You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Struktur internal sistem reproduksi wanita berada di bagian bawah perut.


Disana terdapat beragam alat reproduksi yang bekerja sesuai dengan
kepentingannya masing-masing. Organ kelamin wanita dibagi menjadi kelamin
eksternal dan internal. Kelamin eksternal terdiri dari monspubis, labia mayora,
labia minora, kelenjar vestibularis dan klitoris, sedangkan kelamin internal
meliputi ovarium, tuba fallopi (saluran telur), uterus (rahim), cervical (serviks)
dan vagina.
Leher rahim adalah bagian dari alat reproduksi yang sering ditumbuhi kanker.
Salah satu kanker tersebut adalah kanker serviks (kanker leher rahim). Kanker
serviks atau dikenal dengan kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang
paling sering menyerang wanita dan menjadi ancaman berbahaya bagi para wanita
di seluruh dunia. Angka kejadian dan tingkat kematian perempuan akibat kanker
serviks cukup tinggi dan diperkirakan akan terus meningkat. Kanker serviks
adalah kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini terjadi pada
wanita usia reproduktif antara 20-30 tahun. Kanker ini disebabkan oleh infeksi
HPV (Human Papillomavirus) yang diketahui juga sebagai virus yang
menginfeksi kulit dan membrane mukosa manusia.
Banyak penelitian mengenai kanker serviks ataupun HPV sebagai penyebab
utama terjadinya kanker serviks yang dilakukan oleh para ahli untuk mencegah
dan mengobati kanker serviks. Pencegahan baik itu dengan vaksinasi dan deteksi
dini dilakukan agar kasus kematian kepada wanita akibat kanker serviks dapat
berkurang.

1.2.

RUMUSAN MASALAH

Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks ?

Apa gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker serviks ?

Apakah factor-faktor yang menyebabkan kanker serviks ?

Bagaimana solusi pencegahan bagi penderita kanker serviks ?

1.3.

TUJUAN

Mengetahui gambaran penderita kanker serviks berdasarkan faktor-faktor


risiko yang mendukung terjadinya kanker serviks dan upaya pencegahan yang
telah diambil oleh penderita kanker serviks.

1.4.

MANFAAT

2. Untuk menambah informasi tentang serviks bagi pembaca.


3. Menambah wawasan penulis.
4. Dapat mengetahui pencegahan/penanggulangan bagi penderita kanker
serviks.

1.5.

METODE

Metode yang saya pakai dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
menggunakan metode studi pustaka.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi kanker Serviks


Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak ke dua di seluruh
dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa
Negara menjadi penyebab kanker terbanyak pada wanita dengan kontribusi
20-30%. Di Negara berkembang keganasan pada serviks merupakan penyebab
kematian nomor dua. Setiap tahun di seluruh dunia terdapat 600.000 kanker
serviks invasif baru dan 300.000 kematian (Sarwono, 2006).
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma
Virus). Berdasarkan data epidemiologik dapat dikatakan kanker serviks
merupakan penyakit menular seksual. Ada beberapa faktor resiko yang
diperkirakan berhubungan dengan kanker serviks, di antaranya ialah bergantiganti pasangan, aktivitas seksual usia sangat muda yang kesemuanya
merupakan perilaku seksual yang mempermudah infeksi patogen (Sarwono,
2006).
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher
rahim, yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk kearah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dengan vagina (Wijaya,
2010).
Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dengan vagina. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur,
tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga
menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun (Anonim, 2007).

2.2. Faktor Penyebab Penyakit Kanker Serviks


Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (Human
Papilloma Virus). Lebih dari 90% kanker serviks jenis skuamosa mengandung
DNA virus HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan HPV tipe 16
(Sarwono, 2006).

2.3. Gejala Kanker serviks


Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya
sel-sel abnormal. Sering kali pula kanker serviks tidak menimbulkan gejala.
Namun bila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks barulah
muncul gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut :
a. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual
(contact bleeding).
b. Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar
silkus menstruasi, perdarahan di antara periode menstruasi yang
regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya, dan perdarahan setelah menopause.
c. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
d. Penurunan berat badan secara drastis
e. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri panggul, hambatan dalam berkemih, serta
pembesaran ginjal (Wijaya, 2010).

2.4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi terjadinya Kanker


Serviks
Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi adanya kanker serviks adalah
sebagai pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Menurut Baird (1991) beberapa
factor predisposisi kanker serviks ada tiga faktor yaitu faktor resiko, faktor
individu dan faktor pasangan laki-laki.

