You are on page 1of 41
BABI PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Kegiatan pembangunan di negara yang sedang berkembang_dilakukan dengan sangat cepat, dimana kegiatan pembangunan tersebut dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat sehingga tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita bangsa yang tereantum dalam undang undang dasar 1945 dan pancasila, Dalam kegiatan pembangunan tentumya_ sangat dibutuhkan peran dari teknologi dan imu pengetahuan, Dewasa ini perkembangan yang pesat dari teknologi dan ilmu pengetahuan, telah banyak memberikan sumbangan bagi kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan di negara kita. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan peran serta seluruh warga negara. Diantaranya adalah peran perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan sarana-sarana fisik seperti pembangunan perumahaan, perakitan mesin produksi, gedung, jembatan, pasar, dan lain-lain. Dengan demikian maka perusahaan tersebut diatas berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan sarana-sarana fisik, dan juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, Pada dasarnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu dihadapkan pada masalah-masalah pokok yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap perusahaan harus mampu menjaga dan memelihara kelangsungan kagiatan usahanya dalam menjaga keberadaannya, Perusahaan harus selalu. merencanakan dan mengendalikan kegiatannya, Hal ini jelas menjadi tanggung jawab utama dari manajemen, yang inti tanggung jawabnya adalah mengelola seefisien mungkin segala sumber yang tersedia dalam perusahaan, Suatu perencanaan diperlukan dan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proyek sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien, tanpa perencanaan yang tepat maka bukanlah tidak mungkin suatu hari nanti akan mengalami kegagalan yang merugikan perusahaan, Oleh karena itu perencanaan yang sangat tepat sangat diperlukan pada saat dimana tingkat kepastian begitu tinggi schingga penjadwalan pelaksanaan suatu proyek sangat penting sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efisien, Oleh Karena itu perlu diadakan manajeman proyek, sehingga manajeman proyek dewasa ini semakin diperhatikan. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal jantaranya adalah metode perencanaan jaringan kerja atau Network Planning. Network Planning merupakan salah satu tebnik yang dapat digunakan untuk membantu ‘manajer dalam merencanakan dan mengendalikan proyek. Network planning memperlihatkan hubungan antara kegiatan yang satu dengan yang Jainnya, Untuk peneapaian tujuan yaitu mengusahakan waktu yang optimal dalam penyelesaian suatu proyek dan mengefisiensikan penggunaan biaya biaya yang dikeluarkan, Terdapat dua metoda dasar yang biasa digunakan dalam, network planning yaitu metoda lintasan kritis/critical path method (CPM) dan tehnik menilai dan meninjau ulang Kembali program/Program Evaluation Review and Technique (PERT) Mengingat pentingnya network planning, maka penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai ; “Evaluasi Tentang Waktu dan Biaya pada Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Menengah Pertama Carollus Jakarta Timu 1.2. Identifikasi Masalah. Karena dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek dibatasi oleh sumber- sumber yang terbatas, sehingga timbul persoalan bagaimana merencanakan dan mengendalikan proyek tersebut agar dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan memperhatikan sumber-sumber yang terbatas tersebut, Membuat perencanaan dan melakukan pengendalian kegiatan dalam setiap pelaksanaan proyek adalah merupakan hal yang mutlak bagi perusahaan jasa perakitan. Perencanaan yang tepat akan membantu perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian di masa yang akan datang dan keterbatasan sumber-sumber dan faktor penunjang seperti tenaga kerja, bahan baku, waktu, biaya Usaha pengaturan sumber daya harus diperhatikan mulai dari tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan suatu proyek. Suatu perencanaan pengaturan sumber daya yang baik sangat membantu dalam melakukan pengendalian, untuk mengatasi_masalah itu maka pada kesempatan ini penulis akan mancoba menggunakan metode network planning dengan menggunakan metode lintasan kritis sebagi suatu sistem penjadwalan proyek. Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah 1. Bagaimana penggunaan waktu dan biaya pada proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur ? 2. Masalah-masalah apa yang dihadapi berkaitan dengan waktu dan biaya pada proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur? 3. Metode apa yang terbaik dalam penggunaan waktu dan biaya pada proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur? 13° Maksud dan Tujuan Peniliti Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang diperlukan sebagai bahan dalam rangka penulisan skripsi untu memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti ujian kesarjanaan jurusan manajemen pada fakultas universitas Widyatama. Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk 1, Untuk mengetahui penggunaan biaya dan waktu proyek pada proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur. 2. Untuk mengetahui masalah-masalah apa yang akan dihadapi dalam penggunaan biaya dan waktu pada proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur. 3. Untuk mengetahui perencanaan waktu dan biaya optimum dalam proyek pembangunan gedung sekolah menengah pertama Carollus Jakarta Timur. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan adalah 1. Bagi perusahaan bersangkutan, untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menyusun suafu perencanaan proyek dengan ‘menggunakan Network Planning 2. Almamater, penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pereneanaan waktu dan biaya bagi rekan-rekan mahasiswa Universitas Widyatama 3. Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan networking planning dalam usaha pencapaian efisiensi waktu dan biaya. 1.5. Kerangka pemikiran Dalam. penyelenggaraan suatu proyek, hal utama yang harus dilakukan adalah membuat suatu pereneanaan sebelum dilaksanakan, Perencanaan dan pengendalian proyek merupakan—pengaturankegiatan-kegiatan melalui pengkoordinasian waktu dalam menyelesaikan keseluruhan Kerja, pengalokasian sumber-sumber dan fasilitas pada masing-masing kegiatan agar keseluruhan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang ditentukan, Manajeman_proyek berusaha menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan proyek serta merencanakan dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai efisiensi pelaksanaan_proyek ‘melalui pereneanaan kerja, penjadwalan kerja serta pengendalian, Kegiatan produksi memerlukan berbagai alat bantu. Network planning merupakan salah satu alat bantu bagi manejer proyck dalam usaha pengendalian serta pencapaian waktu dan biaya proyek efisien. Seperti yang dikatakan Lee J Krajewski dan Larry P Ritzman (1996 , 778) dalam bukunya Operation Management (Strategy and Analysis). Seperti dibawah ini: “Network models can help manager maintain control, giving them the capability to evaluate the time and cost implication of resources trade offs. Artinya adalah model jaringan kerja dapat membantu para manajer untuk mengendalikan setiap kegiatan, schingga efisiensi waktu dan biaya dapat dicapai sehubungan dengan sumber daya yang terbatas. Didalam network planning dikenal dua metode yang digunakan yaitu PERT dan CPM, Perbedaan antara metode PERT dan CPM adalah metode PERT lebih an waktu, sedangkan CPM selai waktu juga memperhatikan biaya, Metoda CPM juga biasa digunakan untuk proyek menekankan dan memperhi memperhatikan konstruksi Metoda lintasan kritis/CPM didefenisikan oleh Roger G Schroeder (1993 . 