Professional Documents
Culture Documents
C - Ejurnal SALMIAH - (07-31-13-06-54-05) PDF
C - Ejurnal SALMIAH - (07-31-13-06-54-05) PDF
Mahasiswa Program S1 Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman. Email: Salmiah2690@gmail.com
penghasil anggur terbesar di dunia), dan atas desain busana, peralatan, industri,
otomobil bermutu tinggi dan kreatif.
Italia merupakan salah satu negara maju dengan angka GDP US $2.055 triliun
pada tahun 2010, yang terdiri dari sektor jasa 72,8%, industri 25,3% dan sektor
pertanian 1,9%. Nilai untuk GNI Italia pada tahun 2010 adalah US $35,700.00,
selama 48 tahun nilai untuk indicator ini telah berfluktuasi antara US $35,760.00
pada tahun 2008 dan US $960,00 pada tahun 1962.
(http://www.indexmundi.com/facts/italy/gni-per-capita)
Negara ini menjadi eksportir terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2009, perdagangan
terdekat Italia adalah dengan negara-negara lain di Uni Eropa, yang
menyumbangkan kira-kira 59% keseluruhan perdagangannya. Mitra-mitra dagang
Uni Eropa terbesar, dalam hal proporsi pasar, adalah Jerman (12,9%), Perancis
(11,4%), dan Spanyol (7,4%). Pariwisata adalah salah satu sektor yang
menguntungkan dan tercepat tumbuh bagi ekonomi nasional: dengan 43,6 juta
wisatawan internasional yang tiba dan penerimaan total ditaksir sebesar $38,8 juta
pada tahun 2010, Italia adalah negara tersering dikunjungi ke-5 dan peraih
pariwisata tertinggi di dunia. (http://www.economist.com/node/21557390)
Meskipun banyak capaian-capaian penting ini, saat ini Italia mengalami
permasalahan dalam perkembangan perekonomiannya. Menurut badan statistik
Uni Eropa, Eurostat, utang publik Italia berada pada angka 116% dari PDB pada
tahun 2010, menempati peringkat rasio utang terbesar ke-2 setelah Yunani
(sebesar 126,8%). (http://www.economist.com/node/21538178) Utang terbesar
Italia terdapat pada utang publik Italia yang dimiliki oleh subjek-subjek nasional,
dan hal tersebut merupakan suatu perbedaan besar antara Italia dan Yunani. Selain
itu, standar kehidupan Italia memiliki kesenjangan utara dan selatan yang cukup
signifikan, rata-rata PDB perkapita di Italia bagian utara jauh melebihi rata-rata
Uni Eropa, sedangkan banyak region di Italia Selatan berada jauh di bawah ratarata. (http://www.economist.com/node/21556297)
Krisis ekonomi Italia tahun 2011 secara internal berawal dari utang publik yang
mencapai 1,9 triliun euro (USD2,6 triliun) atau 120 persen dari PDB Italia, dan
secara eksternal disebabkan karena pengaruh krisis ekonomi di Yunani dan
dampak dari krisis ekonomi global pada tahun 2008. Imbal hasil obligasi Italia
diukur tinggi menyentuh 7% atau tertinggi kedua di Eropa setelah Yunani yang
sebesar 25%. Tingginya imbal hasil obligasi ini karena besarnya resiko pasar yang
harus diserap oleh investor jika membeli surat utang negara tersebut. (jurnal Lela
Nurlaela Wati, krisis Yunani)
Perekonomian Italia di bawah pemerintahan Silvio Berlusconi sebagai Perdana
Menteri Italia mengalami kelambatan dalam perkembangannya. Kebijakan yang
464
dimana yang kita ketahui Italia sebelumnya perekonomiannya berada diurutan ke8 secara global dan negara urutan ke-4 di Eropa.
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu, tujuan dari penelitian ini
adalah menjelaskan dan menganalisis tentang upaya Italia dalam mengatasi krisis
ekonomi pada masa pemerintahan PM.Mario Monti.