1. Faktor resiko diantaranya:


a. Makanan
b. Gangguan system kekebalan
c. Pemakaian kontrasepsi
d. Ras
e. Polusi udara
f. Pemakaian DES
g. Golongan ekonomi lemah
h. Terlalu sering membersihkan vagina
2. Faktor individu
a. HPV (Human Papillomavirus)
b. Factor etologic
c. Herpes simpleks virus (HVS) Tipe 2
d. Perubahan fisiologik epitel serviks
e. Perubahan neoplastik epitel serviks
f. Merokok
g. Penggunaan celana ketat
h. Umur
i. Paritas
j. Usia wanita saat menikah
3. Faktor pasangan
a. Hubungan seks pada usia muda
b. Pasangan seksuallebih dari satu (Multipartner Sex)

2.5. Stadium Klinis Kanker Serviks


Berdasarkan tingkat keganasannya, perkembangan kanker serviks terbagi
dalam beberapa stadium. Dimulai dari stadium nol yang bersifat noninvasive
hingga stadium IV yang sudah menyebar ke organ-organ tubuh yang lain
(Wijaya, 2010).

Tabel Stadium Klinis kanker Serviks menurut FIGO 2000

No

Stadium

Keterangan

Stadium 0

Karsinoma in situ, karsinoma intraepithelial

Stadium I

Stadium Ia

Stadium Ia1

Stadium Ia2

Stadium Ib

Stadium Ib1

Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran


ke korpus uteri diabaikan)
Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali
secara mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara
langsung walau dengan invasi yang sangat
superfisial dikelompokkan sebagai stadium Ib.
Kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 5 mm
dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari
3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm
Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3
mm tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih
dari 7 mm
Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis
lebih dari
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm

Stadium Ib2

Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm

Stadium II

10

Stadium IIa

11

Stadium IIb

12

Stadium III

13

Stadium IIIa

14

Stadium IIIb

15

Stadium IV

Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3


bawah atau infiltrasi ke parametrium belum
mencapai dinding panggul.
Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan
parametrium
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai
dinding panggul
Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya
perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal
dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan
ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi
parametrium belum mencapai dinding panggul
Perluasan sampai dinding panggul atau adanya
hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal
Perluasan ke luar organ reproduksi

16

Stadium IVa

17

Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa


rektum
Stadium IVb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga
panggul

2.6. Pencegahan Kanker Serviks


Banyak sekali yang dapat dilakukan untuk pencegahan sebelum datangnya
kanker leher rahim Hal ini untuk menghindari faktor resiko yang dapat
dikontrol. Diantaranya sebagai berikut :
1. Menunda waktu untuk menjadi wanita yang memiliki aktivitas
seksual yang tinggi
2. Janganlah berganti-ganti pasangan
3. Melakukan vaksinasi HPV
4. Melakukan pemeriksaan rutin
5. Hindari rokok
6. Jangan mencuci vagina terlalu sering
7. Jangan menaburi bedak di sekitar vagina
8. Hindari lemak yang tinggi
9. Hindari hubungan seks terlalu dini
10. Janganlah terlambat untuk menikah.
11. Makanlah makanan yang mengandung vitamin C,

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Gejala Penyakit Kanker Serviks


Gejala awal kondisi pra-kanker umumnya ditandai dengan ditemukannya
sel-sel abnormal. Sering kali pula kanker serviks tidak menimbulkan gejala.
Namun bila sel-sel abnormal ini berkembang menjadi kanker serviks barulah
muncul gejala-gejala kanker serviks sebagai berikut :
a. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual
(contact bleeding).
b. Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar
silkus menstruasi, perdarahan di antara periode menstruasi yang
regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
biasanya, dan perdarahan setelah menopause.
c. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
d. Penurunan berat badan secara drastis
e. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri panggul, hambatan dalam berkemih, serta
pembesaran ginjal
f. Jika kanker berkembang lebih lanjut maka dapat timbul gejala-gejala
seperti berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan,
kelelahan, nyeri punggung dan tungkai, keluar air kemih dan tinja
dari vagina, patah tulang.