556) dalam bukunya Operation Management (Decission Making in The Operation Funetion) yang menyatakan bahwa “Critical Path Method is network based method which uses a liner time-cost by crashing the activity for given cost. Thus is normal project completion time is not satisfactory, certain activities can be crashed to complete the project in the least time.” Artinya Critical Path Method atau metoda jaringan kerja adalah metoda jaringan kerja yang mendasar yang menggunakan keseimbangan waktu dan biaya linier, Setiap aktivitas dapat diselesaikan Kurang dari waktu normal dengan cara ian waktu normal tidak memintas kegiatan tertentu, Dengan demikian jika penyele memuaskan beberapa aktivitas tertentu dapat dipintas untuk menyelesaikan proyek dengan waktu yang lebih sedikit, Berdasarkan uraian diatas penulis mengemukakan bahwa perencanaan waktu dan biaya yang efektif berpengaruh dalam menunjang efektivitas pembangunan gedung. 1.6, Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi_ ini adalah, metode deskriptis analitis, dimana penulis mencoba untuk mengumpulkan, menjelaskan kemudian menganalisis data yang diperoleh dilokasi penelitian dan setelah itu ditarik suatu kesimpulan, Selain itu juga penelitian menggunakan metode histories dan komparatif. Metode histories yaitu metode penelitian yang ‘menggunakan data-data perusahaan baik yang sekarang maupan masa lalu, Metode komparatif yaitu metode yang membandingkan antara teori dan kenyat Lokasi dan waktu penelitian Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian yang berlokasi dijalan Raya Dewi Sartika Kav. 82 Cawang, Jakarta 2a. 241 BAB IL TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional Pengertian Manajemen Menurut Koontz dan Welhrich (2000 : 76) mengemukakan bahwa : Management is the process of designing and maintaining an environment in which individual, working together in group, efficiently accomplish selected aims Pengertian lainnya menurut Stoner dan Freeman (1994 : 10) mengemukakan sebagai berikut : Manajemen adalah proses perencanaan, pengendalian, pemimpinan dan pengorganisasian upaya anggota organisasidan proses penggunaan semua sumber daya organisasi lain-lainnya untuk tereapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dimana seluruh kegiatannya saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, 242 Defenisi Manajemen Operasional Menurut Schroeder (1999 : 4) mengemukakan sebagai berikut : Operational Management is the study of decission making in the operational function. Menurut Adam dan Elbert (1999 : 34) mengemukakan bahwa : Operation Managemant is the management of the convertion process, which convert lands, labour, capital and management inputs into desired output of good and service. Krajewski dan Ritzman (1990 : 4) mengemukakan bahwa : Operation management refers to the direction and control of the process that transform inputs into finished good and service. Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan-manajemen operasi adalah suatu proses dari manajemen untuk dapat mengendalikan input (umber daya yang tersedia berupa tanah, tenaga kerja, modal dan-masukan- masukan manajemen) menjadi output yang berupa barang dan jasa. 2.2 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek 2.2.1 Definisi Proyek Pengertian proyek menurut Ali (1992 : 7) mengemukakan bahwa Proyek adalah lintasan-lintasan kegiatan yang dimulai pada suatu saat awal dan selesai pada saat akhir, yaitu pada saat tujuan proyek tereapai. Taha (1999 : 358) mengemukakan sebagai berikut : A project defines a combination of interrelated activities that must be axacuted in a certain order before the entire task can be completed. The activities an interrelated in alogical sequence in the sense of someone activities cannot start until others are completed. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proyek adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang terbatas yang bertujuan untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. 2.2.2 Definisi Manajemen Proyek Menurut Reksohadiprojo (1995 : 4) mengemukakan bahwa Manajemem proyek dapatlah dikatakan sebagai usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan, Menurut H. Kerzner yang dukutip oleh Soeharto (1990 : 18) mengatakan bahwa Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, smimpi dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk n neapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukankan, Dari pengert pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ‘manajemen proyek adalah usaha merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengkoordinasikan serta mengawasi kagiatan dalam proyek sedemikian rupa sesuai dengan jadwal, waktu dan anggaran yang telah ditetapkan, 2.2.3 Ruang Lingkup Manajemen Proyek Adapun ruang lingkup dari manajemen proyek yaitu 2.2.3.1 Perencanaan (Planning) Menurut Schroeder (2000 : 238), perencanaan mengarahkan keputusan, yang, dibutuhkan dalam memulai suatu proyek. Perencanaan yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran, Dalam penyelenggaraan perencanaan proyek, tahap dan kegunaan perencanaan dapat dibedakan menjadi perencanaan dasar dan perencanaan pengendalian. Perencanaan dasar dimaksudkan untuk meletakkan dasar-dasar berpijak dari suatu penyelenggaraan proyek. Sedangkan perencanaan pengendalian merupakan kegiatan menganalisis dan membandingkan hasil pelaksanaan diperlukan, sering kali harus diikuti dengan pembuatan “pereneanaan ulang” yang bertujuan agar pekerjaan selalu terbimbing menuju sasaran. Jadi proyek yang lengkap akan meliputi : 1. Menentukan sasaran proyek 2. Menentukan strategi pelaksanaan 3. Menentukan organisasi proyek dan pengisian tenaga yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu untuk mementukan siapa saja yang akan melaksanakan pekerjaan 4. Menjabarkan lingkup proyek struktur rincian unit pekerjaan (SRK) untuk menentukan pekerjaan apa saja yang dikerjakan 5. Menyusim rangkaian jadwal pelaksanaan masing-masing pekerjaan dan kaifannya satu dengan yang lain untuk menjawab kapan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan 6. Membuat perencanaan keperluan dan pengeluaran dana Perencanaan yang tepat disusun secara sistematis akan dapat berfungsi sebagai berikut Sarana komunikasi bagi semua pihak peyelengara proyek. a b. Dasar pengaturan alokasi sumber daya Alat untuk mendorong pereneana dan pelaksana melihat ke depan dan ‘menyadari pentingnya unsur waktu. 