Landasan Teori dan Konseptual
1. Konsep Krisis Ekonomi
Menurut Andre Gunder Frank bahwa krisis ekonomi adalah unsur essensial dan
bagian yang integral dari sistem perekonomian di bawah kapitalis. Setiap negara
yang dilanda krisis ekonomi berusaha untuk dapat mencari jalan keluar agar
segera terlepas dari krisis ekonomi, menurut Andre Gunder Frank, tindakan yang
dibutuhkan oleh suatu negara untuk keluar dari krisis adalah suatu proses
transformasi ekonomi, sosial dan politik pada skala nasional. (Deliarnov, 2006:34)
Sedangkan menurut Kaminsky dan Reinhart bahwa krisis ekonomi adalah
ditandai dengan adanya masalah dalam neraca keuangan dalam perekonomian
nasional. (Sarbini Sumawinata,2004:56)
Dalam indikator krisis ekonomi ada lima hal utama yang menjadi pokok
pemikiran, pertama petumbuhan ekonomi, kedua inflasi, ketiga ekspor dan impor,
keempat rasio utang terhadap PDB dan yang kelima pengangguran. (Maruf
Muhammad. 2008:02)
Pengangguran bukan hanya dialami oleh negara-negara berkembang namun juga
dialami oleh negara-negara maju, namun pengangguran di negara-negara maju
jauh lebih mudah terselesaikan daripada negara-negara berkembang karena hanya
berkaitan dengan pasang surutnya business cycle bukan karena faktor kelangkaan
investasi, ledakan penduduk, ataupun sosial politik dinegara tersebut.
2. Teori Makro Ekonomi
Kebijakan makro ekonomi menurut Paul A. samuelson & William D. Nordhaus
dalam buku mereka yang berjudul macroeconomics adalah bentuk kebijakan
ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah suatu negara akan tergantung pada
tujuan yang ingin dicapainya. Pada prinsipnya kebijakan yang diambil bertujuan
agar semua kegiatan perekonomian selalu dalam keadaan yang dapat memberikan
pertumbuhan kearah positif. (Paul A. samuelson & William D.
Nordhaus,1992:77)
Ada empat kebijakan makro ekonomi yang dikenal dalam upaya meningkatkan
pendapatan nasional yaitu: (Hamdy Hady, 2004:62)
a. Kebijakan fiskal
b. Kebijakan moneter
c. Kebijakan neraca pembayaran intrnasional, dan
d. Kebijakan pada sektor riil
466
Namun, dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat dua dari kebijakan makro
ekonomi ini yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter karena dalam
menyelesaikan permasalahan perekonomian yang terjadi di Italia Monti
menerapkan kedua kebijakan tersebut.
1) Kebijakan Fiskal
Keynesian meyakini bahwa kebijakan fiskal adalah tonggak para filsuf, yaitu
jawaban atas permohonan untuk menahan siklus bisnis. Jika terjadi pengangguran,
dapat secara sederhana diselesaikan dengan meningkatkan pengeluaran dan
memotong pajak; jika inflasi mengancam, lakukan sebaliknya. (Paul A. samuelson
& William D. Nordhaus, 1992:346)
Yang dimaksud dengan kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan
dengan perubahan pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak yang disebut
sebagai kebijakan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN), baik yang
bersifat expansif (expansionary) ataupun kontraktif (contractionary). (Hamdy
Hady, 2004:64)
2) Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat didefinisikan sebagai kebijakan yang berhubungan
dengan Pengendalian lembaga keuangan dan penjualan serta pembelian secara
aktif kertas- kertas berharga oleh otorita moneter sebagai usaha mempengaruhi
perubahan keadaan uang. Kebijakan moneter juga dipandang sebagai usaha
mempertahankan struktur bunga tertentu, stabilitas saham, atau untuk memenuhi
kewajiban dan komitmen tertentu lainnya. (Sritua Arief, 1996:261)
Menurut J.D. Sethi menjelaskan beberapa fungsi kebijakan moneter yaitu:
(Jhingan ML dan Dr. Guritno, 2004:77)
a. Pendirian dan perluasan lembaga keuangan
b. Kebijakan suku bunga yang cocok
c. Manajemen utang
d. Perimbangan yang tepat antara penawaran dan permintaan utang
e. Pengendalian kredit
3. Teori Regionalisme
Regionalisme menurut pendapat K.J. Holsti dan Hans J. Morgenthau merujuk
bahwa suatu kawasan didefinisikan sebagai sekumpulan negara yang memiliki
kedekatan geografis dan struktur masyarakat karena berada pada satu wilayah
tertentu. Dengan adanya kebutuhan dalam memenuhi kepentingan nasional dalam
hal sumber daya maka interdependensi menjadi sebuah kecenderungan yang tidak
dapat dipisahkan antar negara satu kawasan. (Craig A. Snyder (a), 2008:228) Dari
sinilah muncul sebuah keinginan bersama yang terdapat dalam satu region untuk
467
ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu krisis Italia dan upaya
Mario Monti dalam mengatasi krisis Italia.