Dibawah ini adalah daftar gejala dari 348 penderita yang belum
menyebar
Gejala / keluhan

II

Jumlah

Jumlah

69

76

201

78

Pendarahan pasca menopause

22

Pendarahan waktu bersenggama

13

14

12

13

Tidak ada keluhan


Pendarahan vagina
(menometrorragi)

Keluhan sakit bersamar pada


bagian bawah perut
Kombinasi
Total

90

258

Sumber: Cermin Dunia Kedokteran


Keterangan :
I = dari survey penduduk (90 penderita)
II = dari data dokter keluarga (258 penderita)

3.2.1. Penetapan Stadium Pada Kanker Serviks


Untuk menetapkan kanker serviks ke stadium berapa maka dibutuhkan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klinik
Untuk menetapkan stadium berdasarkan gambaran klinik,
mungkin susah jika belum tampak. Sebab sering timbul gejala
sebagai pendarahan sesudah bersenggama. Kemudian bertambah
menjadi metrohagia dan selanjutnya menjadi menorhargia. Gejalagejala lainnya timbul bergantung dari luasnya proses seperti nyeri,
edema dan gejala-gejala yang sesuai dengan organ yang terluka.

2. Histologik
Pemeriksaan berdasarkan histogik adalah pembagian menurut
WHO. Diagnosis harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
histologik.

Deskripsi

histogik

mencakup

jenis

histologik,

differensiasi, reaksi limfosit,nekrosis, invasi ke saluran limfe dan


vaskuler, invasi parametrium, batas sayatan vagina, metastasis kgb
termasuk ukuran, jumlah kgb yang terinfiltrasi. Pemeriksaan ini
digunakan bila sudah ada gejala-gejala yang pasti.

3. Radiologic
Pemeriksaan radiologic adalah dapat dengan foto thoraks,
BNO-IVP (optical CT Scan abdomen-pelvis dengan kontras,USG
dan MRI, bone scanning/bone survey).

4. Endoskopi
Pemeriksaan sistoskopi dan rektoskopi hanya dilakukan pada
stadium lanjut (> stadium II).

5. Laboratorium
Pemeriksaan darah tepid an kimia darah lengkap (optional :
tumor marker SCC untuk karsinoma skuamosa dan CEA untuk
adenokarsinoma). Untuk dapat diberikan radiasi sekurangkurangnya : Hb 10 gr%, leukosit 3000, trombosit 80000.

6. FIGO
System yang umumnya digunakan untuk pembagian stadium
kanker

serviks

adalah

system

yang

diperkenalkan

oleh

Internasional Federation of Gynetologi and Obstetrics (FIGO).


Pada system ini angka romawi 0 sampai IV menggambarkan
stadium kanker. Semakin besar angkanya, maka kanker semakin
serius dan dalam tahap lanjut.

10

Tabel Stadium Klinis kanker Serviks menurut FIGO 2000

No

Stadium

Keterangan

Stadium 0

Karsinoma in situ, karsinoma intraepithelial

Stadium I

Stadium Ia

Stadium Ia1

Stadium Ia2

Stadium Ib

Stadium Ib1

Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke


korpus uteri diabaikan)
Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
mikroskopik, lesi yang dapat dilihat secara
langsung walau dengan invasi yang sangat
superfisial dikelompokkan sebagai stadium Ib.
Kedalaman invasi stroma tidak lebih dari 5 mm dan
lebarnya tidak lebih dari 7 mm
Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari
3 mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm
Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm
tapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7
mm
Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis
lebih dari
Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm

Stadium Ib2

Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm

Stadium II

10

Stadium IIa

11

Stadium IIb

12

Stadium III

13

Stadium IIIa

14

Stadium IIIb

15

Stadium IV

Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3


bawah atau infiltrasi ke parametrium belum
mencapai dinding panggul.
Telah melibatkan vagina tapi belum melibatkan
parametrium
Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai
dinding panggul
Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya
perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal
dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan
ginjal dapat dibuktikan oleh sebab lain.
Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi
parametrium belum mencapai dinding panggul
Perluasan sampai dinding panggul atau adanya
hidronefrosis atau gangguan fungsi ginjal
Perluasan ke luar organ reproduksi

