You are on page 1of 23

CASE REPORT

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN PARADENTAL


DAN
GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN BERUJUNG BEBAS
Prosthodonsia (Blok3)

Nama Lengkap
NPM
Jenis Kelamin
Alamat
Dosen Pembimbing

: Tristiarina Agatri
: 112080041
: Perempuan
: Banteng Ia No 7, Semarang
: drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Definisi gigi tiruan sebagai (GTS) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu
atau lebih gigi asli yang hilang ( tidak seluruh gigi ) yang didukung oleh gigi yang
masih tinggal, mokusa dan daerah tidak bergigi atau hanya didukung oleh mukosa
dan sebagian sadel dapat dipasang atau dilepas oleh pasien. Gigi tiruan sebagian
dapat diperlukan mengingat akibat yang dtimbulkan akibat hilangnya satu gigi atau
lebih dalam jangka waktu lama.
Gigi tiruan berujung bebas (distal extension) mempunyai lebih banyak masalah
dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth
supported). Klasifikasi Kennedy maupun klasifikasi Soelarko yang berdasarkan
topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi berujung bebas
sebagai kelas yang pertama (Kelas-1). Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan
berujung bebas lebih banyak mempunyai masalahmasalah yang memerlukan
penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan
tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar
berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada
gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran.
Adapun tujuan dari dibuatkan gigi tiruan sebagian adalah memperbaiki fungsi
mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta
mempertanankan jaringan mulut agar tetap sehat serta memperbaiki oklusi, serta
mencegah migrasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Pengertian GTSL
Pengertian gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi

tiruan yang menganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien.
Menurut Mc. Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti
gigi asli yang hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat
dukungan terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih
tinggal akan menjadi gigi pegangan.
Macam - macam GTS :
1.

Menurut jaringan pendukungnya :


a. tooth supported
: dukungannya berupa gigi asli
b. mucosa supported
: dukungannya berupa mukosa ujung bebas
c. mucosa and tooth supported : dukungannya berupa mukosa ujung bebas

dan gigi asli


Menurut saat pemasangannya :
a. immediate protesa
: segera dipasang setelah pencabutan
b. conventional protesa
: tidak segera dipasang setelah pencabutan
3. Menurut bahan dipakai :
a. Frame atau metal protesa
b. Alcrilik protesa
c. Vulcanite protesa
4. Menurut ada / tidaknya sayap bagian bukal :
a. Open face, dibuat tanpa gusi tiruan di bagian bukal/ labial (anterior)
b. Close face, dibuat dengan gusi tiruan di bagian bukal/ labial (posterior)
2.

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak
bergigi menurut Kennedy, cit. Soelarko R. M. Dan Wachijaati H., (1980) yaitu:

1. Klas I
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari
gigi yang tertinggal pada kedua belah sisi (bilateral Free end).

2. Klas II
Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dan
gigi
yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (unilateral free end).
3. Klas III
Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gip yang masih ada di
bagian posterior (bounded saddle).
4. Klas IV
Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati
median line.
Kiasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller ditentukan
sebagai berikut :
1. Klas
Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus
berhadapan dan tegak lurus median line.
2. Klas II
Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan
membentuk garis diagonal serta melewati median line.
3. Klas III
Menggunakan tiga bush klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis,
merupakan suatu segidga yang terletak di tengah gigi tiruan.

4. Klas IV
Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa
sehingga apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus,
merupakan suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan.
Menurut Austin dan Lidge (1957), gigi tiruan mempunyai beberapa komponenkomponen GTS bahan akrilik antara lain :

1. Basis
Suatu bagian GTS yang terbuat dan akrilik untuk mendukung gigi
tiruan dan memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya.
2. Cangkolan atau klamer
Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dan kawat tahan
karat. Fungsi dan klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah
oklusal dan mencegah tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di
bawahnya. Retainer ada dua macam yaitu : a. Retainer langsung (direct
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan terlepasnya GTS secara
langsung, berupa lengan retentive ; b. Retainer tidak langsung (indirect
retainer), yaitu bagian dan gigi tiruan yang menahan GTS secara tidak
langsung, berupa lengan pengimbang, sandaran/ rest (bagian dan cangkolan
yang bersandar pada bidang oklusal atau incisal gigi pegangan yang
memberikan dukungan vertikal terhadap gigi tiruan).
3. Gigi pengganti
Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.

