Professional Documents
Culture Documents
Marianti Manggau, Gemini Alam, Mufidah, Akbar Bahar Dan: Abstrak
Marianti Manggau, Gemini Alam, Mufidah, Akbar Bahar Dan: Abstrak
ABSTRAK
Penelitian selektivitas penghambatan siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2) ekstrak
herba ceplukan (Physalis angulata Linn.) telah dilakukan untuk menentukan selektivitas ekstrak n-Heksan
dan etanol dalam menghambat enzim COX. Pengujian selektivitas dilakukan menggunakan metode
Colorimetric COX (ovine) Inhibitor Screening Assay berdasarkan rendahnya nilai absorban senyawa hasil
oksidasi N,N,N9,N9-tetrametil-p-fenilendiamin (TMPD). Rasio IC50 COX-1/COX-2 dari ekstrak n-heksan
dan etanol herba ceplukan adalah 0,343 dan 0,742. Berdasarkan perbandingan hasil IC50 diketahui bahwa
ekstrak n-heksan dan etanol herba ceplukan lebih selektif menghambat enzim COX-1 dibandingkan COX2. Pengujian antiradikal bebas dilakukan dengan menggunakan DPPH (2,2 difenil-1-pikril hidrazil)
berdasarkan pengukuran serapan senyawa hasil reaksi antara DPPH dengan senyawa antioksidan. Ekstrak
n-heksan memiliki daya pengikatan radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 88,417 ppm.
Ekstrak etanol memiliki daya pengikatan radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 10,082 ppm.
Penghambatan aktivitas COX ekstrak herba ceplukan tidak berdasarkan aktivitas antioksidan.
Kata kunci : Siklooksigenase, antioksidan, Ceplukan (Physalis angulata Linn)
ABSTRACT
The research on the selectivity of cyclooxigenase-1 (COX-1) and cyclooxigenase-2 (COX-2) inhibition of
ceplukan herbs (Physalis angulata Linn.) n-hexane and ethanol extract has been carried out. The inhibition
selectivity test used colorimetric COX (ovine) inhibitor Screening assay based on the absorbance value of
oxidated compound N,N,N9,N9-tetrametil-p-fenilendiamin (TMPD). The IC50 ratio of ceplukan herbs nhexane and ethanol COX-1/COX-2 were 0,343 and 0,742. Based on the IC50 ratio we conclude that nhexane and ethanol extract of ceplukan herbs inhibited COX-1 more selective than COX-2. Free antiradical
test was conducted using DPPH (2,2 difenil-1-pikril hidrazyl) based on the measurement of compound
absorption of reaction between DPPH with antioxidant compound. Extract of n-hexane had free radical
cordage capability of DPPH with IC50 equal to 88,417 ppm. Ethanol extract had free radical cordage
capability DPPH with IC50 equal to 10,082 ppm. Resistance of COX activity from the extract of herba
ceplukan did not depend on antioxidant activity.
Keywords: Cyclooxigenase, antioxidant, Ceplukan (Physalis angulata Linn)
PENDAHULUAN
Setiap obat baru yang dihasilkan ahli
farmakologi harus memiliki aksi selektif untuk
mengurangi efek samping yang tidak
diinginkan yang menimbulkan komplikasi
dalam tubuh pasien. Selektifitas ini meliputi
modifikasi struktur obat, target sasaran selektif
dan streoselektif. Pada penanganan beberapa
penyakit seperti pencegahan pembentukan
thrombus intravascular oleh platelet pada
penyakit
kardiovaskular,
selektivitas
penghambatan
terhadap
Siklooksigenase
(COX-1) yang akan mencegah pembentukan
TXA2 (tromboxan A2) menjadi penting
(Panara, 1999; Scheimer. 2003). Sedang
selektivitas penghambatan terhadap COX-2
akan mencegah pembentukan PGE2 yang
merupakan mediator penting pada proses
timbulnya rasa nyeri dengan tingkat keamanan
yang lebih baik pada gastrointestinal (Smyth
dan Fitz, 2007).
COX atau Prostaglandin H sintase
(PGHS) berfungsi sebagai katalis pada tahap
pertama proses biosintesis prostaglandin,
tromboksan dan prostasiklin. Ada dua bentuk
isoform dari enzim siklooksigenase, yaitu
COX-1 (PGHS-1; PHS-1, Prostaglandin
endoperoksid sinthase-1) dan COX-2 (PGHS2, PHS-2, Prostaglandin endoperoksid
sinthase-2). COX-1 adalah bentuk enzim
utama yang ditemukan dibanyak jaringan dan
bertanggung jawab dalam menjaga fungsi
normal tubuh termasuk keutuhan mukosa
lambung dan pengaturan aliran darah ginjal.
