You are on page 1of 8

SELEKTIVITAS PENGHAMBATAN COX1-2 DAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK HERBACEPUKAN(Physalis angulata Linn.)


SELECTIVITY OF CYCLOOXYGENASE (COX-1 and 2) INHIBITION AND
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF CEPLUKAN HERBS (Physalis Angulata Linn.)
EXTRACT
Marianti Manggau, Gemini Alam, Mufidah, Akbar Bahar dan Elly Wahyudin1
1
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Penelitian selektivitas penghambatan siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) ekstrak
herba ceplukan (Physalis angulata Linn.) telah dilakukan untuk menentukan selektivitas ekstrak n-Heksan
dan etanol dalam menghambat enzim COX. Pengujian selektivitas dilakukan menggunakan metode
Colorimetric COX (ovine) Inhibitor Screening Assay berdasarkan rendahnya nilai absorban senyawa hasil
oksidasi N,N,N9,N9-tetrametil-p-fenilendiamin (TMPD). Rasio IC50 COX-1/COX-2 dari ekstrak n-heksan
dan etanol herba ceplukan adalah 0,343 dan 0,742. Berdasarkan perbandingan hasil IC50 diketahui bahwa
ekstrak n-heksan dan etanol herba ceplukan lebih selektif menghambat enzim COX-1 dibandingkan COX2. Pengujian antiradikal bebas dilakukan dengan menggunakan DPPH (2,2 difenil-1-pikril hidrazil)
berdasarkan pengukuran serapan senyawa hasil reaksi antara DPPH dengan senyawa antioksidan. Ekstrak
n-heksan memiliki daya pengikatan radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 88,417 ppm.
Ekstrak etanol memiliki daya pengikatan radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 10,082 ppm.
Penghambatan aktivitas COX ekstrak herba ceplukan tidak berdasarkan aktivitas antioksidan.
Kata kunci : Siklooksigenase, antioksidan, Ceplukan (Physalis angulata Linn)

ABSTRACT
The research on the selectivity of cyclooxigenase-1 (COX-1) and cyclooxigenase-2 (COX-2) inhibition of
ceplukan herbs (Physalis angulata Linn.) n-hexane and ethanol extract has been carried out. The inhibition
selectivity test used colorimetric COX (ovine) inhibitor Screening assay based on the absorbance value of
oxidated compound N,N,N9,N9-tetrametil-p-fenilendiamin (TMPD). The IC50 ratio of ceplukan herbs nhexane and ethanol COX-1/COX-2 were 0,343 and 0,742. Based on the IC50 ratio we conclude that nhexane and ethanol extract of ceplukan herbs inhibited COX-1 more selective than COX-2. Free antiradical
test was conducted using DPPH (2,2 difenil-1-pikril hidrazyl) based on the measurement of compound
absorption of reaction between DPPH with antioxidant compound. Extract of n-hexane had free radical
cordage capability of DPPH with IC50 equal to 88,417 ppm. Ethanol extract had free radical cordage
capability DPPH with IC50 equal to 10,082 ppm. Resistance of COX activity from the extract of herba
ceplukan did not depend on antioxidant activity.
Keywords: Cyclooxigenase, antioxidant, Ceplukan (Physalis angulata Linn)

