Professional Documents
Culture Documents
Nama Lengkap
NPM
Jenis Kelamin
Alamat
Dosen Pembimbing
: Tristiarina Agatri
: 112080041
: Perempuan
: Banteng Ia No 7, Semarang
: drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi gigi tiruan sebagai (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu
atau lebih gigi asli yang hilang ( tidak seluruh gigi ) yang didukung oleh gigi yang
masih tinggal, mokusa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa
dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian
dapat diperlukan mengingat akibat yang dtimbulkan akibat hilangnya satu gigi atau
lebih dalam jangka waktu lama.
Gigi tiruan berujung bebas (distal extension) mempunyai lebih banyak masalah
dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth
supported). Klasifikasi Kennedy maupun klasifikasi Soelarko yang berdasarkan
topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi berujung bebas
sebagai kelas yang pertama (Kelas-1). Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan
berujung bebas lebih banyak mempunyai masalahmasalah yang memerlukan
penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan
tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar
berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada
gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran.
Adapun tujuan dari dibuatkan gigi tiruan sebagian adalah memperbaiki fungsi
mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta
mempertanankan jaringan mulut agar tetap sehat serta memperbaiki oklusi, serta
mencegah migrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian GTSL
Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi
tiruan yang menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien.
Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti
gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat
dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih
tinggal akan menjadi gigi pegangan.
Macam - macam GTS :
1.
Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak
bergigi menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu:
1. Klas I
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari
gigi yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).
2. Klas II
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dan
gigi
yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).
3. Klas III
Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gip yang masih ada di
bagian posterior (bounded saddle).
4. Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati
median line.
Kiasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller ditentukan
sebagai berikut :
1. Klas
Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus
berhadapan dan tegak lurus median line.
2. Klas II
Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan
membentuk garis diagonal serta melewati median line.
3. Klas III
Menggunakan tiga bush klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis,
merupakan suatu segidga yang terletak di tengah gigi tiruan.
4. Klas IV
Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus,
merupakan suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan.
Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan mempunyai beberapa komponenkomponen GTS bahan akrilik antara lain :
1. Basis
Suatu bagian GTS yang terbuat dan akrilik untuk mendukung gigi
tiruan dan memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.
2. Cangkolan atau klamer
Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dan kawat tahan
karat. Fungsi dan klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah
oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di
bawahnya. Retainer ada dua macam yaitu : a. Retainer langsung (direct
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan terlepasnya GTS secara
langsung, berupa lengan retentive ; b. Retainer tidak langsung (indirect
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan GTS secara tidak
langsung, berupa lengan pengimbang, sandaran/ rest (bagian dan cangkolan
yang bersandar pada bidang oklusal atau incisal gigi pegangan yang
memberikan dukungan vertikal terhadap gigi tiruan).
3. Gigi pengganti
Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.
beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal
inisemua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan
retentive. Gigi yang mempunyaistabilisasi pasti mempunyai retensi,
sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :
1. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam
posisi bagaimanapun.
2. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap- tiap pasien meliputi
warna dan inklinasi/ posisi gigi.
3. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.
4. Perlekatan gigi diatas ridge.
Syarat - syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer
adalah :
1. Gigi pilar harus cukup kuat.
a. Akarnya panjang
b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak lorggar
c. Makin banyak akar makin kuat
d. Gigi pilar tidak boleh goyang
e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang
digunakan.
3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris,
gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.
4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar.
Keuntungan GTS lepasan adalah :
1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam
membersihkannya.
2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan.
3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC.
Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka
pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama
yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini
akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut.
Indikasi perawatan GTS adalah :
1. Hilangnya satu gigi atau lebih.
2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagai
gigi pegangan.
3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik.
4. Kesehatan umum pasien dan kebersihan mulut pasien baik.
Tujuan pembuatan GTS adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanyaperbedaan
kompresibilitas dukungan (support) antara bagian posterior sadel ujungbebas dengan
bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distalsadel.