Faktor - faktor yang perlu diperhatikan menentukan disain GTS adalah


sebagai berikut :
1. Retensi
Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah
oklusal. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest ,
contour, landasan denture, oklusi, adhesi tekanan atmosfer, dan surface
tension.
2. Stabilisasi
Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTS dalam
arah horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar

beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal
inisemua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan
retentive. Gigi yang mempunyaistabilisasi pasti mempunyai retensi,
sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.
3. Estetika
Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah :
1. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam
posisi bagaimanapun.
2. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap- tiap pasien meliputi
warna dan inklinasi/ posisi gigi.
3. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.
4. Perlekatan gigi diatas ridge.
Syarat - syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagai pegangan klamer
adalah :
1. Gigi pilar harus cukup kuat.
a. Akarnya panjang
b. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak lorggar
c. Makin banyak akar makin kuat
d. Gigi pilar tidak boleh goyang
e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang
digunakan.
3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris,
gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.
4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar.
Keuntungan GTS lepasan adalah :
1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam
membersihkannya.
2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan.
3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC.
Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka
pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama

yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini
akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut.
Indikasi perawatan GTS adalah :
1. Hilangnya satu gigi atau lebih.
2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagai
gigi pegangan.
3. Keadaan prosessus alveolaris yang masih baik.
4. Kesehatan umum pasien dan kebersihan mulut pasien baik.
Tujuan pembuatan GTS adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

mengembalikan fungsi pengunyahm/ mastikasi


mengembalikan fungsi keindahan atau estetik
mengembalikan fungsi bicara atau phonetik
membantu mempertahankan gigi yang masih tinggal
memperbaiki oklusi
meningkatkan distribusi beban kunyah

Pembuatan GTS harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :


1. harus tahan lama
2. dapat mempertahankan dan melindugi gigi yang masih ada dan jaringan
sekitarnya.
3. tidak merugikan pasien
4. mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis.
Pada akhirnya pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien
untuk mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.
B.

GTSL berujung bebas (free end)


Masalah pada gigi tiruan berujung bebas adalah gigi tiruan tidak stabil, yaitu

gigi tiruan mudah bergeser dan mengungkit. Hal ini terjadi karena adanyaperbedaan
kompresibilitas dukungan (support) antara bagian posterior sadel ujungbebas dengan
bagian anteriornya, dan tidak adanya gigi kodrat di sebelah distalsadel.
Masalah yang timbul adalah:
1. Ungkitan Pada Arah Vertikal.
Pada ungkitan ini poros rotasi berjalan horizontal pada bidang frontal.
Ungkitan pada arah vertikal dapat dibagi dua macam yaitu ungkitan kearah
oklusal,dan ungkitan ke arah apikal.
2. Ungkitan ke Arah Oklusal (menjauhi lingir alveolar)

Ungkitan ke arah oklusal dapat terjadi pada pengunyahan jenis makanan


yang lengket, yang menyebabkan ujung distal sadel ujung bebas akan
terangkat.
Untuk mengatasi ungkitan ke arah oklusal dapat dilakukan :
a. Perpanjangan landasan lebih jauh ke anterior dari titik retensi. Makin
panjang/jauh ke anterior landasan/penghubung major makaungkitan ke
arah oklusal makin mudah diatasi. Bagian landasan yangmemanjang ke
b.

anterior akan menahan terangkatnya sadel ujung bebas ke arahoklusal.


Disain retainer dibuat menjadi ungkitan kelas II. Ungkitan kelas II pada
kasus gigi tiruan ujung bebas terjadi apabila titikfulkrum berada sebelah
anterior dari titik retensi. Pada posisi seperti ini sadelujung bebas akan
tertahan waktu terangkat ke arah oklusal. Makin jauh jarakantara titik

c.
d.

fulkrum, maka kemampuan menahannya akan makin baik.