PENDAHULUAN
Setiap obat baru yang dihasilkan ahli
farmakologi harus memiliki aksi selektif untuk
mengurangi efek samping yang tidak
diinginkan yang menimbulkan komplikasi
dalam tubuh pasien. Selektifitas ini meliputi
modifikasi struktur obat, target sasaran selektif
dan streoselektif. Pada penanganan beberapa
penyakit seperti pencegahan pembentukan
thrombus intravascular oleh platelet pada
penyakit
kardiovaskular,
selektivitas
penghambatan
terhadap
Siklooksigenase
(COX-1) yang akan mencegah pembentukan
TXA2 (tromboxan A2) menjadi penting
(Panara, 1999; Scheimer. 2003). Sedang
selektivitas penghambatan terhadap COX-2
akan mencegah pembentukan PGE2 yang
merupakan mediator penting pada proses
timbulnya rasa nyeri dengan tingkat keamanan
yang lebih baik pada gastrointestinal (Smyth
dan Fitz, 2007).
COX atau Prostaglandin H sintase
(PGHS) berfungsi sebagai katalis pada tahap
pertama proses biosintesis prostaglandin,
tromboksan dan prostasiklin. Ada dua bentuk
isoform dari enzim siklooksigenase, yaitu
COX-1 (PGHS-1; PHS-1, Prostaglandin
endoperoksid sinthase-1) dan COX-2 (PGHS2, PHS-2, Prostaglandin endoperoksid
sinthase-2). COX-1 adalah bentuk enzim
utama yang ditemukan dibanyak jaringan dan
bertanggung jawab dalam menjaga fungsi
normal tubuh termasuk keutuhan mukosa
lambung dan pengaturan aliran darah ginjal.
Sebaliknya, COX-2 tidak ditemukan di
jaringan pada kondisi normal, tetapi diinduksi
oleh berbagai stimulus, seperti endotoksin,
sitokin, mitogen dan dihubungkan dengan
produksi
prostaglandin
selama
proses
inflamasi, nyeri, dan respon piretik (Zhang et
al., 2004; Fang et al., 2002).
Penentuan selektivitas penghambatan
COX didasarkan pada perbandingan IC50.
Criyer dan Feldman menetapkan bila nilai
ratio IC50 COX-2/COX-1 lebih dari 1
dinyatakan lebih selektif sebagai penghambat
COX-1 dan sebaliknya. Berlawanan dengan,
Brune menetapkan bila nilai ratio IC50 COX1/COX-2 lebih kecil dari 1 dinyatakan lebih
selektif sebagai penghambat COX-1. Jika
diantara 1-10 lebih selektif sebagai

penghambat COX-2. Dan jika nilainya lebih


besar dari 10 dinyatakan benar-benar selektif
sebagai penghambat COX-2 (Lelo, 2007).
Herba ceplukan (Physalis Angulata)
mengandung senyawa polifenol dan flavonoid.
Senyawa polifenol dan flavonoid dilaporkan
mampu menghambat enzim siklooksigenase
serta telah terbukti memiliki aktivitas
penangkapan radikal bebas (Ebadi, 2001;
Haraguchi, 2001). Mekanisme hambatan
flavonoid terhadap COX masih belum jelas.
Terdapat kontroversi diantara peneliti
mengenai mekanisme hambatan COX
tersebut. Beberapa peneliti mengemukakan
bahwa efek hambatan tersebut berkaitan
dengan sifat antiradikal bebas flavonoid
(Arthamin dkk, 2004) sehingga diasumsikan
bahwa senyawa-senyawa yang memiliki
aktivitas antiradikal bebas akan memiliki
kemampuan menghambat aktivitas enzim
siklooksigenase. Disebutkan juga oleh Miller
et al (1996) bahwa mekanisme beberapa
flavonoid, antara lain kuersetin, rutin,
baikalein, kemferol, kurkumin, silimarin, dan
polifenol teh hijau didalam menghambat
siklooksigenase berkaitan dengan aktivitas
antiradikal bebasnya (Miller, 1996).
Herba ceplukan merupakan salah satu
tanaman yang memiliki aksi mengurangi rasa
nyeri, demam dan inflamasi. Ekstrak etanol
herba P. angulata konsentrasi 10,0% b/v
memiliki efek analgetik sebesar 89,68% pada
mencit jantan yang diinduksi secara kimia
menggunakan asam asetat (Manggau dkk,
2005). Selain itu, ekstrak etanol dan n-heksan
herba P. angulata mampu menghambat enzim
siklooksigenase dengan nilai IC50 masingmasing 271,09 g/ml dan 362,75 g/ml
(Manggau dkk., 2006). Namun, belum
diketahui selektivitas penghambatan herba P.
angulata terhadap enzim siklooksigenase.
Untuk mengetahui hubungan antara
aktivitas
antiradikal
bebas
dengan
penghambatan aktivitas COX herba P.
angulata, yang merupakan enzim oksidoreduktase, maka telah dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antiradikal
bebas
dan
selektivitas
penghambatan COX-1 dan COX-2 ekstrak
etanol dan n-heksan herba P. angulata.
Pengujian antiradikal bebas dilakukan dengan