16

Stadium IVa

17

Stadium IVb

Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa


rektum
Metastase jauh atau telah keluar dari rongga
panggul

11

3.3. Faktor-Faktor Penyebab Kanker Serviks


Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi adanya kanker serviks adalah
sebagai pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Menurut Baird (1991) beberapa
factor predisposisi kanker serviks ada tiga factor yaitu faktor resiko, faktor
individu dan faktor pasangan laki-laki.
1. Faktor Resiko
Faktor resiko diantaranya sebagai berikut :
a. Makanan
Ada beberapa peneliti yang meyimpulkan bahwa defisiensi
asam folat dapat meningkatkan resiko terjadinya dysplasia ringan
dan sedang. Makanan yang mungkin juga meningkatkan resiko
terjadinya kanker serviks pada wanita adalah makanan yang rendah
beta karoten, retinol (vitamin A), Vitamin C, Vitamin E.
Sedangkan makanan yang berkhasiat dapat mencegah kanker
adalah bahan-bahan antioksidan seperti brokoli, kol, wortel,
jeruk,anggur, bawang, bayam, tomat. Vitamin E, vitamin C dan
beta karoten juga mempunyai khasiat antioksidan yang kuat.
Antioksidan merupakan bahan yang dapat melindungi DNA/RNA
terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat
oksidasi karsinogen bahan kimia. Sumber dari vitamin E adalah
banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian
dan kacang-kacangan). Sedangkan vitamin C banyak terdapat
dalam sayur-sayuran dan buah-buahan.

b. Gangguan Sistem Kekebalan


Wanita yang terkena gangguan kekebalan tubuh atau kondisi
imunosupresi

(penurunan

kekebalan

peningkatan

terjadinya

kanker

imunokompromise

(penurunan

tubuh)

serviks.
kekebalan

dapat

terjadi

Pada

wanita

tubuh)

seperti

transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat)

12

pertumbuhan sel kenker dari noninvasive menjadi invasive (tidak


ganas menjadi ganas).

c. Pemakaian Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun
atau lebih) meningkatkan resiko kanker serviks sebanyak 2 kali. Ini
disebabkan tugas pil KB adalah mencegah kehamilan dengan caran
menghentikan ovulasi dan menjaga kekentalan lender servikal
sehingga tidak dilalui sperma.

d. Ras
Ras juga dapat menyebabkan resiko kanker serviks. Ini
disebabkan pada ras Afrika-amerika kejadian kanker serviks
meningkat sebanyak 2 kali dari amerika hispanik. Sedangkan untuk
ras Asia-Amerika memiliki angka kejadian yang sama dengan
warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi.

e. Polusi Udara
Polusi udara ternyata dapat juga memicu penyakit kanker
serviks. Sumber dari polusi udara ini disebabkan oleh dioksin. Zat
dioksin ini tentu merugikan tubuh. Sumber dioksin berasal dari
beberapa faktor antara lain:
-

Pembakaran limbah padat dan cair

Pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor

Asap hasil industri kimia

Kebakaran hutan dan asap rokok.

f. Pemakaian DES
Pemakaian DES (diestilstilbestrol) adalah untuk wanita hamil.
Yang bertujuan untuk mencegah keguguran (banyak digunakan

13

pada tahun 1940-1970), namun hal ini sebenarnya dapat memicu


kanker serviks.

g. Golongan Ekonomi Lemah


Hal ini disebabkan karena golongan ekonomi lemah tidak
mampu melakukan Pap smear secara rutin. Pengetahuan mereka
mengenai resiko kanker serviks juga sangat minim, sehingga
mereka banyak yang terjangkit penyakit kanker serviks ini.

h. Terlalu Sering Membersihkan Vagina


Dengan terlalu sering menggunakan antiseptik untuk mencuci
vagina dapat memicu kanker serviks, karena dengan mencucinya
terlalu sering maka dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini
akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah
menjadi kanker.

2. Faktor Individu
a. HPV (Human Papillomavirus)
Penelitian baru-baru ini memperlihatkan bahwa infeksi HPV dapat
menyebabkan kanker serviks. Hal ini terdeteksi menggunakan
penelitian molecular. Pada 99,7% wanita dengan karsinoma sel
skuamoa karena infeksi HPV merupakan penyebabkan mutasi
neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas).

b. Faktor Etologik
Penelitian saat ini memang memfokuskan virus sebagai penyebab
penting kanker serviks. Sebab infeksi protozoa, jamur dan bakteri tidak
potensial onkogenik. Tidak semua virus memang dapat menyebabkan
kanker. Namun paling tidak dikenal kurang lebih dari 150 juta jenis
virus diduga memegang peranan penting dalam kejadian kanker pada
binatang. Sepertiga diantaranya adalah golongan virus DNA. Pada