Sebaliknya, COX-2 tidak ditemukan di
jaringan pada kondisi normal, tetapi diinduksi
oleh berbagai stimulus, seperti endotoksin,
sitokin, mitogen dan dihubungkan dengan
produksi
prostaglandin
selama
proses
inflamasi, nyeri, dan respon piretik (Zhang et
al., 2004; Fang et al., 2002).
Penentuan selektivitas penghambatan
COX didasarkan pada perbandingan IC50.
Criyer dan Feldman menetapkan bila nilai
ratio IC50 COX-2/COX-1 lebih dari 1
dinyatakan lebih selektif sebagai penghambat
COX-1 dan sebaliknya. Berlawanan dengan,
Brune menetapkan bila nilai ratio IC50 COX1/COX-2 lebih kecil dari 1 dinyatakan lebih
selektif sebagai penghambat COX-1. Jika
diantara 1-10 lebih selektif sebagai
(1 b /a) x
100%
e. Pengumpulan dan analisis data
Data persentase penghambatan aktivitas COX1 dan COX-2 antiradikal bebas pada masingmasing konsentrasi sampel uji diolah secara
analisis probit untuk menentukan IC50 (50 %
inhibition concentration).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian penentuan selektivitas
penghambatan ekstrak etanol dan n-heksan
herba ceplukan terhadap enzim COX-1 dan
COX-2 serta antiradikal bebasnya ditujukan
untuk memperoleh senyawa-senyawa yang
dapat dikembangkan sebagai obat antiplatelet,
antiinflamasi selektif serta antiradikal bebas
alami.
Pengujian aktivitas penghambatan
siklooksigenase dilakukan secara in vitro
dengan menggunakan metode Colorimetric
COX (ovine) Inhibitor Screening Assay. Kit
yang digunakan terdiri atas dapar tris-HCl,
heme, asam arakidonat, COX-1 (ovine),
COX-2 (ovine) dan substrat kolorimetrik yaitu
TMPD
(tetrametil
p-fenilendiamin).
Kemampuan
penghambatan
COX
diperlihatkan oleh lebih rendahnya nilai
absorbansi larutan sampel dibandingkan
larutan blanko pada pengukuran dengan
menggunakan Elisa Reader. Warna yang
terbentuk pada larutan disebabkan karena
teroksidasinya TMPD dengan melepaskan
satu elektronnya membentuk senyawa
berwarna yang dapat mengabsorsi sinar pada
panjang gelombang 620 nm. TMPD
teroksidasi bersamaan dengan terjadinya
perubahan PGG2 menjadi PGH2 oleh
aktivitas peroksidase COX. Sehingga jika
COX dihambat oleh inhibitor maka
pengubahan PGG2 menjadi PGH2 tidak
25
20
16.562
15
7.987
10
7.479
5
0
COX-1
COX-2
COX-1
n-Heksan
COX-2
Etanol
Gambar 1. Penghambatan COX-1 maupun COX-2 (IC50, ppm) dari ekstrak n-heksan dan etanol herba P.
angulata
88.417
80
IC50
(ppm)
60
40
10.082
20
0
n-Heksan
Etanol
Gambar 2. Histogram Nilai IC50 pengikatan radikal bebas DPPH ekstrak n-heksan dan etanol herba
ceplukan (Physalis angulata Linn.)
Hasil
kedua
pengujian
diatas
menunjukkan bahwa penghambatan aktivitas
COX ekstrak herba ceplukan belum dapat
dikatakan berdasarkan aktivitas penangkapan
radikal
walaupun
ekstrak
etanol
memperlihatkan kemampuan antiradikal bebas
terbaik
sesuai
dengan
kemampuan
penghambatan aktivitas COX-1 dan COX-2.
Hal ini disebabkan karena baik ekstrak etanol
maupun ekstrak n-heksan keduanya mampu
menghambat COX-1 secara selektif. Hal yang
sama dilaporkan oleh Middleton et al dari
beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
efek hambatan scavenging radikal peroksil
yang dihasilkan pada sisi aktif enzim tidak
berkaitan dengan kemampuan flavonoid
menghambat aktivitas COX (Middleton dkk,
2000). Kemungkinan mekanisme kerja lain
yang memperantarai efek penghambatan COX
adalah melalui downregulation jalur nucler
factor -B (NF--B), termasuk hambatannya
terhadap COX dimana aktivasi jalur NF--B
berkaitan dengan kemampuannya menurukan
a
Foto.
b
A
b
B
b
C
Gambar 3. Kromatogram Lapis Tipis Ekstrak n-Heksan dan Etanol Herba Ceplukan (Fase diam Silika gel GF254,
fase gerak n-Hexan : EtOAc (3:1), visualisasi dengan A. UV 254, B. UV 366 dan C. H2SO4 10%).
Keterangan : a. Ekstrak n-Hexan
b. Ekstrak Etanol
KESIMPULAN