menggunakan DPPH (2,2 difenil-1-pikril


hidrazil) berdasarkan pengukuran serapan
senyawa hasil reaksi antara DPPH dengan
senyawa antioksidan (17) dan uji selektivitas
COX-1 dan COX-2 dilakukan menggunakan
metode Colorimetric COX (ovine) Inhibitor
Screening Assay berdasarkan rendahnya nilai
absorban senyawa hasil oksidasi N,N,N9,N9tetrametil-p-fenilendiamin
(TMPD)
(tetrametil-p-fenilendiamin)
yang
diukur
menggunakan ELISA reader (Anonim, 2002).
METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Alat yang digunakan dalam penilitian
ini adalah Elisa (Lab System Multiscan
Ascent), mikropipet (Socorex), neraca analitik
(Sartorius), Shaker (Labnet Orbit 1000),
Spektrofotometer UV-Vis (Hewlett Packard),
vortex, dan 96 well plate.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah ekstrak
etanol dan n-heksan herba ceplukan (Physalis
angulata Linn) yang diperoleh dari penelitian
sebelumnya (Manggau dkk., 2006), kit
clorimetric COX (ovine) inhibitor screening
assay No. 760111 (Cayman chemical), 96 well
plate, aqua tridestillata, DMSO (E. Merck),
etanol absolut (E. Merck), alumunium foil.
Jalannya Penelitian
a. Penyiapan sampel uji
Sampel yang digunakan untuk
pengujian aktivitas penghambatan COX-1 dan
COX-2 adalah ekstrak etanol dan n-heksan
herba P. angulata yang diperoleh dengan cara
maserasi (Manggau dkk., 2006). Larutan stok
dibuat konsentrasi 1500 ppm dibuat dengan
menimbang 15 mg sampel lalu dilarutkan
dengan 1 ml DMSO kemudian dicukupkan 10
ml menggunakan aqua tridestillata, dengan
cara yang sama. Dilakukan hal serupa untuk
memperoleh larutan stok 1000 ppm dan 500
ppm dengan menimbang masing-masing 10
mg dan 5 mg.
b. Penyiapan pelarut
Pelarut yang digunakan pada sampel uji, yaitu
1 ml DMSO yang telah dicukupkan hingga 10

ml dengan aqua tridestillata disiapkan dalam


vial yang berbeda untuk ditambahkan dalam
100% initial activity wells dan background
wells.
b. Penyiapan reagen
Penyiapan reagen disiapkan sesuai dengan
petunjuk penggunaan kit (Cayman Chem
Comp, 2002), sebagai berikut:
1. Dapar Tris-HCl. Dapar konsentrat 3 ml
dilarutkan dengan 27 ml aqua tridestillata.
Dapar ini mengandung tris-HCl 0,1M dan pH
8. Dapar ini digunakan untuk melarutkan
heme dan enzim COX.
2. Heme. Vial yang berisi molekul heme
dalam DMSO, dipipet 88 ml dan dilarutkan
dengan 1,912 ml dapar (Anonim, 2007)
3. COX-1 (ovine). Dalam vial yang
mengandung larutan COX-1 ovine, dipipet
200 mikroliter enzim dan dilarutkan dengan
400 ml dapar Tris-HCl, lalu disimpan dalam
es. Enzim yang telah dilarutkan ini stabil
selama 1 jam. Aktivitas peroksidase dari
enzim ini diukur secara kolorimetri melalui
pengukuran kadar TMPD (Tetramethyl-pPhenylendiamin) yang teroksidasi sehingga
menghasilkan senyawa berwarna dan terukur
pada 620 nm.
4. COX-2 (ovine). Dalam vial yang
mengandung larutan COX-2 ovine, dipipet
200 mikroliter enzim dan dilarutkan dengan
400 ml dapar Tris-HCl, lalu disimpan dalam
es. Enzim yang telah dilarutkan ini stabil
selama 1 jam. Aktivitas peroksidase dari
enzim ini diukur secara kolorimetri melalui
pengukuran kadar TMPD (Tetramethyl-pPhenylendiamin) yang teroksidasi sehingga
menghasilkan senyawa berwarna dan terukur
pada 620 nm.
5. Asam arachidonat. Vial yang berisi asam
arakidonat dalam etanol, dipipet sebanyak 100
ml dan dimasukkan ke dalam vial yang lain.
Kemudian ditambahkan 100 ml KOH,
dihomogenkan dan diencerkan dengan aqua
tridestillata sampai 2 ml untuk memperoleh
konsentrasi akhir 1,1 mM. Larutan asam
arakidonat ini harus digunakan dalam 30
menit. Jika ditambahkan sebayak 20 ml ke
dalam well akan memberikan konsentrasi
akhir 100 mikromolar.

