You are on page 1of 12

Kebijakan SDM Pajak jadi Solusi Target

Penerimaan dan Hadapi MEA


Oleh:
M.Yuda Thobrizi Shokisa

Target Pajak 2015


Target penerimaan pajak untuk tahun 2015 dinaikan

menjadi Rp. 1.370,8 triliun, hal ini terungkap dalam


Pidato Pengantar Pemerintah atas RUU APBN 2015
beserta Nota Keuangan yang disampaikan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di depan
Sidang Bersama DPR, DPD RI di Ruang Nusantara
Gedung MPR,DPR,DPD, Jakarta, Jumat (15/8/2014)

Lelang Jabatan Dirjen Pajak


Disamping itu terjadi Lelang Jabatan untuk

mendapatkan pemimpin yang berkualitas.Tantangan


mencari Dirjen Pajak yang baru bukan hal yang
mudah.Dibutuhkan seorang Dirjen Pajak yang
memiliki pemikiran out of the box serta berani gila
meminjam istilah yang sedang populer. Ini tak lepas
dari pentingnya peran sektor perpajakan ke depan,
disamping fakta masih besarnya basis pajak yang
mungkin belum tesentuh oleh aparat. Kurangnya
sumber daya manusia (SDM) mau tak mau memang
harus diakui menjadi persoalan utama disamping
perilaku moral hazard lainnya

Masalah
SDM
Ditjen
Pajak
Salah satu masalah yang menghambat penerimaan pajak
adalah disektor SDM Pajak.Ketua Komisi Pengawas
Perpajakan (KPP) Anwar Suprijadi menyebutkan, hingga
saat ini KPP sudah menerima sekitar 300 pengaduan dari
masyarakat terkait kinerja aparat Ditjen Pajak. Sebagian
besar pengaduan soal dugaan penyalahgunaan sarana dan
kewenangan pemerintahan oleh petugas pajak.
Oleh karena itu, kami lebih menekankan pada perbaikan
kualitas sumber daya manusia di Ditjen Pajak, bukan
pada jumlah aparat pajak yang besar. Dengan
mendasarkan pada kualitas, efektivitas kerja Ditjen Pajak
bisa lebih terjamin, ungkapnya. (Kompas.com)

Permasalahan SDM Pajak terkait


MEA
Permasalahan baru kini muncul seiring dengan topik
yang sedang hangat dibicarakan saat ini mengenai
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang berkaitan
dengan SDM Ditjen Pajak dan Praktisi Pajak dalam
Negeri.

Kurangnya Pegawai Pajak


Dengan begitu bebasnya arus perekonomian yang
akan tecipta akibat adanya MEA,perpajakan juga akan
menjadi sektor yang mengalami guncangan besar.
Mobilitas modal, barang, jasa, dan tenaga kerja yang
semakin mudah akan mengakibatkan bertambahnya
jumlah subjek dan objek pajak yang pada akhirnya
memberikan beban administrasi yang semakin besar.
Sementara, jumlah pegawai pajak hanya sekitar 31.000
orang, sedangkan jumlah Wajib Pajak di Indonesia
sendiri diperkirakan sekitar 25 juta.

Praktisi Pajak Dalam Negeri Perlu Bekerja


Ekstra
Disamping itu Praktisi Pajak juga harus berpikir ekstra dalam
meningkatkan kemampuan dan kredibilitasnya karna akan bersaing
dengan SDM negara asing.
Dalam hal ini kelemahan yang kelihatanya perlu menjadi perhatian
praktisi perpajakan antara lain :
1. Kualitas SDM
Survey yang dilakukan WEF (World Economic Forum) terhadap efisiensi
tenaga kerja Indonesia Indonesia menempati posisi bawah yaitu 110 dari
144 negara. Ini menjadi salah satu kelemahan bagi Indonesia karena
survey tersebut menjadi suatu dasar penilaian bagi Negara lain untuk
menggunakan tenaga kerja Indonesia khususnya praktisi pajak dalam
negeri.
2. Penguasaan Pajak Internasional
Dengan MEA, secara otomatis para praktisi pajak juga dituntut untuk
memahami perpajakan lintas baras, atau dukenal pajak internasional.
Memang kebanyakan referensi bahasa yang digunakan dalam transaksi
lintas batas menggunakan bahasa inggris sebagai bahas pengantar. Hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi pajak dalam negeri.
Pasalnya,Praktisi pajak di luat negeri kemungkinan lebih fasih dalam
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

Terdapat tiga hal penting dan utama yang sekiranya

harus dimiliki oleh professional pajak untuk


menghadapi tantangan MEA 2015 nanti yaitu skill,
attitude, knowledge. Apabila ketiga unsur ini dimiliki
oleh seorang professional pajak maka akan dihasilkan
seorang professional yang berkompeten dan
berkualitas.

Solusi Pemerintah
Akan tetapi,demi mencapai target perpajakan tahun
2015 tersebut beberapa fleksibilitas akan diberikan
kepada Ditjen Pajak antara lain, dalam pengelolaan
organisasi.Pelonggaran tersebut mencakup
pengelolaan sumber daya manusia (SDM), anggaran,
serta kewenangan untuk menjatuhkan apresiasi dan
sanksi atau reward and punishment.Dengan
kewenangan lebih yang diberikan ini diharapkan
dapat menjadi solusi permasalahan terutama di
bidang SDM Pajak.

Kesimpulan
Dalam mencapai target pajak di tahun 2015 banyak hal
yang perlu dibenahi terutama di bidang SDM
Pajak.Dengan adanya kebijakan yang diberikan
kepada Ditjen Pajak yaitu berupa fleksibilitas dalam
pengelolaan SDM pajak diharapkan menjadi solusi
yang efektif dalam membenahi SDM pajak yang ada
saat ini.Praktisi pajak juga dituntut untuk terus belajar
dan menyesuaikan diri dengan budaya Negara ASEAN
lainya.

You might also like