Masalah yang timbul adalah:
1. Ungkitan Pada Arah Vertikal.
Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal.
Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah
oklusal,dan ungkitan ke arah apikal.
2. Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar)
c.
d.
lengket
3. Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar)
Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah
sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya.
Akibatadanya
perbedaan
kompresibilitas
jaringan
pendukung
yang
yang
berfungsi
akan
lebih
besar,
karena
kompresibilitas
sehinggaakan
menimbulkan
tekanan
berlebih
ungkit
yang
terjadi
juga
akan
makin
kecil.
kompresibilitas
jaringan
pendukung
yang
yang
dikunyah,
sehingga
makin
kecil
tenaga/tekanan/gaya yangdiperlukan.
- Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal. Dengan dikuranginya jumlah
gigi artifisial di distal, maka selain akanmengurangi luas permukaan
oklusal, juga akan memperpendek panjanglengan ungkit (jarak dari titik
9
mengunyah
makanan
yang
lebih
10
baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya
yang lebih ke anterior.
5. Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal.
Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian
inibebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros
rotasiyang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi
sandaran.Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya
komponen gayalateral/medial pada fungsi pengunyahan.
Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usahausahasebagai berikut :
- Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain)
Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan
-
muscletrimming.
Retainer indirek (makin ke anterior > baik)
Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di
Adanya
retensi
di
sisi
lain
akan
mencegah
penghubung
Akers)
- Perluasan landasan maksimal
7. Pergeseran Anteroposterior
Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior
dapat dilakukan hal-hal berikut :
Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200
Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh
tanganretainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah
-
distalmaupun ke mesial.
Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal
gigisandaran.
Retainer indirek
Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan
mencegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior.
Ada sadel all tooth supported (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IdentitasPasien
1. Nama
2. Tempat/TanggalLahir
3. Alamat
4. Pekerjaan
: Eny Kustini
: Demak, 10 Januari 1969
: Padi Tengah XIII Blok E no 539 Semarang
: Wiraswasta
B. PemeriksaanSubjektif
1. Keluhan utama
12
Pasien merasakan sakit pada gigi belakang atasnya dan gusi terasa
bengkak. Sakit terasa hingga mengganggu aktivitas. Gigi tersebut sisa akar
dan sering tertutup oleh gigi tiruan yang dibuat di tukang gigi.
2. Motivasi
Pasien mengharapkan dilakukan perawatan terhadap giginya agar pasien
bisa mengunyah dengan nyaman lagi
3. Riwayat Penyakit Gigi
Pasien memiliki banyak gigi posterior yang hanya tertinggal sisa akar.
4. Pengalaman Gigi Tiruan
Pasien memakai gigi tiruan lepasan RA dan cekat pada RB regio kiri.
Gigi tiruan tersebut dibuat di tukang gigi.
5. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Pernahrawatinap di rumah sakit : d.t.a.k
b. Penyakit diabetes mellitus
: d.t.a.k
c. Penyakitdarahtinggi
: d.t.a.k
d. Penyakitgastroinstentinal
: gastritis
e. Penyakitjantung
: d.t.a.k
f. Penyakitlimfe
: d.t,a,k
g. Penyakit liver
: d.t.a.k
h. Penyakitginjal
: d.t.a.k
i. Penyakitkulit
: d.t.a.k
j. Penyakitinfeksimenular
: d.t.a.k
k. Penyakitparu paru
; d.t.a.k
l. Riwayatperdarahan
: normal.
m. Allergi
: d.t.a.k
n. Epilepsy
: d.t.a.k
6. RiwayatPenyakitSitemikKeluarga
a. Penyakit Diabetes
: d.t.a.k
b. Penyakitinfeksi yang menular : d.t.a.k
c. Lain lain
:C. PemeriksaanObjektive
1. PemeriksaanFisik
KU :Baik
TD : 100/70 mmHG
Nadi : 72 x / menit
13
RR : 20 x/ menit
BB : 55 KG
TB : 156 cm
2. Ekstra Oral
a. Inspeksi
: d.t.a.k.