6. KOH. Vial yang mengandung KOH 0,1


M.
7. Substrat Kolorimetrik. Vial yang
mengandung
TMPD
(Tetrametil-pPhenylenediamin). Substrat kolorimetrik ini
adalah tetrametil-p-fenilendiamin (TMPD)
(3). Senyawa ini mudah teroksidasi
membentuk senyawa berwarna yang akan
diukur
absorbannya
untuk
mengatahui/mengukur aktivitas COX-1 dan
COX-2. TMPD mengalami oksidasi dengan
melepaskan satu elektronnya melalui aktivitas
peroksidase heme menghasilkan senyawa
berwarna yang dapat mengabsorsi sinar
dengan panjang gelombang 611 nm.
Sehingga, secara stoikiometri 2 molekul
TMPD teroksidasi per mol hidroperoksid
yang direduksi oleh peroksidase. Koefisien
ekstingsi TMPD yang teroksidasi pada 611
nm adalah 12.200.
c.Uji aktivitas penghambatan siklooksigenase1 dan siklooksigenase-2 (Cayman Chem
Comp, 2002)
Sebanyak 160 L dapar tris-HCl dan
10 L heme dimasukkan ke dalam 3 well
sebagai background well. Dapar tris-HCl 150
L, heme 10 L dan enzim 10 L dimasukkan
dalam 3 well sebagai 100% intial activity
well. Dapar tris-HCl 150 L, 10 L heme,
enzim 10 L, dan 10 L
sampel uji,
dimasukkan ke dalam inhibitor well sehingga
diperoleh konsentrasi 68,182 ppm, 45,454
ppm, dan 22,727 ppm. Pelarut 10 L
ditambahkan ke dalam 100% initial activity
wells dan background wells. Plate dikocok
beberapa detik dan diinkubasi selama 5 menit
pada 25oC. Larutan substrat kolorimetrik 20
L dimasukkan ke dalam semua well yang
digunakan. Asam arakidonat 20 L
dimasukkan dalam semua well yang
digunakan. Plate dikocok secara hati-hati
selama beberapa detik kemudian diinkubasi
kembali selama 5 menit pada 25oC.
Pembacaan absorban dilakukan pada 620 nm
menggunakan plate reader.

d. Perhitungan aktivitas penghambatan COX-1


dan COX-2

(Cayman Chem Comp, 2002)


Nilai absorban background wells,
100% initial activity wells dan setiap sampel
pada inhibitor wells dirata-ratakan, kemudian
dilakukan perhitungan sebagai berikut:
A100% initial wells Abackground wells = a ;
A inhibitor wells Abackground wells= b
% Penghambatan =

