You are on page 1of 8

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUBULUS DISTALIS RENALIS TIKUS

((Rattus norvegicus) PADA PEMBERIAN EKSTRAK METHANOL DAUN


SIRSAK (Annona muricata)

Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

oleh:
Leni Erfiana
04711006

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Menurut WHO obat tradisional adalah keseluruhan dari pengetahuan, ketrampilan, dan
praktek berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman asli setempat yang digunakan untuk
pemeliharaan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit fisik dan mental. Obat tradisional ini
termasuk seperti obat-obatan herbal, pijat, akupuntur. Dan obat-obatan herbal ini telah
mendapat tempat tersendiri di beberapa kalangan masyarakat (WHO,2005).
Di Indonesia, penggunaan tanaman sirsak sebagai obat herbal sudah dilakukan secara
turun temurun. Temuan tentang manfaat tanaman sirsak sebagai antikanker mendapatkan
respon yang baik dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena efek sitotoksik tanaman sirsak
yang lebih poten daripada adryamicin, obat kemoterapi konvensional (Redaksi Trubus, 2011).
Sifat sitotoksik sirsak (Annona muricata) disebabkan karena tanaman tersebut
mengandung senyawa aktif yang disebut Annonaceous acetogenins yang mampu
menghambat enzim kompleks I mitokondrial yang berperan dalam fosforilasi okasidatif.
Penghambatan ini menyebabkan sel kekurangan energi (ATP) sehingga pertumbuhan sel
kanker dapat terganggu. Selain itu, Annonaceous acetogenins juga dapat meningkatkan
ekspresi Bax dan Bad yang mampu menginduksi apoptosis sel kanker (Taylor, 2005; Alfarez
et al., 2009).
Walaupun tanaman sirsak memiliki kelebihan sebagai obat kemoterapi selektif, tetap
saja ada efek samping yang muncul mengingat kemampuan senyawa acetogenins dalam
penghambatan kompleks I mitokondrial. Normalnya, sel memiliki mekanisme adaptasi ketika
terjadi penurunan produksi ATP. Akan tetapi jika insufisiensi ATP terjadi secara terus menerus
maka sel akan mengalami stres yang bisa berujung pada kematian sel. Sel yang mengalami
stres dapat menunjukkan gambaran histopatologi beragam mulai dari degenerasi sampai
apoptosis, tergantung derajat dan durasi stres. Champy et al. (2004) melaporkan bahwa
penggunaan jangka panjang ekstrak methanol akar sirsak (Annona muricata) dapat
menyebabkan degenerasi neuron dopaminergik otak sehingga muncul gejala mirip penyakit
parkinson, yaitu penyakit degenerasi yang ditandai dengan penurunan fungsi neuron
dopaminergik di substansia nigra.
Mengingat ada efek samping yang harus diperhatikan maka peneliti ingin melihat
sejauh mana pengaruh ekstrak methanol daun sirsak terhadap ginjal apakah dapat

menyebabkan toksisitas pada ginjal mengingat fungsi ginjal sebagai filtrasi dan ekskresi zat
toksik dalam tubuh.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah
1. Apakah terdapat gambaran histopatologi nekrosis berupa piknotik, kariolisis dan kariotik
inti sel tubulus distalis renalis tikus (Rattus norvegicus) pada pemberian ekstrak methanol
daun sirsak (Annona muricata)?
2. Apakah terdapat gambaran histopatologi degenerasi berupa vakuolisasi sitoplasma sel
tubulus distalis renalis tikus (Rattus norvegicus) pada pemberian ekstrak methanol daun
sirsak (Annona muricata)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui adanya gambaran histopatologi nekrosis berupa piknotik, kariolisis dan

kariotik inti sel tubulus distalis renalis tikus (Rattus norvegicus) pada pemberian ekstrak
methanol daun sirsak (Annona muricata) .
2. Mengetahui adanya gambaran histopatologi degenerasi berupa vakuolisasi sitoplasma sel
tubulus distalis renalis tikus (Rattus norvegicus) pada pemberian ekstrak methanol daun
sirsak (Annona muricata).
1.4. Keaslian Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang gambaran histopatologi ginjal pada
tikus terhadap pemberian ekstrak methanol daun, terdapat beberapa penelitian yang serupa
dengan penelitian ini.
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Champy et al., (2004), yang membuktikan
bahwa penggunaan senyawa acetogenin yang berasal dari akar sirsak selama 28 hari pada
tikus dapat menimbulkan degenerasi neuron dopaminergik. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah senyawa uji yang diberikan dimana Champy et al. Menggunakan senyawa acetogenin
murni yang berasal dari akar tanaman sirsak sedangkan penelitian ini menggunakan ekstrak
metanol daun sirsak. Perbedaan kedua adalah Champy et al., meneliti bagian otak sedangkan
penelitian ini meneliti ginjal. Perbedaan ketiga adalah asal tanaman sirsak dimana Champy et
al. Menggunakan tanaman sirsak yang berasal dari dataran rendah di kepulauan Karibia,
Prancis sedangkan penelitian ini menggunakan tananam sirsak yang berasal dari dataran
tinggi Kaliurang, Sleman, DIY, Indonesia.

Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Arthur et al., (2011), yang meneliti tentang
toksisitas akut, dan subakut pada penggunaan Annona muricata, menyatakan bahwa
pemberian daun dengan ekstrak air pada Annona muricata yang diberikan dengan dosis 100,
1000, 2500, dan 3000 mg/kgbb/hari memberikan perubahan pada organ-organ tertentu. Pada
pemberian ekstrak tersebut dengan dosis 1000 mg/kgbb/hari yang diberikan selama 7 14
hari memberikan gambaran hipertrofi pada uterus dan gaster tikus. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah jenis ekstraknya dimana penelitian ini menggunakan ekstrak metanol
daun sirsak sedangkan penelitian Arthur et al, menggunakan ekstrak air daun sirsak.
Perbedaan kedua adalah dosis dan lama pemberian dimana penelitian ini menggunakan dosis
sebesar 300 mg/kgBB/hari selama 30 hari. Perbedaan ketiga adalah asal tanaman sirsak yang
digunakan dimana penelitian Arthur et al., mengambil tanaman sirsak dari daerah di Gana.
Perbedaan keempat adalah penelitian ini meneliti gambaran mikroskopik glomerulus ginjal
sedangkan Arthur et al., hanya meneliti gambaran makroskopis ginjal berupa warna dan berat
ginjal tanpa melihat secara mikroskopis.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pengetahuan akan efek samping penggunaan obat-obatan herbal
khususnya tanaman daun sirsak (Annona muricata).
2. Memberikan informasi berdasarkan bukti ilmiah akan efek samping penggunaan
tanaman daun sirsak (Annona muricata) sebagai obat herbal.
3. Memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh pemberian ekstrak metanol
tanaman daun sirsak (Annona muricata) terhadap gambaran histopatologi tubulus
distalis renalis tikus (Rattus norvegicus).

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Sel
Sel adalah suatu ruangan terkecil yang dibatasi oleh suatu membran, yang didalamnya
terdapat suatu cairan yaitu protoplasma. Protoplasma disini terdiri dari plasma sel yaitu

sitoplasma dan inti sel yaitu nukleus. Dan di dalam dari sebuah inti sel terdapat inti plasma
atau yang bisa disebut nukleoplasma. Sel merupakan satuan terkecil dari makhluk hidup yang
dapat melaksanakan kehidupan dan merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup
(Campbell,2002).
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linier panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi
untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk
mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan
transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri (Kimball,1988).

2.1.2.
2.1.2.1.

Ginjal
anatomi

ginjal
Ginjal terletak di sebelah belakang abdomen atas, dibelakang peritoneum, di depan
dua kosta terakhir dan tiga otot utama transversus abdominalis yaitu quadratus lumborum dan
m. Psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantuan lemak tebal.
Kelenjar adrenal terletak di atas kutub masing-masing ginjal. Ginjal tersebut terlindungi

dengan baik dari trauma langsung : di posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang
meliputi kosta, sedangkan di anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ketika ginjal
cidera, maka hampir selalu diakibatkan oleh kekuatan yang mengenai kosta kedua belas.
Ginjal terletak di luar rongga peritonium di bagian posterior, sebelah atas dinding abdomen,
masing-masing satu disetiap sisi. Setiap ginjal terdiri dari satu juta unit fungsional yang
disebut nefron. Setiap nefron berawal sebagai suatu berkas kapiler, yang disebut glomerulus,
yang berubah menjadi tubulus panjang yang melengkung dan berkelok-kelok (Effendi,1981).
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuk dari ginjal sendiri menyerupai kacang yang sisi cekungnya menghadap
ke bagian medial. Pada sisi yang cekung ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat strukturstruktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf, dan ureter menuju dan meninggalkan
ginjal (Purnomo,2009) .

Secara anatomi ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu cortex dan medula. Dan di dalam
cortex terdapat berjuta-juta nefron sedangkan pada medula banyak terdapat duktuli ginjal.
Secara morfologis ada 2 macam nefron yaitu nefron cortical yang terdapat di 2/3 bagian luar
cortex dan merupakan hampir 85% dari seluruh nefron yang terdapat di ginjal. Nefron jenis
ini mempunyai loop of henle yang pendek dan dikelilingi oleh kapiler yang disebut kapiler
peritubular. Sedangkan sisanya 15% yang letaknya lebih kedalam dibagian cortex yang
mendekati medulla, dan loop of henle nefron jenis ini yang mempunyai glomerulus yang
lebih besar, lebih panjang dan lebih dalam masuk kedalam medulla, serta dikelilingi oleh

kapiler peritubular yang karena bentuknya disebut vasa recta. Nefron yang disebut ini disebut
juxta medulla (Effendi,1981).

2.1.2.2. histologi ginjal


Deskripsikan tentang sel tubulus proksimal, distalis sehingga dapat membedakan
bagaimana gambaran sel epitel tubulus proksimal dan distalis. Baru ditampilkan gambar
pendukung.

Gambar 2. Gambaran histologi korpuskulus renal, glomerulus dan kapsula Bowman


dengan pengecatan HE (Cui, 2011)

Gambar 3. Gambaran histologi tubulus proksimal dengan pengecatan HE (Cui, 2011).

Gambar 6. Gambaran histologi makula densa dengan pengecatan HE (Cui, 2011)

Gambar 7. Gambaran histologi lumen tubulus proksimal, tubulus distal dan duktus
kolektivus (Cui, 2011)

You might also like