2.2.3.2 Pengendalian (Controlling) Pengendalian merupakan hal yang sangat penting dalam proyek, karena dengan melakukan pengendalian dapat mengukur keberhasilan suatu proyek apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat atau tidak. Pengendalian didefenisikan oleh Mockler yang dikutip oleh Soeharto (1999 : 127) menyatakan bahwa .-Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang suatu sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dan standar, —menganalisis Kemungkinan adanya penyimpangan antar pelaksanaan dan standar, Kemudian menagambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar semua sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran, Fungsi pengendalian yang ditekankan oleh Stoner (2000 : 86) menyatakan bahwa .». Meskipun sasaran telah ditetapkan dengan jelas, disertai organisasi dan kepemimpinan yang kuat dan motivasi yang tepat, namun_kecil Kemungkinannya untuk berhasil mencapai sasaran jika tidak disertai pengawasan dan pengendalian yang cukup. 2.2.4 Network Planning dan Manajemen Proyek Network planning adalah tehnik atau model yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian proyek yang produknya adalah informasi tentang 10 kegiatan yang ada dalam network diagram, sumber daya yang digunakan serta jadwal pelaksanaannya. Artinya, network planning selain berfungsi sebagai metode perencanaan Konprehensif, juga merupakan salah satu alat manajemen dalam mengoptimasi hubungan dan saling ketergantungan antar kegiatan dan antar peristiwa dalam efisiensi_penggunaan waktu dan sumber daya, Berdasarkan network plan 1 ‘menurut keperluannya menajemen dapat melakukan pemantauan dan pengawasan dan evaluasi pada fase-fase tertentu penyelenggaraan proyek. Hal itu dapat meliputi segi efisiensi penggunaan waktu dan sumber daya, Agar dapat merealisasikan pengertian dari pada manajemen proyek maka perlu memperhatikan dan menyertakan fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, fungsi pengendalian dan fungsi research and development Jadi, betapa pentingnya peranan network planning dalam perencanaan proyek, sehingga memungkinkan dilakukan pemantauan, pengawasa, dan evaluasi pelaksanaan proyek. Hal itu menurut kepentingan dapat dilakukan pada fase-fase tertentu, antara tahap awal sampai tahap akhir, Sehingga setiap fase pelaksanaan dapat diuji kelayakannya berdasarka network planning. Ini berarti bahwa kemungkinan waktu dan penggunaan sumber daya dapat dideteksi seeara dini, Pada gilirannya, network planning tampil dengan peranannya sebagai alat manajemen proyek untuk mengambil keputusan yang tepat guna langkah berikutnya, antara lain berupa lintasan kegiatan, penggantian arus sumber daya atau sumber dana. 23 Ruang Lingkup Network Planning 2.3.1 Defenisi Network Planning Menurut Levin dan Patrick (1978 : 20) mengatakan bahwa : Istilah jaringan met njukan bahwa jika beberapa event dan aktivitas digabungkan dan kemudian hasilnya digambarkan dalam sebuah diagram ‘but akan n ter ka diagr Menurut Ali (1999 : 19) mengatakan bahwa luk seperti jaringan Network Planning adalah salah satu modal yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai u kegintan-kegiatan yang ada dalam network diagram proyek yang bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kagiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal pelaksanaannya. Soeharto (1999 : 115) mengemukakan bahwa : Jaringan kerja yaitu metode yang menjelaskan hubungan an a kegiatan dan waktu yang secara grafls. mencerminkan urutan rencana pelaksanaan kagiatan atau pekerjaan proyek. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian network palnning adalah sesuatu perencanaan dan pengendatian proyek yang menggambarkan hubungan ketergantungan antara_tiap pekerjaan yang, divisualisasikan dalam diagram network, 2.3.2 Manfaat Network Planning Menurut Heizer dan Render (2000 : 692). Network planning dikatakan penting Karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang berhubungan dengan suatu proyek, antara lain © Berapa lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek. * Bagaimana perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis. © Bagaimana susunanurutan kegiatan proyek yang dimilikisejumlah besar komponendengan hubungan ketergantungan yang komplek. © Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek, yaitu kegiatan yang dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek secara keseluruhan. © Bila terjadi Kelambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana pengaruh terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek. * Berapa besar probabilitas bahwa suatu proyek akan dapat diselesaikan pada waktu yang sudah ditentukan. + Pada tanggal tertentu, apakah suatu proyek sesuai denga jadwal, lebih lambat dari jadwal, atau lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. © Pada tanggal tertentu, apakah biaya yang dikeluarkan sama besarya dengan, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang sudah dianggarkan. 12 © Apakah tersedia sumber daya yang cukup untuk dapat menyelesaikan proyek tepat pada waktunya. # Apakah fluktuasi penggunaan sumber daya sudah minimal. © Jika suatu proyek ingin diselasikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, apakah cara terbaik untuk menguapyakan hal ini pada biaya yang. paling minimal. 23.3. Kelebihan dan Kekurangan Network Planning Kelebihan network planning antara Lain 1. Dapat mengenali jalur kritis (Critical path), dalam hal ini adalah jalur elemen-elemen kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek sebagai keseluruhan, 2. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek. 3. Mempunyai kemampuan memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai dari suatu kegiatan, Kekurangan network palnning antara lain : 1. Tidak menunjukan skala waktu seperti halnya gantt chart 2. Kemajuan tidak dapat ditunjukan 3. Posisi perjalanan atau proses tidak dapat dilihat dalam diagram, 2.3.4 Pengertian Kegiatan, Peristiwa dan Lintasan Kritis Pada hakikatnya kegiatan adalah proses interaksi input yaitu sumber daya denga keterampilan, untuk menghasilkan output, berupa produk tertentu, Jadi dapatlah dikatakan bahwa kagiatan merupakan suatu system, Hubungan antara proyek dengan kegiatan adalah kegiatan merupakan komponen-komponen system, yang tersusun membentuk sebuah proyek, dan merupakan turunan dari sebuah proyek, sedangkan proyek adalah hasil intergrasi dari beberapa kegiatan. Menurut Soeharto (1999 : 215) mengatakan bahwa B kegiatan-kegiatan yang merupakan komponen proyek dan hu ngan ketergantungan antara satu dengan yang lain disajikan dengan menggunakan tanda-tanda, Analisis jaringan kerja memecah lingkup proyek menjadi kegiatan-kegiatan yang merupakan komponennya. Kegiatan memiliki sifat sebagai berikut : © Memerlukan waktu dan sumber daya. © Waktu mulai dan berakhir dapat diukur dan diberi tanda, ‘© Dapat berdiri sendiri atau dikelompokkan menjadi paket atau SRK (Struktur Rineian Waktu Kerja) Yang harus menjadi perhatian dari pengelolaan proyek adalah lintasan kritis hal ini disebabkan pengalamanbahwa kegiatan-kagiatan kritis dari suatu proyek umumaya kurang ari 20% total pekerjaan, schingga jika memberikan perhatian lebih Kkepadanya dianggap tidak mengangggu kegiatan yang lain bial telah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pengertian dari lintasan kritis menurut Schoreder (2003: 527) adalah Lintasan kritis didefenisikan sebagai lintasan dengan waktu paling Panjang memelalui jaringan. Selain itu defenisi lainnya bahwa lintasan harus mempunyai slack sama dengan nol. Jalur kritis dari berbagai Jintasan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kepada kegiatan akhir proyek. Maka jalur kritis penting bagi pelaksanaan proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang apa_ bila pelaksanaannya terlambat kn menyebabkan keterlambatan proyek s cara keseluruhan, Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja. 2.3.5 Beberapa Ketentuan dalam Network Planning Menurut Subagyo, dkk (1999: 122) mengemukakan ketentuan dalam network planning sebagai berikut : a. Sebelum suatu kegiatan di mulai, semua kagiatan yang mendahuluinya harus sudah selesai dilakukan. 14 23.6 Gambar anak panah hanya sekedar menunjukan urutan didalam mengerjakan pekerjaan saja dan panjang anak panah dan arahnya tidak menunjukan letak pekejaan . Nodes (lingkaran yang menunjukan kejadian diberi nomor sedemikian rupa, sehingga tidak terbatas nodes yang mempunyai nomor yang sama), Dua buah kejadian (Event) nama bisa dihubungkan oleh satu kegiatan anak panah). Network hanya dimulai dari satu kejadian awal (initial event) yang sebelumnya tidak ada pekerjaan yang mendahuluinya, disamping itu network di akhiri oleh suatu kejadian akhir (terminal event). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Network Planning Yang menjadi faktor yang mempengaruhi Network Planning menurut Siswojo (2000: 16) yaitu: 2.3.7 Rencana Reneana yang digunakan perusahaan dalam melaksanakan _proyek, penentuan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan serta _logika ketergantungan satu sama lain. Waktu Lamanya waktu yang digunakan dalam proyek biasanya diukur dalam satuan waktu standar: hari, jam, menit, waktu tersebut mewakili masing- masing kegiatan dan proyek secara keseluruhan, Sumber daya Tenaga kerja, peralatan serta material yang dibutuhkan. Biaya Keseluruhan biaya yang diperlukan untuk menyelesikan proyek Simbol-Si ol dal: Network Planning Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi_ lintasan-lintasan kegiatan-kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek. Dengan network diagram dapat dilihat kaitan suatu kegiatan dengan 15 kegiatan yang lain-lainnya, juga dapat diketahui kegiatan atau linta kritis an mana yang, Jumlah symbol yang digunakan dalam sebuah network diagram menurut Ali (tahun 2000: 11-15) m Ketiga macam simbol tersebut adalah: mal dua macam dan maksimal tiga macam. A. Anak Panah Anak panah melambangkan kegiatan, Anak panah melambangkan hanya satu_yang pada umumnya nama kegiatan dicantumkan diatas anak panah dan lama kegiatan ditulis dibawah kegiatan dieantumikan diatas anak panah dan lama kegiatan ditulis dibawah anak panah. Anak panah selalu digambarkan dengan ekor anak panah disebelah kiri dan kepala anak disebelah kanan, Ekor anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan dimulai dan kepala anak panah ditafsirkan sebagai Kegiatan selesai. Lama kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah kegiatan, yaitu jarak kegiatan tergantung kebutuhan. Untuk kebutuhan penyelenggaraan proyek biasanya hari digunakan sebagia satuan waktu, Panjang anak panah tidak melambangkan lama kegiatan yang bersangkutan, Jadi, mungkin saja sebuah anak panah yang melambangkan kegiatan yang waktu kegiatannya pendek digambarkan lebih panjang dari anak pana yang, ‘melambangkan sebuah kegiatan yang waktu kegiatannya lebih lama. Ada enam altematif cara menggambarkan anak panah yaitu Gambar 2.1 Alternatif menggambarkan anak panah 1. Miring keatas 2. Garis patah keatas 16 3. Horizontal 4. Miring kebawah 5. Garis patah kebawah 6. Garis lengkung, B. Lingkaran Lingkaran yang melambangkan peristiwa selalu digambar berupa lingkaran yang terbagi afas tiga ruangan yaitu: ruangan sebelah kiri merupakan nilai peristiwa ruangan sebelah kanan yang menyatakan nomor hari yang merupakan saat paling awal peristiwa yang bersangkutan mungkin terjadi, ruangan sebelah kanan bawah ‘merupakan saat yang paling lambat dari peristiwa yang akan terjadi SPAn SPLn Gambar 2.2 Lingkaran kegiatan N =nomor peristiwa SPAN = saat paling awal peristiwa n mungkin terjadi SPLN = saat paling lambat peristiwa n boleh terjadi . Anak panah terputus-putus Anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antar peristiwa. Cara menggambarkan anak panah terputus-putus sama dengan cara menggambarkan anak panah biasa, Hubungan antar peristiwa tidak perlu diperhitungkan dan karenanya tidak memiliki nama dalam perhitungan waktu, sumber daya dan ruangan, lamanya dihitung sama dengan nol, tetapi harus ada (bila diperlukan) untuk menyatakan logika ketergantungan kegiatan yang patut diperhatikan 7 6 alteratif penggambaran anak panah terputus-putus: 2.3.8 Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan ‘menurut Dibwoth (1999: 386) menyatakan Adapun hubungan antar kegi sebagai berikut: a. Aktivitas B dikerjakan setelah aktivitas A selesai, dan aktivitas C dikerjakan setelah aktivitas B selesai. Gambar 2.4 °°...) b. Aktivitas B dan C dapat dimulai setelah aktivitas A selesai Gambar 2.5 c. Aktivitas C dapat dimulai setelah A dan B selesai 18 Gambar 2.6 A d. Aktivitas C dan D dapat dimulai setelah aktivitas A dan B selesai. Gambar 2.7 A e. Aktivitas C dapat dimulai setelsh aktivitas A selesai dan aktivitas D dapat dimulai setelah kegiatan B, tetapi aktivitas A dan aktivitas © merupakan aktivitas yang bebas dari aktivitas B dan D, Gambar 2.8 Coo CO 19 f. Aktivitas C dapat dimu setelah aktivitas A dan B selesai dan aktivitas D dapat dimulai setelah aktivitas B selesai tetapi antara aktivitas A dan D saling bebas. Gambar 2.9 A c Bt! C0 g. Aktivitas B dan C dapat dimulai setelah aktivitas A dimulai, Aktivitas D dapat dimulai setelah B dan C selesai, Gambar 2.10 2.3.9 Langkah-Langkah Dalam Pembentukan Networ Sistematika lengkap dari penyusunan jaringan kerja menurut Heizer dan Planning Render (2000 : 632), langkah-langkah pembuatan Network Planning adalah sebagai berikut, 1. Menginvestasi kegiatan-kegiatan Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasikan lingkup proyek, menguraikan atau memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. 