Pembahasan
Setelah Perang Dunia II, Italia bertransformasi dengan cepat dari ekonomi yang
mengandalkan pertanian menjadi salah satu negara yang paling terindustrialisasi.
Negara ini dikenal baik atas sektor ekonomi bisnis yang inovatif dan
berpengaruh, atas sektor pertanian yang berkarakter industrial dan berdaya
saing (Italia adalah penghasil anggur terbesar di dunia), dan atas desain busana,
peralatan, industri, otomobil bermutu tinggi dan kreatif.
Meskipun banyak capaian-capaian penting ini, saat ini Italia mengalami
permasalahan dalam perkembangan perekonomiannya. Dalam sejarah ekonomi
Italia, rasio utang tertinggi terhadap PDB itu mencapai 121,80% pada bulan
Desember 1994 dan rekor terendah 90,50% pada bulan Desember 1988.
(www.imf.org) Selain utang negara yang sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi
Italia juga sangat rendah dimana pada tahun 2011 hanya sekitar 0,8%.
(http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasib-euro)
Perekonomian
Italia
meningkat menjadi 0,5% pada kuartal pertama 2013 dibandingkan kuartal
sebelumnya. Secara historis, dari tahun 1960-2013 rata-rata laju pertumbuhan
perekonomian Italia yaitu 0,64% dan rekor tertinggi terlihat pada bulan Maret
1970 yang mencapai 6% sedangkan rekor terendah yaitu -5,20% pada bulan Maret
2009. (www.tradingeconomics.com/italy/economic-growth)
Pada Februari 2012 ekspor Italia adalah senilai 31,8 miliar euro. Ekspor utama
Italia adalah mesin presisi, kendaraan bermotor (utilitaries, kendaraan mewah,
sepeda motor, skuter), bahan kimia dan barang listrik, namun ekspor negara itu
yang lebih terkenal adalah di bidang makanan dan pakaian. Pada tahun 2011
persentase ekspor Italia dengan negara-negara mitra dagangnya adalah Jerman
13%, Prancis 11,6%, Spanyol 5,9%, Inggris 5,2%, Amerika 6%, Switzerland
4,7% . Mitra impor utama Italia adalah Jerman 16,1%, Prancis 8,8%, China 7,8%,
Belanda 5,4%, Spanyol 4,6%. Pada Februari 2012 impor Italia adalah senilai 32,9
juta euro. Impor utama Italia adalah produk-produk energi, elektronik, tembakau.
Sama seperti negara-negara Eropa lainnya yang terkena krisis, perekonomian
Italia
juga
terpuruk
karena
masalah
defisit
anggaran.
(www.tradingeconomics.com)
Efek dari krisis ekonomi Italia terhadap ekonomi UE dan perrekonomian dunia
memang sudah terasa sejak tahun 2010, bahkan laju pemulihan ekonomi dunia
akibat dari krisis ekonomi global 2008-09 yang mulai terasa sejak akhir tahun
2009 atau pada awal tahun 2010 terasa lebih lambat dari yang seharusnya.
469
triliun dan merupakan utang terbesar di Eropa. Untuk menutupi utang tersebut
Berlusconi melakukan pinjaman dan tentu langkah ini berdampak buruk karena
dengan bertambahnya utang negara yang akan mempengaruhi segala aspek dalam
negeri.
Upaya pemeliharaan kestabilan ekonomi berada dalam lingkup tugas kebijakan
ekonomi makro, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kedua kebijakan
tersebut menjadi tugas pemerintah Italia yaitu PM. Mario Monti dalam mengatasi
krisis ekonomi yang terjadi di negaranya yang berawal pada tahun 2011, dimana
pada tahun tersebut Italia masih dibawah kepemimpinan Silvio Berlusconi.
Langkah kebijakan yang diambil selama krisis ekonomi terfokus pada
mengembalikan kestabilan makroekonomi dan membangun kembali infrastruktur
ekonomi, khususnya disektor perbankan dan dunia usaha. Melihat kompleksnya
masalah ekonomi yang dihadapi oleh Italia, strategi umum yang diterapkan Italia
dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi bertumpu pada kebijakan makro
ekonomi.
Kebijakan pertama yang Silvio Berlusconi lakukan untuk meminimalisir krisis
ekonomi di Italia yaitu dengan menerapkan untuk menyediakan sumber daya
ekonomi bagi rakyat miskin yang melalui Menteri Keuangan Giulio Tremonti
Italia.