14

proses karsinogenesis asam nukleat virus tersebut dapat bersatu ke


dalam gen dan DNA sel tuan rumah sehingga menyebabkan terjadinya
mutasi sel.

c. Herpes Simpleks Virus (HVS) Tipe 2


Virus ini hanya diduga sebagai factor pemicu terjadinya kanker,
atau dianggap sama dengan karsinogen kimia atau fisik.

d. Perubahan Fisiologik Epitel Serviks


Wanita dapat terjadi perubahan fisiologis pada jaringan epitel
serviks. Jaringan epitel kolumnar akan digantikan epitel skuomosa
yang disebut dengan metaplasia. Perubahan ini terjadi karena pH yang
rendah biasanya sering dijumpai pada masa pubertas. Perubahan pH
yang rendah kemungkinan bisa disebabkan karena aktivitas bahan
pemicu kanker serviks. Hal ini berbahaya karena dapat mengubah sel
yang normal menjadi sel yang tidak normal.

e. Perubahan Neoplastik Epitel Serviks


Proses terjadinya kanker serviks begitu erat dengan proses
metaplasia. Akibat pH rendah maka bahan-bahan pemicu kanker dapat
bermutasi dan dapat mengubah sel aktif metaplasia. Ini menimbulkan
sel-sel berpotensi ganas.

f. Merokok
Tembakau adalah bahan pemicu kaersinogenik yang paling baik.
Asap

rokok

menghasilkan

polycyclic

aromatic

hydrocarbon

heterocyclic nitrosamines. Efek langsung bahan-bahan tersebut pada


serviks adalah menurunkan status imun local sehingga dapat menjadi
kokarsinogen infeksi virus. Merokok dapat meningkatkan tingkat
reproduksi

virus

HPV

pada

laki-laki.

Merokok

juga

dapat

15

mempercepat pengembangan sel

yang disebut sel Squamous

Intraepithelial Lesions (SIL) yaitu sel yang dapat menyebabkan kanker


serviks.

g. Penggunaan Celana Ketat


Kondisi lingkungan vulva dan vagina dapat diakibatkan karena
pemakaian celana yang ketat, terutama jika bahan celana itu terbuat
dari kain yang dapat menghambat pernafasan daerah vulva dan vegina
misalnya nilon.
Secara normal dalam vagina terdapat banyak mikroorganisme yang
sebagian besar tidak membahayakan tubuh. Namun jika ada bakteri
dari luar yang menyerang maka bakteri tersebut dapat berkembang.
Dalam penggunaan lengging dapat mempercepat berkembangnya
bakteri sebab lembab.

h. Umur
Menopause memang akan dialami semua wanita. Pada masa itu
sering terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Pada usia
35-55 tahun memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker
serviks. Ini disebabkan karena semua bagian tubuh mengalami
kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih banyak kemungkinan
jatuh sakit atau mudah mengalami infeksi.

i. Paritas
Paritas merupakan keadaan dimana seorang wanita pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas yang berbahaya
adalah dengan memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulkan
perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang
dilahirkan melalui jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya

16

perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim dan dapat
menyebabkan terjadinya keganasan.

j. Usia Wanita Saat Menikah


Seharusnya pasangan yang menikah adalah pasangan yang benarbenar siap dan matang. Bukan hanya siap dalam kematangan seksual
namun juga siap lahir dan batin. Sebab jika tidak siap maka sel-sel
mukosa yang belum matang akan mengalami perubahan. Ini dapat
merusak sel-sel dalam mulut rahim. Hal ini karena pada usia muda,
sel-sel rahim masih belum matang. Sel-sel tersebut tidak rentan
terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahannya. Jika belum matang, bias saja ketika ada rangsangan sel
yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati. Dengan begitu
maka kelebihan sel ini berubah sifat menjadi sel kanker.

3. Faktor Pasangan
a. Hubungan Seks Pada Usia Muda
Faktor resiko ini merupakan factor utama. Sebab semakin muda
seorang perempuan melakukan seks, maka semakin besar resikonya
untuk terkena kanker serviks. Ini disebabkan karena belum matangnya
sistem reproduksi wanita, karena dapat menimbulkan sel-sel kanker.

b. Pasangan Seksual Lebih Dari Satu (Multipatner Sex)


Banyak
Diantaranya

faktor
adalah

penyebab

berkembangnya

perilaku

bergonta-ganti

kanker

serviks.

pasangan

akan

meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan


seperti infeksi HPV telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya
kanker serviks. Resiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat
pada wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang atau lebih. Di
samping itu, virus herpes tipe-2 dapat menjadi factor pendamping.