2. Menyusun hubungan antar kegiatan Pada langkah ini, disusun kembali komponen-komponen pada butir pertama sesuai dengan logika ketergantungan. 20 3. Menyustm network diagram yang menghubungkan semua kegiatan pada langkah ini, hubungan antara kegiatan yang telah disusun pada butir kedua, Disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan, 4, Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan Memberikan kurun waktu bagi masing-masing kegiatan yang dihasilkan menguraikan lingkup proyek, seperti tersebut pada langkah pertama, Terdapat perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara CPM dengan PERT. Yang pertama menggunakan angka perkiraan tunggal at deterministik, sedangkan yang kedua menggunakan tiga angka perkiraan atau probabilistik. 5. Mengidentifik i jalus kritis (critical path) pada network diagram Pada tahap ini, dari network diagram yang disusun pada butir ketiga, dilakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur. Dari kedua perhitungan tersebut, dihitung Flot dan diidentifikasi jalur kritisnya, 6. Melakukan analisis waktu-biaya dan sumber daya Setelah langkah tersebut diatas diselesai, dilanjutkan dengan melakukan analisis waktu-biaya dan sumber daya yang meliputi a. Menentukan kurun waktu proyek yang paling optimal dilihat dari segi biaya. Ditunjukkan untuk memilih berbagai altematif kurun waktu proyek dilihat dari segi biaya b.-Meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya Ditujukan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan sejauh mungkin mencegah terjadinya naik turun yang terlalu tajam dalam waktu yang relatif terhadap keperluan sumber daya, misalnya keperluan tenaga kerja. 2.3.10 Metode Network Plan i Dari berbagai versi analisis jaringan kerja, yang amat luas pemakaiannya adalah metode jalur kritis (CPM-Critical Path Method), dan teknik evaluasi dan review proyek (PERT-Project Evaluation and Review Technique). 21 23.0.1 PERT Untuk jaringan untuk penjadwalan proyek yang dikenal dengan PERT ini, untuk pertama kali dikembangkan pada tahun 1957 oleh Kantor proyek khusus. Angkatan laut yang bekerja sama dengan Booz, Allen dan Hamilton sebuah perusahaan konsultan manajemen ketika akan mendirikan sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang diberi nama Polaris, Dengan iterapkannya PERT pada pembuatan proyek tersebut, bermanfaat bagi perbaikan, rencana pada kecepatan kerja yang semula diperkirakan membutuhkan waktu selama 5 tahun temyata hanya dibutubkan waktu selama 3 tahun atau dengan kata lain lebih cepat 17 kali reneana semula. Definisi PERT menurut Levin dan Kirkpatrik (1987 : 11) adalah sebagai berikut Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan dan konflik produksi, mengkoordinasikan dan mensikronisasikan berbagai bagian agai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat sclesainya proyek. PERT menggunakan pendekatan statistik dengan perkiraan tiga angka perkiraan waktu, antara lain: 1. Dugaan waktu optimal To, yaitu waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan tanpa hambatan sedikitpun. 2. Dugaan waktu paling mungkin Tim, yaitu waktu yang paling sering terjadi dibandingkan dengan yang lainnya bila berulang-ulang dengan kondisi yang, hampir sama. 3. Dugan waktu pesimis 7P, yaitu waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan bila segalanya ada hambatan. Cara menghitung kurun waktu yang diharapkan (Expected Duration Time) yait 22 yp 0) 6 2.3.10.2 CPM (Kritical Path Method) Metode lintasan kritis (CPM = Critical Path Method) dikembangkan oleh E:T. Du Point de Nemours and C.O. Sebagai suatu cara untuk menjadwalkan mulai menjalankan dan memberhentikan pabrik-pabrik utama. Karena kegiatan ini sering diulang-ulang, waktunya cukup diketahui dengan baik. Namun waktu untuk tiap kegiatan dapat dipadatkan dengan mengeluarkan lebih banyak uang. Oleh karena itu CPM menggunakan keseimbangan waktu-biaya bukuan waktu probabilitas seperti digunakan dalam PERT. Dengan kata lain penekanan CPM pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja atau sumber-sumber untuk mempersingkat waktu akibat daripada sumber-sumber tambahan tersebut Menurut Adam dan Fbert (1989:311) pengertian dari metode jalur kritis (CPM) adalah: Method of the path through the network consisiting of several activities whose total pressing, dangerous, ris ath through the network. Artinya metode jalur dari keberadaan jaringan Kerja yang terdiri dari beberapa aktivitas yang memiliki total waktu akti itas yang terpangjang dari semua jalur pada jaringan kerja tersebut jalur yang paling menekan, berbahaya dan beresiko dari jaringan itu sendiri Pengertian lain dikemukakan oleh Meridth (2000:562) yaitu: The critical Path Method are those continous path form the start to the finish of the project that contain the critical activities and event. Artinya bahwa metode jalur kritis adalah jalur yang berkeseimbangan dari awal sampai akhir proyek yang terdiri dari aktivitas-aktivitas serta peristiwa- peristiwa kritis. Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenalkan beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut: e TE=E Waktu pating awal suatu kejadian dapat terjadi, 23 e TL=L Waktu paling lambat suatu kejadian dapat terjadi © ES (earliest star time) Saat paling cepat dimulainya suatu kegiatan # LS (latest satart tama) Saat paling lambat dimulainya suatu kegiatan © EF (earliest finish time) Saat paling cepat untuk menyelesiakan suatu kegiatan * LF (latest finishr time) Saat paling lambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan e D Waktu untuk melakukan kegiatan © s (float) Jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan, Pada kegiatan pertama ES =LS = 0 Pada kegiatan terakhir EF = LF Total float TF = 0 24 Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning 2.4.1 Perhitungan Maju Salah satu cara dalam mengidentifikasikan jalur kritis adalah dengan melakukan perhitumgan maju, contoh sederhana satu jaringan untuk maksud diatas adalah: 24 Gambar 2.11 Network diagram Sesuai dengan kaidah dalam menyusun jaringan Kerja, maka cara perhitungannya adalah: a. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah: Waktu mulai paling awal + kurun waktu kegiatan yang bersangkutan EF=ES+D EF (i-j) = ES (-j) + D (i) Jadi untuk kegiatan 1-2 EF (1-2) = ES (1-2) + D (1-2) =0+2=2 Analog untuk perhitungan diatas maka kegiatan 2-3 dan kegiatan 2-4 dimulai segera setelah kegiatan 1-2 selesai, Dengan kata lain waktu paling, awal untuk kegiatan 2-3 dan 2-4 adalah sama dengan waktu selesai paling awal dari kegiatan 1-2 yaitu EF (1-2) =2 Sehingga waktu selesai paling awal kegiatan 2-3 adalah EF (23)=2+3=5 Dan waktu selesai paling awal kegiatan 2-4 adalah EF (2-4)=2+5=7 Dengan pengertian yang sama berlaku maka pula cara perhitungan ini bagi kegiatan berikutnya. 