Pembuatan retainer indirek yang lebih jauh ke anterior.
Menganjurkan pasien agar hati-hati/tidak mengunyah makanan yang

lengket
3. Ungkitan ke Arah Apikal (ke arah lingir alveolar)
Ungkitan ke apikal terjadi pada saat pengunyahan makanan di daerah
sadel ujung bebas. Sadel akan menekan jaringan pendukung di bawahnya.
Akibatadanya

perbedaan

kompresibilitas

jaringan

pendukung

yang

mendukung sadelujung bebas, maka terjadi ungkitan pada gigi tiruannya.


Gerak dan kekuatanungkitan yang terjadi tergantung pada perbedaan
kompresibilitas jaringanpendukung, tekanan penggigitan, dan letak tempat
penggigitan.Perbedaan kompresibilitas dapat terjadi antara mukosa daerah
ujung sadelberujung bebas dengan :
a. Mukosa dekat gigi sandaran yang kompresibilitasnya relatif lebih kecil.
Penelitian Machmud et al. (1969) menunjukkan bahwakompresibilitas
mukosa daerah edentulous berujung bebas di rahang bawahbahwa makin
ke arah posterior, kompresibilitasnya makin besar. Rata-rata didaerah P1 =
0,34 mm; P2 = 0,42 mm; M1 = 0,6 mm; M2 = 1,31 mm; M3 = 2,4mm; dan

di daerah Retromolar pad = 4,0. Di rahang atas perbedaan ini tidakbegitu


mencolok, karena adanya Tuber maxillae.
b. Gigi sandaran paling dekat sadel ujung bebas

yang

berfungsi

mendukung(support) (ada sandaran oklusal/retainer indirek).Perbedaan


kompresibilitas

akan

lebih

besar,

karena

kompresibilitas

jaringanperiodontal sangat kecil sekali yaitu kurang-lebih 0,2 0,3 mm.


c. Resorpsi Lingir Alveolar
Pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan ujung bebas, tekanan kunyah
ke arah apikal akan lebih terkonsentrasi di bagian posterior (daerah ujung
bebas),

sehinggaakan

menimbulkan

tekanan

berlebih

(overload/overfunction), yang selanjutnya akanmengakibatkan resorpsi


lingir alveolar yang lebih hebat di tempat tersebut.
Untuk mengatasi ungkitan ke arah apikal dapat dilakukan :
- Memperluas landasan ujung bebas (daerah posterior)Makin luas
landasan/sadel maka penyaluran tekanan kunyah per satuanluas tertentu
akan makin kecil, sehingga mukosa akan lebih sedikit tertekan,dan
gerak

ungkit

yang

terjadi

juga

akan

makin

kecil.

Perluasanlandasan/sadel yang maksimal dapat diperoleh dengan cara


melakukanmuscle trimming.
- Implan di daerah ujung bebas yang akan mendukung sadel,
sehinggaperbedaan

kompresibilitas

jaringan

pendukung

yang

menyebabkan ungkitanakan lebih kecil.


- Pencetakan khusus yang mengurangi tekanan terhadap lingir pada
saatpengunyahan, misalnya : pencetakan berganda; pemakaian bahan
cetakmukostatik; dan teknik alter cast.
- Memperkecil luas permukaan oklusal gigi artifisial pada sadel ujung
bebasMakin kecil/sempit luas permukaan kunyah, makin sedikit bagian
bolusmakanan

yang

dikunyah,

sehingga

makin

kecil

tenaga/tekanan/gaya yangdiperlukan.
- Mengurangi jumlah gigi artifisial di distal. Dengan dikuranginya jumlah
gigi artifisial di distal, maka selain akanmengurangi luas permukaan
oklusal, juga akan memperpendek panjanglengan ungkit (jarak dari titik
9

beban ke titik fulkrum), sehingga apabila disainretainernya ungkitan


kelas I, ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
- Membuat titik retensi mesial/lebih jauh ke mesial dari titik fulkrum
palingdistal. Pada ungkitan kelas I maka dengan bertambah besarnya
jarak dari titikfulkrum ke titik retensi, sedangkan jarak lengan ungkit
dan besar beban tetap,maka ungkitan yang terjadi akan lebih kecil.
Untuk mengatasi masalahestetik dipilih jenis retainer antara lain: T
clasp; I clasp; bahan plastikkhusus; atau kombinasi dengan cara
sebagian retainer yang nampak dibuatdari bahan cangk. kawat. Selain
itu agar ujung tangan retentif dapatditempatkan serendah mungkin
mendekati margin gusi, tangan retentif harusdibuat sangat fleksibel.Titik
retensi yang lebih jauh ke mesial dari titik/garis fulkrum dan beradadi
sisi lain, juga dapat menambah mengurangi mengungkitnya gigi
tiruanberujung bebas.
- Menganjurkan
pasien

