapasitas produksi porang yang telah dibudidayakan mencapai 8 ton/Ha dengan
harga jual mencapai Rp 800,-/kg. Tepung porang mengalami peningkatan permintaan
di beberapa negara terutama Jepang, Taiwan dan Eropa Barat.
Selain itu, porang banyak sekali dimanfaatkan, terutama untuk industri dan
kesehatan, hal ini dikarenakan kandungan zat glukomanan yang ada di dalamnya.
Kadar glukomanan dalam umbi porang bisa mencapai 3,58%, sedangkan jika diolah
lebih lanjut maka kadar glukomanannya bisa mencapai 90%. Dengan meningkatnya
kadar glukomanan, maka nilai jualnya pun juga semakin tinggi. Glukomanan adalah
polisakarida larut dalam air yang dianggap sebagai serat makanan. Glukomannan
merupakan komponen hemiselulosa di dinding sel beberapa spesies tanaman.
Glukomanan merupakan makanan aditif yang digunakan sebagai pengemulsi dan
pengental. Glukomanan memiliki beberapa sifat yang penting, yaitu dapat larut
dalam air, dapat membentuk gel, memiliki daya rekat yang kuat, dan bersifat
transparan. Glukomanan mempunyai banyak manfaat, antara lain adalah sebagai
bahan dasar pembuatan kosmetik, bahan tambahan pada makanan, bahan untuk
pembuatan plastik biodegradable, dan sebagai pengobatan. Sebagai bahan tambahan
pada makanan, glukomanan dimanfaatkan dalam pembuatan kue, mie, jelly, roti es
krim, selai, jus, dan masih banyak lagi. Pada pembuatan kosmetik, glukomanan
dijadikan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan sabun pembersih, pasta gigi,
shampo, dan masih banyak lagi. Glukomanan juga dapat dimanfaatkan dalam
mengobati sembelit, kolesterol, diabetes, dan menurunkan berat badan. Produksi
porang di Indonesia, khususnya di daerah Madiun telah diekspor ke berbagai negara,
diantaranya yaitu China, Jepang, dan Taiwan. Namun, porang hanya diekspor dalam
bentuk chip ataupun umbi segar. Keadaan demikian membuat nilai jual porang
sangat rendah karena kadar glukomanannya sangat kecil yaitu sekitar 64,98%.
Umbi porang yang diekspor tersebut, diolah dan diproses lebih lanjut untuk
meningkatkan nilai jual dengan meningkatkan kadar glukomanan menjadi >90%
dengan bermutu food grade. Keadaan yang lebih memprihatinkan lagi yaitu

Indonesia masih mengimpor tepung glukomanan untuk memenuhi kebutuhan dalam


negeri.
Tujuan
Tujuan makalah ini untuk mengetahui produk turunan dari glukomanan dan
fungsinya, proses pembuatan glukomanan dari umbi porang, serta sentra produksi
dan tingkat produksi glukomanan.

You might also like