(1 b /a) x

100%
e. Pengumpulan dan analisis data
Data persentase penghambatan aktivitas COX1 dan COX-2 antiradikal bebas pada masingmasing konsentrasi sampel uji diolah secara
analisis probit untuk menentukan IC50 (50 %
inhibition concentration).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian penentuan selektivitas
penghambatan ekstrak etanol dan n-heksan
herba ceplukan terhadap enzim COX-1 dan
COX-2 serta antiradikal bebasnya ditujukan
untuk memperoleh senyawa-senyawa yang
dapat dikembangkan sebagai obat antiplatelet,
antiinflamasi selektif serta antiradikal bebas
alami.
Pengujian aktivitas penghambatan
siklooksigenase dilakukan secara in vitro
dengan menggunakan metode Colorimetric
COX (ovine) Inhibitor Screening Assay. Kit
yang digunakan terdiri atas dapar tris-HCl,
heme, asam arakidonat, COX-1 (ovine),
COX-2 (ovine) dan substrat kolorimetrik yaitu
TMPD
(tetrametil
p-fenilendiamin).
Kemampuan
penghambatan
COX
diperlihatkan oleh lebih rendahnya nilai
absorbansi larutan sampel dibandingkan
larutan blanko pada pengukuran dengan
menggunakan Elisa Reader. Warna yang
terbentuk pada larutan disebabkan karena
teroksidasinya TMPD dengan melepaskan
satu elektronnya membentuk senyawa
berwarna yang dapat mengabsorsi sinar pada
panjang gelombang 620 nm. TMPD
teroksidasi bersamaan dengan terjadinya
perubahan PGG2 menjadi PGH2 oleh
aktivitas peroksidase COX. Sehingga jika
COX dihambat oleh inhibitor maka
pengubahan PGG2 menjadi PGH2 tidak

tersebut relatif selektif menghambat aktivitas


COX-1
(Lelo,
2007).
Hasil
ini
memperlihatkan bahwa kedua ekstrak
berpotensi dikembangkan sebagai antiplatelet,
yaitu obat-obat yang melindungi terjadinya
infark miokard, stroke, kematian jantung, dan
penyakit pembuluh darah serius lainnya.
Pada penelitian ini juga telah
dilakukan pengujian antiradikal bebas untuk
melihat
hubungan
antara
kemampuan
penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase
dengan kemampuan penangkapan radikal
bebas. Besarnya aktivitas dinyatakan dengan
nilai IC50. Hasil pengujian aktivitas antiradikal
bebas ekstrak n-heksan dan etanol herba
ceplukan adalah 88,417 ppm dan 10,082 ppm
seperti yang ditunjukkan pada histogram pada
gambar 2.

terjadi dan TMPD juga tidak akan teroksidasi


membentuk senyawa bewarna yang berakibat
pada rendahnya nilai absorban yang terukur.
Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan
bahwa ekstrak n-heksan memiliki IC50 COX-1
7,987 ppm dan IC50 COX-2 23,262 ppm.
Sedangkan IC50 COX-1 ekstrak etanol adalah
sebesar 7,479 ppm dan IC50 COX-2 adalah
16,562 ppm seperti pada histgram pada
gambar 1.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa
ekstrak etanol memiliki kemampuan yang
lebih besar menghambat aktivitas kedua enzim
dibandingkan dengan ekstrak n-heksan. Nilai
rasio IC50 COX-1/COX-2 ekstrak n-heksan
dan etanol herba ceplukan masing-masing
adalah 0,343 dan 0,742. Rasio yang lebih kecil
dari 1 menunjukkan bahwa kedua ekstrak

IC50 Penghambatan Aktivitas COX


23.262

25
20

16.562

15
7.987

10

7.479

5
0
COX-1

COX-2

COX-1

n-Heksan

COX-2
Etanol

Gambar 1. Penghambatan COX-1 maupun COX-2 (IC50, ppm) dari ekstrak n-heksan dan etanol herba P.
angulata

IC50 Daya Pengikatan Radikal Bebas DPPH


100

88.417

80
IC50
(ppm)

60
40
10.082

20
0
n-Heksan

Etanol

Gambar 2. Histogram Nilai IC50 pengikatan radikal bebas DPPH ekstrak n-heksan dan etanol herba
ceplukan (Physalis angulata Linn.)