mengunyah

makanan

yang

lebih

lunak.Mengunyah makanan yang lebih lunak berarti tekanan kunyah


akanlebih kecil, sehingga ungkitan yang terjadi juga akan lebih kecil.
4. Ungkitan Terhadap Gigi Sandaran
Terjadi apabila disain retainer pada gigi sandaran tersebut
menimbulkanungkitan kelas I. Gigi sandaran seolah-olah diputar dan ditarik
ke arah posterior.Karena hal ini berlangsung kontinu, maka dapat terjadi
kerusakan jaringanperiodontal.
Untuk mencegah/mengurangi efek ungkitan oleh gigi tiruan ujung bebas
terhadap gigi sandaran dapat dilakukan :
Disain retainer ungkitan kelas II
Walaupun dengan disain kelas II akan dapat dihindarkan terjadinya
ungkitan oleh gigi tiruan terhadap gigi sandaran, disain ini akan
meyebabkan gigi tiruanlebih tidak stabil dibandingkan dengan ungkitan
kelas I pada saat terjadi tekanankunyah ke arah apikal. Ungkitan akibat
tekanan kunyah ke arah apikal sekarangsepenuhnya ditanggung oleh
lingir alveolar.

10

Penghubung Minor fleksibel


Gaya ungkit yang terjadi sebagian diredam oleh adanya hubungan
fleksibel (seperti per pada shock breaker). Penghubung minor yang
fleksibel antara lain:Stress Breaker; Precission Attachment yang

mempunyai per; tangan retainerdibuat dari bahan kawat klamer.


Retensi tambahan di gigi sandaran yang lain (makin ke anterior > makin

baik)
Pada ungkitan kelas I apabila dibuat retensi tambahan di gigi sandaran lainnya
yang lebih ke anterior.
5. Bagian Ujung Mengungkit pada Arah Horizontal.
Akibat tidak adanya gigi sandaran di ujung distal ujung bebas, bagian
inibebas bergeser/berrotasi baik ke arah medial maupun ke arah lateral. Poros
rotasiyang terjadi berjalan vertikal melalui titik fulkrum paling distal pada gigi
sandaran.Penyebab pergeseran ke lateral atau medial ialah karena bekerjanya
komponen gayalateral/medial pada fungsi pengunyahan.
Untuk mengurangi pergeseran ke arah tersebut dapat dilakukan usahausahasebagai berikut :
- Perluasan landasan yang maksimal (ant., post., sisi lain)
Perluasan landasan yang maksimal diperoleh dengan melakukan
-

muscletrimming.
Retainer indirek (makin ke anterior > baik)
Adanya retainer indirek yang menempati seat (lekuk dudukan) di

anteriorakan menahan sadel ujung bebas bergeser ke arah lateral/medial.


- Menghilangkan sangkutan oklusi (interference)
Gigi artifisial disusun sesuai dengan kaidah Hukum Artikulasi.
- Gigi artifisial non-anatomik.
6. Rotasi Bagian Sadel pada Poros Rotasi Sagital
Bagian sadel dapat berotasi dengan poros melalui puncak lingir
alveolar.Pada sadel ujung bebas satu sisi sehubungan tidak ada gigi
penyanggadi posteriorsadel, cenderung lebih mudah terjadi. Untuk mencegah
atau mengurangikemungkinan ini, dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut :
- Perluasan landasan ke sisi lain
Perluasan penghubung major/landasan ke sisi lain akan mencegah
-

terputarnya sadel ke arah medial pada poros rotasi sagital.


Retensi di sisi lain
11

Adanya

retensi

di

sisi

lain

akan

mencegah

penghubung

major/landasan di sisi ini terangkat, sehingga selanjutnya akan mencegah


-

sadel ujung bebasterputar ke arah lateral.