Namun, kebijakan tersebut tidak berjalan semestinya karena adanya kenaikan
pajak produsen minyak yang harusnya dilaksanakan ketika harga minyak dunia
mencapai $ 160 per barel, terpaksa ditunda ketika harga per barel turun menjadi
$30 per barel. (http://www.jaringnews.com/ekonomi)
Kebijakan lainnya selama Berlusconi berkuasa adanya keinginan Berlusconi
untuk mereformasi pajak real estate yang merupakan sumber utama pendapatan
pemerintah daerah. Namun kebijakan ini tidak dapat berjalan dengan efisien
karena masih adanya tunggakan dari pemilik real estate di Italia. Meskipun angka
perdagangan dengan negara lain mengalami peningkatan sebesar 12,7 % namun
perekonomian domestik Italia mengalami kerapuhan, sehingga pemerintahan
Berlusconi mencoba beberapa kebijakan reformasi ekonomi. (www.the Italian
Economy Under Berlusconi)
Hal yang terpenting dari kebijakan reformasi yang diterapkan Berlusconi tersebut
adalah kebijakan reformasi yang berkenaan dengan usia pensiun ketenaga kerjaan.
Pemerintah Italia dibawah kepemimpinan Perdana Menteri Silvio Berlusconi telah
melakukan dan menerapkan kebijakan reformasi dalam hal ekonomi dengan cara
merevisi untuk memperpanjang usia pensiun pegawai menjadi 67 tahun di Italia.
Namun kebijakan P.M. Silvio Berlusconi tersebut merupakan kebijakan yang
tidak populer dikalangan parlement Italia, sehingga menyebabkan konflik dalam
471
koalisi politik pemerintahan Italia, dimana hal itu ditentang Umberto Bossi ketua
Partai Liga Utara yang menilai, kebijakan usia pensiun pegawai di angka 60-65
sudah tepat dan bertentangan dengan kebijakan penghematan yang sebelumnya
dikeluarkan
oleh
pemerintahan
Silvio
Berlusconi.
(http://www.jaringnews.com/ekonomi)
Berlusconi menerapkan kebijakan penghematan dengan melakukan pemotongan
anggaran, yaitu paket pemotongan sebesar 45 miliar euro direncanakan sebagai
penyeimbang anggaran untuk tahun 2013 ditujukan dengan memangkas belanja
publik dan pengurangan pekerjaan. Kebijakan ini mengakibatkan Jutaan anggota
pekerja di Italia melakukan pemogokan sebagai protes terhadap kebijakan
pemotongan anggaran Berlusconi tersebut. Karena menurut para pekerja
kebijakan tersebut justru akan memudahkan proses pemecatan pekerja. (www.the
Italian Economy Under Berlusconi)
Karena kurangnya pengawasan dan gagalnya beberapa upaya Berlusconi dalam
mengatasi masalah utang publik Italia akhirnya mengakibatkan Italia megalami
krisis ekonomi yang cukup serius setelah Yunani di Eropa. Selain itu, Berlusconi
juga cenderung monopoli di beberapa industri ekonomi sehingga mengakibatkan
Berlusconi tidak mendapatkan kepercayaan penuh dari parlemen Italia sehingga
pada akhirnya Berlusconi mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan
digantikan oleh Mario Monti yang dipercayakan untuk mengatasi krisis ekonomi
yang terjadi di Italia.