25 ©. Bila pada suatu kejadian memiliki lebih dari 1 kegiatan yang masuk maka wakfu mulai paling awal kegiatan tersebut adalah: nilai terbesar dari EF diantara kegiatan-kegiatan yang menuju event tersebut. Dan kegiatan 5-6 dimana sebelumnya didahului oleh kegiatan yaitu kegitan 4-5 dan kegiatan 3-5. Kaidah dasar jaringan kerja yang menyatakan bahwa kegiatan 5-6 baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya telah selesai, Pada contoh ini kegiatan 3-5 selesai pada hari ke-9, tapi kegiatan 4-5 baru selesai pada hari ke-13, maka pada hari ke-13 merupakan paling awal (ES) bagi kegiatan 5. Maka waktu selesai paling awal (EP) kegiatan 3-6 adalah: EF (5-6) ~ EF (4-5) + D (5-6) = 1343 2.4.2 Perhitungan Mundur Perhitungan mundur dimulai dari ujung kanan (hari terakhir penyelesaian proyek) suatu jaringan kerja. Tujuan perhitungan mundur untuk mengetahui masing-msaing kegiatan tanpa_menunda waktupenyelesaian proyek secara keseluruhan. Sesuai dengan pethitungan maju diatas maka agar contoh proyek diatas tidak mengalami keterlambatan penyelesaian, maka hari ke-16 harus merupakan hari paling untuk penyelesaian proyek, L(16) = EF(5-6) = 16 dari LE(5-6) = 16 Untuk menghitung mulai paling akhir kegiatan 5-6, maka dipakai aturan jaringan kerja yang menyatakan bahwa: a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah Waktu selesai paling akhir-kurun waktu kegiatan yang bersangkutan LS-LF-D Jadi untuk kegiatan 5-6 dihasilkan LS(5-6) = LF(5-6) ~ D(5-6) =16-3=13 b. Selanjutnya bila kegiatan 5-6 mulai pada hari ke-13, maka berarti, kegiatan yang mendahuluinya harus diselesaikan pada hari ke-13 juga, sehingga LF (4-5) dan LF (3-5) adalah sama dengan LS(5-6) = 13 26 243 Dengan cara diatas maka dihasilkan LS(4-5) = 13-6=7 LS@-5)=13-4=9 LS(2-4)=7— LS(Q2-3)=9 LS(1-2)=2~ Bila suatu kegiatan memecah menjadi 2 atau lebih kegiatan berikutnya (successor), maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil LF (1-2) = LS (2-4) =2 Total Float Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menghitung tenggang waktu seluruh kegiatan yang ada dalam sebuah network diagram suatu proyek yaitu: Telah ada network diagram yang tepat yaitu yang terdiri dari kegiatan, peristiwa dan dummy (bila diperlukan) yang jumlahnya tepat. Hubungan logika antar kegiatan memenuhi persyaratan dan nomor-nomor peristiwanya memenuhi persyarat Lama kegiatan perkiraan masing-masing kegiatan telah ditentukan Telah dihitung saat paling awal (SPA) dan saat paling lambat (SPL) semua peristiwa Menurut Ali (tahun 1992: 67) mengatakn bahwa : Total Float adalah jangka waktu antara saat paling lambar peristiwa akhir (SPLJ) kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegitan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa (SPA)-nya. suatu kegiatan boleh Sedangkan defenisi total Float menurut Soeharto (1999 : 258) adalah: Float total adalal jukkan jumlah waktu yang diperkenankan itunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan, 27 244 Cara perhitungan Total Float adalah: Waktu selesai paling akhir ~ waktu selesai paling awal atau waktu mulai paling akhir—waktu mulai paling awal TE = LF - EF = LS—ES Waktu paling akhir terjadinya node berikutnya L(i) — waktu paling awal terjac (D) TF = Li) — FG) — Déi-i) a node terdahulu E(j) — kurun waktu kegiatan yang bersangkutan Mempersingkat Kurun Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing : Tme and Cost Trade Off) Dengan diketahui kurun waktu penyelenggaraan proyek, sering kali timbul pertanyaan apakah Kurun waktu tersebut sudah optimal atau dengan kata lain dapatkah kurun waktu penyelesaian proyek dipersingkat dengan menambah biaya atau sumber daya lain dalam batas-batas yang masih dianggap ekonomis. Proses ‘mempercepat kurun waktu disebut erash program. Jumlah sumber daya proses tersebut digunakna asumsi sebagai berikut: Menganalisis program mempersingkat waktu altematif yang akan dipilih tidak dibatasi oleh Keterbatasan sumber daya. Selain itu pula diperhitungkan dalam menggunakan tenaga kerja dan peralatan harus dihindari terjadinya fluktuasi yang tajam dengan jalan mengadakan pemerataan pemakaian sumber daya, Bila diinginkan waktu penyelesaian lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka keperluan sumber daya akan bertambah, suber daya ini dapat berupa tenaga kerja, material, peralatan atau bentuk Jain yang dapat dinyatakan dalam sejumlah dana. Jadi tu n utama dari program = mempersingkat waktu adalah mempersingkat jadwal penyelesaian kegiatan atau proyek dengan kenaikan biaya yang minimal Berikut ini definisi-definisi yang dibutuhkan untuk menganalisis lebih lanjut hubungan antara waktu dan biaya sesuai kegiatan, 28 © Kurun waktu normal Yaitu kuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan sampai selesai, dengan cara yang efisien tetapi diluar dipertimbangkan adanya kerja lembur ada usaha-usaha khusus lainnya seperti menyewa peralatan yang lebih eanggih. © Biaya normal Yaitu biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kkurun waktu normal, # Kurun waktu dipersingkat (Crash Time) Yaitu waktu tersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin, © Biaya untuk waktu dipersingkat (Crash Cost) Yaitu jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu tersingkat Soeharto mengambarkan hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti gambar 2.12 dibawah ini: Baya B. Titik dipersingkat Baya A. Titik normal normal Waktu Waktu Waktu ipersingkat normal Gambar 2.12 Hubungan waktu-biaya normal dipersingkat untuk satu kegiatan Garis. yang menghubungkan titik A dan B disebut kurva waktu-biaya. Seandainya diketahui bentuk kurva waktu dan biaya suatu kegiatan, artinya dengan 29 mengetahui beberapa slope atau sudut kemiringan, maka dapat dihitung berapa besra biaya untuk mempersingkat waktu satu hari dengan rumus : Biayadipersinglat- Biayanormal Slope Biaya = Pee Waktunormak Waktudipersinglat Untuk mempersiapkan waktu dimulai dengan menentukan titik awal, yaitu titik yang menunjukan waktu dan biaya normal proyek. Titik ini dihasilkan dari ‘menjumlahkan biaya normal masing-masing Kegiatan komponen proyek. Sedangkan waktu penyelesaian proyek normal dihitung dengan metode CPM. Pada gambar 2.12 tik A merupakan titik normal, Dari titik awal ini kemudian dilakukan langkah-langkah mempersingkat waktu dengan pertama-tama terhadap kegiatan kritis. Pada setiap langkah, tambahan biaya untuk memperpendek waktu terlihat pada slope biaya kegiatan yang dipercepat. Bila langkah mempersingkat waktu diteruskan, akan menghasilkan titik yang baru yang jika dihubungkan berbentuk garis putus-putus yang melengkung keatas (cekung), yang akhirnya langkah tersebut sampai pada titik proyck dipersingkat (TPD) atau Project Crash Point. Titik proyck dipersingkat merupakan batas maksimal waktu proyek dapat diapersingkat. Pada TPD ini mungkin masih ada terdapat beberapa kegiatan Komponen proyek yang belum dipersingkat waktunya, dan bila ingin dipersingkat juga (berarti mempersingkat waktu semua