Sandaran oklusal yang lebih lebar
Lebar sandaran oklusal yang biasa kira-kira sepertiga lebar
permukaan oklusal gigi sandarannya. Untuk dapat lebih mencegah

terputarnya sadelujung bebas, lebar sandaran oklusal harus ditambah.


Tangan retentif di permukaan bukal dan mesial gigi sandaran (mod.

Akers)
- Perluasan landasan maksimal
7. Pergeseran Anteroposterior
Untuk mencegah bagian sadel ujung bebas tergeser ke arah posterior
dapat dilakukan hal-hal berikut :
Retainer merangkum gigi sandaran lebih dari 200
Dengan cara ini hampir seluruh gigi sandaran dirangkum oleh
tanganretainer, sehingga dapat mencegah pergeseran sadel baik ke arah
-

distalmaupun ke mesial.
Sandaran oklusal diletakkan di bagian mesial permukaan oklusal
gigisandaran.
Retainer indirek
Dengan menempatkan indirek retainer di gigi anterior, akan
mencegah pergeseran sadel ujung bebas ke posterior.
Ada sadel all tooth supported (sadel lain di mesial sadel ujung bebas)
BAB III
LAPORAN KASUS

A. IdentitasPasien
1. Nama
2. Tempat/TanggalLahir
3. Alamat
4. Pekerjaan

: Eny Kustini
: Demak, 10 Januari 1969
: Padi Tengah XIII Blok E no 539 Semarang
: Wiraswasta

B. PemeriksaanSubjektif
1. Keluhan utama

12

Pasien merasakan sakit pada gigi belakang atasnya dan gusi terasa
bengkak. Sakit terasa hingga mengganggu aktivitas. Gigi tersebut sisa akar
dan sering tertutup oleh gigi tiruan yang dibuat di tukang gigi.
2. Motivasi
Pasien mengharapkan dilakukan perawatan terhadap giginya agar pasien
bisa mengunyah dengan nyaman lagi
3. Riwayat Penyakit Gigi
Pasien memiliki banyak gigi posterior yang hanya tertinggal sisa akar.
4. Pengalaman Gigi Tiruan
Pasien memakai gigi tiruan lepasan RA dan cekat pada RB regio kiri.
Gigi tiruan tersebut dibuat di tukang gigi.
5. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Pernahrawatinap di rumah sakit : d.t.a.k
b. Penyakit diabetes mellitus
: d.t.a.k
c. Penyakitdarahtinggi
: d.t.a.k
d. Penyakitgastroinstentinal
: gastritis
e. Penyakitjantung
: d.t.a.k
f. Penyakitlimfe
: d.t,a,k
g. Penyakit liver
: d.t.a.k
h. Penyakitginjal
: d.t.a.k
i. Penyakitkulit
: d.t.a.k
j. Penyakitinfeksimenular
: d.t.a.k
k. Penyakitparu paru
; d.t.a.k
l. Riwayatperdarahan
: normal.
m. Allergi
: d.t.a.k
n. Epilepsy
: d.t.a.k
6. RiwayatPenyakitSitemikKeluarga
a. Penyakit Diabetes
: d.t.a.k
b. Penyakitinfeksi yang menular : d.t.a.k
c. Lain lain
:C. PemeriksaanObjektive
1. PemeriksaanFisik
KU :Baik
TD : 100/70 mmHG
Nadi : 72 x / menit

13

RR : 20 x/ menit
BB : 55 KG
TB : 156 cm
2. Ekstra Oral
a. Inspeksi

: d.t.a.k.

b. Palpasi

: d.t.a.k.

c. Wajah
Bentuk wajah simetris. Profil wajah cembung.
d. TMJ
Normal, pergerakan membuka dan menutup mulut sama antara kanan
dan kiri.

e. Bibir
Nomal
f. Otot ototwajah
Normal
g. Limponodi
Normal ,tidakadapembengkakan

14

3. Intra Oral

a. Tidak terdapat torus palatinus dan torus mandibularis


b. Palatum sedang
c. Gigi missing : 26
d. Sisa akar

:13,14,15,16,24,27,36,34,46.

e. Kasies gigi

: 17, 25, 37, 35, 47 karies profunda kelas I


23 karies media kelas III
45 karies media kelas II

15

f. Rahang Atas
- Lengkung rahang

: bentuk U

- Palatum: bentuk palatum U, tinggi palatum sedang


- Bentuk lingir alveolar : bentuk U
- Ketahanan jaringan : tidak terdapat mukosa yang meradang, sisa
lingir alveolar masih baik, dan tidak terdapat sisa lingir yang
tajam, vestibulum sedang.
g. Rahang Bawah
- Lengkung rahang : parabola
- Sisa lingir alveolar pada bagian posterior telah teresorbsi,
namun lingir alveolar masih tinggi, bentuk lingir U, tidak ada
dareah yang tajam.
- Ketahanan Jaringan : tidak terdapat mukosa yang
meradang,pada mukosa tidak flabby. Vestibulum sedang.