Hasil
kedua
pengujian
diatas
menunjukkan bahwa penghambatan aktivitas
COX ekstrak herba ceplukan belum dapat
dikatakan berdasarkan aktivitas penangkapan
radikal
walaupun
ekstrak
etanol
memperlihatkan kemampuan antiradikal bebas
terbaik
sesuai
dengan
kemampuan
penghambatan aktivitas COX-1 dan COX-2.
Hal ini disebabkan karena baik ekstrak etanol
maupun ekstrak n-heksan keduanya mampu
menghambat COX-1 secara selektif. Hal yang
sama dilaporkan oleh Middleton et al dari
beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
efek hambatan scavenging radikal peroksil
yang dihasilkan pada sisi aktif enzim tidak
berkaitan dengan kemampuan flavonoid
menghambat aktivitas COX (Middleton dkk,
2000). Kemungkinan mekanisme kerja lain
yang memperantarai efek penghambatan COX
adalah melalui downregulation jalur nucler
factor -B (NF--B), termasuk hambatannya
terhadap COX dimana aktivasi jalur NF--B
berkaitan dengan kemampuannya menurukan

a
Foto.

b
A

aktivitas IKK (inhibitor -B kinase) seperti


yang dilaporkan oleh Yamamoto et al untuk
beberapa
flavonoid
seperti
kuersetin,
resveratrol, dan mirisetin (Yamamoto dkk,
2001) dan melalui asetilasi gugus serin 530
seperti pada aspirin (Smith dkk, 1996).
Profil KLT dari ekstrak n-hexan dan
etanol ditunjukkan pada gambar 3.
Profil ini memperlihatkan masih ada
beberapa senyawa yang terdapat pada ekstrak
n-heksan juga terdapat pada ekstrak etanol
sehingga masih memerlukan fraksinasi lebih
lanjut. Diduga bahwa kelompok senyawa pada
kedua ekstrak tersebut memiliki komponen
kimia yang sama terhadap penghambatan
aktivitas COX. Hal ini terlihat dari nilai IC50
dari kedua ekstrak tersebut pada COX-1 dan
COX-2 hampir sama. Sedangkan kelompok
senyawa yang bekerja sebagai antiradikal
bebas DPPH dari ekstrak n-heksan dan etanol
kemungkinan berbeda komponen kimianya
sehingga IC50nya juga memiliki harga yang
sangat berbeda.

b
B

b
C

Gambar 3. Kromatogram Lapis Tipis Ekstrak n-Heksan dan Etanol Herba Ceplukan (Fase diam Silika gel GF254,
fase gerak n-Hexan : EtOAc (3:1), visualisasi dengan A. UV 254, B. UV 366 dan C. H2SO4 10%).
Keterangan : a. Ekstrak n-Hexan
b. Ekstrak Etanol

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa ekstrak n-heksan dan
etanol herba ceplukan (Physalis angulata
Linn.) relatif selektif menghambat aktivitas
COX-1 dan tidak selektif menghambat
aktivitas COX-2. Penghambatan aktivitas
COX
ekstrak
herba
ceplukan
tidak
berdasarkan aktivitas penangkapan radikal
bebas DPPH
SARAN
Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk
memperoleh isolat senyawa aktif dari herba
Ceplukan (Physalis angulata Linn.) dan
mengidentifikasi senyawa aktif hasil isolasi
tersebut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian
ini
dibiayai
oleh
Dana
Pengembangan Fakultas Farmasi TA 2007.
Terima kasih kepada Prof. Elly Wahyudin dari
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin atas
fasilitas penggunaan laboratorium dan Prof
Muh. Hatta dari Bagian Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin atas
diskusinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arthamin, M.Z, Handono, K., Widodo, M.A.,
2004, Selectivity of Cyclooxygenase
Isoenzymes Inhibition by n-Butanol
Fraction of Flavonoids of Red Leaves
(Graptophyllum pictum (L.) Griff.),
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol: 4,
No. 10, 410-416.
Cayman chemical company,2002, Colorimetric
COX Ovine Inhibitor Screening Assay
Catalog No. 760111, cayman chemical
company, USA.
Ebadi, M. 2001. Pharmacodynamic Basis of Herbal
Medicine. Crc Press. Washington D.C.
395
Fang, S., Ping, B.A., Zong-ru, G., dan Gui-fang,
C., 2002, Inhibitory Effect of 3,4-diaryl3-pyrrolin-2-One
Derivates
on
Cyclooxigenae 1 and 2 in Murine
Peritoneal
Macrophages,
Acta
Pharmacologica
Sinica,
Chinese
Pharmacological Society. 23 (8): 762768.
Haraguchi, H. 2001. Antioxidative Plant
Constituents In: Bioactive Compounds
from Natural Sources Edited by:

Corrado Tringali. Taylor and Francis.


London and New York.
Lelo, A. 2007. Pertimbangan Farmakologi dalam
Pemilihan
Obat
Antiinflamasi
Nonsteroid
Penghambat
COX-2.
Majalah Kedokteran Indonesia. 51 (2)
:63-64
Manggau, M., Mufidah dan Alam,G., 2005. Uji
Efek Analgetik Ekstrak Etanol Herba
Ciplukan (Physalis angulata L.) Pada
Mencit Jantan Dengan Menggunakan
Writhing Counter. Skripsi. Majalah
Farmasi dan Farmakologi, Fakultas
MIPA
Universitas
Hasanuddin,
Makassar, 4 (1): 63-67.
Manggau, M.A., Mufidah., Kasim, S., dan Fitria,
S,D., 2006, Penghambatan Enzim
Siklooksigenase oleh Ekstrak n-Hexan
dan Etanol Herba Ceplukan (Physalis
angulata Linn), Prosiding Seminar
Tumbuhan Obat Indonesia XXX,
Makassar 21-22 September 2006.
Middleton, E., Kandaswami, C., Theoharides, TC.,
2000. The Effects of Plant Flavonoids
on Mammalian Cells: Implications for
Inflamation, Heart Disease, and Cancer.
Pharmacological Review 52(4): 675-83,
687-700, 722-35.
Miller, Alan L., 1996, Antioxidant Flavonoids:
Structure, function and clinical usage,
Alternative Medicine Review 1 (2):103,
108.
Panara, M,R.,1999, Dose Dependent Inhibition of
Platelet COX-1 and Monocyte COX-2
by Meloxicam in Healthy Subject, The
Journal
of
Pharmacology
and
Experimental Therapeutics. 290 (3)
No.1: 276-280
Scheimer. 2003, Hematology for medical student,
Lippincott, Phyladelphya.
Smith, W., Michael, R., dan David, L. 1996.
Prostaglandin Endoperoksid H Sintase
(Siklooksigenase)-1 and -2. The Journal
of Biological Chemistry, 271 (52):
33157-33160.
Smyth, E. & FitzGerald, G., 2007, The Eicosanoid:
Prostaglandins,
Tromboxanes,
Leukotrienes, & Related Compounds In:
Basic & Clinical Pharmacology Edited
by: Bertram G. Katzung, Mc Graw Hill,
San Fransisco, USA.
Yamamoto Y, Gaynor, RB., 2001, Therapeutic
Potential of Inhibition of the NF-B
Pathway in Treatment of Inflammation
and Cancer. In: Perspective series: NF-B

in Defense and Disease. Journal Clinical


Investigation 107(2): 140.
Zhang, WY., Yang, X., Jin, D., dan Zhu, X., 2004,
Expression
and
Enzyme
Activity
Determination of Human COX-1 and-2 in
Baculovirus-Insect Cell System, Acta
Pharmacologica
Sinica,
Chinese
Pharmacological Society. 25 (8):10001006.
Alamat korespondensi:
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Kampus
Tamalanrea, Makassar
Korespondensi : daengta007@yahoo.com

You might also like