Pada saat Mario Monti menjadi perdana menteri Italia pada tanggal 16 November
2011, Monti langsung dihadapkan dengan tugas yang cukup berat karena dengan
adanya krisis ekonomi yang terjadi di Italia. Monti mengkonsolidasikan keuangan
publik berkelanjutan Italia dan Monti juga ditugaskan untuk mengembalikan
potensi pertumbuhan ekonomi. Upaya-upaya Monti dalam mengatasi krisis Italia
lebih didominasi oleh kebijakan fiskal, namun Monti tetap mengambil beberapa
kebijakan moneter yang bertujuan untuk membantu menyelamatkan lembagalembaga keuangan dalam negeri Italia dan menjaga laju inflasi yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah. (www.Jurnal Krisis Eropa)
Parlemen Italia mengadopsi serangkaian langkah-langkah penghematan darurat
yang diantaranya adalah kenaikan pajak yaitu, pajak BBM, pajak atas barangbarang mewah, pajak property (IMU), PPN+2%, serta pajak pendapatan
perusahaan. Tujuan dari kenaikan pajak ini yaitu selain untuk meningkatkan
kembali kativitas ekonomi Italia kebijakan kenaikan pajak ini juga bertujuan
untuk memperbaiki infrastruktur. (www.Italys economy in the euro zone crisis
and Montis reform agenda)
Selain kenaikan pajak dalam waktu yang bersamaan Mario Monti juga
menerapkan kebijakan-kebijakan seperti berikut, pengaturan sewa kadaster,
472
reformasi pensiun dan reformasi ini paling ditentang oleh parlemen karena
dianggap sangat merugikan tenaga kerja di Italia, Monti menerapkan
meningkatkan usia pensiun, menghentikan biaya penyesuaian hidup untuk
sebagian besar tenaga kerja pensiun, serta membayar biaya pensiun berdasarkan
kontribusi pekerja bukan berdasarkan besar gaji saat pensiun. Selanjutnya, insentif
pajak penghasilan untuk investasi, Monti memberlakukan pajak penghasilan yang
sangat tinggi yaitu melebihi pajak penghasilan yang diberlakukan di Inggris,
Spanyol dan Jerman. Setelah itu Monti juga menerapkan jaminan publik untuk
pinjaman UKM dan mengurangi jumlah pegawai negeri. (www.Italys economy
in the euro zone crisis and Montis reform agenda)
Pada awal 2012 perekonomian Italia masih menunjukkan pergerakan yang
negatif, di Januari 2012 Monti menerapkan serangkain kebijakan yang disebut
dengan Grow Italy, reformasi-reformasi yang diterapkan dalam Grow Italy ini
antara lain, penyederhanaan dalam urusan bisnis, penghapusan tarif profesional
yaitu untuk pengacara, notaris dan apotik, beberapa liberalisasi (gas, listrik,
SPBU, asuransi, perbankan, kereta api, jalan raya, bandara dan taksi), transportasi
umum lokal gratis, obligasi proyek, dan jaminan.
Rintangan utama yang dihadapi oleh PM Mario Monti adalah masalah ketenaga
kerjaan, karena Italia masih memiliki tingkat pengagguran yang cukup tinggi
meskipun ada perubahan penurunan, namun perubahan tersebut belum cukup
signifikan. Monti dituntut untuk melakukan reformasi ketenaga kerjaan, Mario
Monti juga menegaskan akan menerapkan reformasi tenaga kerja dengan
kebijakan dualisme ketenaga kerjaan. Kebijakan ini awalnya mendapat protes
keras dari para serikat pekerja dan para pengusaha yang ada di Italia. Monti
menegaskan akan tetap menetapkan reformasi tenaga kerja meskipun dikritik oleh
serikat pekerja dan pengusaha. Kebijakan reformasi ini bertujuan untuk
merombak sistem perlindungan terhadap pegawai. Dimana akan diberikan
perlindungan yang kuat untuk orang dalam atau pekerja permanen dan
keamanan rendah bagi pekerja sementara atau jam kerja pendek terutama pada
pekerja yang lebih muda dan perempuan, dan reformasi disektor tenaga kerja ini
akhirnya disetujui pada bulan Juni 2012. (www.Italys economy in the euro zone
crisis and Montis reform agenda)
Upaya Monti lainnya yaitu dengan, Penambahan PPN 1% untuk item sebesar 10%
dan 21% tarif pajak penghasilan, -1%, selama 2 kurung terendah lebih sedikit
pemotongan pajak penghasilan, tapi benar-benar dibatalkan oleh parlemen. Yang
terakhir Mario Monti menerapkan pemotongan belanja negara yang diterapkan
pada Juli 2012, yang meliputi seluruh bidang pemerintahan dan bagian umum
yang bertujuan untuk memberikan pelayanan publik pada kualitas yang sama atau
bagus dan harga yang lebih rendah. (www.Italys economy in the euro zone crisis
and Montis reform agenda)
473
475
PolitikEkonomiKerakyatan.
Jakarta:
Internet:
Italy GNI per capita dalam, http://www.indexmundi.com/facts/italy/gni-per-capita
Data statistic dalam,
http://siteresources.worldbank.org/DATASTATISTICS/Resources/GDP_P
PP.pdf
Jurnal
Krisis
Eropa
dalam,
http//revisi-krisis-eropa---30des2011final__20111005055822__3444__0/
476