16

4. Analisis Foto Panoramic

Gigi geligi RA dan RB banyak terdapat sisa akar, dan pada gigi RB kanan
tampak adanya gigi tiruan.

17

BAB IV
PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN
Persiapan di Dalam Mulut / Mouth Preparation
Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan
sebagian, meliputi :

1. Perawatan periodontal / periodontal treatment, misalnya pemeriksaan gigi, gusi,


dan tulang pendukungnya serta perawatan scaling.

2. Perawatan konservasi / konservatif treatment, misalnya restorasi gigi yang karies.


Hal ini dilakukan untuk mengurangi hambatan, mencari bidang bimbing,
membuat sandaran oklusal dan bila perlu menciptakan daerahdaerah untuk
retensi mekanis.

3. Perawatan bedah / surgical treatmeat, misalnya pencabutan gigi yang tidak


mungkin dipertahankan dan alveolectomy untuk menghilangkan lingir yg
tajam post multiple ekstraksi
Kunjungan I
1. Membuat cetakan untuk studi model rahang atas dan rahang bawah.

18

Dilakukan pencetakan dengan menggunakan alginat yang selanjutnya


hasil cetakan dicor dengan menggunakan gips stone, dan setelah itu
dilanjutkan pembuatan boxing pada model.
2. Membuat desain GTSL akrilik
-

Menentukan kelas dari masing masing daerah yang tidak bergigi.


Berdasarkan gigi yang hilang, :
a. RA : 13,14,15,16,17,24,25,26,27
Klas I Kennedy modifikasi 1 A
b. RB : 34,35,36,37,46,47
Klas I Kennedy
Menentukan macam dukungan dari setiap sadel
a. RA : dukungan gigi dan mukosa (kombinasi)
Gigi yang kuat 12 dan 23
b. RB : dukungan gigi dan mukosa (kombinasi)
c. Gigi yang kuat 44
Menentukan penahan
a. RA : klamer pada gigi : 12 dan 13
b. RB : gingival approaching clasp pada gigi 33 dan 45
c. Perluasan lingual plate ke 1/3 anterior gigi 33 dan 45
Menentukan Konektor
a. RA : plat palatal akrilik
b. RB : kerangka logam lingual plate

Kunjungan II
1. Membuat work model
RA dan RB : dilakukan pencetakan gigi dengan menggunakan alginat,
kemudian dicor dengan menggunakan gips.
- Kemudian pembuatan sendok cetak individual untuk RB. Dengan
-

aplikasi shellac pada hasil cetakan.


Muscle Trimming pada sendok cetak individual
Pencetakan Double Impression untuk rahang

bawah

dengan

menggunakan sendok cetak individual.


- Hasil cetakan dicor dengan menggunakan gips.
2. Pembuatan bite rim
RA : Ditentukan batas tepi dengan memperhatikan mukosa bergerak dan
tidak bergerak. Kemudian batas batas tersebut dibuat base plate dari
wax. Kemudian pembuatan tinggi gigitan pada daerah sadel.

19

RB : pembuatan plat lingual kerangka logam, kemudian pembuatan tinggi


gigitan.