kegiatan proyek yang secara teknis dapat disingkat), maka akan menaikan total biaya proyek tanpa adanya pengurangan waktu, titik ini disebut dengan titik dipersingkat total (TDT) atau All Crash Point. Soeharto dalam bukunya Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional) menunjukan dengan adanya titik-titik yang memperlihatkan hubungan baru antara waktu dan biaya, seperti pada gambar 2.13: 30 Biaya © \TOT= Titik dipersingkat total TPD = Titik proyek A. Titik normal Waktu Gambar 2.13. Titik normal TPD dan TDT Untuk dapat melaksanakan suatu proyek, unsur perhitungan yang terpenting adalah unsure biaya proyek yang terdiri dari 1. Biaya langsung alah biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat berlangsungnya kegiatan fisik proyek dan besamya bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan. 2. Biaya tidak langasung Ialah biaya yang tidak bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan, yang termasuk didalamnya: a. Gaji dan pengeluaran lain bagi tenaga administrasi, tim penyelia dan manajer proyek, Biaya pengadaan fasilitas sementara untuk pekerjaan seperti perumahan atau asrama sementara yang biasanya untuk proyek besar yang letaknya terpencil Menyewa atau membeli alat-alat berat untuk kontruksi Ongkos menyewa kantor termasuk keperluan utility seperti listrik dan air. Bunga dari dana yang diperlukan proyek 31 Analisis yang disajikan diatas hanya biaya langsung kegiatan proyek kenyataan sesungguhnya, biaya proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Jadi total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesua jengan waktu dan kemajuan proyek. Walaupun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, komulatif biaya langsung yang diperlukan, Hubungan antara_biay: wa total, biaya langsung, tidak langsung dan optimil digambarkan dibawah ini Biaya Total biaya prover \ tit terendoh eee Biaya proyek optimal Dee Biaya tidak langsung Biaya largsung Waktu Biaya optimal Gambar 2.14 Hubungan biaya-biaya total, tidak langsung dan optimal Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan mengenai prosedur mempersingkat waktu y itu sebagai berikut: 1. Memperhitungkan waktu penyelesaian proyek, identifikasi float dengan CPM, memakai kurun waktu normal. 2. Menentukan biaya normal masing-masing kegiatan. Menentukan biay dipercepat masing-masing kegiatan 4, Menghitung slope biaya masing-masing komponen kegiatan. 32 5. Mempersingkat kurun waktu kegiatan, dimulai dari kegiatan kritis yang mempunyai slope terendah 6. Setiap kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu kegiatan yang bersangkutan untuk memperkeeil biaya. 7. Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentur jalur kritis yang baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai kombinasi slope biaya terendah. 8. Meneruskan mempersingkat waktu kegiatan sampai titik TPD. 9, Buat tabulasi biaya versus waktu, gambarkan dalam grafik dan hubungkan titik-titik normal, titik-titik yang terbentuk setiap kali mempersingkat kegiatan, sampai dengan titik TPD, 10. Hitung biaya tidak langsung proyek dan gambarkan dalam kertas grafik diatas. Jumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung untuk meneari biaya total sebelum kurun waktu yang diinginkan. 11. Periksa pada grafik biaya total untuk meneapai waktu optimal, yaitu kurun waktu penyelesaian proyek dengan biaya terendah, 2.4.5 Meratakan Penggunaan Sumber Daya Aspek Jain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber daya adalah usaha pemakaian secara efisien. Pemakaian secara efisien ini juga dimaksudkan untuk menghindari fluktuasi seeara tajam. Untuk mengatasi masalah diatas, dapat digunakan metode CPM yang dikenal sebagai pemerataan sumber atau resource leveling. Pemerataan ini dapat dikerjakan secara grafis dengan membuat koordinat X. yang menunjukkan kurun waktu dan Koordinat Y yang menunjukkan sumber daya. Jalur kritis dan float komponen-komponen kegiatan yang telah didapat, kemudian digambarkan pada koordinat yang telah disiapkan, sedangkan Komponen kegiatan nonkritis diatur daengan mengeser-geser guna menghindari fluktuai yang tajam. 33 Contoh dari pemerataan sumber daya adalah: Komponen pekerjaan memerlukan sumber daya yang berbentuk tenaga kerja sebagai berikut: * Kegiatan a sebanyak 20 orang selama 6 hati © Kegiatan b sebanyak 15 orang selama 3 hari # Kegiatan ¢ sebanyak 15 orang selama 3 hari © Kegiatan d sebanyak 10 orang selama 3 hari © Kegiatan e sebanyak 15 orang selama 3 hari # Kegiatan f sebanyak 35 orang selama 3 hari © Kegiatan g sebanyak 5 orang selama 3 hari Jaringan kerja itu digambarkan dengan skala waktu dan memakai ES (Early Start) untuk tiap kegiatan (seperti dalam gambar 2.15). Kemudian komponen kegiatan dipaparkan dalam koordinat yang telah disediakan (gambar 2.16). Agar diingat hendaknya pekerjaan kritis (a.£g) dipaparkan terlebih dahulu. Hasil pemaparan pertama menunjukkan terjadinya keadaan naik turun yang tajam (setelah hari ke-3 terjadi penurunan sejumlah 20 dari total 50 tenaga kerja atau 40 persen yang berlangsung, 3 hari kemudian, naik lagi sebesar 66,67 persen), Hal ini diperbaiki dengan menggeser kegiatan-kegiatan b, d dan e yang dimungkinkan memiliki float-float sebesar didaftar tersebut. Dengan demikian kepertuan tenaga kerja lebih merata dan tidak terjadi fluktuasi seeara tajam (gambar 2.17). oy 5) @) : . e Ty Ty : « d 3) oy Gambar 2.15 Jaringan Kerja 34 Tenaga keria 50 40 ‘ ‘ 30 6 20 7 10 e t 3 6 ° 2 ‘Waktu (hai) Gambar 2.16 Susunan Pekerjaan Berdasarkan Muatan Tenaga Kerja Tenaga kere 50 40 30 2» 10 a Gambar 2.17 Susunan Pekerjaan Setelah Dilakukan Resource Leveling 2.4.6 Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT 35 2.4.61 Persamaan antara CPM dan PERT 1. Sama-sama metode baru dalam menajemen untuk menentukan perencanaan pengendalian dan pengawasan, 2. Mempergunakan jaringan-jaringan yang terdiri dari anak panah, garis, anak panah yang terputus-putus dan lingkaran-lingkaran kecil. 