17

3.4. Solusi Pencegahan Penyakit Kanker Serviks


1. Menunda waktu untuk menjadi wanita yang memiliki aktivitas seksual
yang tinggi
Factor resiko ini merupakan factor utama. Sebab semakin muda
seorang perempuan melakukan seks, maka semakin besar resikonya
untuk terkena kanker serviks. Ini disebabkan karena belum matangnya
system reproduksi wanita, karena dapat menimbulkan sel-sel kanker.

2. Janganlah Berganti-ganti Pasangan


Berganti-ganti pasangan juga dapat menyebabkan kanker serviks
berkembang dengan cepat. Pasalnya jika kita berganti-ganti pasangan
kita dapat tertular virus HPV. Menurut statistic, semakin banyak
seorang wanita memiliki partner seks maka semakin besar pula
kemungkinan tertular virus ini.

3. Melakukan Vaksinasi HPV


Vaksin HPV dapat dilakukan sebelum remaja. Bisa dilakukan saat
umur 9 tahun. Hal ini dilakukan agar dapat terhindar dari kanker
serviks ini.

4. Melakukan Pemeriksaan Rutin


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini apakah
terdapat kanker serviks pada seorang wanita. Pemeriksaaan ini
biasanya dilakukan dengan metode pap smear.

5. Hindari Rokok
Efek langsung bahan-bahan tersebut

pada

serviks adalah

menurunkan status imun local sehingga dapat menjadi kokarsinogen

18

infeksi virus. Merokok dapat meningkatkan tingkat reproduksi virus


HPV pada laki-laki.

6. Jangan Mencuci Vagina Terlalu Sering


Terlalu sering mencuci vagina ternyata dapat menimbulkan gejala
kanker serviks. Mencucinya walau dengan antiseptic atau deodorant
mampu menimbulkan iritasi di serviks. Jika pencucian itu terlalu
sering maka dapat menimbulkan iritasi berlebhan. Dengan begitu maka
akan merangsang terjadinya perubahan sel. Pada akhirnya dapat
menyebabkan berubah menjadi kanker.

7. Jangan Menaburi Bedak Di Sekitar Vagina


Pemakaian bedak pada vagina dapat memicu kanker. Pada usia
subur sering terjadi ovulasi dan pada saat ovulasi terjadi perlukaan di
ovarium. Partikel bedak yang masuk akan menempel pada luka
tersebut dan merangsang bagian luka untuk berubah sifat menjadi
kanker.

8. Hindari Lemak Yang Tinggi


Salah satu pemicu timbulnya kanker adalah berkaitan erat dengan
pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak
akan jauh lebih berisiko terkena kanker. Untuk mencegah timbulnya
kanker, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi
dan mulai mengkonsumsi makanan yang sehat dan segar.

9. Hindari Hubungan Seks Terlalu Dini


Hubungan seks terlalu dini ternyata dapat menyebabkan seorang
wanita benar-benar dapat berisiko terkena kanker. Ukuran kematangan
bukan hanya dilihat dari kapan ia sudah menstruasi atau belum.
Namun kematangan seseorang diidikasi dengan kematangan sel-sel
mukosa yang terdapat di selaput kulit bagan rongga tubuh.

19

10. Janganlah Terlambat Untuk Menikah


Wanita yang tidak menikah juga berisiko terkena kanker. Begitu
juga dengan wanita yang terlambat menikah. Risiko yang sama pun
akan dihadapi wanita menikah namun tidak mau punya anak.

11. Makanlah Makanan Yang Mengandung Vitamin C, Beta Karoten dan


Asam Folat
Vitamin C, beta karoten dan asam folat dapat memperbaiki
atau memperkuat mukosa serviks sehingga dapat mencegah
terjadinya kanker serviks. Namun terdapat beberapa makanan,
sayur-sayuran dan buah-buahhan yang tidak boleh dikonsumsi oleh
penderita kanker serviks diantaranya:
1. Sayur-sayuran
Walaupun sayuran menyehatkan tubuh kita namun ada
sayuran yang tidak dianjurkan untuk penderita kanker,
diantaranya sebagai berikut:
a. Tauge
Touge

mengandung

zat

yang

mendorong

pertumbuhan sel kanker.

b. Sawi putih
Sawi putih mempunyai efek menurangi kinerja obat.

c. Kankung
Kangkung mempunyai efek dapat mengurangi
efektivitas kerja obat.

d. Cabai
Cabai ternyata dapat merangsang aktifitas bawah
sadar sehingga menurunkan jumlah oksigen dalam

20

tubuh. Jadi untuk orang penderita kanker disarankan


untuk tidak mengkonsumsi cabai.