Kunjungan III
1. Try in Bite rim pada pasien
Pengecekan batasan batasan landasan, retensi dan stabilitas.
2. Penentuan tinggi gigitan dan oklusi sentrik
3. Fiksasi bite rim RA dan RB
4. Pemasangan model kerja dan bite rim yang telah di fiksasi hasil penentuan
tinggi gigitan dan oklusi sentrik ke artikulator.
5. Pengerjaan Laboratorium
- Pemasangan gigi gigi artifisial pada daerah gigi yang hilang.
- Penyusunan gigi posterior RB harus disusun sedemikian rupa sehingga
terbentuk lengkung Monson atau kurva lateral yaitu bidang yang
terbentuk dari garis singgung pada oklusal bite rim dimana permukaan
bukal gigi premolar ditempatkan pada bidang dengan sudut
penyimpangan 6 derajat dari bite rim ke arah palatal dimana terletak
permukaan bukal gigi molar. Pada kasus ini pemasangan gigi poserior
juga disesuaikan dengan gigi tetangga masih ada, dan menyesaikan
oklusi gigi RA.
Kunjungan IV
Try in seluruh gigi tiruan diatas malam dan kontur gingiva, lalu dilakukan
pengamatan :
-

Oklusi dan retensi


Stabilisasinya dengan melakukan working side dan balancing side
Estestis
Fungsi fonetiknya

Pengerjaan Laboratorium
-

Pembuatan klamer yang ditempatkan sesuai dengan desain GTSL yang

telah dibuat.
Konturing gingiva
Prosesing GTSL plat akrilik

20

Kunjungan V
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien, yang
perlu diperhatikan antara lain : retensi, stabilisasi, dan oklusi pasien.
-

Pemasangan dan pengeluaran GTSL oleh pasien


Bila terdapat hambatan saat pengeluran dan pemasangan GTSL, maka
dilakukan pengasahan gigi tiruan pada bagian yang menjadi hambatan.
Retensi
Dicek apakah lepas atau tidak saat GTSL dipasang dalam rongga mulut.
Stabilisasi
Diperhatikan saat dalam keadaan berfungsi mastikasi, apakah GTSL
menunjukkan pergerakan atau tidak.
Oklusi
Dengan memakai kertas artikulasi pasien di instruksikan untuk
mengunyah . bila normal maka warna yang tersebar secara merata pada
permukaan gigi. Bila tidak maka dilakukan selective grinding.
Pengurangan menggunakan hukum BULL dan MUDL (pengurangan

permukaan bukal dan mesial pada RA, dan lingual distal pada RB)
Instruksi pasien mengenai cara membersihkan dan merawat GTSL
Pro kontrol 1 minggu
Kontak oklusi kiri dan kanan
Insersi GTSL

Kontak oklusi kiri dan kanan

GTSL RA dan RB

21

Insersi GTSL

Kunjungan VI
-

Dilakukan anamnesis
Pemeriksaan pada jaringan lunak dan pengecekan kembali oklusi, retensi
dan stabilisasi.

BAB V
DISKUSI
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan
giginya adalah tindakan rehabilitative yang

dapat mengembalikan fungsi

mastikasi, fungsi bicara dan fungsi estetis sehingga dapat mempertahankan


kesehatan jaringan mulut dan mencegah akibat buruk dari hilangnya gigi asli jika
tidak dibuatkan gigi tiruan. Untuk mendapatkan gigi tiruan sebagian lepasan yang
baik diperlukan perencanaan yang baik dan benar. Keberhasilan gigi tiruan
sebagian lepasan ditentukan oleh kerjasama yang baik antara operator dan pasien.
Pada pasiem dengan gigi geligi goyang dimana membutuhkan dukungan
dari gigi geligi dan jaringan lunak, dilakukan perawatan kombinasi berupa splint
22

prostho perio yaitu pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan kerangka
logam. Masing masing kerangka logam memiliki indikasi dan kontraindikasi
untuk beberapa kasus tertentu.
Pada kasus pasien ini perawatan untuk rahang atas menggunakan gigi
tiruan sebagian lepasan dengan basis akrilik, karena tidak ada gigi geligi yang
goyang dan jaringan pendukung di sekitarnya masih baik. Perawatan ranhang
bawah menggunakan gigi tiruan kerangka logam dikarenakan gigi abutment dan
beberapa gigi yang tersisa mengalami luksasi, kerangka yang dipilih yaitu lingual
plate dengan ekstensi ke arah distobucal mahkota gigi abutment.

Laporan pada kasus di atas telah didiskusikan dan disetujui oleh dosen
pembimbing.

Semarang, 23 Mei 2014


Mengetahui ,

(drg. Teguh Tri Widodo, Sp. Prosth., M.Kes )

23

You might also like