b. Palpasi
: d.t.a.k.
c. Wajah
Bentuk wajah simetris. Profil wajah cembung.
d. TMJ
Normal, pergerakan membuka dan menutup mulut sama antara kanan
dan kiri.
e. Bibir
Nomal
f. Otot ototwajah
Normal
g. Limponodi
Normal ,tidakadapembengkakan
14
3. Intra Oral
:13,14,15,16,24,27,36,34,46.
e. Kasies gigi
15
f. Rahang Atas
- Lengkung rahang
: bentuk U
16
Gigi geligi RA dan RB banyak terdapat sisa akar, dan pada gigi RB kanan
tampak adanya gigi tiruan.
17
BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
Persiapan di Dalam Mulut / Mouth Preparation
Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan
sebagian, meliputi :
18
Kunjungan II
1. Membuat work model
RA dan RB : dilakukan pencetakan gigi dengan menggunakan alginat,
kemudian dicor dengan menggunakan gips.
- Kemudian pembuatan sendok cetak individual untuk RB. Dengan
-
bawah
dengan
19
Kunjungan III
1. Try in Bite rim pada pasien
Pengecekan batasan batasan landasan, retensi dan stabilitas.
2. Penentuan tinggi gigitan dan oklusi sentrik
3. Fiksasi bite rim RA dan RB
4. Pemasangan model kerja dan bite rim yang telah di fiksasi hasil penentuan
tinggi gigitan dan oklusi sentrik ke artikulator.
5. Pengerjaan Laboratorium
- Pemasangan gigi gigi artifisial pada daerah gigi yang hilang.
- Penyusunan gigi posterior RB harus disusun sedemikian rupa sehingga
terbentuk lengkung Monson atau kurva lateral yaitu bidang yang
terbentuk dari garis singgung pada oklusal bite rim dimana permukaan
bukal gigi premolar ditempatkan pada bidang dengan sudut
penyimpangan 6 derajat dari bite rim ke arah palatal dimana terletak
permukaan bukal gigi molar. Pada kasus ini pemasangan gigi poserior
juga disesuaikan dengan gigi tetangga masih ada, dan menyesaikan
oklusi gigi RA.
Kunjungan IV
Try in seluruh gigi tiruan diatas malam dan kontur gingiva, lalu dilakukan
pengamatan :
-
Pengerjaan Laboratorium
-
telah dibuat.
Konturing gingiva
Prosesing GTSL plat akrilik
20
Kunjungan V
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien, yang
perlu diperhatikan antara lain : retensi, stabilisasi, dan oklusi pasien.
-
permukaan bukal dan mesial pada RA, dan lingual distal pada RB)
Instruksi pasien mengenai cara membersihkan dan merawat GTSL
Pro kontrol 1 minggu
Kontak oklusi kiri dan kanan
Insersi GTSL
GTSL RA dan RB
21
Insersi GTSL
Kunjungan VI
-
Dilakukan anamnesis
Pemeriksaan pada jaringan lunak dan pengecekan kembali oklusi, retensi
dan stabilisasi.
BAB V
DISKUSI
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan
giginya adalah tindakan rehabilitative yang
prostho perio yaitu pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka
logam. Masing masing kerangka logam memiliki indikasi dan kontraindikasi
untuk beberapa kasus tertentu.
Pada kasus pasien ini perawatan untuk rahang atas menggunakan gigi
tiruan sebagian lepasan dengan basis akrilik, karena tidak ada gigi geligi yang
goyang dan jaringan pendukung di sekitarnya masih baik. Perawatan ranhang
bawah menggunakan gigi tiruan kerangka logam dikarenakan gigi abutment dan
beberapa gigi yang tersisa mengalami luksasi, kerangka yang dipilih yaitu lingual
plate dengan ekstensi ke arah distobucal mahkota gigi abutment.
Laporan pada kasus di atas telah didiskusikan dan disetujui oleh dosen
pembimbing.
23