2. Buah-buahan
a. Kelengkeng dan nangka
Kelengkeng dan nangka ternyata mengandung zat
tubuh bagi sel kanker, oleh sebab itu berhati-hatilah
untuk mengkonsumsi buah-buahan ini.

b. Durian, duku, nanas,dan anggur


Karena buah ini dapat menghasilkan alcohol
sehingga merangsang berkembangnya sel kanker.

3. Minuman
a. Minuman ringan
Minuman ringan ternyata dapat memicu kanker.
Begitu juga dengan soft drink juga mempunyai sifat
karsinogen yang merupakan bahan pemicu kanker.

b. Es atau minuman dingin


Es atau minuman dingin ternyata dapat mengganggu
kelancaran peredaran darah. Untuk itu perlu dihindari
minuman dingin atau es bagi penderita kanker.

c. Alkohol
Alkohol dapat merangsang aktivitas bawah sadar
sehingga jumlah oksigen dalam tubuh menurun.
Dengan begitu maka kondisi anda juga akan menurun.

21

4. Daging dan ikan asin


a. Daging (sapi, kerbau, kambing, babi)
Daging tersebut dapat memfasilitasi pertumbuhan
sel yang tidak normal.

b. Ikan asin
Dampak mengkonsumsi ikan asin bagi penderita
kanker yaitu akan timbul reaksi berdenyut-denyut dan
timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terkena kanker.
Selanjutnya

karena

ada

gangguan

permeabilitas

(penyerapan air) jaringan tubuh, permukaan luka akan


tampak basah, benyek, dan kadang-kadang terjadi
pendarahan.

5. Makanan yang diawetkan


-

Makanan awetan, mengandung senyawa kimia yang


dapat berubah menjadi karsinogen aktif.

Makanan yang dibakar dan digoreng, bagian yang


gosong atau hangus mengandung zat karsinogen.

6. Sea food
Udang,

kerang,

kepiting,

cumi

mengandung

kandungan lemak tinggi. Penderita kanker atau tumor harus


mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi karena
bisa merangsang berkembangnya sel kanker.

7. Daging unggas
Biasanya untuk memacu pertumbuhan ternak atau
unggas digunakan obat-obatan kimia termasuk hormone yang
disuntikkan ke dalam tubuh hewan sehingga bobot ternak
atau unggas cepat meningkat. Suntikan hormone yang

22

diberikan pada ternak mirip hormone anabolic pada manusia.


Hormone ini memicu kanker prostat dan kanker kelenjar.

23

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari hasil study pustaka yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penyebab kanker serviks adalah infeksi dari virus HPV (Human
Papillomavirus) yang terjadi akibat berhubungan seksual dengan bergantaganti pasangan dan melakukan aktivitas seksual dengan usia muda, factor
lain yang menjadi pemicu kanker ini adalah cara perawatan organ
reproduksi yang kurang baik.
2. Metode pap smear adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
secara dini kanker serviks ini terdapat pada organ reproduksi wanita.
3. Pemberian vaksin HPV adalah cara untuk mengurangi resiko terkena
kanker serviks.

4.2. Saran
Dari hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini
adalah beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi menjadi masukan dan
motivasi bagi para pengidap penyakit kanker serviks, yaitu:
1. Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HPV
(Human Papillomavirus) yang timbul akibat hubungan seksual. Untuk itu
jauhi berhubungan seksual dan faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan
kanker serviks ini.

24

2. Kenali gejala dari kanker serviks untuk mengetahu lebih dini apakah
terjangkit penyakit ini atau tidak.
3. Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mendeteksi apakah terdapat
penyakit kanker serviks yang ada pada organ reproduksi wanita.
4. Hindari faktor-faktor yang memicu penyakit kanker serviks.

25

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta: Arcan
Sukaca,Bertiani.P. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks. Yogyakarta:
Genius Printika
Susanto. 2007. Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta: Palmali

26

You might also like