2.4.6.2 Perbedaan antara CPM dan PERT 1. PERT lebih memperhatikan masalah wakiu saja sedangkan CPM. lebih ‘memperhatikan faktor biaya disamping waktu, 2. PERT bisa digunakan pada proyek yang tidak berulang. sedangkan CPM digunakan pada proyek yang berulang-ulang, 3. PERT mempu sifat deterministik. i sifat probabilistik (tidak pasti), sedangkan CPM mempunyai BABII 36 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penilitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian dari pembahasan skripsi_ ini adalah PT DASA JAYA PRIMA yang merupakan perusahaan jasa konstruksi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan gambaran secara umum mengenai perusahaan tersebut 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Dasa Jaya Prima berawal dari Keinginan beberapa orang untuk bergabung dan mendirikan bersama perusahaan yang bergerak dalam bidang Konstruksi sebagai bentuk penerapan ilmu yang telah didapat dan telah dimatangkan dari berbagai pengalaman kerja dengan tujuan mmemberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang jasa kontruks yang terdiri dari jasa perencanaan dan jasa pelaksanaan pekerjaan Arsitektur dan Sipil. Reneana ini terwujud dengan lahimya perusahaan yang diberi nama PT. Dasa Jaya Prima, tepatnya pada tanggal 8 Maret 1988 berdasarkan akte notaris Misahardi Wilamarta S.H Nomor #123# Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi PT. Dasa Jaya Prima PT. Dasa Jaya Prima merupakan pemikikiran dan keinginan seorang Insinyur Teknik Fisika ITB, dengan penelitian akhir tentang Fisika Bangunan yang bernama Yetty Sumartoyo, yang sampai sekarang menduduki jabatan Komisaris Utama, Bersamaan dengan berjalanya waktu, maka PT. Dasa Jaya Prima telah beberapakali mengalami pergantian Dewan Direksi. Pada masa periode 2002 sid 2007 Dewan Direksi PT. Dasa Jaya Prima dipimpin oleh Roedjito Wiyono sebagai Direktur utamanya. Pada saat perkembangan PT. Dasa Jaya Prima cukup membanggakan, baik bagi Perusahaan, maupun Konsumennya. Sebagai perusahaan yang memberikan jasa kontruksi, yang terdiri dari jasa pereneanaan dan jasa pelaksanaan pekerjaan Arsitektur dan Sipil, PT. Dasa Jaya Prima telah memiliki wama tersendiri terhadap perkembangan dan kemajuan bidang konstruksi di Indonesia. Memang 37 harus diakui bahwa PT. Dasa Jaya Prima adalah perusahaan baru, yang masih membutuhkan masukan dan kontribusi pendapat serta kritikan didalam pekerjaaan yang telah dilaksanakannya. Tapi sangat dapat dibanggakan bahwa sampai pada saat ini PT. Dasa Jaya Prima tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada para konsumen, dengan profesionalisme kerja dan pencapaiaan target yang maksimal, maka PT. Dasa Jaya Prima dengan penuh keyakinan menyatakan siap untuk bersaing di pasar Nasional dan Internasional Manajemen juga telah menetapkan langkah-langkah strategis sebagaimana tervermin pada mottonya yaitu, “Membangun adalah Karya Kami", dimana ini menunjukkan bahwa memang Peneiptaan produk (Bangunan-Bangunan) baru ‘maupun renovasi yang kompetitif dan inovatif mewamai perkembangan pelayanan PT. Da aya Prima saat ini, Maka dari itu dengan dukungan sumber daya yang ada pada PT. Dasa Jaya Prima kami dapat meyakinkan dan menjamin para konsumen akan mendapatkan kepuasan yang maksimal didalam kerangka kerjasama Penciptaan produk-produk (Bangunan-Bangunan) baru maupun renovasi yang kompetitif dan inovatif seiring pewarnaan pelayanan PT. Dasa Jaya Prima, 3.1.2 Aktivitas-AKtivitas Perusahaan PT. Dasa Jaya Prima sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang telah memiliki kualisifikasi sebagai perusahaan yang mampu mengerjakan pekerjaan dengan nilai diatas Rp 10 milliar Aktivitas-aktivitas yang dilakanakan PT, DASA JAYA PRIMA adalah : 1. Bidang Arsitektur 2. Bidang Sipil 3. Bidang Tata Lingkungan. 3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Perusahaan adalah organisasi formal yang terdiri dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Agar kerja sama dapat berlangsung dengan baik, maka perlu disusun suatu struktur organisasi, yaitu suatu 38 sistem hubungan kerja yang membagi Koordinasi tugas-tugas, orang-orang_ atau kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi. Dalam PT. DASA JAYA PRIMA memiliki struktur organisasi berbentuk organisasi_ matrix, yaitu organisasi- yang wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, Pimpinan tiap bidang kerja berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya, dan setiap satuan pelaksana memiliki wewenang dalam semua bidang kerja. Dalam organisasi ini pekerjaan seorang diroktur utama tidak berat kerena para direktumya telah memiliki isasi dibidangnya masing-masing, DIREKTUR UTAMA DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR PEMASARAN OPERASIONAL UMUM/SDM. KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA DEVISL DEVISI DEVISL DEVISI DEVISI gatans |—| usmake |-] mucasta |-) cepuNc® +) PeNcoLazan JEMBATAN TELKOM DERTANIAN MONOMEN TANAH KEPALA KEPALA KEPALA BAGIAN BAGIAN BAGIAN LOGISTIK PERALATAN, PENGOLAHAN DATA Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Dasa Jaya Prima, 39 3.2 Metode Penelitian 3.24 Populasi dan Sampel Menurut Darmadi, Sugiarto dan Sitinjak (2001) mengemukakan bahwa : Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dak ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti, Dan sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi denga ggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya, Yang menjadi populasi penelitian yang berguna dalam penyusunan skripsi ini adalah penggunaan waktu dan biaya yang ada dalam proyek yang sesuai dengan ‘maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. 3.2.2 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang dilakukan guna menunjang tereapainya tujuan penelitian adalah berupa survey. Survey ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan biaya dan waktu pada proyek pembangunan Gedung Sekolah Menengah Pertama Carollus Jakarta Timur 3.2.3. Sumber Data Data yang diperoleh dengan meninjau secara langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian yaitu PT. DASA JAYA PRIMA dan wawancara dengan pihak perusahaan baik pimpinan maupun karyawan serta megumpulkan dokumen- dokumen perusahaan untuk dijadikan data 3.2.4 Metode Pengumpulan Data Agar didapat data-data yang dapat diuji kebenarannya, relevan dan lengkap maka dalam penelitian ini akan digunakan metode Penelitian lapangan (field research) y dengan mengadakan pengamatan langsung keperusahaan, dimana data diperoleh melalui a. Wawancara dengan pihak-pihak yang dianggap berhubungan dan kompoten dengan masalah yang dibahas 40 b. Oservasi yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian, 3.2.5 Operasionalisasi Variabel Variabel yang ada dalam skripsi ini yaitu Evaluasi waktu dan biaya, diterapkan penulis berdasarkan pada data lapangan yang diperoleh, dan data yang ‘menjadi indikator dari Evaluasi waktu dan biaya ini adalah = a. Waktu (hari) b. Biaya (Rupiah) 3.2.6 Metode Analisis Dalam usaha mencapai tujuan penelitian, maka untuk menganalisis data, digunakan beberapa metode yaitu 1. Metode deskriptif yaitu metode yang menjelaskan peristiwa / kejadian pada masa sekarang pada perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data perusahaan sehingga diperoleh penjelasa objek agar dapat ditaril suatu kesimpulan yang kemudian dapat dijadikan saran bagi perusahaan pada masa yang akan datang. 2. Metode historis yaitu metode penelitian yang menggunakan data-data perusahaan baik sekarang maupun masa lalu, 3. Metode Komparatif yaitu metode yang membandingkan antara teori dengan kenyataan, 4, Metode lintasan kritis atau Critical Path Method (CPM), yaitu metode jalur dari keberadaan jaringan Kerja yang terditi dari beberapa aktivitas yang memiliki total waktu aktivitas yang terpangjang dari semua jalur pada jaringan kerja tersebut jalur yang paling menekan, berbahaya dan beresiko dari jaringan itu senditi 41

You might also like